FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

siapa sebenarnya makhluk sebelum adam? Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

siapa sebenarnya makhluk sebelum adam? Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

siapa sebenarnya makhluk sebelum adam?

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

siapa sebenarnya makhluk sebelum adam? Empty siapa sebenarnya makhluk sebelum adam?

Post by keroncong Sun Jul 22, 2012 5:21 am

Keberatan para malaikat sebenarnya bukanlah sebuah penolakan atau protes kepada Allah SWT. Karena bila kita pahami siapakah sosok para malaikat itu, kita akan dapati bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah SWT yang taat dan mulia. Sehingga kesan bahwa mereka keberatan bukanlah penafsiran yang benar.

Yang dilakukan oleh para malaikat itu adalah sebuah pertanyaan tentang detail dari manusia berdasarkan kriteria yang Allah SWT sebutkan. Misalnya manusia diberi akal sehingga bisa melakukan banyak eksplorasi dan kreasi, diberi hawa nafsu sehingga bisa kehilangan akal sehatnya tetapi juga diberi wahyu dan risalah para nabi.

Dengan informasi Allah SWT tentang karakteristik manusia itulah para malaikat berkesimpulan bahwa manusia sangat berpotensi untuk melakukan kerusakan di muka bumi. Silahkan Anda perhatikan pertanyaan malaikat kepada Allah SWT dalam lafaz Al-Quran Al-Kariem.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan akan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(QS. Al-Baqarah : 23)

Dalam bahasa arab, para malaikat itu bertanya dengan menggunakan fi`il mudhari’ yang digunakan untuk sesuatu pekerjaan yang akan dilakukan. Fi’il Mudhari’ itu adalah Yufsidu yang bermakna ‘akan berbuat kerusakan’ dan yasfiku yang maknanya ‘akan menumpahkan (darah)’. Kita tidak mendapati kata kerja yang digunakan itu dalam bentuk fi’il madhi yang dilakukan pada masa lampau.

Seandainya para malaikat itu bertanya dengan menggunakan fi’il madhi, maka terbuka peluang untuk menafsirkan bahwa pernah ada manusia sebelum Adam. Misalnya bila pertanyaan malaikat itu bunyinya : Ataj’alu fihaa man afsada fiiha wa asfaka ad-dimaa’ ?’. "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang telah membuat kerusakan padanya dan telah menumpahkan darah ?. Namun tidak satupun ayat Al-Quran Al-Kariem mapun hadits Rasulullah SAW dengan lafaz demikian. Sehingga kesimpulan adanya manusia sebelum Nabi Adam dengan menggunakan ayat ini tumbang dengan sendirinya. Karena secara bahasa sama sekali tidak terkandung makna itu. Disinilah pentingnya seseorang menguasai bahasa Arab dengan baik dan mendalam, bukan sekedar membaca terjemahan.

Kelemahan para orientalis umumnya adalah pada sisi bahasa. Sebagian besar orientalis itu tidak memahami bahasa arab. Umumnya mereka hanya menggunakan terjemahan Al-Quran Al-Kariem versi bahasa Inggris atau Perancis yang tentunya tidak bisa mewakili makna-makna yang mendalam dalam Al-Quran Al-Kariem. Tapi dengan sangat pe-de, lalu tiba-tiba mencoba melemahkan argumen Al-Quran Al-Kariem. Seringkali kita umat Islam harus terpingkal-pingkal bila mendengar kritik mereka terhadap Al-Quran Al-Kariem, karena apa yang mereka tuduhkan berdasarkan ayat Al-Quran Al-Kariem sama sekali tidak tepat dan jauh dari sasaran.

Selain itu keterangan dari hadits-hadits shahih yang menjelaskan bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama dan bergelar Abul Basyar (bapak para manusia) lengkap dan banyak. Sehingga kalaulah lafaz sharih Al-Quran Al-Kariem tidak menyebutkan bahwa Adam itu manusia pertama yang diciptakan, namun lafaz-lafaz hadits datang kepada kita menjelaskan hal itu dengan jelas, gamblang dan tak terbantahkan. Karena yang berkata adalah seorang manusia yang diutus menjadi Nabi terakhir, yaitu Muhammad Rasulullah SAW.

Dari Ibnu Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Manusia itu adalah anak nabi Adam dan Allah SWT menciptakan Adam dari tanah”. (HR. Tirmizy 3193).

Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Mereka semua adalah anak nabi Adam diciptakan dari tanah”. (HR. Tirmizi – kitab manaqib 3890).

Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Kalian semua adalah anak nabi Adam dan Adam (diciptakan) dari tanah”. (HR. Abu Daud – kitabul Adab 4452 dan Ahmad).

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang kondisi orang-orang pada hari kiamat yang berkata kepada Nabi Adam : Wahai Nabi Adam, engkau adalah bapak manusia. Allah SWT telah menciptakanmu dengan tangan-Nya dan meniupkan dari ruh-Nya kepadamu dan memerintahkan malaikatnya untuk bersujud kepadamu. (HR. Bukhari 3092, Muslim 287, Turmuzi 2358 dan Ahmad 9250)
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

siapa sebenarnya makhluk sebelum adam? Empty Re: siapa sebenarnya makhluk sebelum adam?

Post by keroncong Sat Dec 01, 2012 9:07 pm

Penciptaan Adam, sebagai Bapak seluruh manusia, sempat dipertanyakan oleh malaikat. Mengapa Allah menciptakan makhluk yang suka membuat kerusakan dan pertumpahan darah? Namun Allah memiliki hikmah tersendiri di balik penciptaan Adam tersebut.

Setiap saat, detik demi detik, tak ada satu pun perbuatan atau ucapan yang luput dari kehendak Allah dan kemampuan-Nya. Ini sesuai dengan hikmah Allah yang Maha Hikmah pada seluruh Qadha dan Qadhar-Nya. Dan Allah Maha Hikmah pada seluruh apa yang Ia syariatkan untuk hamba-hamba-Nya.

Sehingga ketika hikmah-Nya yang menyeluruh, ilmu-Nya yang mencakup segala sesuatu, dan rahmat-Nya yang sempurna menuntut penciptaan Adam ‘Alahi Shallatu Wa Sallam, ayah seluruh manusia, Allah kabarkan hal ini kepada malaikat melalui firman-Nya :
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan Khalifah di muka bumi.” (Al Baqarah: 30)

Hal ini dimaksudkan untuk menggantikan makhluk-makhluk sebelumnya yang hanya diketahui oleh Allah. Dan saat itu para Malaikat menjawab :
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah “.(Al Baqarah: 30)

Di satu sisi, ini merupakan bentuk penghormatan dan pengagungan para malaikat kepada Allah ketika menciptakan makhluk yang menyerupai akhlak makhluk-makhluk yang awal. Atau Allah khabarkan kepada Malaikat tentang penciptaan Adam 'alaihis salam dan apa yang akan dilakukan oleh anak keturunannya yang jahat. Allah katakan kepada mereka :
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak Engkau ketahui.” (Al Baqarah:30)

Dalam ayat ini, Allah sendiri yang memberitakan kesempurnaan ilmu-Nya. Yakni mencakup segala sesuatu termasuk kebaikan dan manfaat yang tidak terhitung dari penciptaan manusia. Dan kita wajib meyakini kekuasaan ilmu Allah dan hikmah-Nya. Allah tidak menciptakan sesuatu yang tiada gunanya dan tiada mengandung hikmah padanya.

Dalam ayat selanjutnya, Allah kemudian menerangkan kepada para malaikat tersebut secara terperinci mengapa Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya sendiri. Yaitu sebagai penghormatan kepadanya di atas seluruh makhluk.

Ayat ini menjadi salah satu bukti bahwa Allah memiliki kedua tangan yang hakiki seperti yang secara jelas disebut dalam kisah Nabi Adam 'alaihis salam itu.
“Terhadap apa yang Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku”.

Namun tentu saja dzat Allah tidak seperti dzat-dzat makhluk. Begitu juga dengan sifat-sifat-Nya, tidak seperti sifat-sifat makhluk.
Dalam proses penciptaan Adam itu juga dijelaskan, Allah menggenggam seluruh bumi dalam satu genggaman yang lunak dan yang keras, serta yang baik dan buruk. Ini dimaksudkan agar keturunannya sesuai dengan tabiat-tabiat ini.

Maka jadilah dia pada awalnya sebagai tanah. Lalu Allah lemparkan air sehingga menjadi lumpur. Ketika masa tetapnya air pada lumpur itu memanjang, berubahlah tanah liat tersebut menjadi lumpur hitam yang juga ikut berubah baunya. Lalu Allah keringkan setelah dibentuk menjadi semacam tembikar (tanah liat kering) yang memiliki bunyi.

Dalam proses ini, dia adalah sebuah jasad tanpa roh. Sehingga ketika penciptaan jasmaninya telah sempurna, Allah meniupkan roh kepada jasad itu. Berubahlah jasad itu dari benda mati menjadi sesuatu yang hidup, yang memiliki tulang, daging, urat, otot, dan roh.

Itulah hakekat manusia, Allah menyiapkannya untuk segala ilmu dan kebaikan, lalu Allah sempurnakan nikmat padanya sehingga mengajarinya nama segala sesuatu. Allah bermaksud memperlihatkan malaikat akan kesempurnaan makhluk ini sehingga Allah perlihatkan benda-benda dan berkata kepada mereka:
"Sebutkanlah nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar”. (Al Baqarah: 31)

Maka malaikat-malaikat tersebut tidak mampu menyebut nama benda-benda itu. Padahal terkandung dalam ucapan para malaikat sebelumnya bahwa tidak diciptakannya Adam 'alaihis sallam adalah lebih baik. Ini sesuai dengan yang nampak pada mereka saat itu. Mereka berkata :
“Maha Suci Engkau tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Al Baqarah: 32).

Allah berfirman :
“Ya Adam, khabarkanlah kepada mereka nama benda-benda itu”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan kamu sembunyikan?” (Al Baqarah: 33).

Para malaikat kemudian menyaksikan kesempurnaan makhluk ini serta ilmunya yang tidak mereka sangka.

Faedah Yang Bisa Dipetik:
1. Di dalamnya terdapat keutamaan ilmu. Bahwasanya para malaikat tidak mengetahui dengan jelas keutamaan Adam dan ilmu yang dimilikinya. Dengan itu, para malaikat mengetahui kesempurnaan Adam sehingga ia berhak untuk dihormati.
2. Bahwasannya orang yang diberi karunia oleh Allah dengan ilmu hendaknya mengakui nikmat Allah kepadanya. Dan menyatakan seperti para malaikat dan Rasul: Maha Suci Engkau, kami tidak memiliki ilmu selain apa yang Engkau ajarkan. Kita juga harus berhati-hati untuk berbicara dengan sesuatu yang tidak diketahui. Karena sesungguhnya ilmu adalah karunia Allah yang terbesar. Dan cara mensyukuri nikmat tersebut di antaranya dengan mengakui ilmu yang dimiliki dari Allah dan banyak memuji-Nya atas pemberian ilmu tersebut. Mengajarkannya kepada manusia, serta berhenti pada sebatas apa yang dia ketahui dan diam pada apa yang tidak diketahui.

Dengan ini, para malaikat mengakui kesempurnaan hikmah Allah dengan rinci dan menyaksikan langsung sehingga mereka mengagungkan Nabi Adam dengan benar-benar. Allah menginginkan para malaikat ini menampakkan penghormatan tersebut baik secara lahir maupun batin. Maka Allah berfirman :
“Sujudlah kalian kepada Adam”.

Sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Adam, sebagai bentuk ketaatan dan ibadah para malaikat kepada Rabbnya. Dan dengan rasa cinta dan merendah (kepada-Nya), mereka semuanya bersujud dengan segera.

Disadur dari tulisan Syaikh Abdurrahman As Sa’ady
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik