Rupa Tuhan vs Rupa Buddha
Halaman 1 dari 1 • Share
Rupa Tuhan vs Rupa Buddha
Rupa Tuhan vs Rupa Buddha
Tuhan itu rupanya seperti apa?
Dalam Alkitab tertulis bahwa Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan rupa Tuhan (Kejadian 1:26) oleh karena itu kita bisa mengasumsi bahwa rupa Tuhan adalah seperti manusia.
Tertulis pula di Alkitab bahwa Tuhan mempunyai tangan (Keluaran 15:12), lengan (Ulangan 11:2), jari(Mazmur 8:4) dan wajah (Ulangan 13:17).
Dia tidak suka manusia melihat wajah-Nya, akan tetapi Dia tidak keberatan jika manusia melihat punggung-Nya.
"Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan." (Keluaran 33:23)
Akan tetapi meskipun Tuhan kelihatannya mempunyai rupa manusia, pada beberapa kesempatan, Tuhan sering terlihat tidak berbeda dengan rupa buruk dari patung-patung yang sering kita lihat di pintu masuk kelenteng Chinese maupun India.
Contohnya, api keluar dari badan Tuhan.
"Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan-Nya sekeliling"
(Mazmur 97:3)
"Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat, sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat." (Mazmur 50:3)
"Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan Tuhan tentang nasib buruk mereka, dan ketika Tuhan mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api Tuhan di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan." (Bilangan11:1)
Ketika Tuhan marah yang mana tampaknya dia seringkali marah, asap dan api keluar dari tubuh-Nya.
"Ketika aku dalam kesesakkan, aku berseru kepada Tuhan, kepada Allah-ku, aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakanku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya. Lalu goyang dan guncanglah bumi, dan dasar-dasar gunung gemetar dan goyang, oleh karena menyala-nyala murka-Nya. Asap membumbung dari hidung-Nya, api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala keluar dari pada-Nya."
(Mazmur 18:7-9)
Ketika Nabi Yehezkiel melihat Tuhan yang disertai oleh malaikat disamping-Nya,dia menggambarkan mereka terlihat seperti yang tertulis di bawah ini (Yehezkiel 1:4-21)
"Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, ditengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, tetapi masing-masing mempunyai empat muka dan pada masing-masing ada pula empat sayap. Kaki mereka adalah lurus dan telapak kaki mereka seperti kuku anak lembu; kaki-kaki ini mengkilap seperti tembaga yang baru.
Pada keempat sisi mereka di bawah sayap-sayapnya tampak tangan manusia. Mengenai muka dan sayap mereka berempat adalah begini: mereka saling menyentuh dengan sayapnya; mereka tidak berbalik kalau berjalan, masing-masing berjalan lurus ke depan. Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang. Sayap-sayap mereka dikembangkan ke atas; mereka saling menyentuh dengan sepasang sayapnya dan sepasang sayap yang lain menutupi badan mereka. Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan.
Ditengah makhluk-makhluk hidup itu kelihatan seperti bara api yang menyala, seperti suluh, yang bergerak kian ke mari di antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api itu bersinar sedang dari api itu kilat sabung-menyabung. Makhluk-makhluk hidup itu terbang ke sana ke mari seperti kilat. Aku melihat, sungguh, di atas tanah di samping masing-masing dari keempat makhluk-makhluk hidup itu ada sebuah roda. Rupa roda-roda itu seperti kilauan permata pirus dan keempatnya adalah serupa; buatannya seolah-olah roda yang satu di tengah-tengah yang lain. Kalau mereka berjalan mereka dapat menuju keempat jurusan; mereka tidak berbalik kalau berjalan.
Mereka mempunyai lingkar dan aku melihat, bahwa sekeliling lingkar yang empat itu penuh dengan mata. Kalau makhluk-makhluk hidup itu berjalan, roda-roda itu juga berjalan di samping mereka; dan kalau makhluk-makhluk hidup itu terangkat dari atas tanah, rodaroda itu turut terangkat. Ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, dan roda-rodanya sama-sama terangkat dengan mereka, sebab roh makhluk-makhluk hidup itu berada di dalam roda-rodanya. Kalau makhluk-makhluk hidup itu berjalan, roda-roda itu berjalan; kalau mereka berhenti, roda-roda itu berhenti; dan kalau mereka terangkat dari tanah, roda-roda itu sama-sama terangkat dengan mereka; sebab roh-roh makhluk-makhluk hidup itu berada di dalam roda-rodanya."
Umat Kristen seringkali melihat rupa dewa-dewa yang berwajah dan bertangan banyak di kelenteng Taois dan pura Hindu, dan mencibir bahwa dewa-dewa itu lebih menyerupai iblis dan setan daripada menyerupai dewa. Tapi ternyata apa yang tertulis di Alkitab tentang rupa Tuhan ternyata mirip dengan rupa dewa-dewa Hindu dan Taois. Lebih lanjut, dewa-dewa atau Tuhan ajaran Hindu dan Taois membawa senjata, demikian juga halnya Tuhan orang Kristen juga menghunus senjata.
"Pada waktu itu Tuhan akan melaksanakan hukuman dengan pedang-Nya yang keras, besar dan kuat"
(Yesaya 27:1)
"Matahari, bulan berhenti di tempat kediamannya, karena cahaya anak-anak panah-Mu yang melayang laju, karena kilauan tombak-Mu yang berkilat. Dalam kegeraman Engkau melangkah melintasi bumi, dalam murka Engkau menggasak bangsa-bangsa" (Habakuk 3:11-12)
"Karena sinar di hadapan-Nya hilanglah awan-awan-Nya bersama hujan es dan bara api. Maka Tuhan mengguntur di langit, Yang Maha Tinggi memperdengarkan suara-Nya. Dilepaskan-Nya panah-panah-Nya, sehingga diserakkan-Nya mereka, kilat bertubi-tubi, sehingga dikacaukan-Nya mereka." (Mazmur 18:13-15)
"Tetapi Allah menembak mereka dengan panah; sekonyong-konyong mereka terluka." (Mazmur 64:8)
"Tuhan akan menampakkan diri kepada mereka, dan anak panah-Nya akan melayang keluar seperti kilat. Dan Tuhan Allah akan meniup sangkakala dan akan berjalan maju dalam angin badai dari selatan." (Zakaria 9:14)
Satu cara yang menarik untuk menyimak rupa Tuhan orang Kristen adalah dengan melihat adanya kemiripan cara Tuhan orang Kristen bergerak dengan cara dewa-dewa non-Kristen berpindah tempat. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara duduk di atas awan (Yesaya 19:1) atau membonceng di punggung malaikat (Mazmur 18:10).
Sangatlah jelas sekali bahwa dari kutipan-kutipan Alkitab bahwa Tuhan mempunyai penampilan yang mengerikan dan ganas.
"Beribadahlah kepada Tuhan dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar" (Mazmur 2:11)
"Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia." (Ayub 23:15)
Yesus seringkali berkata bahwa kita harus takut akan Tuhan (misalnya yang tercantum di Lukas 12:4-5).
Alkitab juga telah dengan sangat akurat menunjukkan bahwa di mana ada ketakutan, di situ tidak akan ada cinta dan kasih sayang (Yohanes 4:18) dan jadi jika Tuhan menciptakan ketakutan dalam diri semua orang, bagaimana mungkin orang-orang yang ditakuti itu bisa mencintai Tuhan?
Rupa Buddha
Lalu bagaimana dengan rupa Buddha? Menjadi seorang manusia, Sang Buddha memiliki tubuh seorang manusia biasa. Akan tetapi Tipitaka seringkali menunjukkan keindahan wujud Sang Buddha yang luar biasa.
Dia (Sang Buddha) tampan, rupawan, sedap untuk dipandang, memiliki rona wajah yang paling indah, wujud dan air mukaNya seperti wujud dan air muka sorang Brahma, wujudNya sangatlah indah. (Digha Nikaya, Sutta No.4)
"He is handsome, good-looking, pleasant to see, of most beautiful complexion, his form and countenance is like Brahma's, his appearance is beautiful" Digha Nikaya, Sutta No.4
Dia tampan, menginspirasikan keyakinan, dengan indera-indera yang kalem dan pikiran yang tenang, sabar, seperti seekor gajah yang dijinakkan secara sempurna (Anguttara Nikaya, Sutta No.36)
"He is handsome, inspiring faith, with calm senses and mind tranquil, composed and controlled, like a perfectly tamed elephant" Anguttara Nikaya, Sutta No.36
Setiap kali orang melihat Sang Buddha, penampilan-Nya yang kalem dan tenang mengisi hati mereka dengan kedamaian, dan senyuman lembut Sang Buddha meyakinkan kedamaian itu. Seperti yang telah kita ulas dan lihat bersama, suara Tuhan itu keras dan menakutkan seperti petir (Mazmur 68:33) sedangkan suara Buddha itu lembut dan menenangkan hati.
Ketika berada di dalam biara, Sang Buddha mengajarkan Dhamma. Beliau (Sang Buddha) tidak mengagungkan ataupun menghina dewan majelis biara itu. Bahkan, Sang Buddha menerangkan, mengangkat (memajukan pikiran), menginspirasi dan membuat senang dewan majelis dengan pembicaraan Dhamma. Bunyi dari suara Gautama yang baik mempunyai 8 karakteristik; jelas dan dapat dimengerti, manis dan dapat didengar, fasih dan jelas, dalam dan bergema (Majjhima Nikaya, Sutta No. 19)
"When in a monastery he is teahing the Dhamma, he does not exalt or disparage the assembly. On the contrary, he delights, uplifts, inspires and gladdens them with talk on Dhamma. The sound of the good Gotama's voice has eight characteristics; it is distinct and intelligible, sweet and audible, fluent and clear, deep and resonant" Majjhima Nikaya, Sutta No. 19
Tuhan orang Kristen membawa senjata karena dia harus membunuh musuh-musuh-
Nya dan karena dia mengatur tindakan manusia dengan kekerasan dan ancaman. Sang Buddha, di sisi yang lain, tidak menunjukkan permusuhan dan kebencian kepada siapapun. Sang Buddha juga dapat mengatur tindakan orang dengan memberikan paham yang masuk akal. Raja Pasenadi menceritakan kisah tentang Sang Buddha:
Saya (Raja Pasenadi) seorang raja, dapat menghukum mereka yang patut dihukum, mendenda mereka yang patut didenda, atau mengasingkan mereka yang patut diasingkan. Tetapi ketika saya duduk di meja pengadilan orang-orang seringkali mengusik, dan usikan itu bahkan mengganggu saya. Saya tidak bisa mendapatkan kesempatan sekalipun untuk berkata: "Jangan mengusik saya! Tunggu sampai saya selesai berbicara."
Tetapi ketika Tuan sedang mengajarkan Dhamma, tidak ada satu suara batuk pun yang keluar dari dewan majelis. Suatu ketika saya duduk mendengarkan Tuan mengajarkan Dhamma, salah satu murid terbatuk dan salah satu temannya menepuk lututnya dan berkata,"Janganlah ribut, Tuan, jangan keluarkan suara.
Tuan kita sedang mengajarkan Dhamma", dan saya berpikir dalam diri saya, memang benar sangatlah memukau, dan hebat murid-murid yang terlatih baik tanpa harus menggunakan tongkat pemukul ataupun pedang. (Majjhima Nikaya, Sutta No.89)
"I am a king, able to execute those deserving execution, fine those deserving to be fined, or exile those deserving exile. But when I am sitting on a court case people sometimes interrupt even me. I can't even get a chance to say:"Don't interrupt me! Wait until I have finished speaking." But when the Lord is teaching Dhamma there is not even the sound of coughing coming from the assembly.
Once, I sat listening to the Lord teach Dhamma a certain disciple coughed and one of his fellows tapped him on the knee and said,"Silence, sir, make no noise. Our Lord is teaching Dhamma", and I thought to myself, indeed it is wonderful, marvellous how well trained these disciples are without stick or sword" Majjhima Nikaya, Sutta No.89
Dapat kita bayangkan bagaimana Tuhan orang Kristen akan bereaksi jika ada seorang yang mengganggu ketika Tuhan sedang berbicara. Kita bisa melihat dari apa yang telah tertulis di atas bahwa rupa dan penampilan Sang Buddha mencerminkan ketenangan dalam hati yang sangat dalam (tenang) dan belas kasihan. Semua orang selalu terinspirasi oleh pancaran damai yang mengelilingi Sang Buddha.
Tuhan itu rupanya seperti apa?
Dalam Alkitab tertulis bahwa Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan rupa Tuhan (Kejadian 1:26) oleh karena itu kita bisa mengasumsi bahwa rupa Tuhan adalah seperti manusia.
Tertulis pula di Alkitab bahwa Tuhan mempunyai tangan (Keluaran 15:12), lengan (Ulangan 11:2), jari(Mazmur 8:4) dan wajah (Ulangan 13:17).
Dia tidak suka manusia melihat wajah-Nya, akan tetapi Dia tidak keberatan jika manusia melihat punggung-Nya.
"Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan." (Keluaran 33:23)
Akan tetapi meskipun Tuhan kelihatannya mempunyai rupa manusia, pada beberapa kesempatan, Tuhan sering terlihat tidak berbeda dengan rupa buruk dari patung-patung yang sering kita lihat di pintu masuk kelenteng Chinese maupun India.
Contohnya, api keluar dari badan Tuhan.
"Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan-Nya sekeliling"
(Mazmur 97:3)
"Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat, sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat." (Mazmur 50:3)
"Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan Tuhan tentang nasib buruk mereka, dan ketika Tuhan mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api Tuhan di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan." (Bilangan11:1)
Ketika Tuhan marah yang mana tampaknya dia seringkali marah, asap dan api keluar dari tubuh-Nya.
"Ketika aku dalam kesesakkan, aku berseru kepada Tuhan, kepada Allah-ku, aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakanku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya. Lalu goyang dan guncanglah bumi, dan dasar-dasar gunung gemetar dan goyang, oleh karena menyala-nyala murka-Nya. Asap membumbung dari hidung-Nya, api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala keluar dari pada-Nya."
(Mazmur 18:7-9)
Ketika Nabi Yehezkiel melihat Tuhan yang disertai oleh malaikat disamping-Nya,dia menggambarkan mereka terlihat seperti yang tertulis di bawah ini (Yehezkiel 1:4-21)
"Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, ditengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, tetapi masing-masing mempunyai empat muka dan pada masing-masing ada pula empat sayap. Kaki mereka adalah lurus dan telapak kaki mereka seperti kuku anak lembu; kaki-kaki ini mengkilap seperti tembaga yang baru.
Pada keempat sisi mereka di bawah sayap-sayapnya tampak tangan manusia. Mengenai muka dan sayap mereka berempat adalah begini: mereka saling menyentuh dengan sayapnya; mereka tidak berbalik kalau berjalan, masing-masing berjalan lurus ke depan. Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang. Sayap-sayap mereka dikembangkan ke atas; mereka saling menyentuh dengan sepasang sayapnya dan sepasang sayap yang lain menutupi badan mereka. Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan.
Ditengah makhluk-makhluk hidup itu kelihatan seperti bara api yang menyala, seperti suluh, yang bergerak kian ke mari di antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api itu bersinar sedang dari api itu kilat sabung-menyabung. Makhluk-makhluk hidup itu terbang ke sana ke mari seperti kilat. Aku melihat, sungguh, di atas tanah di samping masing-masing dari keempat makhluk-makhluk hidup itu ada sebuah roda. Rupa roda-roda itu seperti kilauan permata pirus dan keempatnya adalah serupa; buatannya seolah-olah roda yang satu di tengah-tengah yang lain. Kalau mereka berjalan mereka dapat menuju keempat jurusan; mereka tidak berbalik kalau berjalan.
Mereka mempunyai lingkar dan aku melihat, bahwa sekeliling lingkar yang empat itu penuh dengan mata. Kalau makhluk-makhluk hidup itu berjalan, roda-roda itu juga berjalan di samping mereka; dan kalau makhluk-makhluk hidup itu terangkat dari atas tanah, rodaroda itu turut terangkat. Ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, dan roda-rodanya sama-sama terangkat dengan mereka, sebab roh makhluk-makhluk hidup itu berada di dalam roda-rodanya. Kalau makhluk-makhluk hidup itu berjalan, roda-roda itu berjalan; kalau mereka berhenti, roda-roda itu berhenti; dan kalau mereka terangkat dari tanah, roda-roda itu sama-sama terangkat dengan mereka; sebab roh-roh makhluk-makhluk hidup itu berada di dalam roda-rodanya."
Umat Kristen seringkali melihat rupa dewa-dewa yang berwajah dan bertangan banyak di kelenteng Taois dan pura Hindu, dan mencibir bahwa dewa-dewa itu lebih menyerupai iblis dan setan daripada menyerupai dewa. Tapi ternyata apa yang tertulis di Alkitab tentang rupa Tuhan ternyata mirip dengan rupa dewa-dewa Hindu dan Taois. Lebih lanjut, dewa-dewa atau Tuhan ajaran Hindu dan Taois membawa senjata, demikian juga halnya Tuhan orang Kristen juga menghunus senjata.
"Pada waktu itu Tuhan akan melaksanakan hukuman dengan pedang-Nya yang keras, besar dan kuat"
(Yesaya 27:1)
"Matahari, bulan berhenti di tempat kediamannya, karena cahaya anak-anak panah-Mu yang melayang laju, karena kilauan tombak-Mu yang berkilat. Dalam kegeraman Engkau melangkah melintasi bumi, dalam murka Engkau menggasak bangsa-bangsa" (Habakuk 3:11-12)
"Karena sinar di hadapan-Nya hilanglah awan-awan-Nya bersama hujan es dan bara api. Maka Tuhan mengguntur di langit, Yang Maha Tinggi memperdengarkan suara-Nya. Dilepaskan-Nya panah-panah-Nya, sehingga diserakkan-Nya mereka, kilat bertubi-tubi, sehingga dikacaukan-Nya mereka." (Mazmur 18:13-15)
"Tetapi Allah menembak mereka dengan panah; sekonyong-konyong mereka terluka." (Mazmur 64:8)
"Tuhan akan menampakkan diri kepada mereka, dan anak panah-Nya akan melayang keluar seperti kilat. Dan Tuhan Allah akan meniup sangkakala dan akan berjalan maju dalam angin badai dari selatan." (Zakaria 9:14)
Satu cara yang menarik untuk menyimak rupa Tuhan orang Kristen adalah dengan melihat adanya kemiripan cara Tuhan orang Kristen bergerak dengan cara dewa-dewa non-Kristen berpindah tempat. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara duduk di atas awan (Yesaya 19:1) atau membonceng di punggung malaikat (Mazmur 18:10).
Sangatlah jelas sekali bahwa dari kutipan-kutipan Alkitab bahwa Tuhan mempunyai penampilan yang mengerikan dan ganas.
"Beribadahlah kepada Tuhan dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar" (Mazmur 2:11)
"Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia." (Ayub 23:15)
Yesus seringkali berkata bahwa kita harus takut akan Tuhan (misalnya yang tercantum di Lukas 12:4-5).
Alkitab juga telah dengan sangat akurat menunjukkan bahwa di mana ada ketakutan, di situ tidak akan ada cinta dan kasih sayang (Yohanes 4:18) dan jadi jika Tuhan menciptakan ketakutan dalam diri semua orang, bagaimana mungkin orang-orang yang ditakuti itu bisa mencintai Tuhan?
Rupa Buddha
Lalu bagaimana dengan rupa Buddha? Menjadi seorang manusia, Sang Buddha memiliki tubuh seorang manusia biasa. Akan tetapi Tipitaka seringkali menunjukkan keindahan wujud Sang Buddha yang luar biasa.
Dia (Sang Buddha) tampan, rupawan, sedap untuk dipandang, memiliki rona wajah yang paling indah, wujud dan air mukaNya seperti wujud dan air muka sorang Brahma, wujudNya sangatlah indah. (Digha Nikaya, Sutta No.4)
"He is handsome, good-looking, pleasant to see, of most beautiful complexion, his form and countenance is like Brahma's, his appearance is beautiful" Digha Nikaya, Sutta No.4
Dia tampan, menginspirasikan keyakinan, dengan indera-indera yang kalem dan pikiran yang tenang, sabar, seperti seekor gajah yang dijinakkan secara sempurna (Anguttara Nikaya, Sutta No.36)
"He is handsome, inspiring faith, with calm senses and mind tranquil, composed and controlled, like a perfectly tamed elephant" Anguttara Nikaya, Sutta No.36
Setiap kali orang melihat Sang Buddha, penampilan-Nya yang kalem dan tenang mengisi hati mereka dengan kedamaian, dan senyuman lembut Sang Buddha meyakinkan kedamaian itu. Seperti yang telah kita ulas dan lihat bersama, suara Tuhan itu keras dan menakutkan seperti petir (Mazmur 68:33) sedangkan suara Buddha itu lembut dan menenangkan hati.
Ketika berada di dalam biara, Sang Buddha mengajarkan Dhamma. Beliau (Sang Buddha) tidak mengagungkan ataupun menghina dewan majelis biara itu. Bahkan, Sang Buddha menerangkan, mengangkat (memajukan pikiran), menginspirasi dan membuat senang dewan majelis dengan pembicaraan Dhamma. Bunyi dari suara Gautama yang baik mempunyai 8 karakteristik; jelas dan dapat dimengerti, manis dan dapat didengar, fasih dan jelas, dalam dan bergema (Majjhima Nikaya, Sutta No. 19)
"When in a monastery he is teahing the Dhamma, he does not exalt or disparage the assembly. On the contrary, he delights, uplifts, inspires and gladdens them with talk on Dhamma. The sound of the good Gotama's voice has eight characteristics; it is distinct and intelligible, sweet and audible, fluent and clear, deep and resonant" Majjhima Nikaya, Sutta No. 19
Tuhan orang Kristen membawa senjata karena dia harus membunuh musuh-musuh-
Nya dan karena dia mengatur tindakan manusia dengan kekerasan dan ancaman. Sang Buddha, di sisi yang lain, tidak menunjukkan permusuhan dan kebencian kepada siapapun. Sang Buddha juga dapat mengatur tindakan orang dengan memberikan paham yang masuk akal. Raja Pasenadi menceritakan kisah tentang Sang Buddha:
Saya (Raja Pasenadi) seorang raja, dapat menghukum mereka yang patut dihukum, mendenda mereka yang patut didenda, atau mengasingkan mereka yang patut diasingkan. Tetapi ketika saya duduk di meja pengadilan orang-orang seringkali mengusik, dan usikan itu bahkan mengganggu saya. Saya tidak bisa mendapatkan kesempatan sekalipun untuk berkata: "Jangan mengusik saya! Tunggu sampai saya selesai berbicara."
Tetapi ketika Tuan sedang mengajarkan Dhamma, tidak ada satu suara batuk pun yang keluar dari dewan majelis. Suatu ketika saya duduk mendengarkan Tuan mengajarkan Dhamma, salah satu murid terbatuk dan salah satu temannya menepuk lututnya dan berkata,"Janganlah ribut, Tuan, jangan keluarkan suara.
Tuan kita sedang mengajarkan Dhamma", dan saya berpikir dalam diri saya, memang benar sangatlah memukau, dan hebat murid-murid yang terlatih baik tanpa harus menggunakan tongkat pemukul ataupun pedang. (Majjhima Nikaya, Sutta No.89)
"I am a king, able to execute those deserving execution, fine those deserving to be fined, or exile those deserving exile. But when I am sitting on a court case people sometimes interrupt even me. I can't even get a chance to say:"Don't interrupt me! Wait until I have finished speaking." But when the Lord is teaching Dhamma there is not even the sound of coughing coming from the assembly.
Once, I sat listening to the Lord teach Dhamma a certain disciple coughed and one of his fellows tapped him on the knee and said,"Silence, sir, make no noise. Our Lord is teaching Dhamma", and I thought to myself, indeed it is wonderful, marvellous how well trained these disciples are without stick or sword" Majjhima Nikaya, Sutta No.89
Dapat kita bayangkan bagaimana Tuhan orang Kristen akan bereaksi jika ada seorang yang mengganggu ketika Tuhan sedang berbicara. Kita bisa melihat dari apa yang telah tertulis di atas bahwa rupa dan penampilan Sang Buddha mencerminkan ketenangan dalam hati yang sangat dalam (tenang) dan belas kasihan. Semua orang selalu terinspirasi oleh pancaran damai yang mengelilingi Sang Buddha.
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Re: Rupa Tuhan vs Rupa Buddha
terimakasih Kang Dharma...
tapi hal-hal diatas tidak akan membuat saya berhenti mencintai DIA.
jadi kesimpulan semua hal-hal diatas, menurut anda pribadi, bagaimana?
dalam Kedaulatan Perbuatan-NYA DIA yang tampak sewenang-sewenang dalam logikaku, namun hatiku tetap percaya bahwa Perbuatan-NYA itu tidak pernah lepas dari rasa tanggungjawabNYA, itulah yang membedakan iblis dan TUHAN.
tapi hal-hal diatas tidak akan membuat saya berhenti mencintai DIA.
jadi kesimpulan semua hal-hal diatas, menurut anda pribadi, bagaimana?
dalam Kedaulatan Perbuatan-NYA DIA yang tampak sewenang-sewenang dalam logikaku, namun hatiku tetap percaya bahwa Perbuatan-NYA itu tidak pernah lepas dari rasa tanggungjawabNYA, itulah yang membedakan iblis dan TUHAN.
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Re: Rupa Tuhan vs Rupa Buddha
@njlajahweb
menurut pendapat pribadi sy, itu balik lg kpd pemahaman masing2 umat thd tuhan. apakah umat itu masih mau melekat thd tuhan atw tidak.
mengenai perbedaan penilaian thd tuhan adl wajar menurut sy, krn tuhan yg digambarkan menurut alkitab dan umatnya sangat berbeda. jadi wajar saja jika tuhan itu masih melekat dgn ciri2 yg disebutkan diatas.
semua berbalik kpd pola pikir masing2 individu sj.
menurut pendapat pribadi sy, itu balik lg kpd pemahaman masing2 umat thd tuhan. apakah umat itu masih mau melekat thd tuhan atw tidak.
mengenai perbedaan penilaian thd tuhan adl wajar menurut sy, krn tuhan yg digambarkan menurut alkitab dan umatnya sangat berbeda. jadi wajar saja jika tuhan itu masih melekat dgn ciri2 yg disebutkan diatas.
semua berbalik kpd pola pikir masing2 individu sj.
dharma_senapati- SERSAN MAYOR
-
Age : 53
Posts : 306
Kepercayaan : Budha
Location : Serang
Join date : 21.02.16
Reputation : 8
Similar topics
» lagu Buddha untuk temen temen Buddha juga semua umat Buddha
» Tuhan berkelahi dengan Yakub, dan akhirnya Tuhan kalah telak........Tuhan kok bisa kalah
» segorowedi : rupa yesus tidak ada yang tau..
» Makam Uje pun Mulai Jadi Tempat "Pesugihan"
» [cantik rupa dan suaranya] ARA SITENGEN TENGEN - FEMILA SINUKABAN
» Tuhan berkelahi dengan Yakub, dan akhirnya Tuhan kalah telak........Tuhan kok bisa kalah
» segorowedi : rupa yesus tidak ada yang tau..
» Makam Uje pun Mulai Jadi Tempat "Pesugihan"
» [cantik rupa dan suaranya] ARA SITENGEN TENGEN - FEMILA SINUKABAN
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik