Anggota ISIS Asal Indonesia Disebut Pernah Pukuli Biksu
Halaman 1 dari 1 • Share
Anggota ISIS Asal Indonesia Disebut Pernah Pukuli Biksu
http://www.tempo.co/read/news/2015/03/25/078652818/Anggota-ISIS-Asal-Indonesia-Disebut-Pernah-Pukuli-Biksu
Anggota ISIS Asal Indonesia Disebut Pernah Pukuli Biksu
Pentolan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia, Salim Mubarok Attamimi alias Abu Jandal Al-Yemeni, diduga pernah memukuli seorang biksu atau pendeta Buddha di halaman Kantor Imigrasi Kelas I Malang, Jawa Timur, pada awal Februari 2014.
Dua sumber Tempo di Kantor Imigrasi Malang semula tak mengenali Salim. Mereka baru tahu nama dan foto Salim setelah gencar diberitakan media massa hampir lima bulan kemudian. Waktu itu muncul video ajakan jihad di YouTube oleh seorang pemuda keturunan Arab asal Indonesia, disusul pemberitaan tentang "masjid ISIS" di Gang Makam, Dusun Sempu, Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
"Saya dan teman-teman kaget setelah melihat wajah orang di video tersebut. Kami kaget karena wajahnya sama dengan orang yang mukulin seorang biksu di halaman parkir depan, dekat gapura pintu masuk," kata seorang petugas keamanan yang diamini seorang petugas parkir, Selasa sore, 24 Maret 2015.
Ceritanya, pada sekitar 5 Februari tahun lalu, pria diduga Salim datang ke Kantor Imigrasi Malang bersama seorang perempuan yang diduga istri dan tiga anaknya. Seingat mereka, Salim hendak mengurus pembuatan paspor bagi istri dan anak-anaknya. Sekitar pukul 14.30, Salim dan keluarga hendak pulang.
Di halaman parkir, Salim melihat seorang biksu hendak masuk ke dalam mobil. Sontak Salim mendekat dan memukuli sang biksu sampai kepalanya berdarah. Aksi koboi Salim membuat kehebohan. Para pria di halaman parkir menegurnya. Salim mengaku memukuli sang biksu sebagai balasan atas penyiksaan dan pembunuhan yang dialami muslim di Myanmar.
Salim diingatkan bahwa telah melanggar hukum dan toleransi beragama meski berdalih untuk balas dendam. Salim justru menantang untuk dilaporkan ke polisi. Tiga anggota Kepolisian Sektor Blimbing, Kota Malang, yang mendatangi tempat kejadian tak kuasa membawa Salim ke markas lantaran Salim menyuruh mereka mendatangkan atasannya.
"Kami tak tahu bagaimana akhirnya karena kami lihat pria itu bersama keluarganya dibawa ke Polsek Blimbing," kata sumber Tempo, yang belakangan mengetahui dari polisi bahwa biksu korban pemukulan Salim bernama Chandasilo dari Padepokan Dhammadipa Arama, yang beralamat di Jalan Ir Soekarno, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Sumber Tempo lainnya juga membenarkan cerita dua orang di kantor imigrasi tersebut. Tindakan Salim disulut sentimen tragedi muslim di Myanmar. Diduga, karena bersaudarakan seorang pengusaha yang dekat dengan aparat keamanan, Salim akhirnya dilepaskan.
Kepala Seksi Informasi, Sarana, dan Komunikasi (Insarkom) Kantor Imigrasi Malang Muhammad Yusuf mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut. Ia pun mengaku tak tahu apakah instansinya pernah menerbitkan paspor atas nama Salim Mubarok Attamimi, dengan alasan bisa jadi pemilik paspor dengan nama Salim begitu banyak.
"Saya baru tugas di sini dua tahun. Kalau paspor biometrik atau paspor elektronik (e-paspor) bisalah dilacak. Tapi bisa jadi orang yang Anda maksud pakai paspor buatan tahun 2004 ke bawah," kata Yusuf.
Dari informasi yang didapat Tempo, diketahui paspor Salim bernomor A4311672 yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Malang dengan masa berlaku mulai 20 Desember 2012 sampai 20 Desember 2017. Pada halaman dua paspor tertulis nama Salim Mubarok dan lahir pada 25 Agustus 1977.
Anggota ISIS Asal Indonesia Disebut Pernah Pukuli Biksu
Pentolan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia, Salim Mubarok Attamimi alias Abu Jandal Al-Yemeni, diduga pernah memukuli seorang biksu atau pendeta Buddha di halaman Kantor Imigrasi Kelas I Malang, Jawa Timur, pada awal Februari 2014.
Dua sumber Tempo di Kantor Imigrasi Malang semula tak mengenali Salim. Mereka baru tahu nama dan foto Salim setelah gencar diberitakan media massa hampir lima bulan kemudian. Waktu itu muncul video ajakan jihad di YouTube oleh seorang pemuda keturunan Arab asal Indonesia, disusul pemberitaan tentang "masjid ISIS" di Gang Makam, Dusun Sempu, Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
"Saya dan teman-teman kaget setelah melihat wajah orang di video tersebut. Kami kaget karena wajahnya sama dengan orang yang mukulin seorang biksu di halaman parkir depan, dekat gapura pintu masuk," kata seorang petugas keamanan yang diamini seorang petugas parkir, Selasa sore, 24 Maret 2015.
Ceritanya, pada sekitar 5 Februari tahun lalu, pria diduga Salim datang ke Kantor Imigrasi Malang bersama seorang perempuan yang diduga istri dan tiga anaknya. Seingat mereka, Salim hendak mengurus pembuatan paspor bagi istri dan anak-anaknya. Sekitar pukul 14.30, Salim dan keluarga hendak pulang.
Di halaman parkir, Salim melihat seorang biksu hendak masuk ke dalam mobil. Sontak Salim mendekat dan memukuli sang biksu sampai kepalanya berdarah. Aksi koboi Salim membuat kehebohan. Para pria di halaman parkir menegurnya. Salim mengaku memukuli sang biksu sebagai balasan atas penyiksaan dan pembunuhan yang dialami muslim di Myanmar.
Salim diingatkan bahwa telah melanggar hukum dan toleransi beragama meski berdalih untuk balas dendam. Salim justru menantang untuk dilaporkan ke polisi. Tiga anggota Kepolisian Sektor Blimbing, Kota Malang, yang mendatangi tempat kejadian tak kuasa membawa Salim ke markas lantaran Salim menyuruh mereka mendatangkan atasannya.
"Kami tak tahu bagaimana akhirnya karena kami lihat pria itu bersama keluarganya dibawa ke Polsek Blimbing," kata sumber Tempo, yang belakangan mengetahui dari polisi bahwa biksu korban pemukulan Salim bernama Chandasilo dari Padepokan Dhammadipa Arama, yang beralamat di Jalan Ir Soekarno, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Sumber Tempo lainnya juga membenarkan cerita dua orang di kantor imigrasi tersebut. Tindakan Salim disulut sentimen tragedi muslim di Myanmar. Diduga, karena bersaudarakan seorang pengusaha yang dekat dengan aparat keamanan, Salim akhirnya dilepaskan.
Kepala Seksi Informasi, Sarana, dan Komunikasi (Insarkom) Kantor Imigrasi Malang Muhammad Yusuf mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut. Ia pun mengaku tak tahu apakah instansinya pernah menerbitkan paspor atas nama Salim Mubarok Attamimi, dengan alasan bisa jadi pemilik paspor dengan nama Salim begitu banyak.
"Saya baru tugas di sini dua tahun. Kalau paspor biometrik atau paspor elektronik (e-paspor) bisalah dilacak. Tapi bisa jadi orang yang Anda maksud pakai paspor buatan tahun 2004 ke bawah," kata Yusuf.
Dari informasi yang didapat Tempo, diketahui paspor Salim bernomor A4311672 yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Malang dengan masa berlaku mulai 20 Desember 2012 sampai 20 Desember 2017. Pada halaman dua paspor tertulis nama Salim Mubarok dan lahir pada 25 Agustus 1977.
F-22- LETNAN SATU
-
Posts : 2414
Kepercayaan : Protestan
Location : Indonesia
Join date : 02.11.12
Reputation : 28
F-22- LETNAN SATU
-
Posts : 2414
Kepercayaan : Protestan
Location : Indonesia
Join date : 02.11.12
Reputation : 28
Similar topics
» Panglima: Sel ISIS Menyebar Hampir ke Seluruh Provinsi
» Biksu Indonesia Akui Kekerasan Biksu Myanmar
» ISIS di Indonesia
» WNI Anggota ISIS Ledakkan Diri di Irak
» Video Anggota ISIS Abu Jandal Al Indonesi
» Biksu Indonesia Akui Kekerasan Biksu Myanmar
» ISIS di Indonesia
» WNI Anggota ISIS Ledakkan Diri di Irak
» Video Anggota ISIS Abu Jandal Al Indonesi
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik