(kl kafir jd mayoritas,tak ada toleransi) Di Negara ini,6000 muslim harus bertahan dengan 1 masjid
Halaman 1 dari 1 • Share
(kl kafir jd mayoritas,tak ada toleransi) Di Negara ini,6000 muslim harus bertahan dengan 1 masjid
Di Negara ini, 6000 Muslim Harus Bertahan
dengan Satu Masjid
Muslim Malta menunaikan shalat di jalan akibat
minimnya masjid
REPUBLIKA.CO.ID, Bagi sebagian masyarakat
Indonesia, nama Republik Malta mungkin masih
terdengar asing di telinga. Apalagi dengan
kehidupan umat Muslim di negeri itu, bisa
dikatakan jarang mendapat publikasi media.
Malta adalah negara kecil yang terdiri dari
sejumlah pulau di Laut Mediterania. Lokasinya
berada di bagian paling selatan gugusan Benua
Eropa. Malta disebut-sebut sebagai negara
paling Katolik di dunia. Menurut data CIA World
Factbook, jumlah pemeluk Katolik di negeri itu
mencapai 98 persen dari total penduduknya.
Konstitusi Republik Malta juga menyatakan
Katolik sebagai agama resmi negara.
Umat Islam sendiri merupakan kelompok
minoritas di Malta. Meski tidak ada angka resmi,
namun populasi Muslim di negara itu saat ini
diperkirakan sekitar 6.000 jiwa. Masjid Mariam
al-Batool yang berada di kota Paola adalah
masjid pertama dan satu-satunya di Malta.
Keberadaan satu masjid itu saja jelas tidak
memadai untuk menampung ribuan jamaah
Muslim di Malta. Oleh karenanya, beberapa
orang Islam di negara itu akhirnya mencoba
mencari beberapa tempat alternatif untuk
melaksanakan shalat. Sayangnya, langkah
mereka itu malah mendapat respons negatif
dari pemerintah setempat.
Pada 2009, kaum Muslimin di kota Salim—yang
berada di timur laut Malta—bahkan sempat
menggelar shalat berjamaah di jalan raya,
setelah polisi di negara itu menutup ruang
apartemen yang mereka jadikan sebagai tempat
shalat sementara. “Menurut polisi penutupan
tempat shalat di apartemen tersebut dilakukan
karena tidak adanya izin resmi dari pemerintah,”
tulis laman berita berbahasa Arab, Akhbar al-
Alam.
Selain kesulitan memperoleh ruang ibadah,
kaum Muslimin Malta kini juga menghadapi
gerakan anti-Islam yang mulai diembuskan oleh
kelompok sayap kanan di negara itu. Presiden
Organisasi Patriot Malta, Alex Pisani, bahkan
menganggap umat Islam sebagai ancaman
terbesar bagi masa depan Malta.
“Secara perlahan, Islam mulai mengambil alih
Eropa. Dalam 20 tahun mendatang, Malta bisa
saja menjadi negara Muslim. Tapi republik ini
hanya memiliki satu agama, yaitu Katolik, dan
kami bangga dengan itu. Tentu saja, kami akan
terus berusaha untuk mempertahankan identitas
(Katolik) tersebut,” ujar Pisani seperti dikutip
Malta Today pada November lalu.
Padahal, jika menengok ke sejarah, saat Islam
saat berkuasa di wilayah ini, tidak semena-
mena, bahkan cenderung sangat kooperatif dan
toleran.Ketika perang antara bangsa Arab dan
Kekaisaran Bizantium meletus sejak abad
ketujuh hingga ke-11, Malta sempat jatuh ke
tangan dinasti Islam.
Pada periode tersebut, kaum Muslimin mulai
memperkenalkan irigasi model baru untuk
membangun pertanian di Malta. Mulai saat itu,
pengaruh bahasa Arab pun semakin meluas di
kalangan penduduk negeri kepulauan itu,
bahkan sampai hari ini. “Selama berada di
bawah kekuasaan Islam, umat Kristiani di Malta
tetap memperoleh kebebasan dalam
menjalankan agama,” tulis Carolyn Bain (2004)
dalam bukunya, Malta & Gozo.
http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/05/11/no6qbc-di-negara-ini-6000-muslim-harus-bertahan-dengan-satu-masjid
.
dengan Satu Masjid
Muslim Malta menunaikan shalat di jalan akibat
minimnya masjid
REPUBLIKA.CO.ID, Bagi sebagian masyarakat
Indonesia, nama Republik Malta mungkin masih
terdengar asing di telinga. Apalagi dengan
kehidupan umat Muslim di negeri itu, bisa
dikatakan jarang mendapat publikasi media.
Malta adalah negara kecil yang terdiri dari
sejumlah pulau di Laut Mediterania. Lokasinya
berada di bagian paling selatan gugusan Benua
Eropa. Malta disebut-sebut sebagai negara
paling Katolik di dunia. Menurut data CIA World
Factbook, jumlah pemeluk Katolik di negeri itu
mencapai 98 persen dari total penduduknya.
Konstitusi Republik Malta juga menyatakan
Katolik sebagai agama resmi negara.
Umat Islam sendiri merupakan kelompok
minoritas di Malta. Meski tidak ada angka resmi,
namun populasi Muslim di negara itu saat ini
diperkirakan sekitar 6.000 jiwa. Masjid Mariam
al-Batool yang berada di kota Paola adalah
masjid pertama dan satu-satunya di Malta.
Keberadaan satu masjid itu saja jelas tidak
memadai untuk menampung ribuan jamaah
Muslim di Malta. Oleh karenanya, beberapa
orang Islam di negara itu akhirnya mencoba
mencari beberapa tempat alternatif untuk
melaksanakan shalat. Sayangnya, langkah
mereka itu malah mendapat respons negatif
dari pemerintah setempat.
Pada 2009, kaum Muslimin di kota Salim—yang
berada di timur laut Malta—bahkan sempat
menggelar shalat berjamaah di jalan raya,
setelah polisi di negara itu menutup ruang
apartemen yang mereka jadikan sebagai tempat
shalat sementara. “Menurut polisi penutupan
tempat shalat di apartemen tersebut dilakukan
karena tidak adanya izin resmi dari pemerintah,”
tulis laman berita berbahasa Arab, Akhbar al-
Alam.
Selain kesulitan memperoleh ruang ibadah,
kaum Muslimin Malta kini juga menghadapi
gerakan anti-Islam yang mulai diembuskan oleh
kelompok sayap kanan di negara itu. Presiden
Organisasi Patriot Malta, Alex Pisani, bahkan
menganggap umat Islam sebagai ancaman
terbesar bagi masa depan Malta.
“Secara perlahan, Islam mulai mengambil alih
Eropa. Dalam 20 tahun mendatang, Malta bisa
saja menjadi negara Muslim. Tapi republik ini
hanya memiliki satu agama, yaitu Katolik, dan
kami bangga dengan itu. Tentu saja, kami akan
terus berusaha untuk mempertahankan identitas
(Katolik) tersebut,” ujar Pisani seperti dikutip
Malta Today pada November lalu.
Padahal, jika menengok ke sejarah, saat Islam
saat berkuasa di wilayah ini, tidak semena-
mena, bahkan cenderung sangat kooperatif dan
toleran.Ketika perang antara bangsa Arab dan
Kekaisaran Bizantium meletus sejak abad
ketujuh hingga ke-11, Malta sempat jatuh ke
tangan dinasti Islam.
Pada periode tersebut, kaum Muslimin mulai
memperkenalkan irigasi model baru untuk
membangun pertanian di Malta. Mulai saat itu,
pengaruh bahasa Arab pun semakin meluas di
kalangan penduduk negeri kepulauan itu,
bahkan sampai hari ini. “Selama berada di
bawah kekuasaan Islam, umat Kristiani di Malta
tetap memperoleh kebebasan dalam
menjalankan agama,” tulis Carolyn Bain (2004)
dalam bukunya, Malta & Gozo.
http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/05/11/no6qbc-di-negara-ini-6000-muslim-harus-bertahan-dengan-satu-masjid
.
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Re: (kl kafir jd mayoritas,tak ada toleransi) Di Negara ini,6000 muslim harus bertahan dengan 1 masjid
kondisi dinnegara lain mnyusul
Mutiaraa- LETNAN DUA
-
Posts : 1445
Kepercayaan : Islam
Location : DKI
Join date : 20.01.14
Reputation : 29
Similar topics
» Para Biksu Budha Buat RUU Pelarangan Pernikahan Budha dan Muslim
» Muslim @satriabergitar mengklaim mayoritas muslim indo ingin rajam & qisas ditegakkan
» kapan memusuhi kafir, kapan bekerja sama dengan kafir
» Masih Nuansa Islami Toleransi terhadap KAFIR weleh2
» Justru Bencana banyak terjadi di Negeri Mayoritas Muslim
» Muslim @satriabergitar mengklaim mayoritas muslim indo ingin rajam & qisas ditegakkan
» kapan memusuhi kafir, kapan bekerja sama dengan kafir
» Masih Nuansa Islami Toleransi terhadap KAFIR weleh2
» Justru Bencana banyak terjadi di Negeri Mayoritas Muslim
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik