Budha VS Nabi Muhammad
Halaman 3 dari 3 • Share
Halaman 3 dari 3 • 1, 2, 3
Budha VS Nabi Muhammad
First topic message reminder :
“Boleh jadi engkau akan membunuh dirimu
karena duka-cita, karena mereka tak mau beriman” (Q.S. 26:3).
Buddha, sebagaimana telah kami ceriterakan, adalah putera
seorang Raja. Sketsa hidupnya secara singkat berisi tujuh perkara: Pada masa
mudanya suatu kali dia melihat seorang tua, seorang sakit dan seorang mati.
Melihat tiga bencana dalam kehidupan manusia ini, dia sangat sedih sehingga
memutuskan untuk mencari tahu penyebab dari kesedihan ini serta cara untuk
menghindarinya. Karena itu dia mengasingkan diri untuk menyelamatkan manusia
dari kekacauan yang menakutkan ini.
Lalu dia membuang
pakaian kerajaannya, berpisah dari isteri dan puteranya, meninggalkan istana dan
menjalani hidup kependetaan, menarik diri dari segala keinginan duniawi. Dia
mengabdikan dirinya sematamata untuk menemukan penyebab dari kesakitan dan
kesusahan yang meraja-lela di antara umat manusia. Dia mengunjungi banyak Resi
dan muni (para wali dalam agama Hindu) dan mengadakan diskusi bersama mereka
selama enam tahun.
Tidak puas dengan
mereka lalu dirinya sendiri menjalankan banyak praktik yang keras dalam Hindu
Yogi tanpa ahasil. Tetapi simpatinya kepada penderitaan umat manusia serta
hasratnya yang kuat untuk menyelamatkan kemanusiaan telah menarik turun
kepemurah dan pengasih-Nya Tuhan, dan akhirnya di bawah pohon Bo dia menerima
rahmat Ilahi dan cahaya yang menjadikannya memperoleh gelar “Cahaya Asia”
(Ashvghosha, Kion I verg 3).
Mereka yang
mempelajari kehidupan Nabi Suci kita akan mengetahui betapa beliau sangat
terkejut melihat orang-orang yang terbenam dalam kebobrokan moral serta upacara
mesum. Beliau demikian gelisah memikirkan mereka dan seringkali bangun pada
waktu malam serta hatinya membubung tinggi; dia sering meninggalkan rumahnya dan
pergi ke gua di Bukit Hira. Kesunyianlah sesungguhnya yang menjadi hasrat dalam
dirinya. Di sini dalam gua ini dia sering tinggal semalam suntuk, merenungkan
nasib murung dari umatnya, berdoa dan menangis di hadapan Tuhan Yang Maha-kuasa
untuk menciptakan bangsa yang beradab kelaur dari kaum yang liar itu. Seorang
sufi zaman ini telah mnggambarkannya dengan kata-kata berikut ini:
“Saya
tak tahu betapa besar kegelisahan, kesedihan dan kedukaan yang meliputi
fikirannya, dan yang menariknya ke gua yang sunyi itu dengan prihatin dan susah
hati. Tiada ketakutan sedikitpun terhadap kegelapan dalam fikirannya ataupun
kegentaran terhadap kesunyian, tidak takut mati, tidak khawatir terhadap reptil
berbisa. Dia menangis penuh kesakitan demi perbaikan umatnya. Bermohon kepada
Tuhan siang dan malam telah menjadi hasratnya. Karena itu mengingat
kerendah-hatiannya, doa dan kesungguhan permohonannya, maka Tuhan Yang
Maha-pengasih telah menganugerahkan kepadanya rahmat bagi dunia yang gelap
mencekam”.
Di gua ini kata-kata
Tuhan yang diucapkan kepadanya akhirnya menjadi kekuatan yang memberi kehidupan
kepada dunia. Karena itu Bukit Hira disebut Bukit Cahaya (Jabal an-Nur)..
Demikianlah Nabi Suci dipanggil untuk mengemban tugas berat ini, yakni reformasi
dari seluruh umat manusia; dan sesuai dengan nubuat dari Sakyamuni Gautama,
Muhammad adalah Maitreya Buddha yang dihormati oleh sekitarnya.
ANEKDOT KEDUA
Buddha meskipun seorang pangeran, meninggalkan
kerajaannya dan menjalani kehidupan seorang pertapa. Muhammad bukanlah seorang
pangeran atau raja, tetapi kaum Quraish mencoba memenangkan hatinya dengan
godaan dan mendatanginya secara langsung:
“Jika
ambisimu untuk memiliki kekayaan maka kami akan timbunkan kekayaan seberapapun
kamu ingini; jika kamu menghendaki kehormatan, kami akan bersiap untuk berikrar
mengakui kamu sebagai raja dan tuan kami; jika engkau senang kepada
kecantikan, kami akan menyerahkan ke tanganmu gadis-gadis yang tercantik sesuai
pilihanmu”.
Tetapi beliau
menjawab:
“Saya tidak menginginkan kekayaan ataupun kekuasaan
politik. Saya telah ditunjuk Tuhan sebagai juru-ingat kepada umat manusia, serta
menyampaikan risalah Nya kepadamu. Bila kalian menerimanya, maka engkau akan
mendapatkan kebahagiaan besar dalam kehidupan ini maupun di akhirat nanti; bila
kalian menolak firman Tuhan, sesungguhnya Tuhan akan memutuskan antara aku
dengan kalian”.
Beliau diancam dengan
pembunuhan, dan bahkan Abu Talib, pamannya dan pendukung tunggalnya, menyatakan
kepadanya bahwa dia tak sanggup lagi menghadapi persatuan perlawanan dari
Quraish. Namun nabi bergeming; katanya:
“Wahai paman, meskipun mereka menaruh matahari di tangan
kananku dan rembulan di tangan kiriku supaya aku membatalkan dakwahku ini;
aku takkan berbuat demikian; aku takkan pernah menyerah hingga Tuhan
memperkenankannya dengan kemenangan atau aku binasa dalam usahaku” (Ibnu
Hisham, halaman 15, “Spirit of Islam”, oleh Amir Ali, halaman
186).
Setelah berbilang
tahun penderitaan yang paling berat demi kebaikan dari umat itu sendiri yang
mendapat kesenangan dengan menimpakan kepadanya siksaan yang paling kejam, di
saat beliau mendaki ke puncak kemuliaan
kerajaan, beliau tetap hidup dengan makanannya yang sederhana dan memakai busana
yang sama bersahajanya. Memang berat untuk meninggalkan mahkota Raja, dan
menjalani hidup sebagai pertapa, tetapi lebih berat lagi bila mendapatkan
kewenangan sebagai raja dan pada waktu yang sama menjalani kehidupan seorang
pertapa. Meskipun penguasa negara, beberapa malam beliau tidur tanpa makanan dan
beberapa hari hidup hanya dari sekedar kurma semata. Beliau senantiasa tidur di
atas hambal yang kasar dari daun kurma.
Tak
ada istana yang dibangun buat dirinya dan dia tak punya mahkota yang bertatahkan
intan dan mutiara. Ketika isteri-isterinya datang untuk meminta sedikit barang
bagus dengan hiasannya, dengan dingin dikatakan kepada mereka bahwa bila mereka
menginginkan benda-benda tersebut maka mereka tidak layak hidup di rumah nabi
(Q.S. 33:28). Beliau menambal sepatunya sendiri, memerah susu kambing,
menyalakan api di pediangan isteri-isterinya, dan melayani beberapa janda yang
kekurangan.
ANEKDOT KE TIGA
Kembali kepada pokok acara, Gautama Buddha ditetapkan dengan
Ilmu Ilahi, dan dia menghangatkan diri di bawah Pohon Bo dengan Cahaya Ilahi,
yang merubah hidupnya secara total. Untuk merayakan hal ini maka kaum Buddhis
melakukan jamaah dan pertemuannya di bawah bayangan pohon Bo.
Teosofis juga telah mengikuti jalan ini. Di antara umat Hindu
pohon seperti Bo dan pipal dianggap suci, karena dipercaya bahwa para dewata
beristirahat di bawahnya (Atharwa Weda 5:135:1; Rig Weda 1:164:20,22).
Dalam buku-buku Metafisika Yunani dan “Buku Orang Mati” Mesir
Kuno pohon Sidrah dipandang sebagai puncak yang terpuji, ilmu dan kendali
universal. Menurut kata Homer seorang yang makan buah pohon Sidrah tidak pernah
akan kembali ke dunia ini melainkan mencapai kesempurnaan ruhani kedamaian dan
ketenteraman. (2)
Quran
Suci mewahyukan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai tujuan ini :
“Dan sesungguhnya ia
melihat Dia di landasan yang lain,
Di sisi pohon Sidrah yang paling
jauh.
Di sisinya adalah Taman yang Kekal.
Tatkala apa yang menutupi pohon
Sidrah;
Penglihatan tak membalik ke arah lain, dan tak pula melebihi
batas.
Sesungguhnya ia melihat sebagian tanda-bukti Tuhannya Yang Maha-besar”
(Q.S. 53:13-18).
Ayat-ayat dalam wahyu Ilahi ini berbicara tentang mi’raj
Nabi Muhammad. Dan apa yang diperoleh Buddha di bawah pohon Bo adalah mi’rajnya.
Karena itu:
‘Segera setelah
pencerahannya maka Brahma sang kepala dewata datang mengunjungi
Buddha Gautama di bawah pohon Bo”
(“Majjhima Nikaya” oleh Silchara, halaman 151).
Dan mi’rajnya Musa itu disebutkan dalam
Quran Suci pada pertemuan dua laut yakni ilmu manusiawi dan Ilmu Ilahi. Kaum
Buddhis salah menilai pohon Bo sebagai akhir tujuan.
Peningkatan dan peninggian ini secara kiasan disamakan dengan pohon
yang tinggi, yang oleh kaum Buddhis dan Hindu dianggapnya pohon itu Bo atau
pipal (ashvatha).
Menurut al-Quran ini berarti bahwa Nabi Suci melihat tanda-bukti
dan argumen akan adanya Tuhan, pencapaian semacam itu diluar kemampuan ilmu
manusiawi.
Pohon ini, yang oleh
kaum Hindu dan Buddhis yang memberhalakannya karena terbaliknya penglihatan
‘dalam’ mereka lalu diturunkan menjadi sesembahan, sesungguhnya berarti pohon
ruhani yakni wahyu Tuhan dan Ilmu Ilahi.
ANEKDOT KE EMPAT
Buddha menguak tabir kebenaran keagamaan yang banyak
tersembunyi, yang dirahasiakan oleh para ulama Hindu. Dia mengkritik dengan
sangat Kitab Weda. Dia mengakhiri segala jenis eksploatasi dalam bidang
keagamaan dan kepercayaan, serta meletakkan landasan persamaan dan persaudaraan.
Dhammapad berisi kata-kata: “Tumhehi Kiccan atappan
akkatara Tathagata. (Engkau sendiri yang harus mengendalikan dirimu; Tathagata
hanyalah guru-gurumu) “. Tentangnya dia mengumumkan: “Aku adalah seorang guru
manusia”.
Bhiksu Narada menulis
tentang Buddha bahwa dia tak pernah mengaku sebagai inkarnasi Wisnu, sebagaimana
umat Hindu cenderung mempercayainya, ataupun dia seorang juru-selamat yang
menyelamatkan orang lain dengan penyelamatan oleh pribadinya. (“Buddhism, in
a nutshell” oleh Bhikku Narada.).
Sungguh disayangkan bahwa sekte Buddhis Mahayana telah
jauh menyeleweng sehingga mereka percaya bahwa Buddha itu Tuhan Yang Maha-kuasa.
Padahal kenyataannya, seperti halnya Buddha, banyak risalah yang diusung oleh
Muhammad, dimaksudkan untuk memperbarui agama-agama sebelumnya. Ahli hukum dan
para pendeta Kristen dan Yahudi, dan pandit di kalangan Hindu dan Buddha telah
menambah dan merubah dengan penemuan baru dalam kitab-kitab mereka. Quran Suci
mengkaji kembali semuanya dengan dalil, logika dan rujukan, jadi dengan demikian
telah membunyikan lonceng kematian bagi monopoli para pendeta atau pastur, dan
membuatnya wajib bagi setiap orang, baik lelaki maupun perempuan, untuk mereguk
pengetahuan kebenaran agama.
“Boleh jadi engkau akan membunuh dirimu
karena duka-cita, karena mereka tak mau beriman” (Q.S. 26:3).
Buddha, sebagaimana telah kami ceriterakan, adalah putera
seorang Raja. Sketsa hidupnya secara singkat berisi tujuh perkara: Pada masa
mudanya suatu kali dia melihat seorang tua, seorang sakit dan seorang mati.
Melihat tiga bencana dalam kehidupan manusia ini, dia sangat sedih sehingga
memutuskan untuk mencari tahu penyebab dari kesedihan ini serta cara untuk
menghindarinya. Karena itu dia mengasingkan diri untuk menyelamatkan manusia
dari kekacauan yang menakutkan ini.
Lalu dia membuang
pakaian kerajaannya, berpisah dari isteri dan puteranya, meninggalkan istana dan
menjalani hidup kependetaan, menarik diri dari segala keinginan duniawi. Dia
mengabdikan dirinya sematamata untuk menemukan penyebab dari kesakitan dan
kesusahan yang meraja-lela di antara umat manusia. Dia mengunjungi banyak Resi
dan muni (para wali dalam agama Hindu) dan mengadakan diskusi bersama mereka
selama enam tahun.
Tidak puas dengan
mereka lalu dirinya sendiri menjalankan banyak praktik yang keras dalam Hindu
Yogi tanpa ahasil. Tetapi simpatinya kepada penderitaan umat manusia serta
hasratnya yang kuat untuk menyelamatkan kemanusiaan telah menarik turun
kepemurah dan pengasih-Nya Tuhan, dan akhirnya di bawah pohon Bo dia menerima
rahmat Ilahi dan cahaya yang menjadikannya memperoleh gelar “Cahaya Asia”
(Ashvghosha, Kion I verg 3).
Mereka yang
mempelajari kehidupan Nabi Suci kita akan mengetahui betapa beliau sangat
terkejut melihat orang-orang yang terbenam dalam kebobrokan moral serta upacara
mesum. Beliau demikian gelisah memikirkan mereka dan seringkali bangun pada
waktu malam serta hatinya membubung tinggi; dia sering meninggalkan rumahnya dan
pergi ke gua di Bukit Hira. Kesunyianlah sesungguhnya yang menjadi hasrat dalam
dirinya. Di sini dalam gua ini dia sering tinggal semalam suntuk, merenungkan
nasib murung dari umatnya, berdoa dan menangis di hadapan Tuhan Yang Maha-kuasa
untuk menciptakan bangsa yang beradab kelaur dari kaum yang liar itu. Seorang
sufi zaman ini telah mnggambarkannya dengan kata-kata berikut ini:
“Saya
tak tahu betapa besar kegelisahan, kesedihan dan kedukaan yang meliputi
fikirannya, dan yang menariknya ke gua yang sunyi itu dengan prihatin dan susah
hati. Tiada ketakutan sedikitpun terhadap kegelapan dalam fikirannya ataupun
kegentaran terhadap kesunyian, tidak takut mati, tidak khawatir terhadap reptil
berbisa. Dia menangis penuh kesakitan demi perbaikan umatnya. Bermohon kepada
Tuhan siang dan malam telah menjadi hasratnya. Karena itu mengingat
kerendah-hatiannya, doa dan kesungguhan permohonannya, maka Tuhan Yang
Maha-pengasih telah menganugerahkan kepadanya rahmat bagi dunia yang gelap
mencekam”.
Di gua ini kata-kata
Tuhan yang diucapkan kepadanya akhirnya menjadi kekuatan yang memberi kehidupan
kepada dunia. Karena itu Bukit Hira disebut Bukit Cahaya (Jabal an-Nur)..
Demikianlah Nabi Suci dipanggil untuk mengemban tugas berat ini, yakni reformasi
dari seluruh umat manusia; dan sesuai dengan nubuat dari Sakyamuni Gautama,
Muhammad adalah Maitreya Buddha yang dihormati oleh sekitarnya.
ANEKDOT KEDUA
Buddha meskipun seorang pangeran, meninggalkan
kerajaannya dan menjalani kehidupan seorang pertapa. Muhammad bukanlah seorang
pangeran atau raja, tetapi kaum Quraish mencoba memenangkan hatinya dengan
godaan dan mendatanginya secara langsung:
“Jika
ambisimu untuk memiliki kekayaan maka kami akan timbunkan kekayaan seberapapun
kamu ingini; jika kamu menghendaki kehormatan, kami akan bersiap untuk berikrar
mengakui kamu sebagai raja dan tuan kami; jika engkau senang kepada
kecantikan, kami akan menyerahkan ke tanganmu gadis-gadis yang tercantik sesuai
pilihanmu”.
Tetapi beliau
menjawab:
“Saya tidak menginginkan kekayaan ataupun kekuasaan
politik. Saya telah ditunjuk Tuhan sebagai juru-ingat kepada umat manusia, serta
menyampaikan risalah Nya kepadamu. Bila kalian menerimanya, maka engkau akan
mendapatkan kebahagiaan besar dalam kehidupan ini maupun di akhirat nanti; bila
kalian menolak firman Tuhan, sesungguhnya Tuhan akan memutuskan antara aku
dengan kalian”.
Beliau diancam dengan
pembunuhan, dan bahkan Abu Talib, pamannya dan pendukung tunggalnya, menyatakan
kepadanya bahwa dia tak sanggup lagi menghadapi persatuan perlawanan dari
Quraish. Namun nabi bergeming; katanya:
“Wahai paman, meskipun mereka menaruh matahari di tangan
kananku dan rembulan di tangan kiriku supaya aku membatalkan dakwahku ini;
aku takkan berbuat demikian; aku takkan pernah menyerah hingga Tuhan
memperkenankannya dengan kemenangan atau aku binasa dalam usahaku” (Ibnu
Hisham, halaman 15, “Spirit of Islam”, oleh Amir Ali, halaman
186).
Setelah berbilang
tahun penderitaan yang paling berat demi kebaikan dari umat itu sendiri yang
mendapat kesenangan dengan menimpakan kepadanya siksaan yang paling kejam, di
saat beliau mendaki ke puncak kemuliaan
kerajaan, beliau tetap hidup dengan makanannya yang sederhana dan memakai busana
yang sama bersahajanya. Memang berat untuk meninggalkan mahkota Raja, dan
menjalani hidup sebagai pertapa, tetapi lebih berat lagi bila mendapatkan
kewenangan sebagai raja dan pada waktu yang sama menjalani kehidupan seorang
pertapa. Meskipun penguasa negara, beberapa malam beliau tidur tanpa makanan dan
beberapa hari hidup hanya dari sekedar kurma semata. Beliau senantiasa tidur di
atas hambal yang kasar dari daun kurma.
Tak
ada istana yang dibangun buat dirinya dan dia tak punya mahkota yang bertatahkan
intan dan mutiara. Ketika isteri-isterinya datang untuk meminta sedikit barang
bagus dengan hiasannya, dengan dingin dikatakan kepada mereka bahwa bila mereka
menginginkan benda-benda tersebut maka mereka tidak layak hidup di rumah nabi
(Q.S. 33:28). Beliau menambal sepatunya sendiri, memerah susu kambing,
menyalakan api di pediangan isteri-isterinya, dan melayani beberapa janda yang
kekurangan.
ANEKDOT KE TIGA
Kembali kepada pokok acara, Gautama Buddha ditetapkan dengan
Ilmu Ilahi, dan dia menghangatkan diri di bawah Pohon Bo dengan Cahaya Ilahi,
yang merubah hidupnya secara total. Untuk merayakan hal ini maka kaum Buddhis
melakukan jamaah dan pertemuannya di bawah bayangan pohon Bo.
Teosofis juga telah mengikuti jalan ini. Di antara umat Hindu
pohon seperti Bo dan pipal dianggap suci, karena dipercaya bahwa para dewata
beristirahat di bawahnya (Atharwa Weda 5:135:1; Rig Weda 1:164:20,22).
Dalam buku-buku Metafisika Yunani dan “Buku Orang Mati” Mesir
Kuno pohon Sidrah dipandang sebagai puncak yang terpuji, ilmu dan kendali
universal. Menurut kata Homer seorang yang makan buah pohon Sidrah tidak pernah
akan kembali ke dunia ini melainkan mencapai kesempurnaan ruhani kedamaian dan
ketenteraman. (2)
Quran
Suci mewahyukan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai tujuan ini :
“Dan sesungguhnya ia
melihat Dia di landasan yang lain,
Di sisi pohon Sidrah yang paling
jauh.
Di sisinya adalah Taman yang Kekal.
Tatkala apa yang menutupi pohon
Sidrah;
Penglihatan tak membalik ke arah lain, dan tak pula melebihi
batas.
Sesungguhnya ia melihat sebagian tanda-bukti Tuhannya Yang Maha-besar”
(Q.S. 53:13-18).
Ayat-ayat dalam wahyu Ilahi ini berbicara tentang mi’raj
Nabi Muhammad. Dan apa yang diperoleh Buddha di bawah pohon Bo adalah mi’rajnya.
Karena itu:
‘Segera setelah
pencerahannya maka Brahma sang kepala dewata datang mengunjungi
Buddha Gautama di bawah pohon Bo”
(“Majjhima Nikaya” oleh Silchara, halaman 151).
Dan mi’rajnya Musa itu disebutkan dalam
Quran Suci pada pertemuan dua laut yakni ilmu manusiawi dan Ilmu Ilahi. Kaum
Buddhis salah menilai pohon Bo sebagai akhir tujuan.
Peningkatan dan peninggian ini secara kiasan disamakan dengan pohon
yang tinggi, yang oleh kaum Buddhis dan Hindu dianggapnya pohon itu Bo atau
pipal (ashvatha).
Menurut al-Quran ini berarti bahwa Nabi Suci melihat tanda-bukti
dan argumen akan adanya Tuhan, pencapaian semacam itu diluar kemampuan ilmu
manusiawi.
Pohon ini, yang oleh
kaum Hindu dan Buddhis yang memberhalakannya karena terbaliknya penglihatan
‘dalam’ mereka lalu diturunkan menjadi sesembahan, sesungguhnya berarti pohon
ruhani yakni wahyu Tuhan dan Ilmu Ilahi.
ANEKDOT KE EMPAT
Buddha menguak tabir kebenaran keagamaan yang banyak
tersembunyi, yang dirahasiakan oleh para ulama Hindu. Dia mengkritik dengan
sangat Kitab Weda. Dia mengakhiri segala jenis eksploatasi dalam bidang
keagamaan dan kepercayaan, serta meletakkan landasan persamaan dan persaudaraan.
Dhammapad berisi kata-kata: “Tumhehi Kiccan atappan
akkatara Tathagata. (Engkau sendiri yang harus mengendalikan dirimu; Tathagata
hanyalah guru-gurumu) “. Tentangnya dia mengumumkan: “Aku adalah seorang guru
manusia”.
Bhiksu Narada menulis
tentang Buddha bahwa dia tak pernah mengaku sebagai inkarnasi Wisnu, sebagaimana
umat Hindu cenderung mempercayainya, ataupun dia seorang juru-selamat yang
menyelamatkan orang lain dengan penyelamatan oleh pribadinya. (“Buddhism, in
a nutshell” oleh Bhikku Narada.).
Sungguh disayangkan bahwa sekte Buddhis Mahayana telah
jauh menyeleweng sehingga mereka percaya bahwa Buddha itu Tuhan Yang Maha-kuasa.
Padahal kenyataannya, seperti halnya Buddha, banyak risalah yang diusung oleh
Muhammad, dimaksudkan untuk memperbarui agama-agama sebelumnya. Ahli hukum dan
para pendeta Kristen dan Yahudi, dan pandit di kalangan Hindu dan Buddha telah
menambah dan merubah dengan penemuan baru dalam kitab-kitab mereka. Quran Suci
mengkaji kembali semuanya dengan dalil, logika dan rujukan, jadi dengan demikian
telah membunyikan lonceng kematian bagi monopoli para pendeta atau pastur, dan
membuatnya wajib bagi setiap orang, baik lelaki maupun perempuan, untuk mereguk
pengetahuan kebenaran agama.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: Budha VS Nabi Muhammad
dalam Kristen, tetap tidak bisa dibenarkan apabila menyembah foto ataupun gambar ataupun patung Yesus Kristus
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Budha VS Nabi Muhammad
lalu apa fungsinya gambar yesus, patung yesus & bentuk salib ? leh tau gak ?
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: Budha VS Nabi Muhammad
yang jelas bukan untuk disembah
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Budha VS Nabi Muhammad
kl begitu utk apa yah ?
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: Budha VS Nabi Muhammad
Bro,dharma_senapati wrote:kl begitu utk apa yah ?
Kristen Protestan tdk memperlakukan gb dan patung Yesus secara Istimewa.
Mereka juga tdk pernah mengkultuskan tokoh-tokoh besarnya.
Yg kek begitu itu Katolik.
Beda Protestan sama Katolik itu mirip beda antara Buddha dg Hindu.
Katolik itu sarat simbol-simbol dan pengkultusan orang-orang suci, banyak ritual.
Ngebedain antara Katolik vs Protestan secara visual itu gampang.
Kalau pakai salib polos, Protestan. Kalau ada patung Yesusnya, Katolik.
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: Budha VS Nabi Muhammad
maknanya pemasangan salib polos pada altar apa yah ?
mohon pencerahannya donk
mohon pencerahannya donk
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: Budha VS Nabi Muhammad
artinya Kristus sudah bangkit kang
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Budha VS Nabi Muhammad
ok, skrg kembali ke topik utama, judulnya ada memakai kata "vs" apakah ini debat mencari siapa yg menang & kalah ataukah membandingkan ataukah hanya berbagi cerita ataukah sifatnya diskusi?
itu yg saya gagal paham ttg judul TS ini.
sepanjang dua ajaran berbeda konsep tapi hrs ttp pada jalurnya masing2 spt rel kereta api yg selalu sejajar
itu yg saya gagal paham ttg judul TS ini.
sepanjang dua ajaran berbeda konsep tapi hrs ttp pada jalurnya masing2 spt rel kereta api yg selalu sejajar
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: Budha VS Nabi Muhammad
sekalipun tertulis vs, tapi jika disikapi dengan hati yang ingin berdiskusi untuk menambah pengetahuan, saya kira tidak masalah
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Budha VS Nabi Muhammad
njlajahweb wrote:sekalipun tertulis vs, tapi jika disikapi dengan hati yang ingin berdiskusi untuk menambah pengetahuan, saya kira tidak masalah
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Budha VS Nabi Muhammad
yups sy setuju jika demikian
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: Budha VS Nabi Muhammad
so .. balik ke TS ... apakah ada yang mau ditanya tentang Muhammad ??
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Budha VS Nabi Muhammad
allahu akbar.. itulah rosulullah..
semoga kelak kita bersamanya disurga amiin...
semoga kelak kita bersamanya disurga amiin...
Re: Budha VS Nabi Muhammad
adakah kriteria2 tertentu seseorang diangkat menjadi rasul / nabi?
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: Budha VS Nabi Muhammad
blm ada yg jawab nih?
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: Budha VS Nabi Muhammad
dharma_senapati wrote:blm ada yg jawab nih?
yang ini aja deh ...
https://id.wikipedia.org/wiki/Rasul
mungkin nanti ada muslim lain yang mau nambahin
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Budha VS Nabi Muhammad
Pasti ada.dharma_senapati wrote:adakah kriteria2 tertentu seseorang diangkat menjadi rasul / nabi?
Tapi tak ada yg tahu, dan tak pernah diberi tahukan kpd seorangpun.
Nabi itu hanya Allah yg memilih dan mengangkatnya, tdk ada campur tangan manusia.
Yg tertulis di WIKI itu bukan kriteria, tapi fakta yg ada.
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: Budha VS Nabi Muhammad
Azed wrote:Pasti ada.dharma_senapati wrote:adakah kriteria2 tertentu seseorang diangkat menjadi rasul / nabi?
Tapi tak ada yg tahu, dan tak pernah diberi tahukan kpd seorangpun.
Nabi itu hanya Allah yg memilih dan mengangkatnya, tdk ada campur tangan manusia.
Yg tertulis di WIKI itu bukan kriteria, tapi fakta yg ada.
yang ini ya
wiki wrote:Kriteria nabi dan rasul
Dikatakan bahwa nabi dan rasul memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi, di antaranya adalah:
Dipilih dan diangkat oleh Allah.
Mendapat mandat (wahyu) dari Allah.
Bersifat cerdas.
Dari umat bani Adam (manusia).
Nabi dan rasul adalah seorang pria
bold underline : hmmmm ... begitu ya
iya juga sih .... karena kita tidak tahu bagaimana kriteria nabi dan rasul2 lain-nya (misalnya untuk yang merah) ... sementara yang non-merah memang lebih benar bila disebut fakta (bukan kriteria)
sip ... setuju
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Budha VS Nabi Muhammad
Ah…itu kan cuma kesimpulan sayah.dee-nee wrote:iya juga sih .... karena kita tidak tahu bagaimana kriteria nabi dan rasul2 lain-nya (misalnya untuk yang merah) ... sementara yang non-merah memang lebih benar bila disebut fakta (bukan kriteria)
Qur’an dan hadis tdk pernah menyatakan apapun tentang kriteria seseorang untuk bisa diangkat jadi rasul/nabi. Kita tau nabi itu begini-begitu kan setelahnya. Yg pasti rasul/nabi itu ternyata kemudian adalah orang yg setidaknya memiliki sifat ; Amanah (dapat dipercaya), Siddiq (benar), Tabligh (menyampaikan), Fathonah (cerdas). Tapi tdk setiap orang yg punya sifat seperti itu bisa “ndaftar” jadi nabi.
He … he ... he ...ndaftarnya kemana ya …
Saya mencium aroma permainan logika yg bakal ditampilkan penanya.
Azed- SERSAN SATU
-
Posts : 174
Kepercayaan : Islam
Location : Indonesia
Join date : 02.09.12
Reputation : 25
Re: Budha VS Nabi Muhammad
Selain :
Amanah (dapat dipercaya),
Siddiq (benar),
Tabligh (menyampaikan),
Fathonah (cerdas)
kriteria seorang nabi dan rasul ... menurut saya juga bersih jiwa, rendah hati (alias tidak sombong), tidak suka membuat kerusakan, dan punya kepekaan antara benar dan salah
karena ga mungkin toh ... orang seperti Firaun tiba2 diangkat jadi nabi, kecuali Allah "menghendaki"
Amanah (dapat dipercaya),
Siddiq (benar),
Tabligh (menyampaikan),
Fathonah (cerdas)
kriteria seorang nabi dan rasul ... menurut saya juga bersih jiwa, rendah hati (alias tidak sombong), tidak suka membuat kerusakan, dan punya kepekaan antara benar dan salah
karena ga mungkin toh ... orang seperti Firaun tiba2 diangkat jadi nabi, kecuali Allah "menghendaki"
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Budha VS Nabi Muhammad
sebenarnya apakah nabi/rasul itu cuma 25 org sj?
ajaran2 yg spt bgmnkah seseorg bisa disebut nabi/rasul?
apa bedanya nabi & rasul?
itu aja dulu deh
ajaran2 yg spt bgmnkah seseorg bisa disebut nabi/rasul?
apa bedanya nabi & rasul?
itu aja dulu deh
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: Budha VS Nabi Muhammad
dharma_senapati wrote:sebenarnya apakah nabi/rasul itu cuma 25 org sj?
ajaran2 yg spt bgmnkah seseorg bisa disebut nabi/rasul?
apa bedanya nabi & rasul?
itu aja dulu deh
yang ini bagus
https://almanhaj.or.id/276-perbedaan-nabi-dan-rasul.html
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Re: Budha VS Nabi Muhammad
Kedua :Dalam hal ittiba’. Kita tidak boleh mengikuti rasul kecuali yang memang diutus untuk kita, yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena syari’at Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menasakh seluruh syari’at yang sebelumnya. Allah Ta’ala berfirman :“Artinya : Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu ; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan (syari’at) dan jalan yang terang (minhaj)” [Al-Maidah:48]
bold:
kriteria2 apa sj kitab2 terdahulu yg dibenarkan oleh alquran?
katanya sbg batu uji utk kitab2 yg lain, bgmn, cara mengujinya?
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Halaman 3 dari 3 • 1, 2, 3
Similar topics
» nabi zulkifli & Budha
» Ajaran Nabi Musa dan Nabi Isa disempurnakan oleh Nabi Muhammad
» Ajaran Nabi Musa dan Nabi Isa disempurnakan oleh Nabi Muhammad
» silsilah lengkap nabi Muhammad mulai dari nabi Adam
» NAHDHATUL ‘ULAMA (NU) MEYAKINI AKAN DATANG “NABI” DAN “RASUL” SESUDAH NABI MUHAMMAD SAW
» Ajaran Nabi Musa dan Nabi Isa disempurnakan oleh Nabi Muhammad
» Ajaran Nabi Musa dan Nabi Isa disempurnakan oleh Nabi Muhammad
» silsilah lengkap nabi Muhammad mulai dari nabi Adam
» NAHDHATUL ‘ULAMA (NU) MEYAKINI AKAN DATANG “NABI” DAN “RASUL” SESUDAH NABI MUHAMMAD SAW
Halaman 3 dari 3
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik