Al-Qur’an – Antara Ali, Abu Bakar, Umar dan Ustman
Halaman 1 dari 1 • Share
Al-Qur’an – Antara Ali, Abu Bakar, Umar dan Ustman
Terlepas dari kontroversi bahwa Ali tidak senang melihat Abu Bakar menjadi Khalifah pertama, tetapi sumber sumber islam mencatat sumpah Ali yang menjadi alasannya tidak menghadiri pelantikan Abu Bakar: “Aku melihat bahwa Al-Qur’an telah ditambahkan, sehingga aku bernasar : “Aku tidak akan menggunakan jubahku kecuali untuk sembahyang, hingga aku bisa mengumpulkan Al-Qur’an.”
Bagi para ahli sejarah Islam, tentulah tahu bahwa Ali, salah satu sahabat Muhammad yang sekaligus adalah menantunya tidak menghadiri pelantikan Abu Bakar sebagai Khalifah pertama. Terlepas dari kontroversi bahwa Ali tidak senang melihat Abu Bakar menjadi Khalifah pertama, tetapi sumber sumber islam mencatat sumpah Ali yang menjadi alasannya tidak menghadiri pelantikan Abu Bakar:
“Aku melihat bahwa Al-qur’an telah ditambahkan, sehingga aku bernasar: “Aku tidak akan menggunakan jubahku kecuali untuk sembahyang, hingga aku bisa mengumpulkan Al-Qur’an.”
Setelah berhasil menyusun mushafnya, Ali menunjukkannya kepada sahabat-sahabat nabi, namun mereka menolaknya sehingga Ali harus membawanya pulang kembali. Itulah pertama kali Al quran disusun yang dikenal dengan Mushaf Ali atau Mushaf Fatimah (istrinya). Sumber :
Ibn Sa’d, Kitab al Tabaqat al Kabir, vol 2 p 338
Ibn Abi Shayba, vol 6 p 148
Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 135
Ibn Abu Dawud, Kitab al Masahif, p 10
Ibn al Nadim, Fihrist, p 30
Abu Hilal al Askari, vol 1 p 219-20
Abu Buaym, vol 1 p 67
Ibn Abd al Barr, al Istiab, p 333-34
Ibn Juzay, vol 1 p 4
Ibn Abi al Hadid, vol 1 p 27
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 204, 248
Kulayni, al Kafi, vol 8 p 18
Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 72, 108
Basair al Darajat, p 193
Kulayni, al Kafi, vol 2 p 633
Abu Mansur al Tabrisi, vol 1 p 107, 255-28
Ibn Shahrashub, Manaqib Al Abi Talib, vol 2 p 42
Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 135-6
Al Quran sekarang ini adalah Al Quran yang dicetak dengan percetakan modern dan menggunakan STANDAR EDISI MESIR PADA TAHUN 1924. Sebelum itu, Alquran ditulis dalam beragam bentuk tulisan tangan (rasm) dengan teknik penandaan bacaan (diacritical marks) dan otografi yang BERVARIASI.
Sejarah penulisan Quran yang sesuai dengan edisi Mesir dikenal dengan Al quran versi Ustmant. Sejarah pengumpulan Al quran versi Ustmant dimulai oleh Umar yang mengusulkan kepada Abu Bakar, yang menolak Mushaf Al quran yang telah disusun Ali dengan alasan banyaknya penghafal quran yang mati ketika perang Yamamah. Bukhari, Volume 006, Buku 061, Hadis nomor 509 Kemudian Abu Bakar sebagai Khalifah memerintahkan sahabat sahabat dan penghafal Quran untuk melakukan pengumpulan Quran.
Bukhari, Sahih, vol 3 p 392-93
Tirmidhi, Sunan, vol 4 p 346-47
Abu Bakr al Marwazi, Musnad Abi Bakr al Siddiq, p 97-99, 102-4
Ibn Abu Dawud, Kitab al Masahif, p 6-7, 9, 20
Ibn al Nadim, Fihrist, p 27
al Khatib al Baghdadi, Mudih awham al jam wa l tafrig, vol 1 p 276
Bayhaqi, Dalail al Nubuwwa, vol 7 p 149-50
Mushaf tersebut dikenal dengan Mushaf Abu Bakar atau Mushaf Hafsah (anaknya) Terpisah dari dua Mushaf di Atas, Al quran dikumpulkan oleh Ustman, Khalifah ke tiga
Ibn Asakir, Biography of Uthman, p 170
Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 241
Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 235
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol1 p 211
Ibn Asakir, Biography of Uthman, p 243-46
Penulisan Mushaf Ustman didasarkan pada mushab Abu Bakar yang ditulis oleh Zaid bin Tsabit. Sayangnya, Mushaf tersebut sebagai sumber penulisan Mushaf Ustman dimusnahkan setelah Hafsah meninggal dunia oleh Marwan ibn Al-Hakam dengan mengatakan:
“Saya lakukan hal ini karena khawatir, ketika zaman berlalu atau dikemudian hari, manusia akan meragukan keadaan ini.” Hal tersebut dikarenakan
1. Mushaf Abu Bakar/Hafsah tidak lengkap.
2. Perubahan susunan penulisan dilakukan Zaid antara Mushab Abu Bakar dengan Mushab Ustman. Muslim senantiasa menyatakan bahwa:
Al-Qur’an yang sekarang adalah sama persis dengan apa yang diterima oleh nabi SAW.
Telah dihafalkan dengan sempurna oleh sangat banyak sahabat-sahabat nabi SAW.
Tidak pernah ada kesalahan dalam penulisannya
sangat cermat dalam penyusunannya
Pada kenyataannya berdasarkan sumber sumber Islam sendiri bahwa: Al Quran memiliki 3 versi, Mushaf Ali, Mushaf Abu Bakar, Mushaf Ustman. Antara ketiga versi tersebut, dipastikan terdapat perbedaan pengurangan Mushaf Ali oleh Mushaf Abu bakar dan penambahan Mushaf Abu Bakar oleh Mushaf Ustman sehingga dapat dipastikan antara Mushaf Ali dengan Mushaf Ustman sangat jauh perbedaannya.
Apa yang hendak disampaikan adalah, bobroknya moralitas pemimpin pemimpin Islam sehingga untuk kitab sucinya pun, harus saling meniadakan. Moralitas bobrok tersebut terus dijaga demi klaim sesat kesempurnaan Al Quran yang jelas jelas banyak salahnya.
Syiah, yang menyakini Mushaf Ali mengatakan:
Setidaknya tercatat ada 219 ayat-ayat spesifik Quran yang dinyatakan palsu oleh Syi’ah. Bahkan kaum Syi’ah percaya bahwa “Al-Quran yang dibawa oleh Jibril as. kepada Nabi Muhammad saw adalah 17.000 ayat”.
Ini hampir 3 x lebih tebal ketimbang Quran sekarang.
(re: Tinjauan Ahlus Sunnah Terhadap Faham Syi’ah Tentang Al-Quran dan Hadits, Nabhan Husein; dan hadis Hisyam bin Salim, diriwayatkan dari Abi Abdillah as.)
Sementara Mushaf Ustman sendiri seperti tulisan Taufik A. Amal dalam bukunya Rekonstruksi Sejarah al-Quran, p.204, mengatakan:
“Salinan-salinan mushaf utsmani yang diedarkan di sejumlah kota, dalam kenyataannya, tidak sempurna secara absolut. Bahwa QS 15:9
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Inn[a] na[h]nu nazzaln[a] a(l)[thth]ikra wa-inn[a] lahu la[ha]fi{th}*sensor*(a)
Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Telah terbantahkan, ditambah lagi kesaksian kesaksian Umar, Khalifah kedua yang mengucapkan inna li-llahi wa inna ilayhi raji un, karena ayat-ayat Quran yang tidak diingatnya lagi dan penghafal Quran sudah mati.
Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 10
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 204
Mabani, p 99
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
Ibn Abi Shayba, vol 14 p 564, ekspresi yang digunakan adalah Faqadnah, artinya “kita kehilangan ayat tersebut”
Abd al Razzaq, vol 9 p 50
Ahmad b. Hanbal, vol 1 p 47, 55
Ibn Abi Shayba, vol 7 p 431
Bukhari, vol 4 p 306
Ibn Salama, al Nasikh wal Mansukh, p 22
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 39 (mengacu pada Abu Bakar)
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 403
Mabani, p 99
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
Malik b. Anas, Muwatta, vol 2 p 824
Ahmad b. Hanbal, vol 1 p 47, 55
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 398, 455
Bukhari, vol 4 p 305
Muslim, Sahih, vol 2 p 1317
Ibn Maja, Sunan, vol 2 p 853
Tirmidhi, Sunan, vol 2 p 442-3
Abu Dawud, Sunan, vol 4 p 145
Ibn Qutayba, Tawil mukhtalif al hadith, p 313
Ibn Salama, al Nasikh wal Mansukh, p 22
Bayhaqi, al Sunan al Kubra, vol 8 p 211, 213
Juga kesaksian Aisah istri kesayangan Muhammad tentang ayat ayat rajam
Ahmad b. Hanbal, vol 5 p 183 (mengutip Zayd b. Thabit dan Said al-As Abd al Razzaq
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 82, 86
Suyuthi, al Durr al Manthur, vol 5 p 180 (mengutip Ubayy b. Ka’b dan Ikrima)
Ibrahim b. Ishaq al Harbis, Gharib al hadith menyebutkan “shal” yang berarti domba
Zamakshari, al Kashaf, vol 3 p 518, footnote
Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 108
Al Fadl b. Shadahn, al Idah, p 211
Abd al Jalil al Qazwini, p 133
Ahmad b. Hanbal, vol 4 p 269
Ibn Maja, Sunan, vol 1 p 626
Ibn Qutayba, Tawil, p 310
Shafi’i, Kitab al Umm, vol 5 p 23, vol 7 p 208
Al Raghib al Isfahani, Muhadarat al Udaba, vol 4 p 434
Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226
dan sejumlah laporan laporan tentang ketidak lengkapan quran: Laporan Anas bin Malik
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 399
Tabari, Jami al Bayan, vol 2 p 479
Laporan Abdullah Bin Umar
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 81-82
Laporan Ubay bin Ka’ab
Ahmad b. HAnbal, vol 5 p 132
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 405
Bayhaqi, al Sunan al Kubra, vol 8 p 211
Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 415
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 82 (klaim yang sama tentang jumlah ayat sura 33 dan keberadaan ayat-ayat rajam diutarakan oleh Umar dan Ikrima dalam Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180)
Zarkasi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 2 p 35, dimana ayat dikatakan seharusnya berada di Sura 25 (al Nur)
Mabani, p 83 dan 86, menyatakan ayat seharusnya berada di Sura al Ahzab
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 400-1
Ibn al Nadim, Fihrist, p 30
Al Raghib al Isfahani, Muhadarat al Udaba, vol 4 p 433
Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 2 p 37
Haytami, Majam al Zawaid, vol 7 p 157
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226, 227
Laporan Hudhayfa b. al-Yaman
Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180, mengutip dari Bukhari, Kitab at Tarikh
Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 331
Haytami, Majam al Zawaid, vol 7 p 28-29
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 263
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226
Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 108
Abu Mansur al Tabrisi, al Intijaj, vol 1 p 222, 286
Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 2 p 35
Laporan Abu Musa al-Ash’ari
Muslim, vol 2 p 726
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 405
Abu Nuaym, Hilyat al Awliya, vol 1 p 257
Bayhaqi, Dalai, vol 7 p 156
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 83
Ahmad b. Hanbal, vol 5 p 131-32
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 400-01
Tirmidhi, Sunan, vol 5 p 370
Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 224
Laporan Ibn ‘Abbas, Maslama b. Mukhallad al-Ansari, Ibn Mas’ud, Ali bin Abi Thalib, Ibn Al Nadim dan lainnya. Namun yang paling ironis adalah kesalahan mushaf ternyata diketahui juga oleh Ustman, laporannya adalah sbb:
Biographical Dictionary Ibn Khallikan, p. 401 : Abu Amr menyatakan bahwa dia mendengar kisah ini dari Katada as Sadusi:
“Ketika mushaf Usman ditulis dan diserahkan kepada Usman bin Affan, dia berkata, ‘Ada kesalahan-kesalahan bahasa didalam mushaf, tetapi biarkan orang-orang Arab di padang pasir memperbaikinya dengan pengucapan mereka.
QS 15:9 : Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. Sampai sekarang tidak diketahui siapa sebenarnya oknum ”KAMI” yang telah LALAI melakukan tugasnya…!!!!
Bagi para ahli sejarah Islam, tentulah tahu bahwa Ali, salah satu sahabat Muhammad yang sekaligus adalah menantunya tidak menghadiri pelantikan Abu Bakar sebagai Khalifah pertama. Terlepas dari kontroversi bahwa Ali tidak senang melihat Abu Bakar menjadi Khalifah pertama, tetapi sumber sumber islam mencatat sumpah Ali yang menjadi alasannya tidak menghadiri pelantikan Abu Bakar:
“Aku melihat bahwa Al-qur’an telah ditambahkan, sehingga aku bernasar: “Aku tidak akan menggunakan jubahku kecuali untuk sembahyang, hingga aku bisa mengumpulkan Al-Qur’an.”
Setelah berhasil menyusun mushafnya, Ali menunjukkannya kepada sahabat-sahabat nabi, namun mereka menolaknya sehingga Ali harus membawanya pulang kembali. Itulah pertama kali Al quran disusun yang dikenal dengan Mushaf Ali atau Mushaf Fatimah (istrinya). Sumber :
Ibn Sa’d, Kitab al Tabaqat al Kabir, vol 2 p 338
Ibn Abi Shayba, vol 6 p 148
Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 135
Ibn Abu Dawud, Kitab al Masahif, p 10
Ibn al Nadim, Fihrist, p 30
Abu Hilal al Askari, vol 1 p 219-20
Abu Buaym, vol 1 p 67
Ibn Abd al Barr, al Istiab, p 333-34
Ibn Juzay, vol 1 p 4
Ibn Abi al Hadid, vol 1 p 27
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 204, 248
Kulayni, al Kafi, vol 8 p 18
Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 72, 108
Basair al Darajat, p 193
Kulayni, al Kafi, vol 2 p 633
Abu Mansur al Tabrisi, vol 1 p 107, 255-28
Ibn Shahrashub, Manaqib Al Abi Talib, vol 2 p 42
Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 135-6
Al Quran sekarang ini adalah Al Quran yang dicetak dengan percetakan modern dan menggunakan STANDAR EDISI MESIR PADA TAHUN 1924. Sebelum itu, Alquran ditulis dalam beragam bentuk tulisan tangan (rasm) dengan teknik penandaan bacaan (diacritical marks) dan otografi yang BERVARIASI.
Sejarah penulisan Quran yang sesuai dengan edisi Mesir dikenal dengan Al quran versi Ustmant. Sejarah pengumpulan Al quran versi Ustmant dimulai oleh Umar yang mengusulkan kepada Abu Bakar, yang menolak Mushaf Al quran yang telah disusun Ali dengan alasan banyaknya penghafal quran yang mati ketika perang Yamamah. Bukhari, Volume 006, Buku 061, Hadis nomor 509 Kemudian Abu Bakar sebagai Khalifah memerintahkan sahabat sahabat dan penghafal Quran untuk melakukan pengumpulan Quran.
Bukhari, Sahih, vol 3 p 392-93
Tirmidhi, Sunan, vol 4 p 346-47
Abu Bakr al Marwazi, Musnad Abi Bakr al Siddiq, p 97-99, 102-4
Ibn Abu Dawud, Kitab al Masahif, p 6-7, 9, 20
Ibn al Nadim, Fihrist, p 27
al Khatib al Baghdadi, Mudih awham al jam wa l tafrig, vol 1 p 276
Bayhaqi, Dalail al Nubuwwa, vol 7 p 149-50
Mushaf tersebut dikenal dengan Mushaf Abu Bakar atau Mushaf Hafsah (anaknya) Terpisah dari dua Mushaf di Atas, Al quran dikumpulkan oleh Ustman, Khalifah ke tiga
Ibn Asakir, Biography of Uthman, p 170
Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 241
Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 235
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol1 p 211
Ibn Asakir, Biography of Uthman, p 243-46
Penulisan Mushaf Ustman didasarkan pada mushab Abu Bakar yang ditulis oleh Zaid bin Tsabit. Sayangnya, Mushaf tersebut sebagai sumber penulisan Mushaf Ustman dimusnahkan setelah Hafsah meninggal dunia oleh Marwan ibn Al-Hakam dengan mengatakan:
“Saya lakukan hal ini karena khawatir, ketika zaman berlalu atau dikemudian hari, manusia akan meragukan keadaan ini.” Hal tersebut dikarenakan
1. Mushaf Abu Bakar/Hafsah tidak lengkap.
2. Perubahan susunan penulisan dilakukan Zaid antara Mushab Abu Bakar dengan Mushab Ustman. Muslim senantiasa menyatakan bahwa:
Al-Qur’an yang sekarang adalah sama persis dengan apa yang diterima oleh nabi SAW.
Telah dihafalkan dengan sempurna oleh sangat banyak sahabat-sahabat nabi SAW.
Tidak pernah ada kesalahan dalam penulisannya
sangat cermat dalam penyusunannya
Pada kenyataannya berdasarkan sumber sumber Islam sendiri bahwa: Al Quran memiliki 3 versi, Mushaf Ali, Mushaf Abu Bakar, Mushaf Ustman. Antara ketiga versi tersebut, dipastikan terdapat perbedaan pengurangan Mushaf Ali oleh Mushaf Abu bakar dan penambahan Mushaf Abu Bakar oleh Mushaf Ustman sehingga dapat dipastikan antara Mushaf Ali dengan Mushaf Ustman sangat jauh perbedaannya.
Apa yang hendak disampaikan adalah, bobroknya moralitas pemimpin pemimpin Islam sehingga untuk kitab sucinya pun, harus saling meniadakan. Moralitas bobrok tersebut terus dijaga demi klaim sesat kesempurnaan Al Quran yang jelas jelas banyak salahnya.
Syiah, yang menyakini Mushaf Ali mengatakan:
Setidaknya tercatat ada 219 ayat-ayat spesifik Quran yang dinyatakan palsu oleh Syi’ah. Bahkan kaum Syi’ah percaya bahwa “Al-Quran yang dibawa oleh Jibril as. kepada Nabi Muhammad saw adalah 17.000 ayat”.
Ini hampir 3 x lebih tebal ketimbang Quran sekarang.
(re: Tinjauan Ahlus Sunnah Terhadap Faham Syi’ah Tentang Al-Quran dan Hadits, Nabhan Husein; dan hadis Hisyam bin Salim, diriwayatkan dari Abi Abdillah as.)
Sementara Mushaf Ustman sendiri seperti tulisan Taufik A. Amal dalam bukunya Rekonstruksi Sejarah al-Quran, p.204, mengatakan:
“Salinan-salinan mushaf utsmani yang diedarkan di sejumlah kota, dalam kenyataannya, tidak sempurna secara absolut. Bahwa QS 15:9
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Inn[a] na[h]nu nazzaln[a] a(l)[thth]ikra wa-inn[a] lahu la[ha]fi{th}*sensor*(a)
Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Telah terbantahkan, ditambah lagi kesaksian kesaksian Umar, Khalifah kedua yang mengucapkan inna li-llahi wa inna ilayhi raji un, karena ayat-ayat Quran yang tidak diingatnya lagi dan penghafal Quran sudah mati.
Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 10
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 204
Mabani, p 99
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
Ibn Abi Shayba, vol 14 p 564, ekspresi yang digunakan adalah Faqadnah, artinya “kita kehilangan ayat tersebut”
Abd al Razzaq, vol 9 p 50
Ahmad b. Hanbal, vol 1 p 47, 55
Ibn Abi Shayba, vol 7 p 431
Bukhari, vol 4 p 306
Ibn Salama, al Nasikh wal Mansukh, p 22
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 39 (mengacu pada Abu Bakar)
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 403
Mabani, p 99
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
Malik b. Anas, Muwatta, vol 2 p 824
Ahmad b. Hanbal, vol 1 p 47, 55
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 398, 455
Bukhari, vol 4 p 305
Muslim, Sahih, vol 2 p 1317
Ibn Maja, Sunan, vol 2 p 853
Tirmidhi, Sunan, vol 2 p 442-3
Abu Dawud, Sunan, vol 4 p 145
Ibn Qutayba, Tawil mukhtalif al hadith, p 313
Ibn Salama, al Nasikh wal Mansukh, p 22
Bayhaqi, al Sunan al Kubra, vol 8 p 211, 213
Juga kesaksian Aisah istri kesayangan Muhammad tentang ayat ayat rajam
Ahmad b. Hanbal, vol 5 p 183 (mengutip Zayd b. Thabit dan Said al-As Abd al Razzaq
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 82, 86
Suyuthi, al Durr al Manthur, vol 5 p 180 (mengutip Ubayy b. Ka’b dan Ikrima)
Ibrahim b. Ishaq al Harbis, Gharib al hadith menyebutkan “shal” yang berarti domba
Zamakshari, al Kashaf, vol 3 p 518, footnote
Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 108
Al Fadl b. Shadahn, al Idah, p 211
Abd al Jalil al Qazwini, p 133
Ahmad b. Hanbal, vol 4 p 269
Ibn Maja, Sunan, vol 1 p 626
Ibn Qutayba, Tawil, p 310
Shafi’i, Kitab al Umm, vol 5 p 23, vol 7 p 208
Al Raghib al Isfahani, Muhadarat al Udaba, vol 4 p 434
Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226
dan sejumlah laporan laporan tentang ketidak lengkapan quran: Laporan Anas bin Malik
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 399
Tabari, Jami al Bayan, vol 2 p 479
Laporan Abdullah Bin Umar
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 81-82
Laporan Ubay bin Ka’ab
Ahmad b. HAnbal, vol 5 p 132
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 405
Bayhaqi, al Sunan al Kubra, vol 8 p 211
Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 415
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 82 (klaim yang sama tentang jumlah ayat sura 33 dan keberadaan ayat-ayat rajam diutarakan oleh Umar dan Ikrima dalam Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180)
Zarkasi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 2 p 35, dimana ayat dikatakan seharusnya berada di Sura 25 (al Nur)
Mabani, p 83 dan 86, menyatakan ayat seharusnya berada di Sura al Ahzab
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 400-1
Ibn al Nadim, Fihrist, p 30
Al Raghib al Isfahani, Muhadarat al Udaba, vol 4 p 433
Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 2 p 37
Haytami, Majam al Zawaid, vol 7 p 157
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226, 227
Laporan Hudhayfa b. al-Yaman
Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180, mengutip dari Bukhari, Kitab at Tarikh
Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 331
Haytami, Majam al Zawaid, vol 7 p 28-29
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 263
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226
Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 108
Abu Mansur al Tabrisi, al Intijaj, vol 1 p 222, 286
Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 2 p 35
Laporan Abu Musa al-Ash’ari
Muslim, vol 2 p 726
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 405
Abu Nuaym, Hilyat al Awliya, vol 1 p 257
Bayhaqi, Dalai, vol 7 p 156
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 83
Ahmad b. Hanbal, vol 5 p 131-32
Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 400-01
Tirmidhi, Sunan, vol 5 p 370
Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 224
Laporan Ibn ‘Abbas, Maslama b. Mukhallad al-Ansari, Ibn Mas’ud, Ali bin Abi Thalib, Ibn Al Nadim dan lainnya. Namun yang paling ironis adalah kesalahan mushaf ternyata diketahui juga oleh Ustman, laporannya adalah sbb:
Biographical Dictionary Ibn Khallikan, p. 401 : Abu Amr menyatakan bahwa dia mendengar kisah ini dari Katada as Sadusi:
“Ketika mushaf Usman ditulis dan diserahkan kepada Usman bin Affan, dia berkata, ‘Ada kesalahan-kesalahan bahasa didalam mushaf, tetapi biarkan orang-orang Arab di padang pasir memperbaikinya dengan pengucapan mereka.
QS 15:9 : Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. Sampai sekarang tidak diketahui siapa sebenarnya oknum ”KAMI” yang telah LALAI melakukan tugasnya…!!!!
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Al-Qur’an – Antara Ali, Abu Bakar, Umar dan Ustman
1. Ali RA masih hidup ketika AlQuran dibukukan, tidak tercatat sedikitpun pertikaian antara Ali dan para sahabat ketika proyek pembukuan
2. AlQuran Sunni dan Syiah tidak ada perbedaan.
2. AlQuran Sunni dan Syiah tidak ada perbedaan.
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Al-Qur’an – Antara Ali, Abu Bakar, Umar dan Ustman
QURAN SHIA versus QURAN SUNNI
Para Ulama, Sarjana Muslim dan kaum Muslim – entah dia dari Sunni atau Shia -- tak ada beda paham untuk mengakui bahwa Ali bin Abi Thalib semula telah menulis dan mengumpulkan bagi dirinya sebuah transkrip teks Quran, dan bahwa ia termasuk pengumpul Quran yang pertama-tama.
Terdapat banyak sekali tradisi dan ahadis baik dari Sunni maupun dari Shia yang menjelaskan bahwa setelah kematian Nabi maka Imam Ali mengurung dirinya di rumah dan bersumpah untuk tidak mengenakan pakaian bepergiannya atau meninggalkan rumahnya sebelum ia selesai mengumpulkan bahan-bahan Quran dalam sebuah mushaf.
Referensi Sunni antara lain sbb: - Fat'hul Bari fi Sharh Sahih al-Bukhari, by Ibn Hajar al-Asqalani, v10, p386 - al-fihrist, by (Ibn) an-Nadim, p30 - al-Itqan, by al-Suyuti, v1, p165 - al-Masahif, by Ibn Abi Dawud, p10 - Hilyatul awliya', by Abu Nu'aym, v1, p67 - al-Sahibi, by Ibn Faris, p79 - 'Umdatul Qari, by al-Ayni, v20, p16 - Kanzul Ummal, by al-Muttaqi al-Hindi, v15, pp 112-113 - al-Sawa'iq al-Muhriqah, by Ibn Hajar al-Haythami, Ch. 9, Section 4, p197 - Ma'rifat al-Qurra' al-kibar, by al-Dhahabi, v1, p31 Terdapat juga tradisi2 dari Imam-imam Ahlul Bayt yang meriwayatkan bahwa hal ini dilakukan oleh Imam Ali atas perintah Nabi (lihat al-Bihar, v92, pp 40-41,48,51-52).
Namun transkrip Quran yang dikumpulkan oleh Imam Ali memiliki spesifikasi yang unik, yaitu bahwa Ayat dan Surat dikumpulkan menurut waktu ketika mana wahyu tsb diturunkan, yaitu menurut urutan kronologis, bukan di-acak kemudian dalam aransemen porak-peranda dari Quran Sunni sekarang ini. Setidaknya tercatat ada 6 surat pertama yang dikumpulkannya tersusun menuruti tertib kronologi: Surat 96 (wahyu pertama di gua Hira), lalu diikuti oleh Surat 74, 68, 73, 111, 81 (Suyuthi, Itqan, I, p. 63 f). Samasekali tidak ada pembukaan Quran dengan surat Al Fatihah (!) dan susulannya. Itu sebabnya kenapa Muhammad Ibn Sireen (masa 33/653 H - 110/729 H), sarjana terkenal dan Tabi'i (murid dari sahabat Nabi), menyesalkan bahwa transcript ini tidak sempat diteruskan kepada tangan-tangan Muslim, dan berkata: "Jikalau transcript tersebut ada ditangan kami, maka kami akan menemukan pengetahuan yang kaya sekali”. Dengan perkataan lain, Ibn Sireen menyesalkan kebenaran tambahan telah terhilang oleh Utsman bin Affan yang telah mendekritkan pembakaran total semua transkrip Quran lainnya (sebagaian atau seluruhnya), selain mushaf Utsman sendiri! Termasuk didalamnya membakar Mushaf Abu Bakr oleh Marwan, yang merupakan SUMBER salinan asli dari Mushaf Utsman sendiri! (Ibn Abi Daud, Kitab Al-Masahif,p.24-25). Lihat Referensi Sunni sbb: - at-Tabaqat, by Ibn Sa'd, v2, part 2, p101 - Ansab al-ashraf, by al-Baladhuri, v1, p587 - al-Istiab, by Ibn Abd al-Barr, v3, pp 973-974 - Sharh Ibn Abi al-Hadid, v6, pp 40-41 - al-Tas'hil, by Ibn Juzzi al-Kalbi, v1, p4 - al-Itqan, by al-Suyuti, v1, p166 - al-Sawa'iq al-Muhriqah, by Ibn Hajar al-Haythami, Ch. 9, Section 4, p197 - Ma'rifat al-Qurra' al-kibar, by al-Dhahabi, v1, p32.
Dengan demikian jelaslah bahwa pihak Sunni sendiri sesungguhnya juga diam-diam sudah mengakui bahwa Quran Sunni mereka adalah berbeda dengan Quran Shiah yang termusnah. Kita tidak usah jauh-jauh memperlihatkan betapa tuduhan kaum Shiah yang membeberkan pengkorupsian Quran yang berasal dari mushaf Utsman, namun sedikitnya, mustahil lah ada Muslim yang bisa menolak fakta bahwa aransemen urutan surat dan ayat Quran itu sudah bukan berasal usul dari Surgaaa! Sebab kalau betul dari surgA, maka Malaikat Jibril harus bolak-balik bekerja dua kali memberi wahyu pertama hingga akhir MENURUT KRONOLOGI, lalu dinyatakan mubazir karena harus dikoreksi dengan URUTAN ANTI-KRONOLOGI: mewahyukan secara final urutan-urutan acak dan porak-peranda menurut Quran sekarang ini! Maka terpenuhilah bukti kemaha-rapian Quran yang terjaga sempurna di Lauh Mahfudz disisi Allah yang bersabda: “Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu” (QS.11:1).
Para Ulama, Sarjana Muslim dan kaum Muslim – entah dia dari Sunni atau Shia -- tak ada beda paham untuk mengakui bahwa Ali bin Abi Thalib semula telah menulis dan mengumpulkan bagi dirinya sebuah transkrip teks Quran, dan bahwa ia termasuk pengumpul Quran yang pertama-tama.
Terdapat banyak sekali tradisi dan ahadis baik dari Sunni maupun dari Shia yang menjelaskan bahwa setelah kematian Nabi maka Imam Ali mengurung dirinya di rumah dan bersumpah untuk tidak mengenakan pakaian bepergiannya atau meninggalkan rumahnya sebelum ia selesai mengumpulkan bahan-bahan Quran dalam sebuah mushaf.
Referensi Sunni antara lain sbb: - Fat'hul Bari fi Sharh Sahih al-Bukhari, by Ibn Hajar al-Asqalani, v10, p386 - al-fihrist, by (Ibn) an-Nadim, p30 - al-Itqan, by al-Suyuti, v1, p165 - al-Masahif, by Ibn Abi Dawud, p10 - Hilyatul awliya', by Abu Nu'aym, v1, p67 - al-Sahibi, by Ibn Faris, p79 - 'Umdatul Qari, by al-Ayni, v20, p16 - Kanzul Ummal, by al-Muttaqi al-Hindi, v15, pp 112-113 - al-Sawa'iq al-Muhriqah, by Ibn Hajar al-Haythami, Ch. 9, Section 4, p197 - Ma'rifat al-Qurra' al-kibar, by al-Dhahabi, v1, p31 Terdapat juga tradisi2 dari Imam-imam Ahlul Bayt yang meriwayatkan bahwa hal ini dilakukan oleh Imam Ali atas perintah Nabi (lihat al-Bihar, v92, pp 40-41,48,51-52).
Namun transkrip Quran yang dikumpulkan oleh Imam Ali memiliki spesifikasi yang unik, yaitu bahwa Ayat dan Surat dikumpulkan menurut waktu ketika mana wahyu tsb diturunkan, yaitu menurut urutan kronologis, bukan di-acak kemudian dalam aransemen porak-peranda dari Quran Sunni sekarang ini. Setidaknya tercatat ada 6 surat pertama yang dikumpulkannya tersusun menuruti tertib kronologi: Surat 96 (wahyu pertama di gua Hira), lalu diikuti oleh Surat 74, 68, 73, 111, 81 (Suyuthi, Itqan, I, p. 63 f). Samasekali tidak ada pembukaan Quran dengan surat Al Fatihah (!) dan susulannya. Itu sebabnya kenapa Muhammad Ibn Sireen (masa 33/653 H - 110/729 H), sarjana terkenal dan Tabi'i (murid dari sahabat Nabi), menyesalkan bahwa transcript ini tidak sempat diteruskan kepada tangan-tangan Muslim, dan berkata: "Jikalau transcript tersebut ada ditangan kami, maka kami akan menemukan pengetahuan yang kaya sekali”. Dengan perkataan lain, Ibn Sireen menyesalkan kebenaran tambahan telah terhilang oleh Utsman bin Affan yang telah mendekritkan pembakaran total semua transkrip Quran lainnya (sebagaian atau seluruhnya), selain mushaf Utsman sendiri! Termasuk didalamnya membakar Mushaf Abu Bakr oleh Marwan, yang merupakan SUMBER salinan asli dari Mushaf Utsman sendiri! (Ibn Abi Daud, Kitab Al-Masahif,p.24-25). Lihat Referensi Sunni sbb: - at-Tabaqat, by Ibn Sa'd, v2, part 2, p101 - Ansab al-ashraf, by al-Baladhuri, v1, p587 - al-Istiab, by Ibn Abd al-Barr, v3, pp 973-974 - Sharh Ibn Abi al-Hadid, v6, pp 40-41 - al-Tas'hil, by Ibn Juzzi al-Kalbi, v1, p4 - al-Itqan, by al-Suyuti, v1, p166 - al-Sawa'iq al-Muhriqah, by Ibn Hajar al-Haythami, Ch. 9, Section 4, p197 - Ma'rifat al-Qurra' al-kibar, by al-Dhahabi, v1, p32.
Dengan demikian jelaslah bahwa pihak Sunni sendiri sesungguhnya juga diam-diam sudah mengakui bahwa Quran Sunni mereka adalah berbeda dengan Quran Shiah yang termusnah. Kita tidak usah jauh-jauh memperlihatkan betapa tuduhan kaum Shiah yang membeberkan pengkorupsian Quran yang berasal dari mushaf Utsman, namun sedikitnya, mustahil lah ada Muslim yang bisa menolak fakta bahwa aransemen urutan surat dan ayat Quran itu sudah bukan berasal usul dari Surgaaa! Sebab kalau betul dari surgA, maka Malaikat Jibril harus bolak-balik bekerja dua kali memberi wahyu pertama hingga akhir MENURUT KRONOLOGI, lalu dinyatakan mubazir karena harus dikoreksi dengan URUTAN ANTI-KRONOLOGI: mewahyukan secara final urutan-urutan acak dan porak-peranda menurut Quran sekarang ini! Maka terpenuhilah bukti kemaha-rapian Quran yang terjaga sempurna di Lauh Mahfudz disisi Allah yang bersabda: “Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu” (QS.11:1).
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Re: Al-Qur’an – Antara Ali, Abu Bakar, Umar dan Ustman
Memang betul Jibril mengulang2 hafalan Nabi, dan kemudian Nabi mengulang2 hafalan para sahabat. Itulah mengapa pembukuan AlQuran berjalan lancar tanpa pertikaian, utamanya antara panitia dan Ali RA.
“Sesungguhnya Jibril menyuguhkan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. Lalu Masruq berkata: dari Fatimah dari Aisyah RA: Nabi SAW. telah membisikkan kepadaku bahwasannya malaikat Jibril menyuguhkan Al-Qur’an kepadaku setiap tahun (pada bulan Ramadhan) dan pada tahun ini ia (Jibril) menyuguhkan Al-Qur’an kepadaku sebanyak dua kali.” (HR. Bukhori)
“Sesungguhnya Jibril menyuguhkan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. Lalu Masruq berkata: dari Fatimah dari Aisyah RA: Nabi SAW. telah membisikkan kepadaku bahwasannya malaikat Jibril menyuguhkan Al-Qur’an kepadaku setiap tahun (pada bulan Ramadhan) dan pada tahun ini ia (Jibril) menyuguhkan Al-Qur’an kepadaku sebanyak dua kali.” (HR. Bukhori)
isaku- KAPTEN
-
Posts : 3590
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 17.09.12
Reputation : 141
Re: Al-Qur’an – Antara Ali, Abu Bakar, Umar dan Ustman
sangkingnya diulang2 hafalan Nabi LUPA http://www.laskarislam.com/t9301-lupa
childs north- SERSAN MAYOR
-
Age : 27
Posts : 290
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Indonesia
Join date : 28.04.15
Reputation : 1
Similar topics
» Umar Bin Khattab dan Seorang Yahudi Tua
» ijtihad umar
» Hijab, ide Umar?
» Pernikahan Umar bin Khattab
» utk apa Tuhan menciptakan manusia?
» ijtihad umar
» Hijab, ide Umar?
» Pernikahan Umar bin Khattab
» utk apa Tuhan menciptakan manusia?
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik