FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

jalan mencapai kebahagiaan Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

jalan mencapai kebahagiaan Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

jalan mencapai kebahagiaan

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

jalan mencapai kebahagiaan Empty jalan mencapai kebahagiaan

Post by keroncong Mon Jul 18, 2016 11:18 pm

Siapapun orang di kalangan kaum muslimin pasti pernah mendengar kata
'aqidah'. Di berbagai kesempatan yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
keagamaan perkataan ini sering terucap. Bahkan para ustadz, kiyai dan dai
menyatakan bahwa aqidah merupakan pondasi bangunan Islam. Apakah sebenarnya
faedah dan keutamaan dari aqidah Islam itu ?, tulisan berikut akan sedikit
mengulas tentang hal tersebut.

Bilal adalah seorang budak hitam milik seorang qurays yang bernama Umayah.
Ketika terbit cahaya Islam, Bilal merupakan salah seorang yang Allah beri
hidayah untuk merasakan cahaya islam tersebut. Beliau bersaksi bahwa tidak
ada sesembahan yang benar kecuali Allah. Kian hari semakin kokoh dan subur
benih Islam di hati beliau.

Sampai suatu ketika tuan beliau yang masih dalam kekafiran mengetahui
keislaman beliau dan murka. Bilal dipaksa untuk kembali kepada kekafiran dan
beribadah kepada beragam sesembahan yang ada. Iman yang bersemayam di hati
Bilal membuatnya tegar menghadapi berbagai siksaan yang luar bisa kejamnya.
Bilal disiksa dengan dijemur di tengah terik matahari padang pasir, ditindih
tubuhnya dengan batu besar dan disiksa dengan berbagai siksaan lain yang
luar biasa kejam. Namun di saat diuji dengan siksaan itu, hati beliau
merasakan sejuknya sebuah keimanan, sehingga terlontar dari mulut beliau
yang mulia....Ahad (Allah Maha Esa)...Ahad..

Kita akan terheran, dan mungkin akan segera bertanya mengapa Bilal dan para
sahabat yang lain begitu tegarnya menghadapi ujian, intimidasi dan siksaan
yang seberat itu ? Jawabnya adalah, karena mereka telah mendapatkan sebuah
kebahagiaan yang hakiki.

Kebahagiaan yang tidak banyak dipahami oleh kebanyakan orang. Karena umumnya
manusia menyatakan bahwa bahagia itu adalah kekayaan yang melimpah, rumah
indah, kendaraan mewah dan terpenuhinya segala fasilitas keduniaan. Memang
itu semua adalah pendukung kebahagiaan di dunia, namun dalam dataran
kehidupan, kita banyak menemukan orang yang telah terpenuhi segala materi
dunianya tetap saja merasakan kesumpekan hidup, tidak tenang, stress, bahkan
tak jarang mengakhiri kehidupannya dengan bunuh diri... naudzubillah min
dzaalik.

Inikah kebahagiaan ?

Mungkin ada pula yang akan berkata, kalau demikian bahagia itu harus
meninggalkan urusan dunia, hidup miskin, mengembara, tidak usah punya isteri
dan keluarga atau......? Itu juga bukan sebuah kebahagiaan yang benar,
karena kebahagiaan bisa dinikmati oleh si kaya maupun si miskin, tua atau
muda dan segala kalangan.

Berkaitan dengan hal ini para ulama mendefinisikan kebagiaan dengan
ketenangan hati, lapangnya dada, dan merasa cukup dengan pemberian Allah.
Itulah kebahagiaan, dan segalanya hanya bisa teraih dengan keimanan yang
benar, sebagaimana sabda Nabi shallalllahu alaihi wa sallam

"Sungguh mengherankan perkaranya orang mukmin, karena setiap perkaranya akan
baik baginya, apabila dia mendapatkan kenikmatan maka dia bersyukur dan itu
baik bagi dia, dan apabila ia mendapatkan musibah maka ia bersabar maka
itupun baik bagi dia" (HR Bukhari)

Inilah peran sebuah keimanan atau aqidah yang benar, yang mengantarkan
seseorang kepada kebahagiaan yang sebenarnya.

Dunia memang tidak pernah sepi dari kesedihan dan kesenangan, kemudahan dan
kesukaran. Menghadapi hal tersebut seorang insan muslim yang beraqidah lurus
akan selalu tegar menghadapi goncangan badai kehidupan. aneka ragam musibah,
seperti kekurangan harta, kekurangan jiwa (kematian anak atau keluarga),
kekurangan bahan pangan, pakaian atau ancaman, insya Allah akan mampu
diatasi dengan ketegaran. Di dalam hatinya dipenuhi rasa harap kepada Allah,
ketergantungan kepada Allah, tawakal, sabar , dan ridha terhadap ketentuan
Allah. Tak goyah imannya dengan ujian-ujian tersebut bahkan semakin kokoh,
mendorongnya untuk lebih mendekat kepada Allah dan mengikhlaskan doa hanya
kepadaNya semata. Ia mengaplikasikan sabda rasulullah shallalllahu alaihi wa
sallam

"Apabila engkau meminta mintalah kepada Allah dan apabila engkau memohon
pertolongan maka mohonlah kepada Allah." (H.R. Tirmidzi)

Maka disaat itulah bertambah ketenangan dan kebahagiaan di dalam hatinya,
yang kebahagiaan itu tak dirasakan oleh mereka yang tak kenal akan Tuhannya.
Ia pun yakin akan firman Allah :

"Apabila Allah menimpakan bahaya kepadamu maka tidak ada yang mampu
mengangkatnya kecuali Dia.Dan Jika Dia mendatangkan kebaikan, maka Dia
berkuasa atas tiap-tiap sesuatu" (QS Al An 'am:17)

Hal tersebut di atas berbeda dengan mereka yang lemah aqidah dan imannya.
Ujian yang datang sering membuat goncang, putus asa, mengumpat takdir atau
terkadang lari kepada hal-hal yang lemah seperti meminta bantuan paranormal
atau jin.

Insan yang berqidah lurus akan menjadi pribadi yang penuh dengan keindahan.
Hal ini karena jelasnya tujuan hidup yang ia miliki, hendak kemana, untuk
apa dan mengapa dia hidup di dunia. Maka jelaslah arah perjalan dia, sangat
pasti ia melangkah dan tak ragu-ragu untuk menapak kehidupan. Ia sangat
paham dengan tujuan hidup dia...

"Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu."
(QS Adz dzariyat : 56)

Allah saja yang dia harap ridhaNya, bukan yang lain. Sehingga pikirannya pun
tidak bercabang dan beranting, hanya satu. Berbeda dengan mereka yang punya
banyak sesembahan tak tahu tuhan mana yang harus ia cari ridhanya. Sehingga
wajar Nabi Yusuf mengatakan kepada dua temannya di penjara.

"Wahai penghuni penjara apakah Tuhan-Tuhan yang banyak itu lebih baik
ataukah Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Kuasa." (QS. Yusuf: 39)

Kasus yang berlangsung di sebuah negara maju penganut paganisme, ketika
angka kematian akibat bunuh diri sangat tinggi, dan pemudanya tak berharap
untuk berpanjangan hidup, apanya yang salah. Mereka tidak punya tujuan hidup
yang jelas, mau kemana hidup ini dilangsungkan, mengapa ia harus dilahirkan
dan hidup. Kata kunci yang kita dapatkan adalah , mereka tidak kenal akan
islam dan aqidah islam yang lurus. Maka, penggalian nilai-nilai kesempurnaan
Islam yang diawali dengan aqidah adalah hal yang tertawarkan lagi.

Mari kembali kepada Islam... !

Wallallahu a'lam bish showab

keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik