apakah orang kafir bisa masuk sorga?

Seorang yang tidak ada iman di dalam hatinya, tentu tidak berhak untuk masuk surga. Sebab syarat untuk masuk surga itu adalah adanya iman kepada Allah SWT yang bukan sekedar mengakui adanya Tuhan. Melainkan sebagaimana yang dipahami dari dua kalimat syahadat yang intinya mengakui tidak ada tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad SAW itu adalah nabi dan rasul-Nya.

Bahkan orang yang sudah bersyahadat saja belum tentu langsung masuk surga, sebab ada hisab (perhitungan) dan timbangan (mizan) yang akan membuat skor apakah seseorang itu langsung maksud surga atau harus mampir dulu di neraka. Meskipun nantinya atassyafaat, izin, ampuan dan fasilitas lainnya, dia bisa saja dikurangi siksaannya di neraka atau sampai impas dan dikeluarkan dari neraka dan masuk surga. Yang penting dia punya modal minimal yaitu menerima konsep syahadatain terlebih dahulu dan ketika mati berada dalam keaadaan iman kepada Allah SWT.

Sebagaimana firman-Nya :

Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan menjadi muslim.(QS. Ali Imran : 101)

Sedangkan orang yang di dalam hidupnya tidak beriman dan meyakini dua kalimat syahadat, maka dia sama sekali tidak punya ‘password’ untuk masuk surga sampai kapanpun. Bahwa dia pernah melakukan kebaikan dalam arti umum, mungkin itu bisa mengurangi beratnya siksaan di neraka, namun kalau sampai bisa masuk surga, sekali lagi dia tidak punya syarat minimal yaitu menerima konsep dua kalimat syahadat.

Disini jelas sekali makna syahadatain itu merupakan hal yang tidak bisa diremehkan begitu saja. Maka menjadi peringatan keras bagi mereka yang bermain dengan api yang sering bertingkah aneh-aneh dengan mengatakan bahwa semua agama itu sama dengan alasan kerukunan beragama atau liberalisme agama. Sebab dengan meyakini bahwa agama lain itu benar, maka secara otomatis seseorang telah tidak percaya bahwa hanya Allah sajalah yang menjadi tuhan. Atau menerima konsep bahwa Allah itu saja bukan tuhan yang benar, atau konsep yang memungkinkan menerima konsep bahwa Islam bukan agama yang pasti benarnya, sama saja dengan mengingkari konsep syahadatain.

Ya benar, setiap non muslim pasti masuk neraka. Karena sekedar mengakui bertuhan-kan Allah dan bernabi-kan Muhammad saja tidak mau. Padahal tidak ada seorang nabi pun yang tidak membawa informasi ini.

Sejak 5.800 tahun sebelum masehi ketika Adam menjejakkan kaki pertama kali di permukaan bumi, semua Nabi yang diutus sudah berbicara tentang menuhankan Allah dan tidak boleh menyembah selain-Nya.

Dan semua nabi tidak lupa membawa informasi tentang adanya nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW, lengkap dengan ciri dan cuplikan riwayat hidupnya.

Bahkan Kitab Taurat dan Injil menjelaskan dengan sangat detail tentang Muhammad SAW ini. Sampai-sampai ciri warna kehitaman di dahi para shahabat Nabi pun disebutkan.

Bahkan pendeta Buhaira ketika melihat kafilah dagang yang berjalan di padang pasir dan selalu diikui oleh awan yang menaungi, dengan mudah bisa mendeteksi bahwa pastilah nabi yang sering disebut-sebut dalam kitab suci itu ada di dalam rombongan kafilah dagang tersebut.

Bahkan Buhaira pun tahu apa yang akan dilakukan oleh para pendeta ahli kitab di Syam terhadap calon Nabi itu. Maka dia pun menasehati Abu Thalib agar segera pulang saj ke Mekkah dan menjaga anak sauaranya itu dari ancaman pembunuhan pendeta ahli kitab.

Bahkan komunitas Yahudi yang tinggal di Yatsrib (Madinah) sebelum kedatangan Rasulullah SAW pun telah sering kali menceritakan tentang soso nabi terakhir itu. Sehingga efeknya berpengaruh kepada cepatnya tanggapan masyarakt Madinah atas dakwah beliau. Karena cerita tentang sosok beliau sudah sangat memasyarakat berkat kehadiran Yahudi di kota itu.

Sebenarnya, ke-Islaman seseorang secara formal hanya ditandai dengan ikrar dua kalimat syahadat, yang isinya pengakuan bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Itu saja, sederhana dan mudah.

Tapi mengapa manusia masih saja tidak mau mengakui fakta real yang kebenarannya tak terbantahkan lagi ? Ini tidak lain disebabkan dari kekerasan hati, bukan ketidak-tahuan.

Semua pemeluk yahudi, nasrani dan agama lain tahu persis apa itu Islam dan siapakah Rasulullah SAW itu. Tidak ada alasan buat mereka untuk tidak mengakuinya. Dan pengakuan atas kenabiannya adalah proses masuk Islam itu sendiri.

Dan itulah yang terjadi, bahkan paman beliau sendiri yang selalu menjadi tumpuan harapan dan selalu membela beliau pun -unfortunately- tidak masuk surga. Sebabnya sederhana sekali, sampai akhir hayatnya dia tidak mau mengikrarkan dua kalimat syahadat itu. Jadi apa boleh buat. Abu Thalib bukan tidak yakin dengan kebenaran keponakannya itu, bahkan untuk itu dia rela berkurban dan melindunginya dari pembuhuan kaumnya. Tapi meski semua itu telah dilakukannya, tapi ikrar memeluk Islam tidak dikerjakan, masuklah Abu Thalib itu ke neraka.

Wallahu a`lam.

ichreza wrote:Ya benar, setiap non muslim pasti masuk neraka. Karena sekedar mengakui bertuhan-kan Allah dan bernabi-kan Muhammad saja tidak mau. Padahal tidak ada seorang nabi pun yang tidak membawa informasi ini.

Sejak 5.800 tahun sebelum masehi ketika Adam menjejakkan kaki pertama kali di permukaan bumi, semua Nabi yang diutus sudah berbicara tentang menuhankan Allah dan tidak boleh menyembah selain-Nya.

.
..
.

Dan itulah yang terjadi, bahkan paman beliau sendiri yang selalu menjadi tumpuan harapan dan selalu membela beliau pun -unfortunately- tidak masuk surga. Sebabnya sederhana sekali, sampai akhir hayatnya dia tidak mau mengikrarkan dua kalimat syahadat itu. Jadi apa boleh buat. Abu Thalib bukan tidak yakin dengan kebenaran keponakannya itu, bahkan untuk itu dia rela berkurban dan melindunginya dari pembuhuan kaumnya. Tapi meski semua itu telah dilakukannya, tapi ikrar memeluk Islam tidak dikerjakan, masuklah Abu Thalib itu ke neraka.

Wallahu a`lam.

tanggapan sayah;
1.lirik ke https://laskarislam.indonesianforum.net/t1790-di-neraka-atau-syurrga
2.versi bibeliah
3.masih kontroversi dan hari kiamat pun belum tiba.