isim nakirah dan isim ma'rifah
Halaman 1 dari 1 • Share
isim nakirah dan isim ma'rifah
Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi
dua:
1) ISIM NAKIRAH
atau kata benda bentuk umum atau tak dikenal (tak tentu).
2) ISIM MA'RIFAH
atau kata benda bentuk khusus atau dikenal (tertentu).
Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari
setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya
yang bertanwin ( ً ٍ ٌ ). Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya
ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnya.
Contoh Isim Nakirah:
بَيْتٌ (= sebuah rumah), وَلَدٌ (= seorang anak)
Contoh Isim Ma'rifah:
اَلْبَيْتُ
(= rumah itu), اَلْوَلَدُ
(= anak
itu)
Coba bandingkan dan
perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim Ma'rifah
dalam dua buah kalimat di bawah ini:
Berkaitan dengan Nakirah dan
Ma'rifah, khususnya penggunaan awalan Alif-Lam dan baris Tanwin di akhir kata,
ada beberapa pola kalimat (rangkaian kata) yang perlu kita ketahui perbedaannya
dengan baik.
1. SHIFAT (
صِفَة ) dan MAUSHUF ( مَوْصُوْف )
Bila rangkaian dua buah Isim
atau lebih, semuanya dalam keadaan Nakirah (tanwin) atau Ma'rifah (alif-lam)
maka kata yang di depan dinamakan Maushuf (yang disifati) sedang kata yang di
belakangnya dinamakan Shifat. Contoh:
2. MUDHAF (
مُضَاف ) dan MUDHAF ILAIH (
مُضَاف إِلَيْه )
Bila dua buah Isim atau
lebih digabung menjadi satu kesatuan yang utuh dengan pengertian yang baru (Kata
Majemuk) maka kata yang di depan (tanpa Alif-Lam) dinamakan Mudhaf Ilaih sedang
kata yang di belakang (dengan Alif-Lam) dinamakan Mudhaf. Kata Majemuk termasuk
dalam kelompok Isim Ma'rifah.
3. MUBTADA' (
مُبْتَدَأ ) dan KHABAR ( خَبَر )
Bila dua buah Isim atau lebih
terangkai dalam satu kalimat yang sempurna, maka Isim yang pertama umumnya
adalah Ma'rifah dinamakan Mubtada' (Subjek), sedang Isim yang berikutnya adalah
Nakirah dinamakan Khabar (Predikat).
Kalimat sempurna yang terdiri
dari Isim yang tersusun dari Mubtada' dan Khabar seperti ini dinamakan JUMLAH
ISMIYYAH ( جُمْلَة
اِسْمِيَّة ) atau Kalimat Nominal (kalimat
sempurna yang hanya terdiri dari Isim atau Kata Benda).
Perhatikan perbedaan antara
kalimat-kalimat di bawah ini:
Kalimat sebelah kiri adalah
Jumlah Ismiyyah yang Mubtada' nya adalah Kata Majemuk ("Rasul Allah" dan "Mobil
Ustadz"); sedang kalimat sebelah kanan bukanlah kalimat sempurna melainkan
rangkaian kata yang merupakan kombinasi antara Mudhaf dan Mudhaf Ilaih dengan
Shifat dan Maushuf.
Pada kalimat pertama sebelah
kiri, yang mendapat Isim "mulia" adalah "Rasul", sedang pada kalimat sebelah
kanan, yang mendapat Isim "mulia" adalah "Allah". Pada kalimat kedua sebelah
kiri, yang mendapat Isim "baru" adalah "mobil", sedang pada kalimat sebelah
kanan, yang mendapat Isim "baru" adalah "Ustadz".
Sebanyak apapun Isim
yang terdapat dalam sebuah kalimat, tetap saja tidak bisa menghasilkan sebuah
kalimat nominal sempurna (Jumlah Ismiyyah) bila tidak mengandung Mubtada' dan
Khabar. Bandingkan dua buah kalimat berikut ini:
1) Kalimat di bawah ini
bukan Jumlah Ismiyyah:
2) Kalimat di bawah ini adalah
Jumlah Ismiyyah (Kalimat Nominal Sempurna):
Kalimat pertama, tidak memiliki
Khabar. Kata جَدِيْد (=baru) pada kalimat pertama adalah sifat dari
أُسْتَاذ (=guru). Adapun pada kalimat kedua,
kata جَدِيْد adalah Khabar dari مِفْتَاحُ بَابِ سَيَّارَةِ اْلأُسْتَاذ (=kunci pintu mobil guru) yang merupakan
Mubtada'.
Selain Isim yang berawalan
Alif-Lam, yang juga termasuk Isim Ma'rifah adalah:
1. ISIM 'ALAM (Nama). Semua Isim 'Alam
termasuk Isim Ma'rifah, meskipun diantara Isim 'Alam tersebut ada yang huruf
akhirnya bertanwin.
Contoh: أَحْمَدُ (= Ahmad), عَلِيٌّ (= Ali), مَكَّةُ (= Makkah)
2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang
mewakili atau menggantikan penyebutan sesuatu atau seseorang atau sekelompok
benda/orang.
Contoh:
أَنَا (= aku, saya), نَحْنُ
(= kami, kita),
هُوَ (= ia, dia)
dua:
1) ISIM NAKIRAH
atau kata benda bentuk umum atau tak dikenal (tak tentu).
2) ISIM MA'RIFAH
atau kata benda bentuk khusus atau dikenal (tertentu).
Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari
setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya
yang bertanwin ( ً ٍ ٌ ). Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya
ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnya.
Contoh Isim Nakirah:
بَيْتٌ (= sebuah rumah), وَلَدٌ (= seorang anak)
Contoh Isim Ma'rifah:
اَلْبَيْتُ
(= rumah itu), اَلْوَلَدُ
(= anak
itu)
Coba bandingkan dan
perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim Ma'rifah
dalam dua buah kalimat di bawah ini:
ذَلِكَ بَيْتٌ. اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ. | = Itu sebuah rumah. Rumah itu baru. |
جَاءَ وَلَدٌ. اَلْوَلَدُ مُؤَدِّبٌ. | = Datang seorang anak. Anak itu sopan. |
Ma'rifah, khususnya penggunaan awalan Alif-Lam dan baris Tanwin di akhir kata,
ada beberapa pola kalimat (rangkaian kata) yang perlu kita ketahui perbedaannya
dengan baik.
1. SHIFAT (
صِفَة ) dan MAUSHUF ( مَوْصُوْف )
Bila rangkaian dua buah Isim
atau lebih, semuanya dalam keadaan Nakirah (tanwin) atau Ma'rifah (alif-lam)
maka kata yang di depan dinamakan Maushuf (yang disifati) sedang kata yang di
belakangnya dinamakan Shifat. Contoh:
بَلَدٌ أَمِيْنٌ | = (sebuah) negeri yang aman |
صِرَاطٌ مُسْتَقِيْمٌ | = (sebuah) jalan yang lurus |
اَلْبَلَدُ اْلأَمِيْنُ | = negeri yang aman |
الصِّرَاطُ الْمُسْتَقِيْمُ | = jalan yang lurus |
مُضَاف ) dan MUDHAF ILAIH (
مُضَاف إِلَيْه )
Bila dua buah Isim atau
lebih digabung menjadi satu kesatuan yang utuh dengan pengertian yang baru (Kata
Majemuk) maka kata yang di depan (tanpa Alif-Lam) dinamakan Mudhaf Ilaih sedang
kata yang di belakang (dengan Alif-Lam) dinamakan Mudhaf. Kata Majemuk termasuk
dalam kelompok Isim Ma'rifah.
رَسُوْلُ اللهِ | = Rasul Allah |
أَهْلُ الْكِتَابِ | = Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) |
سَيَّارَةُ اْلأُسْتَاذِ | = mobil Ustadz |
مِفْتَاحُ السَّيَّارَةِ | = kunci mobil |
مُبْتَدَأ ) dan KHABAR ( خَبَر )
Bila dua buah Isim atau lebih
terangkai dalam satu kalimat yang sempurna, maka Isim yang pertama umumnya
adalah Ma'rifah dinamakan Mubtada' (Subjek), sedang Isim yang berikutnya adalah
Nakirah dinamakan Khabar (Predikat).
الرَّسُوْلُ كَرِيْمٌ | = Rasul itu mulia |
السَّيَّارَةُ جَدِيْدٌ | = Mobil itu baru |
رَسُوْلُ اللهِ كَرِيْمٌ | = Rasul Allah itu mulia |
سَيَّارَةُ اْلأُسْتَاذِ جَدِيْدٌ | = Mobil Ustadz itu baru |
dari Isim yang tersusun dari Mubtada' dan Khabar seperti ini dinamakan JUMLAH
ISMIYYAH ( جُمْلَة
اِسْمِيَّة ) atau Kalimat Nominal (kalimat
sempurna yang hanya terdiri dari Isim atau Kata Benda).
Perhatikan perbedaan antara
kalimat-kalimat di bawah ini:
Jumlah Ismiyyah | Bukan Jumlah Ismiyyah |
رَسُوْلُ اللهِ كَرِيْمٌ | رَسُوْلُ اللهِ الْكَرِيْمِ |
(Rasul Allah itu mulia) | (Rasul Allah Yang Mulia) |
سَيَّارَةُ اْلأُسْتَاذِ جَدِيْدٌ | سَيَّارَةُ أُسْتَاذِ الْجَدِيْدِ |
(Mobil Ustadz itu baru) | (Mobil Ustadz yang baru itu) |
Jumlah Ismiyyah yang Mubtada' nya adalah Kata Majemuk ("Rasul Allah" dan "Mobil
Ustadz"); sedang kalimat sebelah kanan bukanlah kalimat sempurna melainkan
rangkaian kata yang merupakan kombinasi antara Mudhaf dan Mudhaf Ilaih dengan
Shifat dan Maushuf.
Pada kalimat pertama sebelah
kiri, yang mendapat Isim "mulia" adalah "Rasul", sedang pada kalimat sebelah
kanan, yang mendapat Isim "mulia" adalah "Allah". Pada kalimat kedua sebelah
kiri, yang mendapat Isim "baru" adalah "mobil", sedang pada kalimat sebelah
kanan, yang mendapat Isim "baru" adalah "Ustadz".
Sebanyak apapun Isim
yang terdapat dalam sebuah kalimat, tetap saja tidak bisa menghasilkan sebuah
kalimat nominal sempurna (Jumlah Ismiyyah) bila tidak mengandung Mubtada' dan
Khabar. Bandingkan dua buah kalimat berikut ini:
1) Kalimat di bawah ini
bukan Jumlah Ismiyyah:
مِفْتَاحُ بَابِ سَيَّارَةِ أُسْتَاذِ الْجَدِيْدِ | = Kunci pintu mobil guru baru. |
Jumlah Ismiyyah (Kalimat Nominal Sempurna):
مِفْتَاحُ بَابِ سَيَّارَةِ اْلأُسْتَاذِ جَدِيْدٌ | = Kunci pintu mobil guru itu baru. |
Khabar. Kata جَدِيْد (=baru) pada kalimat pertama adalah sifat dari
أُسْتَاذ (=guru). Adapun pada kalimat kedua,
kata جَدِيْد adalah Khabar dari مِفْتَاحُ بَابِ سَيَّارَةِ اْلأُسْتَاذ (=kunci pintu mobil guru) yang merupakan
Mubtada'.
Selain Isim yang berawalan
Alif-Lam, yang juga termasuk Isim Ma'rifah adalah:
1. ISIM 'ALAM (Nama). Semua Isim 'Alam
termasuk Isim Ma'rifah, meskipun diantara Isim 'Alam tersebut ada yang huruf
akhirnya bertanwin.
Contoh: أَحْمَدُ (= Ahmad), عَلِيٌّ (= Ali), مَكَّةُ (= Makkah)
2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang
mewakili atau menggantikan penyebutan sesuatu atau seseorang atau sekelompok
benda/orang.
Contoh:
أَنَا (= aku, saya), نَحْنُ
(= kami, kita),
هُوَ (= ia, dia)
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» isim jamid & isim musytaq
» isim isyarah dan isim maushul (kata tunjuk & kata sambung)
» isim dhamir (kata ganti)
» jenis-jenis isim (kata benda)
» isim isyarah dan isim maushul (kata tunjuk & kata sambung)
» isim dhamir (kata ganti)
» jenis-jenis isim (kata benda)
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik