FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Sejarah yang hilang: Pao An tui Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Sejarah yang hilang: Pao An tui Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Sejarah yang hilang: Pao An tui

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

Sejarah yang hilang: Pao An tui Empty Sejarah yang hilang: Pao An tui

Post by isaku Wed Apr 20, 2016 11:22 am

Wiki: tokoh-tokoh masyarakat Tionghoa lainnya mengambil keputusan untuk mendirikan Pao An Tui yang beritikad netral dan bertindak sebagai barisan keamanan masyarakat Tionghoa.

Pao An Tui, kalau tidak salah baca, awalnya adalah untuk menjaga keamanan komunitas sendiri, di kemudian hari direkrut Belanda justru untuk membantai pribumi.

Memang beritanya juga ada counternya. Silahkan ditambahkan bagi yang punya sejarahnya




Kejamnya “Po An Tui”
Terhadap Pejuang Kemerdekaan Indonesia



Mengapa Westerling setelah menebar teror di Bandung dan berniat membunuh Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX berhasil kabur ke Singapura ? Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution yang kala itu menjabat KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) dalam bukunya “Memenuhi Panggilan Tugas,” mengisahkan bahwa, setelah menebar teror di Bandung, dan jadi buronan pasukan Siliwangi Westerling berhasil lolos ke Jakarta. Tapi persembunyiannya di Jakarta (Tanjung Priok) akhirnya berhasil diendus oleh satuan CPM dari KMKBDR (Komando Militer Kota Besar Djakarta Raja), khususnya sub KMK Tanjung Priok.
Westerling pun tertangkap. Namun, saat hendak digelandang ke KMK, secara tiba-tiba Westerling dan ajudannya memberondong satuan CPM, dan melarikan diri ke aeah Zandvoort (pantai Sampur). Di pantai itu telah menunggu sebuah pesawat Catalina yang kemudian membawa Westerling kabur ke Singapura. Mudahnya Westerling kabur ke Singapura, karena ia memiliki hubungan istimewa dengan Laskar PO AN TUI. Dimasa Perang Kemerdekaan laskar ini mendapat pasokan senjata dari Singapura.
Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda. . Tugas laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi salah satu penyebab pejuang membenci etnis Cina dan etnis Cina pun antipati terhadap para pejuang.
Sebagai mata-mata, anggota laskar Po An Tui selalu mengamat-amati kegiatan para pejuang. Akibatnya gerak-gerik dan markas pejuang dapat diketahui. Setelah markas para pejuang diketahui, Belanda melakukan serangan gabungan dengan Inggris terhadap markas para pejuang. Laskar Po An Tui tidak hanya terdapat di Jakarta, tapi juga di Medan, Surabaya dan kota-kota lainnya. Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda.
Di Bandung, laskar Po An Tui aktif membantu NICA (Nederland Indische Civil Administration) menebar teror terhadap para pejuang, seperti pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, dan penjarahan. Teror itu bertujuan agar pribumi segera pindah ke Bandung Selatan dan tidak mendukung RI.
Sayangnya, dalam penulisan sejarah, keberadaan dan tindak tanduk laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta sejarah ini. Mungkin tujuannya agar bangsa ini tidak mengetahui sejarah. Tapi para pejuang yang pernah menderita kekejamannya tentu tidak dapat melupakannya.

Menurut salah seorang putera pejuang kemerdekaan RI, masalah kekejaman Po An Tui sempat disinggung dalam persidangan Konstituante di tahun 1950-an. Ia menulis salinan penggalan pidato seorang pejuang yang menjadi anggota Konstituante.

Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna (organisasi Persatuan Rakyat Desa) dihadapan Sidang Pleno Konstituante tahun 1959 adalah sebagai berikut:

Saudara Ketua dan Madjelis Konstituante jang terhormat, dalam rangka pemandangan umum;
Saudara Ketua, bagi seluruh pedjuang bangsa Indonesia jang mengikuti dan mengalami pahit-getirnja perdjuangan sedjak Proklamasi 1945, lebih-lebih tentunja bagi perintis-perintis kemerdekaan bangsa, melihat keadaan dan penderitaan masjarakat dewasa ini, pasti akan sedih, sedih karena ini bukanlah tudjuan kita, bukan masjarakat sematjam sekarang jang kita idam-idamkan.
Seluruh lapisan masjarakat telah berdjuang tetapi baru beberapa gelintir orang-orang sadja jang senang. Beribu-ribu pedjuang kita dibunuh, tetapi golongan pembunuh jang menikmati keuntungan.
Para pedjuang kita ditangkap dan disiksa, tetapi hasilnja golongan jang menangkapi dan menjiksa para pedjuang masih berkuasa.

Pao An Tui sementara dari golongan Tionghoa jang membantu aktif tentara Belanda jang telah membunuh, membakar, menangkapi anak-anak buah kami, sampai sekarang masih bergelandangan, bukan sadja masih bergelandangan, tetapi berkuasa dan menguasai segala sektor penghidupan rakjat.

Golongan Po An Tui jang telah dengan kedjamnja membunuh dan membakar para pedjuang kemerdekaan termasuk anak-anak buah kami, karena mereka tidak mengungsi dan terus berada di kota bersama Belanda, mendadak menjadi kaja, sesudah Belanda tidak ada mereka menduduki bekas tempat Belanda.
Inilah bukan bajangan, bukan impian, tetapi kenjataan, lihatlah sadja di Bandung
….




Pesan Bung Karno
“JANGAN SEKALI-KALI MENINGGALKAN SEJARAH !!”

http://www.kcpi.or.id/2013/06/kejamnya-po-tui-terhadap-pejuang.html


Dalam bukunya De Eenling, Westerling memaparkan, bahwa perahu karetnya ternyata bocor dan kemasukan air. Beruntung dia diselamatkan oleh satu kapal penangkap ikan Tiongkok yang membawanya ke Singapura. Setibanya di Singapura, dia segera menghubungi teman Tionghoanya Chia Piet Kay, yang pernah membantu ketika membeli persenjataan untuk Pao An Tui. Dia segera membuat perencanaan untuk kembali ke Indonesia.

https://id.wikipedia.org/wiki/Raymond_Westerling




Kisah Pasukan Po An Tui - sejarah yang hilang

Kisah ini bisa dibilang merupakan salah satu akar penyebab sentimen pribumi Indonesia terhadap etnik Cina yang kadang meletup. Kebencian itu merupakan akibat politik "devide et impera" Belanda yang diterapkan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga saat ingin kembali menjajah negeri kita. Etnik Cina di Batavia pun pada Oktober 1740  pernah mengalami pembantaian yang didalangi oleh Gubernur Jenderal VOC Adriaan Valckenier bermula dari turunnya harga gula karena ekspor yang terlalu besar, Pada masa itu pribumi pun terprovokasi ikut menyerang etnik Cina dengan berbagai motif. Di Maluku bahkan sampai sekarang masih tersisa simpatisan RMS (Republik Maluku Selatan). Lepas dari taktik penjajah Belanda, bibit perpecahan memang tumbuh subur di negeri kita karena kezaliman dan penghisapan si kuat terhadap si lemah, si licik terhadap si lugu, penguasa terhadap rakyatnya dan seterusnya sampai hari ini.

Belanda menggunakan strategi merangkul kelompok yang satu untuk menghadapi kelompok lain atau kerajaan yang satu dengan kerajaan lainnya tentu tidak dengan cuma-cuma. Beberapa kelompok etnik, baik pribumi, Cina dan timur asing lainnya dibantu atau dijadikan sekutu oleh  Belanda, dan jika mereka menang selanjutnya dibuatlah perjanjian yang menguntungkan pihak penjajah. Jadi sebenarnya kedua pihak yang diadu domba sama-sama merugi.
Po An Tui (Barisan Penjaga Keamanan), mulanya adalah kekuatan sipil yang dipersenjatai Belanda untuk menjaga lingkungan etnik Cina sekitar tahun 1947. Pada kasus Po An Tui, awalnya Belanda mengajak mereka dalam operasi militer terhadap tentara Republik. Belanda meneror pribumi dengan menggunakan pasukan Po An Tui, sehingga para pejuang membenci etnik Cina dan etnik Cina pun membenci para pejuang termasuk rakyat pribumi tentunya.
Po An Tui juga dimanfaatkan Belanda sebagai mata-mata untuk mengamati kegiatan para pejuang. Akibatnya gerak-gerik dan markas pejuang dapat diketahui. Setelah markas para pejuang diketahui, Belanda melakukan serangan gabungan dengan Inggris terhadap markas para pejuang.

Aksi Po An Tui itu tergolong kejam. Mereka aktif membantu NICA (Nederland Indische Civil Administration) menebar teror terhadap para pejuang, seperti pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, dan penjarahan. Teror itu bertujuan agar pribumi segera pindah ke Bandung Selatan dan tidak mendukung RI.

http://persaudaraansejati.blogspot.co.id/2012/06/etnis-china-di-indonesia.html
avatar
isaku
KAPTEN
KAPTEN

Male
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik