FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

politik represif terhadap umat islam di eropa Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

politik represif terhadap umat islam di eropa Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

politik represif terhadap umat islam di eropa

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

politik represif terhadap umat islam di eropa Empty politik represif terhadap umat islam di eropa

Post by bee gees Wed Jul 03, 2013 11:00 am

Media ikut bertanggung jawab atas meningkatnya sentimen anti Islam di Barat. Anehnya, banyak orang benci, makin banyak yang tertarik mempelajarinya, demikian ulasan politik Radio Irib, minggu ini

Hidayatullah.com-- Akhir-akhir ini, Islam mendapat perhatian besar dari berbagai kalangan, terutama para pemerintah dan media massa dunia. Berbagai kasus yang terjadi beberapa tahun terakhir, terutama peristiwa 11 September dan pelarangan jilbab di Perancis, telah membuat masyarakat dunia memusatkan perhatian kepada Islam. Meskipun media Barat dengan gencar menuduh Islam sebagai agama kekerasan dan pemicu aksi terorisme 11 September, namun, tuduhan-tuduhan itu malah membuat banyak kalangan semakin ingin tahu tentang Islam dan mempelajari dengan seksama ajaran ini. Merekapun akhirnya menemukan bahwa ayat-ayat al-Quran dan hadis Islam dipenuhi dengan ajaran keadilan dan anti kezaliman. Dari sudut ini, para kapitalis dan penguasa negara-negara adidaya merasa takut bila pemikiran seperti ini semakin berkembang di dunia karena akan mendatangkan kerugian kepada kepentingan imperialisme mereka. Demikian ulasan politik Radio Irib.

Meningkatnya angka imigran muslim di negara-negara Barat, termasuk Eropa sejak beberapa dekade lalu, pada mulanya disambut baik oleh pemerintah negara-negara tersebut karena mereka merupakan sumber tenaga kerja yang murah.

Tetapi secara perlahan-lahan, para imigran muslim tersebut mulai menunjukkan jatidiri dan identitas keislaman mereka, antara lain dengan membangun masjid serta pusat-pusat keislaman, serta secara aktif menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain. Pada saat itulah pemerintah di berbagai negara Eropa pun mulai merasa terancam bahaya. Apalagi, dakwah dan pengenalan Islam di Eropa telah semakin meluas sehingga semakin banyak masyarakat Eropa yang memeluk agama Islam. Peristiwa 11 September 2001 di Amerika telah dijadikan sebagai dalih untuk menekan umat Islam di Eropa, baik melalui agen polisi, perekonomian, politik, maupun propaganda.

Menutut Irib, jika diperhatikan dengan teliti, tekanan yang dilakukan terhadap umat Islam Eropa, kita akan mendapati bahwa tekanan itu datang dari dua arah, yaitu dari dari pemerintah dan dari media massa. Di antara kedua poros anti Islam di Eropa ini memang terdapat jalinan yang erat. Setiap kali ada pejabat pemerintah Eropa yang mengeluarkan pernyataan yang menentang Islam dan umat Islam, media massa Eropa akan meliputnya dengan gencar.

Pemerintah di negara-negara Eropa sama sekali tidak mencegah berbagai propaganda anti Islam yang dilancarkan sebagian media massa, dan bahkan memberikan dukungan. Dengan cara ini, pemerintah negara-negara Eropa dan sebagian besar media massa Barat berusaha untuk menghalang-halangi pesan hakiki Islam agar tidak sampai kepada masyarakat dan umat Islam menjadi terkucil.

Perancis bisa disebut sebagai pemegang bendera dalam usaha memerangi umat Islam. Setelah melalui pembahasan panjang, akhirnya pemerintah Perancis sejak tahun lalu telah memutuskan untuk melarang para guru dan pelajar yang berjilbab memasuki sekolah-sekolah di Perancis.

Bahkan, pejabat dan media massa negara ini juga mengemukakan usulan agar para imam masjid diwajibkan untuk mengunakan bahasa Perancis dalam menyampaikan khutbah serta memasukkan topik budaya dan sejarah Perancis di dalam khutbah mereka.

Meskipun Perancis selama ini mengklaim diri sebagai tempat lahirnya demokrasi dan kemerdekaan, namun tindakan pemerintah dan media massa negara ini yang menekan dan menghina lima juta umat Islam di Perancis, jelas bertentangan dengan klaim tersebut.

Setelah Perancis memberlakukan larangan berjilbab bagi pelajar dan guru sekolah, Jerman pun tak ketinggalan untuk mengikuti langkah Perancis tersebut. Kini, sebagian negara bagian di Jerman telah memberlakukan larangan bagi kaum muslimah yang berjilbab untuk masuk ke sekolah atau kantor pemerintah.

Di Jerman pun, para pejabat pemerintah, tokoh partai, dan media massa, saling mendukung dalam memberlakukan kondisi dan aturan diskriminatif dan tidak demokratis. Jerman yang menganut paham demokrasi liberal itu, kini malah menghalangi kebebasan warga negaranya dalam berpakaian sesuai dengan keyakinannya masing-masing.

Di Inggris, polisi memberlakukan pengawasan yang sangat ketat terhadap umat Islam. Pemerintah Tony Blair akhir-akhir ini telah mengajukan sebuah draft kepada parlemen yang sangat keras terhadap umat Islam.

Salah satu pasal dalam draft ini menyebutkan bahwa polisi bisa menahan seseorang yang dicurigai terlibat dalam terorisme tanpa melalui pengadilan, untuk jangka waktu yang tidak ditetapkan.

Draft ini sebenarnya menyerupai dengan undang-undang tidak logis yang dilaksanakan oleh Amerika pasca peristiwa 11 September yang telah menyebabkan banyak sekali umat Islam yang tidak bersalah dijebloskan dalam penjara. Doktor Asem Tamimi, anggota lembaga umat Islam Inggris mengatakan, “Umat Islam merupakan korban terbesar kebijakan Blair yang menakutkan dan undang-undang anti terorisme yang disusunnya.” Surat kabar Inggeris Independent beberapa waktu lalu menulis, “Umat Islam di Inggeris semakin merasa terasing di negara mereka.”

Di Belanda, seorang sutradara Belanda bernama Theo Van Gogh telah memproduksi sebuah film berjudul “Submission”. Di dalam film itu diceritakan tentang perempuan berjilbab yang ditindas oleh keluarganya. Film itu juga menggunakan ayat-ayat Al Quran mengenai perempuan yang diputarbalikkan maknanya. Tak heran bila kaum muslimin Belanda sangat marah dan tersinggung atas film tersebut.

Awal bulan November 2004, Van Gogh tewas terbunuh dan kejadian itu memberi kesempatan kepada pemerintah Belanda untuk menangkapi kaum muslimin dan melancarkan propaganda anti Islam yang meluas.

Selain pemerintah dan media massa, sebagian penulis Barat pun bertanggung jawab atas meningkatnya sentimen anti Islam di Eropa. Salah satu di antara penulis Barat yang memprovokasi masyarakat agar membenci Islam adalah Oriana Fallaci, seorang wartawan dan penulis Italia yang hidup di Amerika Serikat selama bertahun-tahun.

Pasca peristiwa 11 September, Fallaci memulai propaganda diskriminatifnya terhadap umat Islam. Dalam bukunya yang berjudul The Rage and Pride, Fallaci berupaya untuk memperlihatkan bahwa umat Islam di Eropa merupakan ancaman serius kepada benua ini. Namun, Fallaci tidak mampu menyajikan alasan yang logis atas klaimnya tersebut. Padahal, sejarah membuktikan bahwa umat Islam Eropa senantiasa memainkan peran yang positif dan kontruktif di negara-negara tempat mereka tinggal. Kaum muslimin di Eropa pun biasanya mempunyai hubungan sosial yang dekat dan bersahabat dengan orang-orang non-muslim.

Pemerintah Eropa adakalanya mengambil langkah-langkah yang tidak masuk akal dalam berhadapan dengan Islam. Sebagai contoh, Menteri Pembaharuan Italia beberapa waktu yang lalu menyerukan agar masjid-masjid di negara itu ditutup. Alasan yang dikemukakan oleh menteri Italia itu adalah karena masjid menyebarkan terorisme. Padahal penutupan masjid dan tempat-tempat ibadah agama samawi lainnya jelas bertentangan dengan undang-undang internasional dan prinsip kebebasan beragama.

Di Denmark, akibat propaganda yang gencar dari media massa, kuburan umat Islam telah diserang oleh kelompok anti Islam. Pemerintah Spanyol yang sebelumnya mengizinkan diselenggarakannya pendidikan Islam di sebagian sekolah, kini telah mengumumkan bahwa pada tahun mendatang, mereka akan melarang ditambahnya kelas-kelas pendidikan Islam.

Ironisnya, meskipun pemerintah Eropa melakukan kebijakan diskriminatif terhadap umat Islam di benua itu, namun merekapun tak segan-segan melancarkan tuduhan anti HAM kepada negara-negara lain. Padahal, justru kebijakan negara Eropa kepada umat Islam-lah yang sesungguhnya merupakan pelanggaran atas HAM. Namun, aksi-aksi musuh-musuh Islam itu memang tidak akan pernah berhenti dan hal ini telah dicantumkan dalam al-Quran, surat Mumtahanah ayat dua yang artinya sbb.

”Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakitimu dan mereka ingin supaya kamu kembali kafir.”

(Irib)

bee gees
bee gees
SERSAN SATU
SERSAN SATU

Male
Posts : 152
Kepercayaan : Islam
Location : douglas
Join date : 27.06.13
Reputation : 0

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik