Perjalanan mualaf Belanda di bumi Mentawai
Halaman 1 dari 1 • Share
Perjalanan mualaf Belanda di bumi Mentawai
Perjalanan Mualaf Belanda di Bumi Mentawai
Indah Widiastuti - detikNews
Foto: Trans7
Jakarta - Asyhadu alaa Ilaaha Illallah wa
Asyhadu an-na Muhammadarrosuululloh. Aku
besaksi tidak ada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah Utusan Allah.
Mengucapkan dua kalimat syahadat menjadi
sebuah pengalaman yang menggetarkan
seluruh hidup Abdul Rahman Hans De Kraker.
Mualaf asal Belanda itu memustukan menjadi
muslim dua tahun lalu. Dia menjelajah
katulistiwa karena panggilan jiwa petualangnya
dan keinginan mengenal komunitas muslim di
berbagai pelosok negeri.
Sebelumnya Hans mengunjungi para Sekerei
(pelaku pengobatan tradisional) di Dusun Butui
di pedalaman Mentawai, Sumatera Barat. Kali
ini petualangan Hans mengenal Islam di negeri
katulistiwa kembali berlanjut ke Dusun Gotab
dan Dusun Sumailaklak.
Di Dusun Gotab Hans merasakan kembali
getaran yang sama kala dia mengucap
syahadat. Kali ini getaran itu dirasakannya saat
mendengar kalimat syahadat diucapkan oleh
seorang laki-laki bernama Sulaeman di Dusun
Gotab, Mentawai.
“Saya ingin menjadi imam yang baik untuk istri
dan anak-anak saya”, ucap Sulaeman sebelum
mengucapkan sumpah yang diamiinkan tak
hanya oleh warga yang datang, namun juga
semesta alam. Hans juga ikut larut dalam
momen istimewa Sulaeman itu.
Geliat perkembangan Islam di dusun yang
berjarak dua jam dari Muara Siberut ini sudah
berlangsung sejak satu dekade yang lalu.
Diawali dari tiga kepala keluarga dan
perjuangan para pendakwah, Islam terus
berkembang dan tumbuh di hati 23 kepala
keluarga saat ini.
Dengan berbekal informasi warga, Hans
menelusuri dusun yang sudah dihuni 40 kepala
keluarga muslim untuk menemui seorang
sahabat, ustad Rapit yang menjadi pendakwah
di sini. Ada sebersit kekhawatiran dalam hati
Hans, apakah Ustad Rapit bisa ia temui?
Maklum, sinyal komunikasi belum menyentuh
daerah pelosok ini, sehingga kedatangannya tak
bisa diinfokan.
caption-here..
Tapi tenang saja, kalau jodoh pasti bertemu
kan? Betul saja, Hans berhasil bertemu
sahabatnya, bahkan Ustad Rapit mengajak Hans
menuju satu-satunya masjid di sana untuk
melaksanakan salat Ashar.
Setiba Hans di sana, gambaran akan keindahan
masjid seperti yang biasa ia lihat berguguran.
Tak ada menara yang menjulang, tak terlihat
kubah nan megah, keindahan kaligrafi Islam
apalagi merdunya suara tilawah Alquran yang
biasa terdengar lewat pengeras suara.
Masjid itu begitu sederhana. Namun
keterbatasan nampaknya tak mengurangi
keinginan warga muslim untuk beribadah. Dan
bagi Hans, kisah dibalik adanya masjid ini begitu
menohok hati akan sebuah keikhlasan.
Petualangan bersama para Ibu tangguh dalam
mencari ridho Allah dan interaksi Hans dengan
penduduk di sini, menggerakkan hatinya untuk
memberikan sesuatu yang berarti untuk warga
Sumailaklak. Apakah itu?
Saksikan perjalanan Hans selengkapnya
dalam Program "Hijrah" pada Minggu 12
Juli 2015 Pukul 05.15 WIB, hanya di Trans7.
(slh/slh)
http://m.detik.com/news/berita/2965880/perjalanan-mualaf-belanda-di-bumi-mentawai
Indah Widiastuti - detikNews
Foto: Trans7
Jakarta - Asyhadu alaa Ilaaha Illallah wa
Asyhadu an-na Muhammadarrosuululloh. Aku
besaksi tidak ada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah Utusan Allah.
Mengucapkan dua kalimat syahadat menjadi
sebuah pengalaman yang menggetarkan
seluruh hidup Abdul Rahman Hans De Kraker.
Mualaf asal Belanda itu memustukan menjadi
muslim dua tahun lalu. Dia menjelajah
katulistiwa karena panggilan jiwa petualangnya
dan keinginan mengenal komunitas muslim di
berbagai pelosok negeri.
Sebelumnya Hans mengunjungi para Sekerei
(pelaku pengobatan tradisional) di Dusun Butui
di pedalaman Mentawai, Sumatera Barat. Kali
ini petualangan Hans mengenal Islam di negeri
katulistiwa kembali berlanjut ke Dusun Gotab
dan Dusun Sumailaklak.
Di Dusun Gotab Hans merasakan kembali
getaran yang sama kala dia mengucap
syahadat. Kali ini getaran itu dirasakannya saat
mendengar kalimat syahadat diucapkan oleh
seorang laki-laki bernama Sulaeman di Dusun
Gotab, Mentawai.
“Saya ingin menjadi imam yang baik untuk istri
dan anak-anak saya”, ucap Sulaeman sebelum
mengucapkan sumpah yang diamiinkan tak
hanya oleh warga yang datang, namun juga
semesta alam. Hans juga ikut larut dalam
momen istimewa Sulaeman itu.
Geliat perkembangan Islam di dusun yang
berjarak dua jam dari Muara Siberut ini sudah
berlangsung sejak satu dekade yang lalu.
Diawali dari tiga kepala keluarga dan
perjuangan para pendakwah, Islam terus
berkembang dan tumbuh di hati 23 kepala
keluarga saat ini.
Dengan berbekal informasi warga, Hans
menelusuri dusun yang sudah dihuni 40 kepala
keluarga muslim untuk menemui seorang
sahabat, ustad Rapit yang menjadi pendakwah
di sini. Ada sebersit kekhawatiran dalam hati
Hans, apakah Ustad Rapit bisa ia temui?
Maklum, sinyal komunikasi belum menyentuh
daerah pelosok ini, sehingga kedatangannya tak
bisa diinfokan.
caption-here..
Tapi tenang saja, kalau jodoh pasti bertemu
kan? Betul saja, Hans berhasil bertemu
sahabatnya, bahkan Ustad Rapit mengajak Hans
menuju satu-satunya masjid di sana untuk
melaksanakan salat Ashar.
Setiba Hans di sana, gambaran akan keindahan
masjid seperti yang biasa ia lihat berguguran.
Tak ada menara yang menjulang, tak terlihat
kubah nan megah, keindahan kaligrafi Islam
apalagi merdunya suara tilawah Alquran yang
biasa terdengar lewat pengeras suara.
Masjid itu begitu sederhana. Namun
keterbatasan nampaknya tak mengurangi
keinginan warga muslim untuk beribadah. Dan
bagi Hans, kisah dibalik adanya masjid ini begitu
menohok hati akan sebuah keikhlasan.
Petualangan bersama para Ibu tangguh dalam
mencari ridho Allah dan interaksi Hans dengan
penduduk di sini, menggerakkan hatinya untuk
memberikan sesuatu yang berarti untuk warga
Sumailaklak. Apakah itu?
Saksikan perjalanan Hans selengkapnya
dalam Program "Hijrah" pada Minggu 12
Juli 2015 Pukul 05.15 WIB, hanya di Trans7.
(slh/slh)
http://m.detik.com/news/berita/2965880/perjalanan-mualaf-belanda-di-bumi-mentawai
Re: Perjalanan mualaf Belanda di bumi Mentawai
mantab nieh...
menebus kesalahan Belanda yg telah meracuni Indonesia dg bible palsunya
menebus kesalahan Belanda yg telah meracuni Indonesia dg bible palsunya
Similar topics
» [ALKITAB AUDIO][bahasa suku] mentawai
» Perjalanan Hidup Sa'ad Bin Mu'adz R.A
» shalat dalam perjalanan
» shalat dalam perjalanan
» Reinkarnasi ; Berdasarkan ketetapan/perjalanan?
» Perjalanan Hidup Sa'ad Bin Mu'adz R.A
» shalat dalam perjalanan
» shalat dalam perjalanan
» Reinkarnasi ; Berdasarkan ketetapan/perjalanan?
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik