Cara Merayu Tuhan
Halaman 1 dari 1 • Share
Cara Merayu Tuhan
Seorang murid Abu Hanan ada yang sering mengajukan macam-macam pertanyaan. Tak jarang ia juga mengomentari ucapan-ucapan Abu Hanan jika sedang memperbincangkan sesuatu. Ini terjadi saat Abu Hanan menerima tiga orang tamu yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada Abu Hanan.
Giliran orang kedua maju. Ia ternyata mengajukan pertanyaan yang sama
Orang ketiga pun maju, pertanyaannya pun juga seratus persen sama.
***
Si murid (Bakul Kopi / B.K) yang suka bertanya kontan berujar mendengar kejadian itu.
Si murid pun mafhum. Ia lalu mengerti mengapa satu pertanyaan bisa mendatangkan jawaban yang berbeda-beda. Tapi si murid itu bertanya lagi.
Tamu 1 : “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
Abu H : “Orang yang mengerjakan dosa kecil,”
Tamu 1 : “Mengapa begitu,”
Abu H : “Sebab dosa kecil lebih mudah diampuni oleh Allah.”
Tamu 1 : (manggut-manggut sangat puas)
Giliran orang kedua maju. Ia ternyata mengajukan pertanyaan yang sama
Tamu 2 : “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
Abu H : “Yang utama adalah orang yang tidak mengerjakan keduanya,”
Tamu 2 : “Mengapa demikian?”
Abu H : “Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu pengampunan Allah sudah tidak diperlukan lagi,”
Tamu 2 : (manggut-manggut menerima jawaban Abu hanan dalam hatinya)
Orang ketiga pun maju, pertanyaannya pun juga seratus persen sama.
Tamu 3 : “Manakah yang lebin utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
Abu H : “Orang yang mengerjakan dosa besar lebih utama,”
Tamu 3 : “Mengapa bisa begitu?”
Abu H : “Sebab pengampunan Allah kepada hamba-Nya sebanding dengan besarnya dosa hamba-Nya,”
Tamu 3 : (merasa puas dgn argumen tersebut,lalu beranjak pergi)
***
Si murid (Bakul Kopi / B.K) yang suka bertanya kontan berujar mendengar kejadian itu.
B.K : “Mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan tiga jawaban yang berbeda,”
A.H : (tersenyum) “Manusia itu terbagi atas tiga tingkatan, tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati,”
B.K : (bingung) “Apakah tingkatan mata itu?”
A.H : “Seorang anak kecil yang melihat bintang di langit, ia akan menyebut bintang itu kecil karena itulah yang tampak dimatanya,”
B.K : “Lalu apakah tingkatan otak itu?”
A.H : “Orang pandai yang melihat bintang di langit, ia akan mengatakan bahwa bintang itu besar karena ia memiliki pengetahuan,”
B.K : “Dan apakah tingkatan hati itu?”
A.H : (tersenyum) “Orang pandai dan paham yang melihat bintang di langit, ia akan tetap mengatakan bahwa bintang itu kecil sekalipun ia tahu yang sebenarnya bintang itu besar, sebab baginya tak ada satupun di dunia ini yang lebih besar dari Allah SWT,”
Si murid pun mafhum. Ia lalu mengerti mengapa satu pertanyaan bisa mendatangkan jawaban yang berbeda-beda. Tapi si murid itu bertanya lagi.
B.K : “Wahai guruku, mungkinkah manusia itu menipu Tuhan?”
A.H : “Mungkin,” (santai sambil nyruput kopi)
B.K : “Bagaimana caranya?” :scratch:
A.H : “Manusia bisa menipu Tuhan dengan merayu-Nya melalui pujian dan doa,”
B.K : “Kalau begitu, ajarilah aku doa itu, wahai guru,” (antusias)
A.H : “Doa itu adalah, “Illahi lastu lil firdausi ahla, Wala Aqwa alannaril Jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzambil adzimi.” (Wahai Tuhanku, aku tidak pantas menjadi penghuni surga, tapi aku tidak kuat menahan panasnya api neraka. Sebab itulah terimalah tobatku dan ampunilah segala dosa-dosaku, sesungguhnya Kau lah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar).
B.K : (ngernyit sambil ngafalin do'anya) “Anu.... Hmmm...Guru....” :roll:
A.H : “Udah....udah....! :nono: Nanya terus dari tadi. Sana,belikan saya rokok surya 12,baru nanti tanya lagi”
B.K : “Duitnya mana.?”
A.H : “Utang...........!” (nyengir)
BAKUL KOPI- LETNAN DUA
-
Age : 36
Posts : 757
Location : warkop
Join date : 07.10.11
Reputation : 3
Re: Cara Merayu Tuhan
lha kan rahasia pabrik....BAKUL KOPI wrote:Seorang murid Abu Hanan ada yang sering mengajukan macam-macam pertanyaan. Tak jarang ia juga mengomentari ucapan-ucapan Abu Hanan jika sedang memperbincangkan sesuatu. Ini terjadi saat Abu Hanan menerima tiga orang tamu yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada Abu Hanan.Tamu 1 : “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
Abu H : “Orang yang mengerjakan dosa kecil,”
Tamu 1 : “Mengapa begitu,”
Abu H : “Sebab dosa kecil lebih mudah diampuni oleh Allah.”
Tamu 1 : (manggut-manggut sangat puas)
Giliran orang kedua maju. Ia ternyata mengajukan pertanyaan yang samaTamu 2 : “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
Abu H : “Yang utama adalah orang yang tidak mengerjakan keduanya,”
Tamu 2 : “Mengapa demikian?”
Abu H : “Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu pengampunan Allah sudah tidak diperlukan lagi,”
Tamu 2 : (manggut-manggut menerima jawaban Abu hanan dalam hatinya)
Orang ketiga pun maju, pertanyaannya pun juga seratus persen sama.Tamu 3 : “Manakah yang lebin utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
Abu H : “Orang yang mengerjakan dosa besar lebih utama,”
Tamu 3 : “Mengapa bisa begitu?”
Abu H : “Sebab pengampunan Allah kepada hamba-Nya sebanding dengan besarnya dosa hamba-Nya,”
Tamu 3 : (merasa puas dgn argumen tersebut,lalu beranjak pergi)
***
Si murid (Bakul Kopi / B.K) yang suka bertanya kontan berujar mendengar kejadian itu.B.K : “Mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan tiga jawaban yang berbeda,”
A.H : (tersenyum) “Manusia itu terbagi atas tiga tingkatan, tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati,”
B.K : (bingung) “Apakah tingkatan mata itu?”
A.H : “Seorang anak kecil yang melihat bintang di langit, ia akan menyebut bintang itu kecil karena itulah yang tampak dimatanya,”
B.K : “Lalu apakah tingkatan otak itu?”
A.H : “Orang pandai yang melihat bintang di langit, ia akan mengatakan bahwa bintang itu besar karena ia memiliki pengetahuan,”
B.K : “Dan apakah tingkatan hati itu?”
A.H : (tersenyum) “Orang pandai dan paham yang melihat bintang di langit, ia akan tetap mengatakan bahwa bintang itu kecil sekalipun ia tahu yang sebenarnya bintang itu besar, sebab baginya tak ada satupun di dunia ini yang lebih besar dari Allah SWT,”
Si murid pun mafhum. Ia lalu mengerti mengapa satu pertanyaan bisa mendatangkan jawaban yang berbeda-beda. Tapi si murid itu bertanya lagi.B.K : “Wahai guruku, mungkinkah manusia itu menipu Tuhan?”
A.H : “Mungkin,” (santai sambil nyruput kopi)
B.K : “Bagaimana caranya?” :scratch:
A.H : “Manusia bisa menipu Tuhan dengan merayu-Nya melalui pujian dan doa,”
B.K : “Kalau begitu, ajarilah aku doa itu, wahai guru,” (antusias)
A.H : “Doa itu adalah, “Illahi lastu lil firdausi ahla, Wala Aqwa alannaril Jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzambil adzimi.” (Wahai Tuhanku, aku tidak pantas menjadi penghuni surga, tapi aku tidak kuat menahan panasnya api neraka. Sebab itulah terimalah tobatku dan ampunilah segala dosa-dosaku, sesungguhnya Kau lah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar).
B.K : (ngernyit sambil ngafalin do'anya) “Anu.... Hmmm...Guru....” :roll:
A.H : “Udah....udah....! :nono: Nanya terus dari tadi. Sana,belikan saya rokok surya 12,baru nanti tanya lagi”
B.K : “Duitnya mana.?”
A.H : “Utang...........!” (nyengir)
neh lagih tunggu pinjaman koperasi akhir bulan...
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Cara Merayu Tuhan
kedalaman hatinya merupakan bukti ke-sufi-an
apakah ini termasuk ilmu sufi gus abu....?
apakah ini termasuk ilmu sufi gus abu....?
BAKUL KOPI- LETNAN DUA
-
Age : 36
Posts : 757
Location : warkop
Join date : 07.10.11
Reputation : 3
Re: Cara Merayu Tuhan
:lkj:BAKUL KOPI wrote:Seorang murid Abu Hanan ada yang sering mengajukan macam-macam pertanyaan. Tak jarang ia juga mengomentari ucapan-ucapan Abu Hanan jika sedang memperbincangkan sesuatu. Ini terjadi saat Abu Hanan menerima tiga orang tamu yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada Abu Hanan.Tamu 1 : “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
Abu H : “Orang yang mengerjakan dosa kecil,”
Tamu 1 : “Mengapa begitu,”
Abu H : “Sebab dosa kecil lebih mudah diampuni oleh Allah.”
Tamu 1 : (manggut-manggut sangat puas)
Giliran orang kedua maju. Ia ternyata mengajukan pertanyaan yang samaTamu 2 : “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
Abu H : “Yang utama adalah orang yang tidak mengerjakan keduanya,”
Tamu 2 : “Mengapa demikian?”
Abu H : “Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu pengampunan Allah sudah tidak diperlukan lagi,”
Tamu 2 : (manggut-manggut menerima jawaban Abu hanan dalam hatinya)
Orang ketiga pun maju, pertanyaannya pun juga seratus persen sama.Tamu 3 : “Manakah yang lebin utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
Abu H : “Orang yang mengerjakan dosa besar lebih utama,”
Tamu 3 : “Mengapa bisa begitu?”
Abu H : “Sebab pengampunan Allah kepada hamba-Nya sebanding dengan besarnya dosa hamba-Nya,”
Tamu 3 : (merasa puas dgn argumen tersebut,lalu beranjak pergi)
***
Si murid (Bakul Kopi / B.K) yang suka bertanya kontan berujar mendengar kejadian itu.B.K : “Mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan tiga jawaban yang berbeda,”
A.H : (tersenyum) “Manusia itu terbagi atas tiga tingkatan, tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati,”
B.K : (bingung) “Apakah tingkatan mata itu?”
A.H : “Seorang anak kecil yang melihat bintang di langit, ia akan menyebut bintang itu kecil karena itulah yang tampak dimatanya,”
B.K : “Lalu apakah tingkatan otak itu?”
A.H : “Orang pandai yang melihat bintang di langit, ia akan mengatakan bahwa bintang itu besar karena ia memiliki pengetahuan,”
B.K : “Dan apakah tingkatan hati itu?”
A.H : (tersenyum) “Orang pandai dan paham yang melihat bintang di langit, ia akan tetap mengatakan bahwa bintang itu kecil sekalipun ia tahu yang sebenarnya bintang itu besar, sebab baginya tak ada satupun di dunia ini yang lebih besar dari Allah SWT,”
Si murid pun mafhum. Ia lalu mengerti mengapa satu pertanyaan bisa mendatangkan jawaban yang berbeda-beda. Tapi si murid itu bertanya lagi.B.K : “Wahai guruku, mungkinkah manusia itu menipu Tuhan?”
A.H : “Mungkin,” (santai sambil nyruput kopi)
B.K : “Bagaimana caranya?” :scratch:
A.H : “Manusia bisa menipu Tuhan dengan merayu-Nya melalui pujian dan doa,”
B.K : “Kalau begitu, ajarilah aku doa itu, wahai guru,” (antusias)
A.H : “Doa itu adalah, “Illahi lastu lil firdausi ahla, Wala Aqwa alannaril Jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzambil adzimi.” (Wahai Tuhanku, aku tidak pantas menjadi penghuni surga, tapi aku tidak kuat menahan panasnya api neraka. Sebab itulah terimalah tobatku dan ampunilah segala dosa-dosaku, sesungguhnya Kau lah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar).
B.K : (ngernyit sambil ngafalin do'anya) “Anu.... Hmmm...Guru....” :roll:
A.H : “Udah....udah....! :nono: Nanya terus dari tadi. Sana,belikan saya rokok surya 12,baru nanti tanya lagi”
B.K : “Duitnya mana.?”
A.H : “Utang...........!” (nyengir)
saya suka melafalkannya ketika meninabobokan anak saya...!
dengan suara yang paling merdu! (menurut saya lho, hihihihihi)
dan memang, selalu membuat bulu kuduk saya merinding sendiri ketika melafalkannya...
:study: :study: :study:
adakah manfaat yang tersembunyi, wahai Kang Bakul Kupiy dan Om Guru Abu Hanan!
Ichwanzein- SERSAN DUA
-
Posts : 77
Location : Cilincingston
Join date : 06.10.11
Reputation : 4
Re: Cara Merayu Tuhan
pengertian/konteks pembahasan tasawuf atau ilmu sufi adalah fokus pada akhlak.Wilayah hati/jiwa adalah medan perang-kelas.BAKUL KOPI wrote:kedalaman hatinya merupakan bukti ke-sufi-an
apakah ini termasuk ilmu sufi gus abu....?
Termasuk pengenalan dirih sendiri atau jika di budha biasa dikenal dengan 8 jalan kebajikan dengan berbagaih cabangnyah.
Akhlak pada tasawuf tidak sebatas pada akhlak lahiriah sepertih tidak mencuri dsb tetapih jugah tidak mencurih tersebut disebabkan karenah "menyaksikan tuhan" di hatinyah.
Tidak kriminal bukan karenah takut dosah atauh takut nerakah..
Berbuat baik tetapih tidak karenah ingin pahalah atau surga..
sepotong duluh...yang laen biyar kebagian..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Cara Merayu Tuhan
abu hanan wrote:pengertian/konteks pembahasan tasawuf atau ilmu sufi adalah fokus pada akhlak.Wilayah hati/jiwa adalah medan perang-kelas.BAKUL KOPI wrote:kedalaman hatinya merupakan bukti ke-sufi-an
apakah ini termasuk ilmu sufi gus abu....?
Termasuk pengenalan dirih sendiri atau jika di budha biasa dikenal dengan 8 jalan kebajikan dengan berbagaih cabangnyah.
Akhlak pada tasawuf tidak sebatas pada akhlak lahiriah sepertih tidak mencuri dsb tetapih jugah tidak mencurih tersebut disebabkan karenah "menyaksikan tuhan" di hatinyah.
Tidak kriminal bukan karenah takut dosah atauh takut nerakah..
Berbuat baik tetapih tidak karenah ingin pahalah atau surga..
sepotong duluh...yang laen biyar kebagian..
:lkj: :lkj:
BAKUL KOPI- LETNAN DUA
-
Age : 36
Posts : 757
Location : warkop
Join date : 07.10.11
Reputation : 3
Re: Cara Merayu Tuhan
sekilas info,
untuk versi yang ke-tiga,
yang lebih utama adalah :
orang yang telah bertobat dari dosanya yang besar, dengan pertobatan yang keluar dari hati dan tidak mengulanginya lagi.
untuk versi yang ke-tiga,
yang lebih utama adalah :
orang yang telah bertobat dari dosanya yang besar, dengan pertobatan yang keluar dari hati dan tidak mengulanginya lagi.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Cara Merayu Tuhan
sekilas info,
manusia bisa menipu Tuhan?
mungkin kurang tepat jika dikatakan manusia bisa menipu Tuhan,
tapi manusia bisa meluluhkan Hati-Tuhan.
dan manusia bisa meluluhkan Hati-Tuhan juga melalui pujian dan doa -- yang keluar dari hati manusia, walaupun dalam suka dan duka, yang dilakukan setiap hari.
manusia bisa menipu Tuhan?
mungkin kurang tepat jika dikatakan manusia bisa menipu Tuhan,
tapi manusia bisa meluluhkan Hati-Tuhan.
dan manusia bisa meluluhkan Hati-Tuhan juga melalui pujian dan doa -- yang keluar dari hati manusia, walaupun dalam suka dan duka, yang dilakukan setiap hari.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Similar topics
» "Cara Menerima Perkenanan Tuhan" by Pdt.Johan Lumoindong
» Mengetahui Cara Tuhan Berkomunikasi Dengan Manusia
» Dengan cara apa Tuhan menurunkan kitab suci kalian?
» Pdt.Anthony Chang ,sermon "Tuhan punya cara ajaib"
» Pdt. Petra Fanggidae - Ada Cara Tuhan Yang Membuat Engkau Terpesona (Tragedi Natal)
» Mengetahui Cara Tuhan Berkomunikasi Dengan Manusia
» Dengan cara apa Tuhan menurunkan kitab suci kalian?
» Pdt.Anthony Chang ,sermon "Tuhan punya cara ajaib"
» Pdt. Petra Fanggidae - Ada Cara Tuhan Yang Membuat Engkau Terpesona (Tragedi Natal)
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik