F-22 vs @deene: Mohon petunjuk soal surga islam

frontline defender wrote:

F-22 wrote:Kalo soal "kebutuhan biologis" (ehm) buat muslimah di surga gimana ???

tentu sudah termasuk dalam cakupan pelayanan PELAYAN!

F-22 wrote:http://www.laskarislam.com/t10116-seks-di-surga#194349

frontline defender wrote:

F-22 wrote:Kalo soal "kebutuhan biologis" (ehm) buat muslimah di surga gimana ???

tentu sudah termasuk dalam cakupan pelayanan PELAYAN!

Menurut si @fd, di surga muslimah mendapat jatah "begituan" dg pelayan/kacung.

Terus terang saja aku ini capek ngomong dg badut2 ini. Badut2 ini kalo ngomong bener2 asal ngoceh, asal mangap alias asbun. Mosok mereka ngoceh kalo muslimah "begituan" dg pelayan/kacung di surga ???

Kalo MUSLIM khan jelas dlm quran & hadits kalo mereka itu "dikawinkan" dg bidadari & bidadari adalah "istri" muslim di surga.

Lha kalo buat MUSLIMAH mana ayatnya dlm quran/hadits yg mengatakan di surga mereka "dikawinkan" dg pelayan/kacung & mereka ini menjadi "suami" para muslimah ???

Kalo tanpa IKATAN PERKAWINAN terus "begituan" bukankah itu namanya ZINAH ??? Amit2 jabang bayi ........ mosok surga itu tempat zinah antara muslimah dg pelayan/kacung ???

Jadi kebayang ndak betapa ngawurnya ocehan badut2 ini, ngoceh kalo surga adalah TEMPAT ZINAH ???

Maka dari itu ....... ustadzah @deenee mewakili sosok perempuan/wanita, yaitu sosok yg "sangat dimuliakan" oleh islam & allah swt (katanya) ........ mungkin bisa memberikan petunjuk/klarifikasi soal surga islam ini.

Mungkin bisa dimulai dari: benarkah di surga muslimah mendapat jatah "begituan" dg pelayan/kacung yg bukan muhrimnya ???

dee-nee wrote:gimana kalau yang merah dibawa dulu rujukannya ... biar afdol gitu ngobrolnya

F-22 wrote:

dee-nee wrote:gimana kalau yang merah dibawa dulu rujukannya ... biar afdol gitu ngobrolnya

QS 52:20
Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.

abu hanan wrote:

hamba tuhan wrote:

مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ )

"Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli." (QS. At-Thur: 20)

sayah gak melihat KAWINKAN melainkan وَزَوَّجْنَا yang sering sayah bacah sbg PASANGKAN...kemudian TIADA angka baik 72 maupun 100.

dan pula sayah gak melihat BIDADARI/A melainkan "yg mempunyai mata yg jeli" jelita bisa dimasukkan ke dalam pengertian tersebut TETAPI dalam batasan KEINDAHAN.indah dalam arti seni memandang/menikmati.

terjemahan bebas versinyah sayah;
"Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami pasangkan mereka dengan yg indah2/sedap dinikmati"
yg indah2/sedap dinikmati = baik berarti dalam visual maupun sound sistem

Melalui terjemahan Al-Qur’an berbahasa Indonesia kita menemukan sekurang-kurangnya 8 kelompok ayat yang memuat kata tentang bidadari di surga. Dari 8 kelompok ayat tersebut hanya 3 ayat yang menyebut secara jelas tentang bidadari, yaitu kata ‘huurin ‘iin’ :

muttaki-iina ‘alaa sururin mashfuufatin wazawwajnaahum bihuurin ‘iinin [52:20] mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.

Tafsir al-Mishbah menjelaskan bahwa kata ‘hur’ adalah bentuk jamak dari kata ‘hauraa’ yang pertama menunjuk kepada jenis kelamin feminin dan yang kedua jenis maskulin. Ini berarti bahwa kata ‘hur’ adalah kata yang netral kelamin – bisa laki-laki dan bisa perempuan. Kata ‘hur’ sendiri menurut ar-Raghib al-Ashfahaani adalah tampak sedikit keputihan pada mata disela kehitamannya (dalam arti yang putih sangat putih dan yang hitam sangat hitam). Bisa juga ia berarti ‘bulat’, ada juga yang mengartikan ‘sipit’. Sedangkan kata ‘iin’ adalah jamak dari kata ‘aina’ dan ‘ain’ yang berarti’ bermata besar dan indah’. Penjelasan kata ‘huurin ‘iin’ berdasarkan arti katanya ternyata sejalan dengan bunyi ayat lain tentang ‘sesuatu’ yang akan menjadi pasangan manusia yang masuk surga nantinya.

Pertanyaan muncul dengan adanya ayat [52:20] ..dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. Kata ‘dikawinkan’ berasal dari kata ‘zawwajnaahum’ tidak dipahami dalam arti mengawinkan. Ini bukan saja karena di akherat ini tidak ada lagi ‘taklif’ dan kewajiban syariat berupa akad nikah dan lain-lainnya, tetapi juga karena ayat diatas menggunakan idiom ‘bi’ ketika menggunakan kata ‘zawwaja’. Biasanya kata mengawinkan diungkapkan tanpa menyertakan idiom ‘bi’ yakni ‘zawwaja fulanah’ atau dalam konteks ayat ini – jika yang dimaksud dengannya mengawinkan tentu redaksinya ‘zawwajnaahum Huur ‘in’ dan bukan ‘zawwajnaahum bihuurin ‘iinin. Kalau begitu maka arti kata ‘zawwajnaahum’ bisa kita artikan lebih luas dan tidak hanya terbatas pada hubungan perkawinan antara laki-laki dan wanita. Kata ini mungkin boleh diartikan dengan ‘dipasangkan’ yang punya arti luas.

Berdasarkan beberapa penjelasan ayat Al-Qur’an diatas, marilah kita mencoba untuk ‘sedikit berkhayal’ tentang surga. Ternyata Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa di surga, manusia yang jadi penghuninya mempunyai pasangan dan hal tersebut tidak selalu diartikan sebagai pasangan suami istri, dan yang dikatakan sebagai ‘bidadari’ itu ternyata tidak hanya terbatas pada pengertian pasangan wanita saja. Persoalan ini tidaklah aneh dalam sejarah penafsiran Al-Qur’an, karena sebagai firman Allah, kemampuan kita untuk menafsirkannya sangat terbatas. Ketika Allah menyampaikan hanya satu kata firman-Nya, kelihatan tidak cukup jutaan buku yang dibuat manusia untuk menjelaskan maknanya, Allah menyatakan :

Di kantor saya mempunya rekan seorang yang terobsesi untuk menjadi vokalis group heavy metal, namun sayang cita-citanya kandas karena umurnya sudah menjelang ’50-an dan group musik yang dibentuknya ketika remaja hancur berantakan akibat ketidak-kompakan. Apakah yang akan dia khayalkan kalau nantinya dia bisa masuk surga..?? tentu saja di surga nanti dia ingin menjadi vokalis dan rocker terkenal, seperti Ian Gillan ataupun Ronny james Dio. Tahukan anda siapa yang akan menjadi ‘bidadari’nya..?? maka yang akan menjadi ‘huurin ‘iin’ adalah teman se group, bisa gitaris model Ritchie Blackmore atau Steve Morse atau drummer jagoan seperti Ian paice, dll. Temannya tersebut akan menjadi pasangan yang setia, group musiknya tidak bakalan bubar, anggota yang lain hanya punya perhatian dan pandangan terfokus padanya, itulah yang menjadi ‘bidadari’ miliknya di surga nanti.

Atau katakanlah anda terobsesi menjadi pemain bola seperti David Beckham, maka yang menjadi ‘huurin ‘iin’ anda adalah pemain lain seperti Garry Neville atau Wayne Rooney serta punya ‘huurin ‘iin’ pelatih sehebat Sir Alex Ferguson. ‘Huurin ‘iin’ anda tersebut merupakan anggota se team anda yang selalu tahu dan mengerti apa maunya anda, mampu memberikan ‘umpan-umpan matang’ agar anda bisa beraksi. Namun boleh-boleh saja kalau anda adalah seorang yang punya naluri model Kaisar Caligula, kaisar Romawi yang ‘gadang salero’, yang gemar mengoleksi perempuan sehingga singgasananya selalu dikelilingi puluhan wanita cantik dan seksi, maka ‘huurin ‘iin’ anda di surga ‘tidak akan jauh-jauh’ dari hal tersebut.

dee-nee wrote:dari beberapa ayat2 diatas bisa dilihat kan bahwa semua itu menceritakan indahnya di surga. >>> trus apa masalahnya ??

F-22 wrote:

dee-nee wrote:dari beberapa ayat2 diatas bisa dilihat kan bahwa semua itu menceritakan indahnya di surga. >>> trus apa masalahnya ??

Jadi kamsudmu dikawinkan dg bidadari itu cuma sebuah "perumpamaan" ttg indahnya surga. Aslinya bidadari yg bisa "digituin" oleh muslim itu TIDAK ADA, begitukah maksudmu ???

dee-nee wrote:tergantung isi kepala masing2 orang dong ah ... wong judulnya saja sudah "dipasangkan" kok >>>> dikawinkan dalam ayat itu makna-nya adalah "dipasangkan"
katakanlah si fulan ingin masuk surga dan dia membayangkan indahnya surga
>>> sebagai apa 'huurin ‘iin’ mau dipasangkan dengan fulan >>> ya tergantung isi kepala si fulan
dipasangkan untuk jadi tukang pel-nya fulan boleh ... untuk nimba air boleh ... untuk diajak mesra2 boleh ... untuk diajak ngobrol boleh ... diajak seru2an boleh ... diajak jalan2 keliling surga juga boleh
pokoknya APAPUN YANG INDAH INDAH bagi si fulan >>> yang penting masuk surga aja dulu

F-22 wrote:

dee-nee wrote:tergantung isi kepala masing2 orang dong ah ... wong judulnya saja sudah "dipasangkan" kok >>>> dikawinkan dalam ayat itu makna-nya adalah "dipasangkan"
katakanlah si fulan ingin masuk surga dan dia membayangkan indahnya surga
>>> sebagai apa 'huurin ‘iin’ mau dipasangkan dengan fulan >>> ya tergantung isi kepala si fulan
dipasangkan untuk jadi tukang pel-nya fulan boleh ... untuk nimba air boleh ... untuk diajak mesra2 boleh ... untuk diajak ngobrol boleh ... diajak seru2an boleh ... diajak jalan2 keliling surga juga boleh
pokoknya APAPUN YANG INDAH INDAH bagi si fulan >>> yang penting masuk surga aja dulu

Ngomong apa seh mbak ??? Ngomong koq kayak orang bingung gitu ........

Kalo masih belum ngerti juga ...... ya udah aku ulangi lagi permasalahannya .....

Di surga MUSLIM dikawinkan dg bidadari cantik seksi. Artinya .......... "kebutuhan biologis" muslim di surga menjadi "sangat terjamin". Bener ndak ???

Nah terus "kebutuhan biologis" buat MUSLIMAH di surga itu gimana ???

Contohnya spt orang SAKIT GIGI. Orang sakit gigi itu, diberi makanan seenak apapun pastilah tetap tidak selera. Namanya juga orang SAKIT GIGI. Bener ndak ???

Nah sekarang kalo di surga gimana ??? Seindah & senyaman apapun di surga, tapi kalo "kebutuhan biologis" tidak terpenuhi ya gimana, apa ndak "kecut" mbak ???

Sdh ngerti belum persoalannya ???

dee-nee wrote:biru : ga ada kalimat di Al Quran yang bicara tentang kebutuhan biologis di surga >>> itu kan anda aja yang isi kepala-nya mikirin kebutuhan biologis terus

https://kangaswad.wordpress.com/2011/12/01/mampu-menggauli-100-bidadari/

• Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, ia berkata: diantara para sahabat ada yang bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah kami akan bertemu dengan istri kami kelak di surga?’. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab: “Seorang lelaki dalam sehari akan bertemu (baca:berjima’) dengan 100 bidadari” (HR. Al Bazzar dalam Musnad-nya 3525, Abu Nu’aim dalam Shifatul Jannah 169, Ath Thabrani dalam As Shaghir, 2/12)
  
• “Wahai Rasulullah, apakah kami akan berjima’ dengan istri-istri kami di surga kelak? Sungguh seorang lelaki dalam sehari akan berjima’ dengan 100 bidadari”
  
• “Sungguh seorang lelaki penduduk surga diberi kekuatan sebagaimana 100 orang lelaki, dalam hal makan, minum, syahwat dan jima’“(HR. Ahmad no.18509. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Mawarid 2230)
  
• Andai 100 wanita digauli dalam sehari maka tentu lelaki penghuni surga  tersebut sangat sibuk. Demikianlah salah satu kesibukan penduduk surga. Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala: “Sungguh para penduduk surga itu dalam kesibukan yang menyenangkan” (QS. Yasin: 55) Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Sa’id bin Musayyib, Ikrimah, Al Hasan Al Bashri, Qatadah, Al A’masy, Sulaiman At Taimi, Al Auza’i semuanya menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah mereka sibuk menggauli para perawan. (Tafsir Ibni Katsir, 6/582)

QS 36 : 55
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).

http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=36&tAyahNo=55&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2

Indeed today the inhabitants of Paradise are busy (read fi shughlin or fi shughulin), [oblivious] to what the inhabitants of the Fire are suffering, [busy] delighting in pleasures such as deflowering virgins — not busy with anything wearisome, as there is no toil in Paradise — rejoicing, blissful (fakihuna is a second predicate of inna, the first being fi shugulin, ‘busy’);

Tafsir Jalalayn:
Kesibukan penghuni surga adalah: memerawani perawan.

QS 78: 33
dan gadis-gadis remaja yang sebaya

http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=33&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2

and buxom maidens (kawa‘ib is the plural of ka‘ib) of equal age (atrab is the plural of tirb)

Tafsir Jalalayn:
Gadis2 montoq nan seksi. Buxom = montoq, berdada besar

https://en.wikipedia.org/wiki/Tafsir_al-Jalalayn
Tafsir al-Jalalayn ("Tafsir of the two Jalals") is a classical Sunni tafsir of the Qur'an, composed first by Jalal ad-Din al-Ma?alli in 1459 and then completed by his student Jalal ad-Din as-Suyuti in 1505, thus its name, which means "Tafsir of the two Jalals". It is recognised as one of the most popular exegeses of the Qur'an today.

F-22 wrote:

dee-nee wrote:biru : ga ada kalimat di Al Quran yang bicara tentang kebutuhan biologis di surga >>> itu kan anda aja yang isi kepala-nya mikirin kebutuhan biologis terus

Jangan spt anak tk mbak ........ tidak tertulis bukan berarti tidak ada mbak ....... emangnya di jaman muhammad kata "biologis itu sdh ada ??? Boro2 kata “biologis” ...... huruf hidup (vokal) di tulisan arab di jaman muhammad juga belum ada. Ck ck ck .......... ngoceh koq kayak bayi umur 3 bulan

abu hanan wrote:

hamba tuhan wrote:

مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ )

"Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli." (QS. At-Thur: 20)

sayah gak melihat KAWINKAN melainkan وَزَوَّجْنَا yang sering sayah bacah sbg PASANGKAN...kemudian TIADA angka baik 72 maupun 100.

dan pula sayah gak melihat BIDADARI/A melainkan "yg mempunyai mata yg jeli" jelita bisa dimasukkan ke dalam pengertian tersebut TETAPI dalam batasan KEINDAHAN.indah dalam arti seni memandang/menikmati.

terjemahan bebas versinyah sayah;
"Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami pasangkan mereka dengan yg indah2/sedap dinikmati"
yg indah2/sedap dinikmati = baik berarti dalam visual maupun sound sistem

F-22 wrote:

https://kangaswad.wordpress.com/2011/12/01/mampu-menggauli-100-bidadari/
[*]Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, ia berkata: diantara para sahabat ada yang bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah kami akan bertemu dengan istri kami kelak di surga?’. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab: “Seorang lelaki dalam sehari akan bertemu (baca:berjima’) dengan 100 bidadari” (HR. Al Bazzar dalam Musnad-nya 3525, Abu Nu’aim dalam Shifatul Jannah 169, Ath Thabrani dalam As Shaghir, 2/12)
[*]“Wahai Rasulullah, apakah kami akan berjima’ dengan istri-istri kami di surga kelak? Sungguh seorang lelaki dalam sehari akan berjima’ dengan 100 bidadari”
[*]“Sungguh seorang lelaki penduduk surga diberi kekuatan sebagaimana 100 orang lelaki, dalam hal makan, minum, syahwat dan jima’“(HR. Ahmad no.18509. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Mawarid 2230)
[*]Andai 100 wanita digauli dalam sehari maka tentu lelaki penghuni surga  tersebut sangat sibuk. Demikianlah salah satu kesibukan penduduk surga. Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala: “Sungguh para penduduk surga itu dalam kesibukan yang menyenangkan” (QS. Yasin: 55) Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Sa’id bin Musayyib, Ikrimah, Al Hasan Al Bashri, Qatadah, Al A’masy, Sulaiman At Taimi, Al Auza’i semuanya menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah mereka sibuk menggauli para perawan. (Tafsir Ibni Katsir, 6/582)

F-22 wrote:

QS 36 : 55 Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).

http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=36&tAyahNo=55&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2

Indeed today the inhabitants of Paradise are busy (read fi shughlin or fi shughulin), [oblivious] to what the inhabitants of the Fire are suffering, [busy] delighting in pleasures such as deflowering virgins — not busy with anything wearisome, as there is no toil in Paradise — rejoicing, blissful (fakihuna is a second predicate of inna, the first being fi shugulin, ‘busy’);

Tafsir Jalalayn:
Kesibukan penghuni surga adalah: memerawani perawan.

F-22 wrote:

QS 78: 33 dan gadis-gadis remaja yang sebaya

http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=33&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2

and buxom maidens (kawa‘ib is the plural of ka‘ib) of equal age (atrab is the plural of tirb)

Tafsir Jalalayn:
Gadis2 montoq nan seksi. Buxom = montoq, berdada besar

Tidak tahu siapa itu JALALAYN ??? Ybs adalah seorang PENAFSIR TOP quran.

https://en.wikipedia.org/wiki/Tafsir_al-Jalalayn
Tafsir al-Jalalayn ("Tafsir of the two Jalals") is a classical Sunni tafsir of the Qur'an, composed first by Jalal ad-Din al-Ma?alli in 1459 and then completed by his student Jalal ad-Din as-Suyuti in 1505, thus its name, which means "Tafsir of the two Jalals". It is recognised as one of the most popular exegeses of the Qur'an today

F-22 wrote:Buat apa allah swt menciptakan surga spt di atas kalo bukan utk “kebutuhan biologis” muslim di surga ???

Apa kau pikir allah swt itu begitu bodoh, menciptakan surga spt di atas padahal muslim tidak punya “kebutuhan biologis” ???

dee-nee wrote:apapun kata yang anda gunakan >>> saya sudah menjelaskan (dengan refrensi yang dijelaskan mbah Abu) bahwa yang dimaksud "dikawinkan" dalam ayat itu adalah dipasangkan

Allah SWT menciptakan surga untuk memberikan APAPUN YANG PENGHUNI SURGA MAU
asik kan ....

@denee:  Hei allah swt ...... hari ini aku lagi "kepingin" nih, tolong kirimkan 10.000 bidadara tampan ........
Allah swt:  OK ..... siap bu ...... sim salabim abrakadabra .... jadilah bidadara .........
Allah swt:  Ehhh, umm ...... mohon maaf bu ..... agar spy HALAL hukumnya ..... bgmn kalo ibu kami KAWINKAN dulu dg bidadara2 ini ???

@denee: Oh ... ndak perlu pak, ribet itu ...... ndak perlu kawin2an segala ..... yg penting khan "enak" ......
@denee: Bukankah dirimu dulu pernah berjanji kalo penghuni surga itu bisa memperoleh APAPUN yg dimaui ??? Jadi kalo skrg aku mau "begituan" tanpa pake kawin segala macem, boleh khan ???
Allah swt:  Ehhh, umm ...... bener juga yah ........ maap ya bu ..... lupa saya. Silahkan saja dilanjut "urusan" ibu dg para bidadara ........

F-22 wrote:

dee-nee wrote:apapun kata yang anda gunakan >>> saya sudah menjelaskan (dengan refrensi yang dijelaskan mbah Abu) bahwa yang dimaksud "dikawinkan" dalam ayat itu adalah dipasangkan

Jadi maksudmu "dipasangkan" ini mereka cuma KUMPUL KEBO doank tanpa ikatan perkawinan ???

Jadi di surga mereka berjima ratusan kali sehari itu artinya BERZINAH ........... "begituan" tanpa ikatan perkawinan ??? Ya terserah dirimulah kalo ngomong surga islam itu adalah TEMPAT ZINAH .............

Mau kawin kek ............. mau kumpul kebo kek ......... tapi kalo di surga itu ada jima bukankah artinya di surga itu ada "kebutuhan biologis" ???

Sampe disini kau SANGAT SETUJU khan kalo di surga itu memang ada "kebutuhan biologis" ???

sayah gak melihat KAWINKAN melainkan وَزَوَّجْنَا yang sering sayah bacah sbg PASANGKAN

F-22 wrote:

Allah SWT menciptakan surga untuk memberikan APAPUN YANG PENGHUNI SURGA MAU
asik kan ....

Anggap saja ini di surga:

@denee:  Hei allah swt ...... hari ini aku lagi "kepingin" nih, tolong kirimkan 10.000 bidadara tampan ........
Allah swt:  OK ..... siap bu ...... sim salabim abrakadabra .... jadilah bidadara .........
Allah swt:  Ehhh, umm ...... mohon maaf bu ..... agar spy HALAL hukumnya ..... bgmn kalo ibu kami KAWINKAN dulu dg bidadara2 ini ???

@denee: Oh ... ndak perlu pak, ribet itu ...... ndak perlu kawin2an segala ..... yg penting khan "enak" ......
@denee: Bukankah dirimu dulu pernah berjanji kalo penghuni surga itu bisa memperoleh APAPUN yg dimaui ??? Jadi kalo skrg aku mau "begituan" tanpa pake kawin segala macem, boleh khan ???
Allah swt:  Ehhh, umm ...... bener juga yah ........ maap ya bu ..... lupa saya. Silahkan saja dilanjut "urusan" ibu dg para bidadara ........

Beginikah konsep surga islam menurutmu, allah swt jadi JONGOSMU mengikuti semua perintah & keinginanmu ???

Pertama, di surga islam "kebutuhan biologis" itu ada ndak ???

Kedua, konsep surga islam ala @denee kalo APAPUN keinginan penghuni surga akan dipenuhi, itu ada batasannya apa ndak ??? Kalo tanpa batas, contoh "@denee minta bidadara" di atas bisa terjadi khan ???

F-22 wrote:Ngomong koq kayak orang binun gitu .....

Tolong klarifikasi masalah2 di bawah ini:

Pertama, di surga islam "kebutuhan biologis" itu ada ndak ???

Kedua, konsep surga islam ala @denee kalo APAPUN keinginan penghuni surga akan dipenuhi, itu ada batasannya apa ndak ??? Kalo tanpa batas, contoh "@denee minta bidadara" di atas bisa terjadi khan ???

Harap dijelaskan TANPA NGLANTUR ...........

dee-nee wrote:kalau kalimat yang merah underline ini mau anda paksakan HANYA berdasarkan pendapat/tafsir satu dua orang ... seperti apapun tafsir mereka ... TETAP TIDAK BISA menjadi dalil sah bahwa pendapat mereka SUDAH PASTI BENAR atau SUDAH PASTI SALAH ... karena definisi "indah" itu sendiri berbeda bagi masing2 orang.

https://kangaswad.wordpress.com/2011/12/01/mampu-menggauli-100-bidadari/

“Sungguh para penduduk surga itu dalam kesibukan yang menyenangkan” (QS. Yasin: 55)
Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Sa’id bin Musayyib, Ikrimah, Al Hasan Al Bashri, Qatadah, Al A’masy, Sulaiman At Taimi, Al Auza’i semuanya menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah mereka sibuk menggauli para perawan. (Tafsir Ibni Katsir, 6/582)

https://www.firanda.com/index.php/artikel/surga-a-neraka/179-kesibukan-para-penghuni-surga

“Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan” (QS Yaasiin : 55-56)

Sedang sibuk apakah mereka…?. Ibnu Mas’uud, Ibnu Abbaas radhiallau ‘anhum serta Ibnul Musayyib, Ikrimah, Al-Hasan Al-Bashri, Qotaadah, Al-A’masy, Sulaiman At-Taimiy, dan Al-Auzaa’i rahimahumullah yang menafsirkan kesibukan di sini adalah (memecahkan keperawanan para bidadari). (Lihat tafsiir At-Thobari 20/534-535, Ad-Dur Al-Mantsuur 7/64, dan tafsiir Ibni Katsiir 6/82)

>>> yang saya tau tentang surga hanya sebatas informasi dari Al Quran >>>> bahwa surga itu indah ... dan segala keindahan yang diinginkan/dibayangkan oleh manusia (calon penghuni surga) PASTI AKAN DIDAPATKAN oleh mereka

F-22 wrote:

dee-nee wrote:kalau kalimat yang merah underline ini mau anda paksakan HANYA berdasarkan pendapat/tafsir satu dua orang ... seperti apapun tafsir mereka ... TETAP TIDAK BISA menjadi dalil sah bahwa pendapat mereka SUDAH PASTI BENAR atau SUDAH PASTI SALAH ... karena definisi "indah" itu sendiri berbeda bagi masing2 orang.

Pendapat itu ada 2 macam, PENDAPAT PRIBADI YANG NGAWUR vs PENDAPAT OBYEKTIF BERDASARKAN FAKTA/DATA.

Penafsir spt jalalayn itu menafsirkan quran dg melihat konteksnya di hadits yg berhubungan. Jadi ketika ybs mencoba menafsirkan "kesibukan di surga", doi melihat hadits2 yg berhubungan dg masalah ini. Ada hadits yg mengatakan di surga muslim berjima ratusan kali sehari. Ada hadits yg mengatakan bidadari2 setelah "begituan" kembali lagi menjadi perawan dst ....

Dari hadits2 tsb itulah kemudian jalalayn kemudian menafsirkan kalo "kesibukan di surga" dalam quran itu artinya adalah "memecah perawan".

Nah inilah cara menafsir quran yg OBYEKTIF yaitu melihat konteksnya berdasarkan hadits2.

F-22 wrote:

https://kangaswad.wordpress.com/2011/12/01/mampu-menggauli-100-bidadari/

“Sungguh para penduduk surga itu dalam kesibukan yang menyenangkan” (QS. Yasin: 55)
Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Sa’id bin Musayyib, Ikrimah, Al Hasan Al Bashri, Qatadah, Al A’masy, Sulaiman At Taimi, Al Auza’i semuanya menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah mereka sibuk menggauli para perawan. (Tafsir Ibni Katsir, 6/582)

https://www.firanda.com/index.php/artikel/surga-a-neraka/179-kesibukan-para-penghuni-surga

“Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan” (QS Yaasiin : 55-56)

Sedang sibuk apakah mereka…?. Ibnu Mas’uud, Ibnu Abbaas radhiallau ‘anhum serta Ibnul Musayyib, Ikrimah, Al-Hasan Al-Bashri, Qotaadah, Al-A’masy, Sulaiman At-Taimiy, dan Al-Auzaa’i rahimahumullah yang menafsirkan kesibukan di sini adalah (memecahkan keperawanan para bidadari). (Lihat tafsiir At-Thobari 20/534-535, Ad-Dur Al-Mantsuur 7/64, dan tafsiir Ibni Katsiir 6/82)

Maka dari itu ......... bukan cuma JALALAYN yg menafsirkan kesibukan penghuni surga adalah "memecah perawan", tapi dapat dikatakan kalo hampir semua penafsir quran mengatakan hal yg sama.

Sedangkan pendapat pribadimu kalo kesibukan penghuni surga adalah "memetik buah2an" hanya karena adanya pohon berbuah di surga itu adalah PENDAPAT NGAWUR yg tidak melihat konteksnya dari hadits.

F-22 wrote:

>>> yang saya tau tentang surga hanya sebatas informasi dari Al Quran >>>> bahwa surga itu indah ... dan segala keindahan yang diinginkan/dibayangkan oleh manusia (calon penghuni surga) PASTI AKAN DIDAPATKAN oleh mereka

Ok lah ....... anggap saja ini bener.

Sekali lagi yg jadi masalah .......... kenapa seh buat MUSLIM itu ada iming2 yg begitu VULGAR, "begituan" dg bidadari di surga islam ???

Kalo surga islam itu isinya APAPUN keinginan manusia bisa terwujud, kenapa harus ada iming2 yg begitu VULGAR ???

F-22 wrote:Contohnya muslimah spt dirimu, tanpa iming2 yg aneh & vulgar spt BIDADARA TAMPAN juga bisa ngerti isi surga itu spt apa, yaitu APAPUN keinginan manusia bisa terwujud. Bener ndak ???

Apa MUSLIM itu begitu bodoh otaknya shg tanpa iming2 vulgar "begituan" dg bidadari TIDAK BISA NGERTI kalo di surga itu APAPUN keinginan bisa terwujud ???

dee-nee wrote:bahkan saya yakin banget .... mayoritas muslim juga ga ada yang mikirin berjima di surga ... karena pemahaman tentang surga intinya adalah kalimat bold saya dalam quote diatas

F-22 wrote:

dee-nee wrote:bahkan saya yakin banget .... mayoritas muslim juga ga ada yang mikirin berjima di surga ... karena pemahaman tentang surga intinya adalah kalimat bold saya dalam quote diatas

Lha iya ........ aku juga sangat setuju dg omonganmu di atas. Sebagian besar muslim itu ndak mikir "begituan" melulu.

Muslim ndak mikir berjima ....... tapi kenapa iming2 surga islam itu "sangat fokus" ke jima bahkan sampe begitu vulgar ???

F-22 wrote:Tentunya dirimu sdh pernah kesini khan ???

http://www.laskarislam.com/t10261-kenapa-tuhan-tidak-pernah-memerintahkan-bangsa-israel-untuk-berjihad

Gimana pendapatmu dg TEORI kalo iming2 surga islam yg "berat sebelah" antara muslim dg muslimah terjadi krn maksud tersembunyi muhammad utk "memotivasi" pengikut2nya agar mau berjihad ???