PERKATAAN SIAPA INI?

perhatikan frase "maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut", siapakah "Ku" disitu?

perhatikan frase "maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut", siapakah "Ku" disitu?

aliumar wrote: ﴾ An Nahl:51 ﴿
Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut".

Allah berkata: "Dia" Tuhan Yang Maha Esa.
Siapakah "Dia" yg ditunjuk Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa tsb?

aliumar wrote: ﴾ Al Ma'aarij:40 ﴿
Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.

Siapakah yg dimaksud dgn "aku" ?

aliumar wrote:

"Dia" itu adalah kata ganti dari "Allah" dalam kalimat "Sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa"

Kedunghalang berkata: "Dia itu pembunuh"
Jadi berarti: dia = kedunghalang = pembunuh.

"Dia" maksudnya kata ganti dari Tuhan dari frase dua tuhan.

Dan Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan, karena sesungguhnya Tuhan itu hanyalah Tuhan yang satu; maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut"

aliumar wrote:

﴾ Al Ma'aarij:40 ﴿
Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.

Siapakah yg dimaksud dgn "aku" ?

Aku=Tuhan

Tuhan koq bersumpah kpd Tuhan?

Besok2, muslim bersumpah saja dengan dirinya sendiri.

Isaku bersumpah: "demi isaku, saya tidak mencuri"

hahaha.....

Ga sekalian aja waktu pelantikan, Jokowi bersumpah begini: "Demi Jokowi, saya bersumpah akan melaksanakan tugas sbg Presiden Republik Indonesia dgn seadil2nya".

aliumar wrote:

"Dia" maksudnya kata ganti dari Tuhan dari frase dua tuhan.

Dan Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan, karena sesungguhnya Tuhan itu hanyalah Tuhan yang satu; maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut"

Jika Allah itu adalah Tuhan, kenapa acap kali di dalam Quran, Allah menunjuk "dia" ("dia" berarti menunjuk person di luar diri si pengucap) sbg Tuhan Yang Maha Esa? dan bukannya memakai kata "Aku"?

aliumar wrote:

perhatikan frase "maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut", siapakah "Ku" disitu?

Jikalau Allah yg berfirman di An Nahl 51 itu adalah Tuhan Yang Maha Esa kenapa pakai kata "dia"(Dia lah Tuhan Yang Maha Esa) dan bukan nya pakai kata "Aku" (Akulah Tuhan Yang Maha Esa) ?

perhatikan frase "maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut", siapakah "Ku" disitu?

melarikan diri dari masalah kata2: "Dia lah Tuhan Yang Maha Esa".

Allah menunjuk Dia sbg Tuhan Yang Maha Esa.

Allah menyatakan bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah "Dia".

"Dia" itu berarti kata tunjuk untuk menunjuk person di luar diri si pengucap (menunjuk org ketiga tunggal).

Jadi itu berarti Allah menyatakan bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu bukan diriNya (Aku, Saya) tapi di luar diriNya (si "Dia").

Kedunghalang wrote:

Allah memberi kesaksian bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Dia dan demikian pula malaikat-malaikat dan orang-orang berilmu, yang berpegang teguh pada keadilan;tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Ali Imran 3:18/19)

Satu kenyataan ini yang terdapat di alam dan tak dapat dibantah dan merupakan asas pokok setiap agama sejati ialah Keesaan Ilahi. Seluruh ciptaan Tuhan dengan segala tertibnya yang sempurna mengandung kesaksian yang tak dapat ditolak mengenai kenyataan asasi ini. Para malakat yang adalah penyampai Amanat kebenaran kepada para nabi, rasul-rasul Allah yang menyebarkannya di dunia, dan orang-orang saleh yang menerima dan meresapkan ke dalam diri mereka ilmu yang hakiki dari rasul-rasul Allah itu, semuanya membubuhkan kesaksian mereka kepada kesaksian Ilahi. Demikian pula, semuanya bersatu memberi kesaksian terhadap kepalsuan gagasan mempersekutukan Tuhan dengan sejumlah banyak – tiga atau pun dua - tuhan palsu.

frontline defender wrote:

Paradise OK wrote:bukan orientasi seorang manusia tapi atas pernyataan il-lah mu sendiri, buktinya qs 3 : 14

oh jadi anda belum ngerti toh, kalau kehidupan dunia & tempat kembali, itu adalah 2 hal yang berbeda/terpisah, sehingga belum ngerti kalau ayat tsb itu dibacanya begini :

QS. 3:14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini , yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).