Surya Akan Tetap Menyala Sampai Di Akhirat Nanti
Halaman 1 dari 1 • Share
Surya Akan Tetap Menyala Sampai Di Akhirat Nanti
Surya adalah SINAR LISTRIK yang TAKKAN PERNAH HABIS untuk SELAMANYA
Rasanya akan lebih berfaedah jika kita kutipkan beberapa catatan tentang keadaan surya. Dengan begitu akan semakin jelaslah betapa hubungannya dengan planet-planet yang mengorbit.
Di antara begitu banyak sumber, hanya kita pilih yang rasanya lebih lengkap sebagai terjemahannya beriktu ini:
1. The World Almanac and Book of Facts
Surya berdiameter 864.000 mil, jaraknya dari bumi rata-rata sekitar 92.900.000 mil, dengan kepadatan 1.41 density air. Sinar surya bergerak mencapai bumi selama 499.02 detik atau 8 menit lebih sedikit. Temperatur permukaannya rata-rata telah diukur dengan berbagai metoda tidak langsung yang semuanya sepakat menentukan 6.000° Kelvin atau kira-kira 10.000° F, sementara suhu dalam tubuhnya sekitar 35.000.000° F.
Surya itu terangnya 400.000 kali bulan purnama, dan memberi sinar kepada bumi 6.000.000 kali banyak daripada yang diberikan semua bintang bersama-sama. Namun pada hakekatnya, kebanyakan bintang yang tampak malam hari bahkan lebih terang dan lebih besar daripada surya sendiri.
2. The Universe oleh David Bergamini, diterbitkan oleh Time Life International
Tiada suatu obyek di semesta raya ini yang begitu penting bagi manusia seperti surya yang menjadi pusat api pada mana tergantung semua kehidupan di bumi dan dimana pun adanya hidup dalam tatasurya ini. Satu abad yang lalu, tiada seorang pun yang tahu betapa api besar itu bekerja. Kini dengan prinsip-prinsip fusi nuklir yang telah difahami, orang tidak hanya mengetahui proses apa yang berlaku di surya, tetapi juga telah dapat menirunya.
Surya berdiameter 864.000 mil berisikan 335.000.000.000.000.000 mil kubik gas panas yang beratnya lebih dari 2.000 quadrillion ton. Penyelidikan langsung tidak dapat melebihi atmosfir (ang dua lapis yaitu corona tipis pada bagian luar dan kromosfir dangkal pada bagian dalam ) dan kulit permukaannya yang dinamakan fotosfir, karena hanya energi dua daerah inilah yang sempat mencapai bumi sesudah melalui jarak 93 juta mil dalam bentuk sinar yang tampak atau radiaso tak tampak. Namun density, termperatur dan komposisi gas yang ada pada bagian dalam surya telah dapat diperkirakan, bahkan para ahli astrofisika mengetahui proses nuklir yang menyebabkan semua itu membakar.
Inti surya ialah jantung dan titik mula dari semua tenaganya. Disini atom-atom hidrogen dilebur jadi helium pada suhu 14 juta derajat celsius. Energi yang terlepas dalam bentuk sinar gamma yang hebat, mendesak sejauh 300.000 mil ke permukaan surya.
Bagian selanjutnya dari sumber tanaga surya ialah daerah luas pada kulitnya yang galak dimana atom gas terdesak padat mengalami bombardemen keras oleh sinar gamma dari intinya. Perantukan ini mengubah sinar gamma menjadi bentuk sinar X dan gelombang ultraviolet yang agak lamban. Fotosfer yaitu lapisan luarnya. Yaitu permukaan surya, membentuk Sunspots atau bintik-bintik yang tampak agak gelap dibanding dengan keadaan rata-rata yang bersinar pada suhu 5.000°C.
Kromosfir setebal hanya 10.000 mil adalah atmosfir surya lebih bawah yang padat, umumnya berisikan hidrogen. Ketika gas-gas keluar dari kromosfir ini, maka timbullah lekung besar seperti nyala api jet melambung tinggi di permukaannya. Corona yaitu atmosfir bagian luar dari surya, cukup terang untuk dapat dilihat pada pinggiran bola api itu, tetapi tidak kelihatan di luar itu walaupun dia tetap meluas sampai pada planet mercury, sekitar 36 juta mil, bersamaan dengan atmosfir bumi yang meluas melampaui status bulan.
Galaksi atau bimasakti kita telah berumur 10.000 juta tahun dimana surya jadi suatu bentukan baru dari awan gas sekitar 5.000 juta tahun lampau dan akan habis pada 5.000 juta tahun mendatang.
Ada dua proses yang berlaku pada surya disebut dengan carbon cycle dan proton-proton reaksi yang menghasilkan helium, neutrino, dan sinar gamma. Kedua macam proses ini mengubah 657 juta ton hidrogen surya menjadi 652 ½ juta ton abu helum , masing-masingnya pada setiap satu detik. Maka 4 ½ juta ton yang hilang berubah menjadi neutrino dan sinar gamma , mencerminkan fakta dasar tentang nuklir yaitu satu atom helium hanyalah 99,29 persen dari 4 atom hidrogen. Kelebihan yang 0.71 persen berat atom harus hancur, atau dimana transformasi nuklir tidak dapat berlaku.
Proses pengurangan ini sesuai dengan hukum Einstein E = mc, E yaitu jumlah energi yang dihasilkan proses, sama dengan massa zat yang dihilangkan (m), dikalikan dengan kuadrat kecepat sinar (c) . misalnya energi yang dihasilkan setiap detik diukur dalam watts- sama dengan jumlah massa yang dihancurkan, dikalikan dengan 90.000 billion yaitu kecepatan sinar meter/detik, dikalikan dengan angka itu sendiri. Maka suatu massa yang kecil, dapat menghasilkan energi sangat besar.
3. The Book of Popular Science jilid 3 halaman 100.
Orang-orang Indian Dakota di Amerika Utara sampai kini masih memperlihatkan tari penyembahan terhadap surya dengan kepercayaan bahwa dengan begitu musuh dan kekacauan dapat ditolak. Walaupun kepercayaan dewa surya sudah sangat jarang. Tetapi manusia purbakala di keliling bumi ini dulunya menyembah surya. Mereka mengetahui sedikit sekali tentang surya, tetapi telah memperkirakan surya itu sangat penting dan berguna untuk semua macam kehidupan.
Surya ialah planet yang dikitari oleh bumi bersama planet-planet lain dalam tatasurya. Dia adalah suatu bintang pada ukuran menengah. Banyak sekali bintang lain yang lebih besar, berat, panas dan yang lebih terang. Surya kelihatan besar hanyalah karena jaraknya 93 juta mil, sedangkan bintang terdekat yaitu Alpha Century ada sejauh 26.000.000.000.000 mil dari bumi. Para astronom modern telah mempelajari bahwa surya kita ialah satu dari 100.000 juta bintang dalam Milky Way (suatu busur dari bimasakti). Surya bersama keluarganya yang terdiri dari planet-planet, berada dalam suatu daerah berbentuk tangan spiral pada Milky Way yaitu pada suatu titik sekira tiga perempat bagian dari pusat ke ujung bimasakti. Kita tidak dapat menganggap hina pemujaan orang-orang dulu terhadap surya. Pengetahuan modern membenarkan bahwa surya itu sangat hebat dalam beberapa hal, misalnya dalam ukurannya. Mengenai ukuran , surya adalah suatu bola api sangat besar berupa gas nyala tak terkirakan panasnya, berdiameter 864.000 mil atau lebih daripada 100 kali diameter bumi.
Kita tentu mengira suatu globe yang berukuran sebesar surya itu sangat berat sekali. Memang, kenyataannya surya bermassa 333.420 kali massa bumi , tersebab beratnya gumpalan gas raksasa demikian, maka tekanan pada pusatnya diperkirakan 6 juta ton setiap inci bujur sangkar. Walaupun surya bermassa besar, tetapi density nya rata-rata, atau standar berat volume dari zatnya, hanyalah 1,4 kali berat air pada volume yang sama. Sebaliknya bumi ini memiliki density 5,5 kali lebih padat daripada air.
Density surya yang rendah sebenarnya mudah dapat difahami, karena pusatnya bertekanan sangat besar sekita 90 sampai 100 kali lebih padat daripada air, sementara pada banyak bagian tubuhnya sekeliling pusat itu hanyalah susunan gas yang umumnya lebih tipis daripada atmosfir bumi, bilamana density nya yang berbeda demikian dipukul ratakan maka density surya secara global memang sangat rendah.
Tentang gravitasinya, karena bermassa sangat besar, maka surya memiliki daya tarik 28 kali kuat dibanding dengan daya tarik bumi. Hal in berarti, jika seseorang yang beratnya 200 pound di muka bumi , maka beratnya menjadi 28 x 200 pound kalau dia berada dipermukaan surya, namun orang itu takkan dapat bertahan dengan beratnya demikian karena tubuhnya langsung menguap tersebab panas yang sangat tinggi.
Mengenai temperaturnya, surya sebagai tungku raksana, dibakar oleh energi nuklir pada pusatnya, maka suhu pada inti surya itu mungkin sekitar 25.000.000°F atau lebih panas, namun di permukaannya panas itu menurun yaitu sekitar 9.000°F sampai dengan 11.000°F. panas demikan masih cukup kuat untuk menguapkan semua benda padat dan yang cair di bumi ini.
Surya memiliki beberapa daerah yang berbeda. Dia mempunyai atmosfir yang terdiri dari dua lapisan. Di bawah atmosfir itu tampak permukaan yang dinamakan fotosfir dimana sunspot mengambil peranan penting. Pada bagian dalam dan pada intinya terdapat panas yang tinggi yang tidak mungkin diperkirakan, sekalipun para sarjana tidak dapat menyelidikinya dengan mudah tetapi mereka telah menyusun teori-teori tentang itu dari hasil yang mereka lakukan dengan mana kita dapat mempelajari gambaran struktur surya.
Atmosfir surya ialah daerah disekelilingnya meluas jauh ke angkasa, hampir seluruhnya terdiri dari gas hydrogen dengan kepadatan yang sangat berkurang dibanding dengan bagian lain dari tubuh surya itu. Atmosfir bagian bawah dinamakan kromosfir meluas setinggi 7.500 mil dari permukaan surya. Diluar itu pada daerah yang lebih tinggi ada lapisan atmosfir yang dinamakan corona, tampak sebagai daerah putih yang indah sekeliling tubuh surya sampai pada jarak jutaan mil ke angkasa bebas.
Temperatur pada corona dan kromosfir itu berbeda-beda dalam keadaan yang tak dapat diperkirakan. Pada bagian rendah kromosfir terdapat suhu 9.000°F, tetapi suhu itu meningkat mencapai 18.000°F pada bagian luarnya, bahkan sampai 180.000°F pada bagian yang paling tinggi. Sebaliknya corona lebih panas daripada itu. Para astronom telah memeperkirakan suhunya sangat tinggi, yaitu 3.600.000°F pada bagian lebih luar, ternyata melebihi panas fotosfir, padahal dia begitu jauh dari sumber energi surya. Keadaan demikian sampai kini masih jadi pertanyaan dan teka-teki, suatu teori berpendapat bahwa gelombang-gelombang yang bergetar kuat disebabkan oleh gerakan yang bergelora di daerah atmosfir, telah memanaskan gas-gas tipis begitu hebat pada corona tersebut.
Daerah kromosfir dimana berlaku aktivitas tinggi dengan nama prominence mengandung gas nyala dalam lingkaran besar yang kadang-kadang sampai ketinggian ratusan ribu mil memasuki daerah corono dengan gejala dan bentuk berbeda-beda. Beberapa prominence kelihatan berupa ledakan dengan pancaran yang naik cepat, kemudan segera menghilang. Setengahnya berlangsung agak lama, sementara yang lainnya melambung tinggi dalam daerah kromosfir dan kemudian turun kembali pada fotosfir surya sebagai hujan gas. Keadaan prominence demikian sehubungan dengan kegiatan lapangan magnet surya yang berdekatan.
Kromosfir tampak juga mengandung pancaran gas atau pijar agak kecil dinamakan spicules, mungkin ditimbulkan oleh gas panas yang bergerak keras pada daerah itu sebagai sel-sel kasar dinamakan supergranulation. Sepanjang zaman kromosfir itu senantiasa aktif dalam berbagai cara. Cetusan dan nyala panas yang tampak terang seringkali berlaku.
Fotosfir adalah daerah yang relatif tipis, sekira dua ratus mil tebalnya. Ini berarti 6 per 100 per radius surya. Di sana terdapat sunspots yang kelihatan gelap dengan suhu 7.000°F, suatu sunspots mempunyai dua ciri nyata yaitu bagian pusatnya yang gelap dinamakan umbra dan bagian sekelilingnya yang kabur dinamakan penumbra. Suatu sunspots mungkin seluas puluhan ribu mil, tampak beberapa hari atau sampai beberapa bulan, biasanya muncul berpasangan kemudian bergerak memisah secara lambat, selama masa tertentu, beratus sunspots tampak dalam kelompok besar tetapi pada waktu lainnya tiada sunspots kelihatan sama sekali.
Berbagai teori telah dimajukan dalam menerangkan keadaan sunpots tetapi tiada satupun yang dapat menjelaskan apa yang ingin kita ketahui. Bintik-bintik itu telah dibandingkan pada daerah tekanan rendah atau pada tornado dan pada pusaran sangat besar dalam gas surya. Pada waktu belakangan ini banyak teori yang menyatakan sunspots adalah daerah dingin yang dihasilkan reaksi antara gas-gas yang mengandung aliran listrik dan lapangan magnet surya itu sendiri. Hal ini berarti bahwa suatu lapangan manget local jadi pecah pada permukaan fotosfir hingga menghasilkan suatu bintik di tempat itu. Gangguan demikian juga mempengaruhi atmosfir yang ada di atas tempat itu.
Pada hakekatnya benarlah sunspots mempunyai lapangan magnet kuat. Dalam suatu pasangan sunspots terdapat satu pool magnet positif atau utara, sementara itu ada pula pool magnet negatif atau selatan. Karenanya keadaan magnet sunspot mungkin sehubungan dengan aliran listrik yang bergerak dalam lingkaran waktu tertentu yang disebut dengan siklus sunspots. Masa siklus itu rata-rata selama 11 tahun. Pada permulaan suatu siklus hanya tampak beberapa bintik kecil di permukaan surya, tetapi setelah beberapa lama maka bintik-bintik itu menjadi semakin banyak.
Suatu siklus sunspots bermula dengan beberapa bintik kecil pada garis lintang 30° sampai dengan 40° diutara dan selatan ekuator surya, kemudan sesudah beberapa waktu, muncullah bintik-bintik besar yang lebih banyak. Bintik-bintik yang baru muncul ini tampak semakin dekat menghampiri garis ekuator dan kedua kutubnya hingga waktu itu sebagian besar permukaan surya bagaikan dipenuhi oleh sunspots.
Kemudian siklus itu mendekati akhirnya ketika mana bintik-bintik mulai menghilang pada daerah garis lintang yang lebih tinggi, dan akhirnya sedikit saja yang tinggal keliling ekuator. Sesudah itu siklus berikutnya mulai pula muncul pada daerah 10° samapi pada 40° di utara dan selatan ekuator tersebut. Siklus demikian telah menjadi teka-teki yang mencengangkan para sarja begitulpun orang-orang awam semenjak ditemuinya oleh Galileo Galilie pada abad ke 17 masehi. Berbagai teori yang berbeda telah bermunculan, namun tiada satupun daripadanya yang benar-benar berhasil menjelaskan .
Re: Surya Akan Tetap Menyala Sampai Di Akhirat Nanti
Beberapa ahli telah menghubungkan keadaan siklus sunspots demikian kepada suatu sirkulasi komplek dari gas surya, yaitu turun dari permukaannya dan kemudian naik lagi, begitupun dari kutub-kutub surya ke arah garis ekuatornya, kemudian kembali lagi. Diperkirakakan juga panas dan rotasi surya telah menimbulkan akibat ini, sementara sirkulasi tadi telah dibandingkan dengan gerakan angin dan arus laut di permukaan bumi. Teori yang lebih modern tentang sunspots ini telah memakai penemuan baru mengenai lapangan magnet. Para sarjana telah mendapatkan bahwa benda cair yang panas beraliran listrik, seperti pada gas surya, senantiasa menghasilkan magnet. Sewaktu gas itu bergerak maka garis tenaga magnet ikut bergerak hingga gerakan teratur dari surya demikian ditemani oleh lapangan magnet telah menimbulkan siklus sunspots.
Para astronom telah menemukan bahwa kutub magnet utara dan selatan surya berpindah-pindah posisi dalam bentuk teratur dan berulang. Perubahan-perubahan ini berlaku pada permulaan setiap siklus. Hasilnya ialah siklus magnet sekali 22 tahun atau selama dua kali siklus sunspots. Hal ini tempaknya menunjukkan bahwa siklus sunspots secara pasti berhubungan dengan tenaga magnet di surya. Namun bagaimana sebenarnya masih berupa suatu hal misteri. Sunspots bukanlah satu-satunya akibat yang ditimbulkan oleh siklus tadi, bahkan ketika bintik-bintik banyak bermuculan, seluruh permukaan surya itu jadi lebih aktif. Waktu itu prominence tampak lebih besar dan nyata, yaitu gejala api yang melambung tinggi dengan suhu jutaan derajat. Corona pun mengalami perubahan pula dalam bentuk dan sinarnya selama fase-fase berlainan dalam siklus itu. Satelit-satelit buatan manusia juga telah mengambil foto suatu keadaan aneh, dikenal sebagai solar polar caps atau topi-topi kutub-kutub surya dalam daerah corona. Topi-topi corona ini berpusat diatas kutub utara dan kutub selatan surya sebagai massa-massa gas yang relatif dingin. Pada suhu 1.800.000°F topi itu mengandung panas separo dari panas yang berlaku pada daerah lain dalam corona. Selama suatu sunspots maksimum, topi-topi kutub itu berwujud sangat kecil bahkan tidak kelihatan sama sekali, tetapi selama sunspots minimum yaitu jumlahnya sedikit saja, maka topi-topi itu menjadi sangat besar.
Selama sunspots maksimum bagian-bagian dari corona menjadi dua kali lebih panas daripada biasanya 700.000°F. aktivitas yang sehubungan dengan siklus sunspots seringkali mempengaruhi bumi dan atmosfirnya. Pengaruh ini sebanding dengan besarnya partikel-partikel beraliran listrik dengan kecepatan tinggi dan sinar ultraviolet serta sinar X yang dipancarkan surya selama sunspots maksimum. Banyak partikel surya yang terserap ke dalam lapangan magnet bumi, sedangkan yang lainnya mencapai atmosfir bumi dimana timbul sinar terang yang dinamakan aurora disekitar kutub utara dan selatan. Partikel-partikel itu begitupun dua macam sinar tadi dapat mengadakan badai magnet di atas bumi, juga dapat mengganggu kompas, komunikasi, dan transmisi tenaga listrik.
Sedikit sekali bukti langsung yang diperoleh para sarjana tentang apa yang ada pada bagian dalam tubuh surya. Para astronom yang mempelajari keadaan surya hanyalah mengetahui panas, sinar, magnet dan partikel yang datang dari bagain luar fotosfir dan atmosfir surya. Namun masih ada beberapa petunjuk untuk mengetahui keadaan bagian dalam tersebut. Para sarjana meyakini bahwa partikel atom tertentu, dinamakan dengan neutrino, mencapai bumi secara langsung dan cepat, datang dari inti surya. Partikel ini begitu kecil, tidak mengandung aliran listrik dan berupa wujud yang sukar untuk diperbincangkan, bergerak dengan kecepatan sinar. Tersebab sifatnya demikian maka neutrino dengan mudah melalui zat yang sangat tebal, tetapi susah untuk ditandai.
Walaupun begitu para sarjana telah menyusun model teoritis mengenai bagian dalam surya itu sebagai berikut :
Suatu nuclear energy furnace atau dapur energi nuklir boleh jadi telah membentuk inti surya. Dia mengisi suatu volume yang relatif kecil. Inti tersebut sangat panas dan padat sekali dimana atom-atom telah melepaskan elektronnya dan hanya terdiri dari nuclear saja. Arus-arus yang beredar, membawa hydrogen jadi atomic fuel atau bahan bakar atom kepada dapur tadi lalu menghasilkan helium. Energi yang terlepas tentulah menghindar dari inti tersebut, kalau tidak, tentulah surya akan mengambang dan meledak. Maka panas sinar, dan energi lainnya dari inti terebut diradiasikan kembali dari atom kepada atom. Berangsur-angsur energi itu dipindahkan kebagian luar meninggalkan bagian inti. Seketika energi tersebut mencapi permukaan surya maka pemindahan energi dalam bentuk lain mengambil alih arus-arus gas beredar yang membawa energi tadi. Keadaannya seperti air mendidih atau udara yang berada di atas api, begitulah gas fotosfir surya melambung tinggi dan kemudian jatuh lagi. Para sarjana memperkirakan bahwa berlangsung jutaan tahun bagi energi dari inti surya untuk mencapai permukaannya, kecuali neutrino, dari permukaan surya itulah energi beradiasi ke segala arah.
Surya berputar disumbunya seperti rotasi bumi dari barat ke timur hanya putaran surya itu bukan sama cepatnya pada keseluruhan tubuhnya. Beberapa bagian daripadanya berputar lebih cepat darpada bagian lain. Para penyelidik menemukan bahwa putarannya yang paling cepat berlaku pada daerah ekuator yaitu selama 26,9 hari bumi, dan putaran itu semakin lambat pada daerah-daerah yang semakin jauh dari ekuatornya hingga pada kutub-kutubnya tercatat satu periode putaran itu selama 34 hari. Perbedaan kecepatan berputar antara ekuator dan daerah kutub-kutub demikian memperlihatkan kenyataan bahwa surya bukanlah berwujud padat.
Ahli-ahli astronomi telah mengetahui bahwa sebagian besar dari 92 zat alamiah yang ada di bumi juga berada pada surya, Hidrogen adalah unsurnya yang paling banyak hingga membentuk 80 persen dari tubuh surya itu. Helium ialah unsure yang kedua, sekira 19 persen, maka yang 1 persen lainnya terdiri dari unsure-unsur penting berikut ini yang namanya didahulukan menuruh jumlahnya, yaitu oksigen, nitrogen, karbon, magnesium, silicon, iron, sulfur, almunium, sodium dan kalsium.
Surya adalah wujud yang terdiri dari campuran atom-atom gas, inti atom, dan partikel-partikel atom yang lebih kecil yaitu electron, negatif, proton positif, neutron neteral, positron positif, dan neutrino yang netral. Seluruh materi dari tubuh surya yang berupa gas panas tersebut. Dinamakan dengan plasma. Maka temperaturnya yang begitu tinggi menyebabkan tak mungkin berlakunya gabungan kimia.
Surya meradiasikan energi pada berbagai gelombang yang praktis. Energi elektromagnet ini terdiri dari gelombang-gelombang panjang radio sampai pada gelombang-gelombang pendek, microwaves, sinar infrared, ultraviolet, dan sinar X. kita hanya melihat gelombang sinar, sedangkan merah infra hanya kita rasakan seagai panas. Sementara radiasi dalam bentuk lain hanya dapat ditandai dengan bantuan film-film dan alat-alat khusus.
Timbul pertanyaan, apakah kecepatan radiasi surya itu benar-benar selalu bersamaan? Banyak sinar yang meninggalkan surya, tampaknya stabil, tetapi kuantitas radiasi dari bentuk lain yang dipancarkannya mungkin tergantung pada jumlah sunspots yang ada. Surya itu juga memancarkan partikel-partikel subatom ke angkasa luas. Emisi partikel tersebut meningkat cepat selama sunspots minimum, surya itupun selalu juga memancarkan partikel-partikel. Suatu hujan partikel halus yang ke luar dari corona kearah bumi dn sekitarnya dinamakan dengan solar wind atau angin surya.
Kebanyakan partikel surya tidak mencapai atmsofir bumi karena diserap oleh lapangan magnet bumi lalu menjadi bagian lingkaran radiasi yang dinamakan Van Allen Belt mengelilingi bumi ini. Sekira 30 persen radiasi surya itu ditelah oleh lapangan atmosfir kita. Hal demikian baik sekali karena beberapa bagian radiasi itu berbahaya bagi kehidupan.
Radiasi keras dari surya mengionisir kebanyakan gas yang lebih tinggi di atmosfir bumi hingga menghasilkan lapisan-lapisan yang beraliran listrik. Para sarjana menamakan lapisan-lapisan itu dengan ionosfir berfungsi melindungi bumi dari radiasi surya berbahaya. Dia menyebabkan kemungkinan komunikasi radio jarak jauh berlaku dimuka bumi. Gelombang-gelombang radio tertentu memantul dari ionosfir tersebut kembali ke muka bumi hingga tidak melambung terus ke angkasa bebas. Sebaliknya komunikasi radio mungkin pula terganggu selama sunspots maksimum, karena partikel-partikel surya begituplun radiasinya yag sangat besar merusak lapisan ionosfir bagian atas.
Surya meradiasikan energi yang oleh para sarjana diperkirakan sebanyak 5,1 qudrillion tenaga kuda setaiap menit. Tetapi dari manakah datangnya semua energi itu? Orang telah memberikan berbagai pendapat tentang itu selama beberapa abad. Suatu yang paling banyak berpengaruh sampai pada pertengahan abad ke 19 ialah bahwa surya itu berupa bola api yang sangat besar. Namun jika api adalah sumber energi bagi surya. Maka apakah yang menjadi bahan bakarnya? Kayukah, batubara, atau minyakkah? Ataukah gas hydrogen? Sekalipun ada wujud yang sama besarnya dengan surya itu, namun tiada satupun yang dapat menyala terus sampai beberapa ribu tahun.
Para sarajana bad ke 19 masehi tidak mengetahui apa-apa tentang energi nuklir, karenanya, jika mereka tidak menerima pendapat bahwa surya itu adalah suatu masa terdiri dari gumpalan api, maka mereka perlu mencarikan sebab-sebab lain tentang adanya panas dan sinar surya tersebut. Suatu teori berpendapat bahwa energi surya dihasilkan oleh benturan meteor-meteor yang jatuh kepadanya. Tetapi ide ini tidak berkembang luas, karena sedikit panas yang dihasilkan cepat sekali habis.
Pada tahun 1850, seorang ahli fisika Jerman, Hermann von Helmholtz, mengemukakan suatu keterangan tentang energi surya yang kemudian diterima baik oleh kebanykan ahli astronomi. Helmholtz menyatakan bahwa energi sinar dan panas datang dari penciutan atau karena mengerutnya surya. Menurut teori ini, energi terlepas ketika gravity selalu mengadakan kompressi atas gas surya menjadi suatu volume yang semakin kecil dan lebih kecil.
Helmholtz, memperhitungkan bahwa pengecilan diameter surya hanyalah 280 kaki dalam setahun, dan hal ini akan menjamin kadar output energi surya selama 25 juta tahun, terhitung mulai dari waktu terwujudnya. Dari pengetahuan Helmholtz demikian begitupun banyak sarjana lain pada waktu itu ternyata umur surya cukup panjang. Kecepatan pengerutannya juga tidaklah akan mengurangi ukuran bulatan surya kalau dipandang oleh manusia selama hidupnya beberapa ribu tahun sebagai tercatat dalam sejarah.
Tetapi kini, para sarjana menginsafi bahwa surya telah menjalani umur paling sedikit selama 5.000 juta tahun, karenanya teori pengerutannya menurut Helmholtz tadi tak dapat dipakai dan memang tak pernah berlaku sepanjang zaman terwujudnya surya.
Kemungkinan lain tentang sumber energi surya ialah radioactivity sebagai pernah diperkirakan. Yaitu keruntuhan nuklir dari atom-atom berat, diumumkan pada tahun-tahun terakhir dari abad ke 19. tetapi studi melalui spektroskops tentang surya menunjukkan bahwa bola api itu kekurangan elemen-elemen berat, mungkin seluruhnya seperti ketiadaan radium, thorium, dan uranium.
Dalam tahun 1939, jika fisika Jerman Hans Bethe mengemukakan keterangan tentang atom ataupun nuklir dari energi surya. Apa yang berlaku jauh didalam tubuh surya mungkin bersamaan dengan apa yang berlaku dalam fuso bom ataupun bom hydrogen. Empat inti atom hydrogen bercampur, atau bergabung, untuk membentuk satu inti atom helium, maka hasilnya ialah energi yang hebat sekali.
Siklus fusi menurut Bethe itu berlaku dalam enam tahap, utamanya melibatkan elemen hydrogen dan karbon. Siklus yang kompleks ini kemudian disebut carbon cycle. Karbon di surya dinyatakan berlangsung dalam proses ini, sebaliknya atom-atom karbon juga dihasilkan selama reaksi itu berlangsung. Akibatnya ialah bahwa jumlah atom karbon tidak berubah, sementara itu, hanyalah hydrogen yang semakin habis.
Kita mengetahui bahwa carbon cycle berlaku pada bintang-bintang lain, tetapi surya kita begitu dingin dibanding dengan bintang itu, maka reaksi lain bahkan lebih penting yaitu proton-proton reaction. Dalam proses ini energi surya datang dari fusi proton-proton atau ini hydrogen secara langsung tanpa melalui enam tahap pada carbon cycle. Proses-proses proton demikian juga menghabiskan hydrogen.
Para sarjana telah menggambarkan bahwa 100 ton hydrogen yang berubah jadi helium dapat menghasilkan energi lebih banyak daripada yang dipakai manusia bumi dalam satu tahun. Dengan kadar produksi energi surya kini, yaitu sekira 4 ½ juta ton massa atau zatnya berubah jadi energi murni setiap detik, maka surya masih memiliki hydrogen cukup untuk tetap bersinar dan panas sebagai keadaannya kini selama 30.000 juta tahun lagi, bahkan lebih lama.
Sudah berapa lamakah surya meradiasikan energi, dan berapa lama lagi dia dapat melanjutkan usaha demikian ? Para sarjana sedang berusaha mendapatkan jawabannya. Yang nyata surya itu telah bersinar paling sedikit semenjak 5.000 juta tahun yang lalu. Kadarnya kini sebagaimana telah kita nyatakan lebih dulu. Dapat bersinar terus selama 30.000 juta tahun lagi. Tetapi apakah surya itu selalu meradiasikan energinya dengan kadar yang tetap sama? Atau akan tetapkah dia memiliki kadar yang sama? Jawabannya ialah “mungkin” bagi pertanyaan pertama, sedangkan bagi yang kedua adalah “tidak mungkin”.
Para astronom telah menemukan bahwa kutub magnet utara dan selatan surya berpindah-pindah posisi dalam bentuk teratur dan berulang. Perubahan-perubahan ini berlaku pada permulaan setiap siklus. Hasilnya ialah siklus magnet sekali 22 tahun atau selama dua kali siklus sunspots. Hal ini tempaknya menunjukkan bahwa siklus sunspots secara pasti berhubungan dengan tenaga magnet di surya. Namun bagaimana sebenarnya masih berupa suatu hal misteri. Sunspots bukanlah satu-satunya akibat yang ditimbulkan oleh siklus tadi, bahkan ketika bintik-bintik banyak bermuculan, seluruh permukaan surya itu jadi lebih aktif. Waktu itu prominence tampak lebih besar dan nyata, yaitu gejala api yang melambung tinggi dengan suhu jutaan derajat. Corona pun mengalami perubahan pula dalam bentuk dan sinarnya selama fase-fase berlainan dalam siklus itu. Satelit-satelit buatan manusia juga telah mengambil foto suatu keadaan aneh, dikenal sebagai solar polar caps atau topi-topi kutub-kutub surya dalam daerah corona. Topi-topi corona ini berpusat diatas kutub utara dan kutub selatan surya sebagai massa-massa gas yang relatif dingin. Pada suhu 1.800.000°F topi itu mengandung panas separo dari panas yang berlaku pada daerah lain dalam corona. Selama suatu sunspots maksimum, topi-topi kutub itu berwujud sangat kecil bahkan tidak kelihatan sama sekali, tetapi selama sunspots minimum yaitu jumlahnya sedikit saja, maka topi-topi itu menjadi sangat besar.
Selama sunspots maksimum bagian-bagian dari corona menjadi dua kali lebih panas daripada biasanya 700.000°F. aktivitas yang sehubungan dengan siklus sunspots seringkali mempengaruhi bumi dan atmosfirnya. Pengaruh ini sebanding dengan besarnya partikel-partikel beraliran listrik dengan kecepatan tinggi dan sinar ultraviolet serta sinar X yang dipancarkan surya selama sunspots maksimum. Banyak partikel surya yang terserap ke dalam lapangan magnet bumi, sedangkan yang lainnya mencapai atmosfir bumi dimana timbul sinar terang yang dinamakan aurora disekitar kutub utara dan selatan. Partikel-partikel itu begitupun dua macam sinar tadi dapat mengadakan badai magnet di atas bumi, juga dapat mengganggu kompas, komunikasi, dan transmisi tenaga listrik.
Sedikit sekali bukti langsung yang diperoleh para sarjana tentang apa yang ada pada bagian dalam tubuh surya. Para astronom yang mempelajari keadaan surya hanyalah mengetahui panas, sinar, magnet dan partikel yang datang dari bagain luar fotosfir dan atmosfir surya. Namun masih ada beberapa petunjuk untuk mengetahui keadaan bagian dalam tersebut. Para sarjana meyakini bahwa partikel atom tertentu, dinamakan dengan neutrino, mencapai bumi secara langsung dan cepat, datang dari inti surya. Partikel ini begitu kecil, tidak mengandung aliran listrik dan berupa wujud yang sukar untuk diperbincangkan, bergerak dengan kecepatan sinar. Tersebab sifatnya demikian maka neutrino dengan mudah melalui zat yang sangat tebal, tetapi susah untuk ditandai.
Walaupun begitu para sarjana telah menyusun model teoritis mengenai bagian dalam surya itu sebagai berikut :
Suatu nuclear energy furnace atau dapur energi nuklir boleh jadi telah membentuk inti surya. Dia mengisi suatu volume yang relatif kecil. Inti tersebut sangat panas dan padat sekali dimana atom-atom telah melepaskan elektronnya dan hanya terdiri dari nuclear saja. Arus-arus yang beredar, membawa hydrogen jadi atomic fuel atau bahan bakar atom kepada dapur tadi lalu menghasilkan helium. Energi yang terlepas tentulah menghindar dari inti tersebut, kalau tidak, tentulah surya akan mengambang dan meledak. Maka panas sinar, dan energi lainnya dari inti terebut diradiasikan kembali dari atom kepada atom. Berangsur-angsur energi itu dipindahkan kebagian luar meninggalkan bagian inti. Seketika energi tersebut mencapi permukaan surya maka pemindahan energi dalam bentuk lain mengambil alih arus-arus gas beredar yang membawa energi tadi. Keadaannya seperti air mendidih atau udara yang berada di atas api, begitulah gas fotosfir surya melambung tinggi dan kemudian jatuh lagi. Para sarjana memperkirakan bahwa berlangsung jutaan tahun bagi energi dari inti surya untuk mencapai permukaannya, kecuali neutrino, dari permukaan surya itulah energi beradiasi ke segala arah.
Surya berputar disumbunya seperti rotasi bumi dari barat ke timur hanya putaran surya itu bukan sama cepatnya pada keseluruhan tubuhnya. Beberapa bagian daripadanya berputar lebih cepat darpada bagian lain. Para penyelidik menemukan bahwa putarannya yang paling cepat berlaku pada daerah ekuator yaitu selama 26,9 hari bumi, dan putaran itu semakin lambat pada daerah-daerah yang semakin jauh dari ekuatornya hingga pada kutub-kutubnya tercatat satu periode putaran itu selama 34 hari. Perbedaan kecepatan berputar antara ekuator dan daerah kutub-kutub demikian memperlihatkan kenyataan bahwa surya bukanlah berwujud padat.
Ahli-ahli astronomi telah mengetahui bahwa sebagian besar dari 92 zat alamiah yang ada di bumi juga berada pada surya, Hidrogen adalah unsurnya yang paling banyak hingga membentuk 80 persen dari tubuh surya itu. Helium ialah unsure yang kedua, sekira 19 persen, maka yang 1 persen lainnya terdiri dari unsure-unsur penting berikut ini yang namanya didahulukan menuruh jumlahnya, yaitu oksigen, nitrogen, karbon, magnesium, silicon, iron, sulfur, almunium, sodium dan kalsium.
Surya adalah wujud yang terdiri dari campuran atom-atom gas, inti atom, dan partikel-partikel atom yang lebih kecil yaitu electron, negatif, proton positif, neutron neteral, positron positif, dan neutrino yang netral. Seluruh materi dari tubuh surya yang berupa gas panas tersebut. Dinamakan dengan plasma. Maka temperaturnya yang begitu tinggi menyebabkan tak mungkin berlakunya gabungan kimia.
Surya meradiasikan energi pada berbagai gelombang yang praktis. Energi elektromagnet ini terdiri dari gelombang-gelombang panjang radio sampai pada gelombang-gelombang pendek, microwaves, sinar infrared, ultraviolet, dan sinar X. kita hanya melihat gelombang sinar, sedangkan merah infra hanya kita rasakan seagai panas. Sementara radiasi dalam bentuk lain hanya dapat ditandai dengan bantuan film-film dan alat-alat khusus.
Timbul pertanyaan, apakah kecepatan radiasi surya itu benar-benar selalu bersamaan? Banyak sinar yang meninggalkan surya, tampaknya stabil, tetapi kuantitas radiasi dari bentuk lain yang dipancarkannya mungkin tergantung pada jumlah sunspots yang ada. Surya itu juga memancarkan partikel-partikel subatom ke angkasa luas. Emisi partikel tersebut meningkat cepat selama sunspots minimum, surya itupun selalu juga memancarkan partikel-partikel. Suatu hujan partikel halus yang ke luar dari corona kearah bumi dn sekitarnya dinamakan dengan solar wind atau angin surya.
Kebanyakan partikel surya tidak mencapai atmsofir bumi karena diserap oleh lapangan magnet bumi lalu menjadi bagian lingkaran radiasi yang dinamakan Van Allen Belt mengelilingi bumi ini. Sekira 30 persen radiasi surya itu ditelah oleh lapangan atmosfir kita. Hal demikian baik sekali karena beberapa bagian radiasi itu berbahaya bagi kehidupan.
Radiasi keras dari surya mengionisir kebanyakan gas yang lebih tinggi di atmosfir bumi hingga menghasilkan lapisan-lapisan yang beraliran listrik. Para sarjana menamakan lapisan-lapisan itu dengan ionosfir berfungsi melindungi bumi dari radiasi surya berbahaya. Dia menyebabkan kemungkinan komunikasi radio jarak jauh berlaku dimuka bumi. Gelombang-gelombang radio tertentu memantul dari ionosfir tersebut kembali ke muka bumi hingga tidak melambung terus ke angkasa bebas. Sebaliknya komunikasi radio mungkin pula terganggu selama sunspots maksimum, karena partikel-partikel surya begituplun radiasinya yag sangat besar merusak lapisan ionosfir bagian atas.
Surya meradiasikan energi yang oleh para sarjana diperkirakan sebanyak 5,1 qudrillion tenaga kuda setaiap menit. Tetapi dari manakah datangnya semua energi itu? Orang telah memberikan berbagai pendapat tentang itu selama beberapa abad. Suatu yang paling banyak berpengaruh sampai pada pertengahan abad ke 19 ialah bahwa surya itu berupa bola api yang sangat besar. Namun jika api adalah sumber energi bagi surya. Maka apakah yang menjadi bahan bakarnya? Kayukah, batubara, atau minyakkah? Ataukah gas hydrogen? Sekalipun ada wujud yang sama besarnya dengan surya itu, namun tiada satupun yang dapat menyala terus sampai beberapa ribu tahun.
Para sarajana bad ke 19 masehi tidak mengetahui apa-apa tentang energi nuklir, karenanya, jika mereka tidak menerima pendapat bahwa surya itu adalah suatu masa terdiri dari gumpalan api, maka mereka perlu mencarikan sebab-sebab lain tentang adanya panas dan sinar surya tersebut. Suatu teori berpendapat bahwa energi surya dihasilkan oleh benturan meteor-meteor yang jatuh kepadanya. Tetapi ide ini tidak berkembang luas, karena sedikit panas yang dihasilkan cepat sekali habis.
Pada tahun 1850, seorang ahli fisika Jerman, Hermann von Helmholtz, mengemukakan suatu keterangan tentang energi surya yang kemudian diterima baik oleh kebanykan ahli astronomi. Helmholtz menyatakan bahwa energi sinar dan panas datang dari penciutan atau karena mengerutnya surya. Menurut teori ini, energi terlepas ketika gravity selalu mengadakan kompressi atas gas surya menjadi suatu volume yang semakin kecil dan lebih kecil.
Helmholtz, memperhitungkan bahwa pengecilan diameter surya hanyalah 280 kaki dalam setahun, dan hal ini akan menjamin kadar output energi surya selama 25 juta tahun, terhitung mulai dari waktu terwujudnya. Dari pengetahuan Helmholtz demikian begitupun banyak sarjana lain pada waktu itu ternyata umur surya cukup panjang. Kecepatan pengerutannya juga tidaklah akan mengurangi ukuran bulatan surya kalau dipandang oleh manusia selama hidupnya beberapa ribu tahun sebagai tercatat dalam sejarah.
Tetapi kini, para sarjana menginsafi bahwa surya telah menjalani umur paling sedikit selama 5.000 juta tahun, karenanya teori pengerutannya menurut Helmholtz tadi tak dapat dipakai dan memang tak pernah berlaku sepanjang zaman terwujudnya surya.
Kemungkinan lain tentang sumber energi surya ialah radioactivity sebagai pernah diperkirakan. Yaitu keruntuhan nuklir dari atom-atom berat, diumumkan pada tahun-tahun terakhir dari abad ke 19. tetapi studi melalui spektroskops tentang surya menunjukkan bahwa bola api itu kekurangan elemen-elemen berat, mungkin seluruhnya seperti ketiadaan radium, thorium, dan uranium.
Dalam tahun 1939, jika fisika Jerman Hans Bethe mengemukakan keterangan tentang atom ataupun nuklir dari energi surya. Apa yang berlaku jauh didalam tubuh surya mungkin bersamaan dengan apa yang berlaku dalam fuso bom ataupun bom hydrogen. Empat inti atom hydrogen bercampur, atau bergabung, untuk membentuk satu inti atom helium, maka hasilnya ialah energi yang hebat sekali.
Siklus fusi menurut Bethe itu berlaku dalam enam tahap, utamanya melibatkan elemen hydrogen dan karbon. Siklus yang kompleks ini kemudian disebut carbon cycle. Karbon di surya dinyatakan berlangsung dalam proses ini, sebaliknya atom-atom karbon juga dihasilkan selama reaksi itu berlangsung. Akibatnya ialah bahwa jumlah atom karbon tidak berubah, sementara itu, hanyalah hydrogen yang semakin habis.
Kita mengetahui bahwa carbon cycle berlaku pada bintang-bintang lain, tetapi surya kita begitu dingin dibanding dengan bintang itu, maka reaksi lain bahkan lebih penting yaitu proton-proton reaction. Dalam proses ini energi surya datang dari fusi proton-proton atau ini hydrogen secara langsung tanpa melalui enam tahap pada carbon cycle. Proses-proses proton demikian juga menghabiskan hydrogen.
Para sarjana telah menggambarkan bahwa 100 ton hydrogen yang berubah jadi helium dapat menghasilkan energi lebih banyak daripada yang dipakai manusia bumi dalam satu tahun. Dengan kadar produksi energi surya kini, yaitu sekira 4 ½ juta ton massa atau zatnya berubah jadi energi murni setiap detik, maka surya masih memiliki hydrogen cukup untuk tetap bersinar dan panas sebagai keadaannya kini selama 30.000 juta tahun lagi, bahkan lebih lama.
Sudah berapa lamakah surya meradiasikan energi, dan berapa lama lagi dia dapat melanjutkan usaha demikian ? Para sarjana sedang berusaha mendapatkan jawabannya. Yang nyata surya itu telah bersinar paling sedikit semenjak 5.000 juta tahun yang lalu. Kadarnya kini sebagaimana telah kita nyatakan lebih dulu. Dapat bersinar terus selama 30.000 juta tahun lagi. Tetapi apakah surya itu selalu meradiasikan energinya dengan kadar yang tetap sama? Atau akan tetapkah dia memiliki kadar yang sama? Jawabannya ialah “mungkin” bagi pertanyaan pertama, sedangkan bagi yang kedua adalah “tidak mungkin”.
Re: Surya Akan Tetap Menyala Sampai Di Akhirat Nanti
Dewasa ini, jumlah sinar radiasi surya yang kelihatan pada umumnya hanya berbeda tipis sekali. Banyak astronom menganggap hal ini memang kejadian, namun ada pula yang membantah, mereka menunjuk kepada lapisan es yang dari waktu ke waktu telah bertambah meliputi kebanyakan permukaan bumi. Mereka katakan, semua itu adalah bukti bahwa total radiasi surya selalu berkurang, pada suatu waktu nanti akan membekukan daerah permukaan bumi yang sangat luas. Sebaliknya beberapa ahli menganggap bahwa sebanding dengan umur surya semakin tua, maka dia akan menghabiskan hydrogennya dengan kecepatan yang semakin tinggi. Hal ini akan mengurangi perkiraan masa depan umurnya jadi 10.000 juta tahun. Sebagaimana radiasinya semakin meningkat, maka surya itu akan jadi begitu panas hingga lautan kita menguap habis dan kehidulpan di bumi jadi musnah.
Bilamana cadangan hidrogennya mulai habis, surya itu akan menciut menjadi “White dwarf” yaitu bintang yang sangat kecil, akhirnya mati menjadi wujud gelap dan dingin. Sebagai planet yang mengandung penghidupan, bumi kita juga akan ikut mati, tetapi selagi peristiwa dahsyat ini belum berlaku, kita tak perlu merasa cemas karena hal itu akan kejadian jutaan tahun mendatang. Akibatnya ialah bahwa manusia tidak lagi akan tinggal di bumi tetapi kemudiannya akan sanggup pindah tempat kepada dunia lain diangkasa luas.
Kebanyakan benda bumi ini hanyalah dihasilkan oleh sinar dan panas surya hingga memungkinkan berlakunya semua kehidupan. Akan tiadalah udara tanpa surya. Dia juga memberi kita energi secara langsung atau tidak untuk menerangi dan memanaskan rumah kita, begitupun untuk menggerakkan mesin. Karena begitu kecil dan jauh dari surya, maka bumi ini hanya mendapat sekira satu per 2.000.000.000 bagian saja dari energi yang dilepaskan surya. Namun bagian yang begitu kecil ternyata sangat dahsyat tenaganya dan akibatnya.
Kuantitas energi surya yang mencapai bagian luar atmosfir bumi kira-kira dua kalori pada setiap sentimeter per menit. Satu kalori adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk mewujudkan temperatur 1°C satu gram air. Kadar 2 kalori cm/menit demikian dinamakan dengan Solar Constant. Hanya rata-rata 70 persen dari energi itu yang sampai ke muka bumi, sedangkan lebihnya diserap oleh atmosfir. Surya memberikan sinar, panas, makan dan oksigen. Sinar dan panas adalah dua hasil nyata yang diberikan surya. Tetapi cara bagaimana dia memberikan makanan dan oksigen? Tetumbuhan hijau memakai energi surya untuk menghasilkan makanan dari karbon dioksida dan air. Sewaktu tetumbuhan itu bertindak demikian, dia melepaskan oksegen kepada alam sekitarnya. Tetumbuhan hijau tersebut memakai sendiri makanan tadi, sebaliknya juga menyediakan makanan bagi organic hidup lainnya, termasuk manusia. Energi dari makanan sebarnya ialah energi kimia yang dihasilkan dari energi surya oleh tetumbuhan.
Kebanyakan bahan bakar adalah bentuk kimia dari energi surya. Umpamanya, batubara adalah sisa trasformasi dari tetumbuhan hijau yang telah hidup dan mati beberapa zaman yang lalu serta terkubur dalam tanah. Ketika kita membakar batubara, maka kita melepaskan energi surya yang dulunya disimpan sebagai energi oleh tetumbuhan itu dalam jaringannya. Petroleum juga sama dengan batubara dalam kejadiannya.
Pabrik hidro elektris yang menghasilkan listrik dari air mengalir juga bergantung pada surya. Tanpa siklus udara yang kekuatan energinya adalah panas surya, akan tiadalah hujan dan akan tiadalah air mengalir yang menggerakkan turbin pada stasiun tenaga hidroelektris. Energi surya lebih langsung digunakan dalam berbagai cara oleh manusia, namun masih pada ukuran yang sangat terbatas. Sinar surya memanaskan rumah kita dalam musim panas atau sepanjang tahun didaerah-daerah tropis, bahkan panas surya juga menguapkan air laut pada industri pembikinan garam dalam bentuk primitif. Energi surya sangat kuat tetapi dalam keadaan terpisah hingga system-sistem kaca dan lensa kompleks dibutuhkan untuk mengumpulkannya bagi pemakaian-pemakaian yang memerlukan tenaga lebih banyak. Bilamana konsentrasi tenaga panas surya itu dilakukan, akan terdapatlah tenaga yang menakutkan, karena dalam suatu dapur surya, misalnya, tenaga tadi dapat melelehkan besi ataupun baja pada suhu beberapa ribu derajat. Sinar surya juga menghasilkan tenaga listrik dalam sel-sel peka yang dikenal sebagai bataerai-baterai surya. Alat ini pada umumnya dipakai dalam pesawat-pesawat angkasa luar untuk memberi tenaga bagi perlengkapannya.
Mesin-mesin surya biasanya menghasilkan uap untuk mendapatkan tenaga air yang dipanaskan oleh surya. Pada saat ini kegunaan mesin-mesin begini agak terbatas. Sebagai suatu sumber tenaga tetap, surya itu tentunya tak dapat diharapkan, karena pada malam hari tenaganya tak mungkin diperoleh, sedangkan pada siang hari dia bergerak cepak melintasi angkasa bumi dimana awan mungkin pula menghalangi sebagian radiasinya untuk mencalpai bumi. Bahkan pada daerah garis lintang yang lebih tinggi, sinar surya itu lemah sangat bahkan pada musim dingin hampir tiada sama sekali.
Walaupun demikian, usaha-usaha telah dilaksanakan untuk menetapkan tenaga surya bagi pemakaian yang dibutuhkan. Misalnya alat-alat tertentu menyimpan energi surya dalam bentuk lain seperti keadaan tenaga listrik, untuk pemakaian selama masa-masa gelap ataupun berawan. Satelit-satelit buatan manusia dapat mengumpulkan sinar surya dan mengubahnya jadi microwave untuk disinarkan kepada stasiun-stasiun tenaga di bumi dimana gelombang-gelombang itu dapat diubah menjadi tenaga listrik. Selagi cadangan bahan-bahan bakar di bumi masih dapat dimanfaatkan, kita hendaklah mengalihkan perhatian kepada surya lebih banyak selaku sumber energi untuk peradaban. Kelanjutan hidup kita mungkin sangat tergantung pada hasilnya.
4. Penganalisaan dari ayat-ayat Alquran.
Para sarjana barat sama berpendapat bahwa planet-planet lain luar bumi tidak berpenduduk makhluk hidup karena terlalu panas permukaannya atau terlalu dingin, sebaliknya mereka sama mengakui bahw UFO atau piring terbang yang ribuan kali kelihatan di angkasa adalah pesawat berawak manusia yang lebih tinggi peradabannya dari planet lain.
Kalau diperhatikan lebih teliti, kita ketahuilah bahwa kesimpangsiuran pendapat demikian tentang tatasurya dan kehidupan yang berlaku dalam daerahnya ialah disebabkan oleh pandangan mereka mengenai wujud dan keadaan surya yang menjadi pusat tatasurya itu sendiri. Memang mereka berpendapat bahwa surya terdiri dari 80 % hydrogen dan 19% helium serta 1% zat lainnya, namun selalu berkurang beratnya 4 ½ juta ton setiap detik karena tercampaknya partikel-partikel yang setengahnya sampai ke permukaan planet hingga menimbulkan panas.
Dengan pendapat demikian mereka menganggap hanya bumi saja yang berpenduduk, sedangkan planet lain terlalu panas karena dekat pada surya, atau terlalu dingin sebab jauh dari bola api itu, dan praktis tidak mungkin untuk tempat kehidupan. Tetapi benarkan keadaannya demikian?
Umumnya orang beranggapan bahwa pembakaran yang berlaku pada surya bersamaan dengan kobaran api yang ada di bumi karena surya itu sangat besar, maka apinya sangat panas hingga di pusatnya diperkirakan sampai 40 juta derajat selsius. Sementara itu para sarjana memperkirakan berlakunya carbon cycle di surya kemudian melengkapinya dengan proton-proton reaksi dimana 4 ½ juta ton zat berubah menjadi energi setiap detik, dan surya akan dapat berfungsi selama 30.000 juta tahun lagi.
Namun kalau diperhatikan dengan seksama akan nyatalah pendapat itu berlawanan dengan kejadian yang berlaku.
1. Kalau benarlah surya melakukan pembakaran dengan mengurangi bahan bakarnya 4 ½ juta ton setiap detik dan jumlah sebanyak itu berubah jadi energi yang dicampakkannya kesegala arah tanpa kembali, sementara itu dikatakan surya telah berumur 5.000 juta tahun sampai kini masih utuh dengan intinya bersuhu sangat tinggi begitupun seluruh bagian tubuhnya, maka pendapat ini memang tidak logis. Itu hanyalah perhitungan orang yang membakar batubara di bumi, tetapi keadaan di surya berlainan sekali. Semua bagian tubuhnya telah menjadi api. Semua hydrogennya sama terbakar sekaligus, dan tentulah semua berubah jadi helium dalam satu waktu bukan bergantian. Kalau benar telah berlaku proton-proton reaksi menurut para sarjana itu, kenapa tidak semua proton itu mengalami reaksi dalam waktu yang sama, padahal semuanya berada dalam tekanan panas yang sama? Ataukah ada tenaga lain yang mengatur waktu pembakaran masing-masing kelompok hydrogen itu?
2. Pembuangan partikel 4 ½ juta ton setiap detik demikian. Dan juga dilakukan oleh bintang-bintang lain. Tentulah menyebabkan angkasa luar dipenuhi oleh partikel yang beterbangan. Padahal daerah itu semuanya kosong hampa sebagaimana diketahui melalui penyelidiikan astronomis dan telah dibuktikan oleh missi Apollo serta pesawat angkasa lainnya. Bukanlah pula corona surya yang pada ayat 76/13 disebut dengan “zamhariir” sempat mencapai planet mercury. Tetapi memang gravitasi surya, sinar, dan radiasi magnetnya mencapai semua planet dalam daerah tatasurya ini, sebagaimana gravitasi bumi mencapai bulan, jadi pendapat tentang surya demikian harus dikoreksi seteliti mungkin, karena bukan saja berlawanan dengan ajaran Islam dan menjuruskan orang kepada naturalis atheisme tetapi juga bertentangan dengan capaian logika wajar.
Bilamana cadangan hidrogennya mulai habis, surya itu akan menciut menjadi “White dwarf” yaitu bintang yang sangat kecil, akhirnya mati menjadi wujud gelap dan dingin. Sebagai planet yang mengandung penghidupan, bumi kita juga akan ikut mati, tetapi selagi peristiwa dahsyat ini belum berlaku, kita tak perlu merasa cemas karena hal itu akan kejadian jutaan tahun mendatang. Akibatnya ialah bahwa manusia tidak lagi akan tinggal di bumi tetapi kemudiannya akan sanggup pindah tempat kepada dunia lain diangkasa luas.
Kebanyakan benda bumi ini hanyalah dihasilkan oleh sinar dan panas surya hingga memungkinkan berlakunya semua kehidupan. Akan tiadalah udara tanpa surya. Dia juga memberi kita energi secara langsung atau tidak untuk menerangi dan memanaskan rumah kita, begitupun untuk menggerakkan mesin. Karena begitu kecil dan jauh dari surya, maka bumi ini hanya mendapat sekira satu per 2.000.000.000 bagian saja dari energi yang dilepaskan surya. Namun bagian yang begitu kecil ternyata sangat dahsyat tenaganya dan akibatnya.
Kuantitas energi surya yang mencapai bagian luar atmosfir bumi kira-kira dua kalori pada setiap sentimeter per menit. Satu kalori adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk mewujudkan temperatur 1°C satu gram air. Kadar 2 kalori cm/menit demikian dinamakan dengan Solar Constant. Hanya rata-rata 70 persen dari energi itu yang sampai ke muka bumi, sedangkan lebihnya diserap oleh atmosfir. Surya memberikan sinar, panas, makan dan oksigen. Sinar dan panas adalah dua hasil nyata yang diberikan surya. Tetapi cara bagaimana dia memberikan makanan dan oksigen? Tetumbuhan hijau memakai energi surya untuk menghasilkan makanan dari karbon dioksida dan air. Sewaktu tetumbuhan itu bertindak demikian, dia melepaskan oksegen kepada alam sekitarnya. Tetumbuhan hijau tersebut memakai sendiri makanan tadi, sebaliknya juga menyediakan makanan bagi organic hidup lainnya, termasuk manusia. Energi dari makanan sebarnya ialah energi kimia yang dihasilkan dari energi surya oleh tetumbuhan.
Kebanyakan bahan bakar adalah bentuk kimia dari energi surya. Umpamanya, batubara adalah sisa trasformasi dari tetumbuhan hijau yang telah hidup dan mati beberapa zaman yang lalu serta terkubur dalam tanah. Ketika kita membakar batubara, maka kita melepaskan energi surya yang dulunya disimpan sebagai energi oleh tetumbuhan itu dalam jaringannya. Petroleum juga sama dengan batubara dalam kejadiannya.
Pabrik hidro elektris yang menghasilkan listrik dari air mengalir juga bergantung pada surya. Tanpa siklus udara yang kekuatan energinya adalah panas surya, akan tiadalah hujan dan akan tiadalah air mengalir yang menggerakkan turbin pada stasiun tenaga hidroelektris. Energi surya lebih langsung digunakan dalam berbagai cara oleh manusia, namun masih pada ukuran yang sangat terbatas. Sinar surya memanaskan rumah kita dalam musim panas atau sepanjang tahun didaerah-daerah tropis, bahkan panas surya juga menguapkan air laut pada industri pembikinan garam dalam bentuk primitif. Energi surya sangat kuat tetapi dalam keadaan terpisah hingga system-sistem kaca dan lensa kompleks dibutuhkan untuk mengumpulkannya bagi pemakaian-pemakaian yang memerlukan tenaga lebih banyak. Bilamana konsentrasi tenaga panas surya itu dilakukan, akan terdapatlah tenaga yang menakutkan, karena dalam suatu dapur surya, misalnya, tenaga tadi dapat melelehkan besi ataupun baja pada suhu beberapa ribu derajat. Sinar surya juga menghasilkan tenaga listrik dalam sel-sel peka yang dikenal sebagai bataerai-baterai surya. Alat ini pada umumnya dipakai dalam pesawat-pesawat angkasa luar untuk memberi tenaga bagi perlengkapannya.
Mesin-mesin surya biasanya menghasilkan uap untuk mendapatkan tenaga air yang dipanaskan oleh surya. Pada saat ini kegunaan mesin-mesin begini agak terbatas. Sebagai suatu sumber tenaga tetap, surya itu tentunya tak dapat diharapkan, karena pada malam hari tenaganya tak mungkin diperoleh, sedangkan pada siang hari dia bergerak cepak melintasi angkasa bumi dimana awan mungkin pula menghalangi sebagian radiasinya untuk mencalpai bumi. Bahkan pada daerah garis lintang yang lebih tinggi, sinar surya itu lemah sangat bahkan pada musim dingin hampir tiada sama sekali.
Walaupun demikian, usaha-usaha telah dilaksanakan untuk menetapkan tenaga surya bagi pemakaian yang dibutuhkan. Misalnya alat-alat tertentu menyimpan energi surya dalam bentuk lain seperti keadaan tenaga listrik, untuk pemakaian selama masa-masa gelap ataupun berawan. Satelit-satelit buatan manusia dapat mengumpulkan sinar surya dan mengubahnya jadi microwave untuk disinarkan kepada stasiun-stasiun tenaga di bumi dimana gelombang-gelombang itu dapat diubah menjadi tenaga listrik. Selagi cadangan bahan-bahan bakar di bumi masih dapat dimanfaatkan, kita hendaklah mengalihkan perhatian kepada surya lebih banyak selaku sumber energi untuk peradaban. Kelanjutan hidup kita mungkin sangat tergantung pada hasilnya.
4. Penganalisaan dari ayat-ayat Alquran.
Para sarjana barat sama berpendapat bahwa planet-planet lain luar bumi tidak berpenduduk makhluk hidup karena terlalu panas permukaannya atau terlalu dingin, sebaliknya mereka sama mengakui bahw UFO atau piring terbang yang ribuan kali kelihatan di angkasa adalah pesawat berawak manusia yang lebih tinggi peradabannya dari planet lain.
Kalau diperhatikan lebih teliti, kita ketahuilah bahwa kesimpangsiuran pendapat demikian tentang tatasurya dan kehidupan yang berlaku dalam daerahnya ialah disebabkan oleh pandangan mereka mengenai wujud dan keadaan surya yang menjadi pusat tatasurya itu sendiri. Memang mereka berpendapat bahwa surya terdiri dari 80 % hydrogen dan 19% helium serta 1% zat lainnya, namun selalu berkurang beratnya 4 ½ juta ton setiap detik karena tercampaknya partikel-partikel yang setengahnya sampai ke permukaan planet hingga menimbulkan panas.
Dengan pendapat demikian mereka menganggap hanya bumi saja yang berpenduduk, sedangkan planet lain terlalu panas karena dekat pada surya, atau terlalu dingin sebab jauh dari bola api itu, dan praktis tidak mungkin untuk tempat kehidupan. Tetapi benarkan keadaannya demikian?
Umumnya orang beranggapan bahwa pembakaran yang berlaku pada surya bersamaan dengan kobaran api yang ada di bumi karena surya itu sangat besar, maka apinya sangat panas hingga di pusatnya diperkirakan sampai 40 juta derajat selsius. Sementara itu para sarjana memperkirakan berlakunya carbon cycle di surya kemudian melengkapinya dengan proton-proton reaksi dimana 4 ½ juta ton zat berubah menjadi energi setiap detik, dan surya akan dapat berfungsi selama 30.000 juta tahun lagi.
Namun kalau diperhatikan dengan seksama akan nyatalah pendapat itu berlawanan dengan kejadian yang berlaku.
1. Kalau benarlah surya melakukan pembakaran dengan mengurangi bahan bakarnya 4 ½ juta ton setiap detik dan jumlah sebanyak itu berubah jadi energi yang dicampakkannya kesegala arah tanpa kembali, sementara itu dikatakan surya telah berumur 5.000 juta tahun sampai kini masih utuh dengan intinya bersuhu sangat tinggi begitupun seluruh bagian tubuhnya, maka pendapat ini memang tidak logis. Itu hanyalah perhitungan orang yang membakar batubara di bumi, tetapi keadaan di surya berlainan sekali. Semua bagian tubuhnya telah menjadi api. Semua hydrogennya sama terbakar sekaligus, dan tentulah semua berubah jadi helium dalam satu waktu bukan bergantian. Kalau benar telah berlaku proton-proton reaksi menurut para sarjana itu, kenapa tidak semua proton itu mengalami reaksi dalam waktu yang sama, padahal semuanya berada dalam tekanan panas yang sama? Ataukah ada tenaga lain yang mengatur waktu pembakaran masing-masing kelompok hydrogen itu?
2. Pembuangan partikel 4 ½ juta ton setiap detik demikian. Dan juga dilakukan oleh bintang-bintang lain. Tentulah menyebabkan angkasa luar dipenuhi oleh partikel yang beterbangan. Padahal daerah itu semuanya kosong hampa sebagaimana diketahui melalui penyelidiikan astronomis dan telah dibuktikan oleh missi Apollo serta pesawat angkasa lainnya. Bukanlah pula corona surya yang pada ayat 76/13 disebut dengan “zamhariir” sempat mencapai planet mercury. Tetapi memang gravitasi surya, sinar, dan radiasi magnetnya mencapai semua planet dalam daerah tatasurya ini, sebagaimana gravitasi bumi mencapai bulan, jadi pendapat tentang surya demikian harus dikoreksi seteliti mungkin, karena bukan saja berlawanan dengan ajaran Islam dan menjuruskan orang kepada naturalis atheisme tetapi juga bertentangan dengan capaian logika wajar.
Re: Surya Akan Tetap Menyala Sampai Di Akhirat Nanti
Maka bagaimanakah keadaan surya sebenarnya? Untuk menjawab ini baiklah kita teliti keteranganyang terkandung dalam Alquran. Memang dengan itulah hanya kita takkan terbentur pada sesuatu dead lock dalam penganalisaan, karena kitab suci itu diturunkan ALLAH maha tahu, pencipta tanpa salah tanpa ragu.
3. Ayat 81/1 menyatakan surya berputar disumbunya, dan ayat 91/1 menyatakan surya itu menyebabkan adanya siang hari. Semenetara itu banyak ayat suci yang menerangkan planet-planet berputar pula di sumbu masing-masing, tetapi tiada ayat suci yang menyatakan bulan juga berotasi, karenanya satelit ini tidak diperbincangkan dalam halaman ini. Ayat 16/12 dan 55/5 menyatakan semua bintang beredar dalam Buruuj atau bimasakti masing-masing, demikian pula surya kita selaku bintang seperti dinyatakan ALLAH pada ayat 86/2 dan 86/3. dan ingatlah bahwa semua bintang itu ciptaan ALLAH maka sembahlah ALLAH saja, bukan surya ciptaan NYA, demikian ditekankan pada ayat 41/37.
4. Ayat 21/33 menyatakan bahwa surya diciptakan ALLAH dengan maksud dan wujud tertentu, bukan ada sendirinya tanpa pengawasan sebagai terkandung dalam alam fikiran naturalis. Sementara itu ayat 25/61 dan 71/16 menyatakan bahwa surya itu dijadikan sumber bagi berbagai kebutuhan hidup manusia dalam segala bidang, termasuk sumber energi yang dikatakan orang barat, dan bukanlah dia ada secara kebetulan, tetapi dengan sengaja diciptakan ALLAH dengan perencanaan. Ingatlah pula bahwa surya itu nantinya berfungsi NERAKA di akhirat, karenanya dia ada untuk selamanya tanpa akhir sebagai dimaksud pada ayat 2/167, 5/37, jo.67/5, 87,12 dan 75/9. karena itu nyatalah dugaan naturalis barat keliru serta bertantangan dengan maksud perencanaan ALLAH yang menciptakan serta mengatur surya itu sendiri.
Surya itulah tempat jatuh total dalam daerah tatasurya kita ini sebagai tercantum pada ayat 78/13, sementara itu pada ayat 10/5 dinyatakan surya itulah yang jadi sumber api dalam daerah tatasurya ktia, namun tidaklah dia melepaskan satu biji atomnya sebagaimana diterangkan ALLAH pada ayat 24/35 dalam persoalan tatasurya yang sekian banyak bersusun dalam semesta raya.
5. Dalam orbitnya keliling surya, planet-planet melenggang ke utara dan ke selatan garis ekliptik dengan mana terbentuklah pergantian musim dipermukaan setiap planet itu, sebagai dinyatakan ALLAH pada ayat 16/48, 21/31, dan 36/39.
6. Ayat 16/16 menerangkan bahwa kutub-kutub magnet planet senantiasa berpindah tempat yang kini diketahui orang sejauh 10° dari kutub-kutub putaran bumi. Hal ini ditimbulkan oleh lenggang bumi ke luar garis ekliptik sebagai diterangkan diatas tadi.
7. Ayat 53/14 menyatakan nama planet terpinggir dengan Sidrah yang kalau diartikan “teratai”. Memang seperti keadaan teratai itulah setiap planet mengorbit keliling surya yaitu dalam orbit oval di mana ada titik Perihelion dan titik Aphelion, jadi setiap planet termasuk bumi ini menjalani orbit oval dalam garis zig-zag keliling surya.
8. Ayat 14/19 menyatakan planet-planet diciptakan ALLAH secara logis, yaitu menempatkan Rawasia atau batang magnet yang membujur dalam tubuh setiap planet dari utara ke selatan untuk memberikan kekuatan pada kehidupan, dan karenanya juga planet-planet lain dan bumi ini nyatanya tidak bertiang, terkatung-katung tanpa tali sebagai tampaknya di angkasa luas. Hal ini dinyatakan pada ayat 13/2 dan 31/10, tanpa Rawasia segala benda akan ngawur, tanpa daya, tetapi kini telah mulai dimanfaatkan orang secara ilmiah dengan memakai magnetnya pada berbagai alat.
9. Hubungan magnet bumi seperti dinyatakan pada ayat 16/16 , bukanlah menempatkan bumi ini berstatus miring terhadap surya, sebagaimana dinyatakan oleh para sarjana barat, tetapi senatiasa membentuk segitiga sama kaki antara dua kutubnya dengan surya selaku titik ketiga. Maka magnet negatif yang keluar dari kutub utara Bumi bergerak ke arah kutub utara surya, seterusnya keluar di permukaan surya untuk menuju ke selatan bumi. Sementara itu magnet positif yang keluar dipermukaannya untuk menjurus keselatan surya lalu keluar dipermukaannya untuk menjurus ke utara bumi. Dengan demikian surya tetap bergolak, dan di bumi dirasakan gempa selaku akibat perantukan kedua unsur magnet tadi pada daerah magma dalam tubuhnya.
10. Ayat 42/29 menyatakan bahwa di setiap planet berlaku kehidupan wajar sebagai di bumi ini. Hal ini dpat difahami dengan ketentuan ALLAH mengenai Rawasia setiap planet. Bahwa yang dekat posisinya pada surya, planet itu memiliki nilai magnet lemah karenanya atmosfir planet itu jadi tebal dan rotasinya agak lamban. Sebaliknya yang jauh dari surya, planet itu memiliki nilai magnet kuat hingga atmosfirnya jadi tipis dan rotasinya agak cepat. Semua keadan itu memungkinkan adanya kehidupan di setiap planet , bahwa yang dekat pada surya tidak kepanasan terbakar, dan yang jauh tidak kedinginan membeku.
11. Ayat 25/45 menyatakan bahwa hubungan surya dengan planet demikian menimbulkan bintik-bintik atau sunspots yang kini diketahui orang bermagnet positif dan negatif. Banyaknya dikatakan beratus buah, tetapi Alquran menyatakannya 70 saja pada ayat 69/32. mungkin orang salah menghitung karena semua sunspots itu ikut beredar keliing surya sebagimana orbit planet-planet yang zigzag. Maka sunspots yang hilang timbul membuktikan orbit oval pada planet-planet dengan Perihelion dan Aphelionnya sebagai titik terdekat dan titik terjauh dari surya yang dikitari. Sewaktu planet-planet berada pada Perihelion orbitnya, tampaknya sunspots jadi maksimum, demikian jadi minimum sewaktu planet-planet di aphelion orbitnya. Perlu pula diketahui bahwa kutub-kutub magnet surya berpindah-pindah tempat, keadaannya sama dengan kutub-kutub magnet planet-planet yang juga berpindah tempat, seperti di bumi kini tercatat maksimal 10° dari kutub putaran. Hal ini membuktikan orbit planet-planet yang zigzag keliling surya.
Dengan keterangan yang bersumberkan ayat-ayat Alquran diatas tadi dapatlah diketahui bahwa pancaran api yang tampak pada surya adalah PANCARAN SINAR API LISTRIK dengan frekuensi dan suhu sangat tinggi hingga sempat memanaskan permukaan seluruh planet dalam daerah tatasurya ini. Bukanlah yang sampai ke bumi api atau partikel-partikel surya, dan bukan pula api surya itu sama dengan pembakaran benda-benda dibumi. Selaku api listrik maka surya tidak memerlukan udara dipermukaannya, keadaannya bersamaan dengan filament dalam bola lampu listrik di bumi . tentang semua itu bahkan apa yang dinamakan dengan solar polar caps pada kutub-kutub surya membuktikan api surya itu semuanya ialah listrik.
Jadi sinar atau panas yang sampai pada kita dari surya adalah SINAR LISTRIK yang TAKKAN PERNAH HABIS untuk SELAMANYA. Karenanya, tidaklah akan kita dapati udara di permukaan surya sebagai pernah dikatakan orang selama ini. Maka benarlah keterangan ayat 24/35 yang menyatakan planet-planet tak pernah dijamah api dari surya. Karena api surya itu api listrik maka dia tidak membutuhkan bahan bakar seperti selama ini dikatakan berbentuk pembakaran hydrogen hingga helium jadi tertimbun dalam tubuhnya. Dengan api listrik itu juga maka bukanlah surya pernah berkurang beratnya, dan bukanlah surya itu membuang partikel yang ada padanya. Akhirnya benarlah angkasa luas itu kosong hampa dari segala macam partikel yang datang dari surya begitupun dari bintang-bintang lain.
Kini timbul persoalan lain yaitu apakah yang menjadi DYNAMO bagi listrik surya tersebut?
Yang menjadi dinamonya ialah globe surya itu sendiri karena dia selalu berputar pada sumbunya, ditambah dengan putaran planet-planet di sumbu masing-masing. Semua planet senantiasa berhubungan atau mengirim magnetnya kepada dua kutub surya untuk keperluan pengiriman magnet demikian, Alquran menyebutkan pergantian siang dan malam lebih dulu dari pada menyebutkan surya, sebagai tercantum pada ayat 16/12 , 35/13, 39/5, dan 41/37. pergantian siang dan malam demikian adalah putaran planet-planet sendiri selaku dynamo.
وَسَخَّرَ لَڪُمُ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمۡسَ
وَٱلۡقَمَرَ*ۖ وَٱلنُّجُومُ مُسَخَّرَٲتُۢ بِأَمۡرِهِۦۤ*ۗ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَعۡقِلُونَ
16/12. Dan DIA edarkan untukmu malam dan siang dan surya dan bulan,
bintang-bintang (terpisah) diedarkan dengan perintah-NYA. Pada yang
demikian ada ayat-ayat untuk kaum yang berpikiran.
Sebaliknya dengan pengiriman aliran listrik dari planet-planet kepada surya, maka bola api ini tetap berfungsi menurut keadaan yang ditetapkan ALLAH hingga surya itu sempat pula memberikan tenaga aktif pada planet-planet untuk selalu aktif dalam fungsinya sebagai tempat kehidupan makhluk berjiwa. Dalam hal ini Alquran memberikan keterangan tentang surya lebih dulu daripada menyebutkan adanya pergantian siang dan malam di planet-planet, sebagai satu-satunya tercantum pada ayat 14/33, dengan hubungan demikian berlangsunglah keadaan harmonis dalam susunan tatasurya ini untuk kehidupan sebagai ciptaan ALLAH secara logis dengan ketentuan pasti pada setiap wujud:
ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ
وَٱلۡأَرۡضَ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٲتِ
رِزۡقً۬ا لَّكُمۡ*ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلۡفُلۡكَ لِتَجۡرِىَ فِى ٱلۡبَحۡرِ بِأَمۡرِهِۦ*ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلۡأَنۡهَـٰرَ
14/32. ALLAH yang menciptakan planet-planet dan bumi, serta menurunkan
air dari atmosfir mengeluarkan dengannya buah-buahan selaku rizki bagimu.
Dan DIA edarkan untuk kapal-kapal agar bergerak dilautan dengan
perintah NYA dan mengedarkan bagimu siang-siang.
وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ دَآٮِٕبَيۡنِ*ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّہَارَ
14/33. Dan DIA edarkan bagimu surya dan bulan dalam keadaan
berturut-turut, dan mengedarkan untukmu malam dan siang.
وَءَاتَٮٰكُم مِّن ڪُلِّ مَا سَأَلۡتُمُوهُ*ۚ
وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآ*ۗ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَظَلُومٌ۬ ڪَفَّارٌ۬
14/34. Dan DIA berikan padamu setiap apa yang kamu minta
pada NYA. Jika kamu hitung nikmat ALLAH, tidaklah kamu dapat
menghitungnya, bahwa manusia itu bersikap zalim dan kafir.
وَمَا خَلَقۡنَا ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ
وَمَا بَيۡنَہُمَآ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ*ۗ وَإِنَّ ٱلسَّاعَةَ لَأَتِيَةٌ۬*ۖ فَٱصۡفَحِ ٱلصَّفۡحَ ٱلۡجَمِيلَ
15/85. Tidaklah KAMI ciptakan planet-planet dan bumi begitupun
apa-apa diantaranya kecuali dengan hal logis, dan bahwa Sa’ah
(kematian total) pasti datang, maka menghindarlah
dengan penghindaran yang elok.
إِنَّا كُلَّ شَىۡءٍ خَلَقۡنَـٰهُ بِقَدَرٍ۬
54/49. Bahwa tiap sesuatu KAMI ciptakan dia dengan ketentuan.
وَمَآ أَمۡرُنَآ إِلَّا وَٲحِدَةٌ۬ كَلَمۡحِۭ بِٱلۡبَصَرِ
54/50. Dan tidaklah perintah KAMI kecuali satu
seperti kejapan pada pandangan.
Mungkin pendapat ini sangat asing bagi pengetahuan yang berkembang di dunia barat, terutama tentang proses fisika, tetapi nyatanya yang kita kemukakan diatas ini lebih praktis dan logis keadannya daripada yang selama ini mereka anggap tentang surya. Maka respon dari pendapat kita ini ialah terbukanya kesempatan baru bagi penduduk bumi untuk mendapakan energi sangat besar yaitu menghubungkan ketub-kutub bumi dengan alat tertentu, karena memang bumi ini adalah DYNAMO RAKSASA yang senantiasa menghasilkan listrik.
Sekaligus terbuka pula lapangan baru tanpa ragu tentang penerbangan antar planet sebagai ganti bagi alam fikiran yang selama ini berpendapat hanya bumi ini saja yang sanggup menampung kehidupan wajar. Apalah artinya bumi dibanding planet-planet luar yang jauh lebih besar, dan berulanglah kembali sejarah peradaban tinggi pada masa purbakala.
وَقَالَ مُوسَىٰٓ إِن
تَكۡفُرُوٓاْ أَنتُمۡ وَمَن فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا فَإِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ حَمِيدٌ
14/8. Dan Musa berkata: “jika kamu kafir dan orang yang di
bumi ini semuanya, maka ALLAH masih kaya lagi terpuji.”
3. Ayat 81/1 menyatakan surya berputar disumbunya, dan ayat 91/1 menyatakan surya itu menyebabkan adanya siang hari. Semenetara itu banyak ayat suci yang menerangkan planet-planet berputar pula di sumbu masing-masing, tetapi tiada ayat suci yang menyatakan bulan juga berotasi, karenanya satelit ini tidak diperbincangkan dalam halaman ini. Ayat 16/12 dan 55/5 menyatakan semua bintang beredar dalam Buruuj atau bimasakti masing-masing, demikian pula surya kita selaku bintang seperti dinyatakan ALLAH pada ayat 86/2 dan 86/3. dan ingatlah bahwa semua bintang itu ciptaan ALLAH maka sembahlah ALLAH saja, bukan surya ciptaan NYA, demikian ditekankan pada ayat 41/37.
4. Ayat 21/33 menyatakan bahwa surya diciptakan ALLAH dengan maksud dan wujud tertentu, bukan ada sendirinya tanpa pengawasan sebagai terkandung dalam alam fikiran naturalis. Sementara itu ayat 25/61 dan 71/16 menyatakan bahwa surya itu dijadikan sumber bagi berbagai kebutuhan hidup manusia dalam segala bidang, termasuk sumber energi yang dikatakan orang barat, dan bukanlah dia ada secara kebetulan, tetapi dengan sengaja diciptakan ALLAH dengan perencanaan. Ingatlah pula bahwa surya itu nantinya berfungsi NERAKA di akhirat, karenanya dia ada untuk selamanya tanpa akhir sebagai dimaksud pada ayat 2/167, 5/37, jo.67/5, 87,12 dan 75/9. karena itu nyatalah dugaan naturalis barat keliru serta bertantangan dengan maksud perencanaan ALLAH yang menciptakan serta mengatur surya itu sendiri.
Surya itulah tempat jatuh total dalam daerah tatasurya kita ini sebagai tercantum pada ayat 78/13, sementara itu pada ayat 10/5 dinyatakan surya itulah yang jadi sumber api dalam daerah tatasurya ktia, namun tidaklah dia melepaskan satu biji atomnya sebagaimana diterangkan ALLAH pada ayat 24/35 dalam persoalan tatasurya yang sekian banyak bersusun dalam semesta raya.
5. Dalam orbitnya keliling surya, planet-planet melenggang ke utara dan ke selatan garis ekliptik dengan mana terbentuklah pergantian musim dipermukaan setiap planet itu, sebagai dinyatakan ALLAH pada ayat 16/48, 21/31, dan 36/39.
6. Ayat 16/16 menerangkan bahwa kutub-kutub magnet planet senantiasa berpindah tempat yang kini diketahui orang sejauh 10° dari kutub-kutub putaran bumi. Hal ini ditimbulkan oleh lenggang bumi ke luar garis ekliptik sebagai diterangkan diatas tadi.
7. Ayat 53/14 menyatakan nama planet terpinggir dengan Sidrah yang kalau diartikan “teratai”. Memang seperti keadaan teratai itulah setiap planet mengorbit keliling surya yaitu dalam orbit oval di mana ada titik Perihelion dan titik Aphelion, jadi setiap planet termasuk bumi ini menjalani orbit oval dalam garis zig-zag keliling surya.
8. Ayat 14/19 menyatakan planet-planet diciptakan ALLAH secara logis, yaitu menempatkan Rawasia atau batang magnet yang membujur dalam tubuh setiap planet dari utara ke selatan untuk memberikan kekuatan pada kehidupan, dan karenanya juga planet-planet lain dan bumi ini nyatanya tidak bertiang, terkatung-katung tanpa tali sebagai tampaknya di angkasa luas. Hal ini dinyatakan pada ayat 13/2 dan 31/10, tanpa Rawasia segala benda akan ngawur, tanpa daya, tetapi kini telah mulai dimanfaatkan orang secara ilmiah dengan memakai magnetnya pada berbagai alat.
9. Hubungan magnet bumi seperti dinyatakan pada ayat 16/16 , bukanlah menempatkan bumi ini berstatus miring terhadap surya, sebagaimana dinyatakan oleh para sarjana barat, tetapi senatiasa membentuk segitiga sama kaki antara dua kutubnya dengan surya selaku titik ketiga. Maka magnet negatif yang keluar dari kutub utara Bumi bergerak ke arah kutub utara surya, seterusnya keluar di permukaan surya untuk menuju ke selatan bumi. Sementara itu magnet positif yang keluar dipermukaannya untuk menjurus keselatan surya lalu keluar dipermukaannya untuk menjurus ke utara bumi. Dengan demikian surya tetap bergolak, dan di bumi dirasakan gempa selaku akibat perantukan kedua unsur magnet tadi pada daerah magma dalam tubuhnya.
10. Ayat 42/29 menyatakan bahwa di setiap planet berlaku kehidupan wajar sebagai di bumi ini. Hal ini dpat difahami dengan ketentuan ALLAH mengenai Rawasia setiap planet. Bahwa yang dekat posisinya pada surya, planet itu memiliki nilai magnet lemah karenanya atmosfir planet itu jadi tebal dan rotasinya agak lamban. Sebaliknya yang jauh dari surya, planet itu memiliki nilai magnet kuat hingga atmosfirnya jadi tipis dan rotasinya agak cepat. Semua keadan itu memungkinkan adanya kehidupan di setiap planet , bahwa yang dekat pada surya tidak kepanasan terbakar, dan yang jauh tidak kedinginan membeku.
11. Ayat 25/45 menyatakan bahwa hubungan surya dengan planet demikian menimbulkan bintik-bintik atau sunspots yang kini diketahui orang bermagnet positif dan negatif. Banyaknya dikatakan beratus buah, tetapi Alquran menyatakannya 70 saja pada ayat 69/32. mungkin orang salah menghitung karena semua sunspots itu ikut beredar keliing surya sebagimana orbit planet-planet yang zigzag. Maka sunspots yang hilang timbul membuktikan orbit oval pada planet-planet dengan Perihelion dan Aphelionnya sebagai titik terdekat dan titik terjauh dari surya yang dikitari. Sewaktu planet-planet berada pada Perihelion orbitnya, tampaknya sunspots jadi maksimum, demikian jadi minimum sewaktu planet-planet di aphelion orbitnya. Perlu pula diketahui bahwa kutub-kutub magnet surya berpindah-pindah tempat, keadaannya sama dengan kutub-kutub magnet planet-planet yang juga berpindah tempat, seperti di bumi kini tercatat maksimal 10° dari kutub putaran. Hal ini membuktikan orbit planet-planet yang zigzag keliling surya.
Dengan keterangan yang bersumberkan ayat-ayat Alquran diatas tadi dapatlah diketahui bahwa pancaran api yang tampak pada surya adalah PANCARAN SINAR API LISTRIK dengan frekuensi dan suhu sangat tinggi hingga sempat memanaskan permukaan seluruh planet dalam daerah tatasurya ini. Bukanlah yang sampai ke bumi api atau partikel-partikel surya, dan bukan pula api surya itu sama dengan pembakaran benda-benda dibumi. Selaku api listrik maka surya tidak memerlukan udara dipermukaannya, keadaannya bersamaan dengan filament dalam bola lampu listrik di bumi . tentang semua itu bahkan apa yang dinamakan dengan solar polar caps pada kutub-kutub surya membuktikan api surya itu semuanya ialah listrik.
Jadi sinar atau panas yang sampai pada kita dari surya adalah SINAR LISTRIK yang TAKKAN PERNAH HABIS untuk SELAMANYA. Karenanya, tidaklah akan kita dapati udara di permukaan surya sebagai pernah dikatakan orang selama ini. Maka benarlah keterangan ayat 24/35 yang menyatakan planet-planet tak pernah dijamah api dari surya. Karena api surya itu api listrik maka dia tidak membutuhkan bahan bakar seperti selama ini dikatakan berbentuk pembakaran hydrogen hingga helium jadi tertimbun dalam tubuhnya. Dengan api listrik itu juga maka bukanlah surya pernah berkurang beratnya, dan bukanlah surya itu membuang partikel yang ada padanya. Akhirnya benarlah angkasa luas itu kosong hampa dari segala macam partikel yang datang dari surya begitupun dari bintang-bintang lain.
Kini timbul persoalan lain yaitu apakah yang menjadi DYNAMO bagi listrik surya tersebut?
Yang menjadi dinamonya ialah globe surya itu sendiri karena dia selalu berputar pada sumbunya, ditambah dengan putaran planet-planet di sumbu masing-masing. Semua planet senantiasa berhubungan atau mengirim magnetnya kepada dua kutub surya untuk keperluan pengiriman magnet demikian, Alquran menyebutkan pergantian siang dan malam lebih dulu dari pada menyebutkan surya, sebagai tercantum pada ayat 16/12 , 35/13, 39/5, dan 41/37. pergantian siang dan malam demikian adalah putaran planet-planet sendiri selaku dynamo.
وَسَخَّرَ لَڪُمُ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمۡسَ
وَٱلۡقَمَرَ*ۖ وَٱلنُّجُومُ مُسَخَّرَٲتُۢ بِأَمۡرِهِۦۤ*ۗ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَعۡقِلُونَ
16/12. Dan DIA edarkan untukmu malam dan siang dan surya dan bulan,
bintang-bintang (terpisah) diedarkan dengan perintah-NYA. Pada yang
demikian ada ayat-ayat untuk kaum yang berpikiran.
Sebaliknya dengan pengiriman aliran listrik dari planet-planet kepada surya, maka bola api ini tetap berfungsi menurut keadaan yang ditetapkan ALLAH hingga surya itu sempat pula memberikan tenaga aktif pada planet-planet untuk selalu aktif dalam fungsinya sebagai tempat kehidupan makhluk berjiwa. Dalam hal ini Alquran memberikan keterangan tentang surya lebih dulu daripada menyebutkan adanya pergantian siang dan malam di planet-planet, sebagai satu-satunya tercantum pada ayat 14/33, dengan hubungan demikian berlangsunglah keadaan harmonis dalam susunan tatasurya ini untuk kehidupan sebagai ciptaan ALLAH secara logis dengan ketentuan pasti pada setiap wujud:
ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ
وَٱلۡأَرۡضَ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٲتِ
رِزۡقً۬ا لَّكُمۡ*ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلۡفُلۡكَ لِتَجۡرِىَ فِى ٱلۡبَحۡرِ بِأَمۡرِهِۦ*ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلۡأَنۡهَـٰرَ
14/32. ALLAH yang menciptakan planet-planet dan bumi, serta menurunkan
air dari atmosfir mengeluarkan dengannya buah-buahan selaku rizki bagimu.
Dan DIA edarkan untuk kapal-kapal agar bergerak dilautan dengan
perintah NYA dan mengedarkan bagimu siang-siang.
وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ دَآٮِٕبَيۡنِ*ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّہَارَ
14/33. Dan DIA edarkan bagimu surya dan bulan dalam keadaan
berturut-turut, dan mengedarkan untukmu malam dan siang.
وَءَاتَٮٰكُم مِّن ڪُلِّ مَا سَأَلۡتُمُوهُ*ۚ
وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآ*ۗ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَظَلُومٌ۬ ڪَفَّارٌ۬
14/34. Dan DIA berikan padamu setiap apa yang kamu minta
pada NYA. Jika kamu hitung nikmat ALLAH, tidaklah kamu dapat
menghitungnya, bahwa manusia itu bersikap zalim dan kafir.
وَمَا خَلَقۡنَا ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ
وَمَا بَيۡنَہُمَآ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ*ۗ وَإِنَّ ٱلسَّاعَةَ لَأَتِيَةٌ۬*ۖ فَٱصۡفَحِ ٱلصَّفۡحَ ٱلۡجَمِيلَ
15/85. Tidaklah KAMI ciptakan planet-planet dan bumi begitupun
apa-apa diantaranya kecuali dengan hal logis, dan bahwa Sa’ah
(kematian total) pasti datang, maka menghindarlah
dengan penghindaran yang elok.
إِنَّا كُلَّ شَىۡءٍ خَلَقۡنَـٰهُ بِقَدَرٍ۬
54/49. Bahwa tiap sesuatu KAMI ciptakan dia dengan ketentuan.
وَمَآ أَمۡرُنَآ إِلَّا وَٲحِدَةٌ۬ كَلَمۡحِۭ بِٱلۡبَصَرِ
54/50. Dan tidaklah perintah KAMI kecuali satu
seperti kejapan pada pandangan.
Mungkin pendapat ini sangat asing bagi pengetahuan yang berkembang di dunia barat, terutama tentang proses fisika, tetapi nyatanya yang kita kemukakan diatas ini lebih praktis dan logis keadannya daripada yang selama ini mereka anggap tentang surya. Maka respon dari pendapat kita ini ialah terbukanya kesempatan baru bagi penduduk bumi untuk mendapakan energi sangat besar yaitu menghubungkan ketub-kutub bumi dengan alat tertentu, karena memang bumi ini adalah DYNAMO RAKSASA yang senantiasa menghasilkan listrik.
Sekaligus terbuka pula lapangan baru tanpa ragu tentang penerbangan antar planet sebagai ganti bagi alam fikiran yang selama ini berpendapat hanya bumi ini saja yang sanggup menampung kehidupan wajar. Apalah artinya bumi dibanding planet-planet luar yang jauh lebih besar, dan berulanglah kembali sejarah peradaban tinggi pada masa purbakala.
وَقَالَ مُوسَىٰٓ إِن
تَكۡفُرُوٓاْ أَنتُمۡ وَمَن فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا فَإِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ حَمِيدٌ
14/8. Dan Musa berkata: “jika kamu kafir dan orang yang di
bumi ini semuanya, maka ALLAH masih kaya lagi terpuji.”
Similar topics
» SHRK3 - Pelitaku Tetap Menyala - Petrus Agung - Jan2014
» TETAP SETIA SAMPAI AKHIR HIDUPKU - Lagu Rohani Terbaru 2018 - Penyembahan Terbaik dan Terpopuler
» [YG bisa terkait lampu sel surya] Lampu Sel Surya di Botol Plastik Terangi Suku Kalunga Brasil
» APAPUN YANG TERJADI Tetaplah [berusaha] Berdoa [setiap hari] & YAKIN KOKOH [bhw TUHAN TETAP MAMPU Juga TETAP BAIK] - Ps. Gilbert Lumoindong
» [Terkait( KitabSuci )][AUDIO] akan, mfantse - ( akan: fante )
» TETAP SETIA SAMPAI AKHIR HIDUPKU - Lagu Rohani Terbaru 2018 - Penyembahan Terbaik dan Terpopuler
» [YG bisa terkait lampu sel surya] Lampu Sel Surya di Botol Plastik Terangi Suku Kalunga Brasil
» APAPUN YANG TERJADI Tetaplah [berusaha] Berdoa [setiap hari] & YAKIN KOKOH [bhw TUHAN TETAP MAMPU Juga TETAP BAIK] - Ps. Gilbert Lumoindong
» [Terkait( KitabSuci )][AUDIO] akan, mfantse - ( akan: fante )
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik