kamuflase dan perilaku cerdas hewan
Halaman 1 dari 1 • Share
kamuflase dan perilaku cerdas hewan
Allah telah menciptakan semua makhluk hidup dengan ciri dan keahlian
yang berbeda sesuai dengan lingkungan tempat hidup mereka. Setiap
makhluk hidup menggunakan keahlian ini untuk melindungi diri atau
berburu. Beberapa dari mereka menyembunyikan diri dengan teknik
kamuflase atau penyamaran yang ahli. Ada yang melakukan mimikri,
yakni meniru benda lain, dan ada pula yang melakukan taktik cerdas
lainnya.
Kamuflase adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan satwa. Adalah
sangat penting untuk dapat menyerang musuh tanpa diketahui, atau
menyembunyikan diri ketika diserang. Yang menakjubkan adalah: tak
hanya manusia berakal yang menggunakan teknik ini, yang pada manusia
memerlukan perancangan sangat matang, tapi binatang pun melakukannya.
Tubuh para satwa yang melakukan kamuflase diciptakan dengan warna
dan corak yang benar-benar menyerupai lingkungan tempat hidupnya.
Sejumlah binatang melakukan kamuflase dengan sangat baik, sehingga
hampir tak mungkin dibedakan dengan tetumbuhan di sekelilingnya.
Laba-laba dengan warna menyerupai tumbuhan di mana ia hidup, ular
yang tak bergerak layaknya cabang pohon, serangga dengan warna sayap
menyerupai daun kering, katak dengan bentuk dan warna yang sama
persis seperti tumbuhan di sekelilingnya. Semua ini adalah contoh
kamuflase atau penyamaran yang mengagumkan. Semua ini menunjukkan
kepada kita bahwa kamuflase adalah teknik yang khusus dan sengaja
diciptakan oleh Allah.
Burung Kutub, 'Berpakaian'
Menyesuaikan Musim
Sejumlah ahli kamuflase hidup di daerah kutub, wilayah paling dingin
di bumi ini. Kita akan segera mempelajari teknik kamuflase luar
biasa dari seekor burung yang mampu hidup dalam iklim seperti ini.
Di musim gugur, areal berbatu tertutupi oleh salju. Dalam habitat
alaminya, burung-burung kutub ini hampir mustahil terlihat. Ini
dikarenakan mereka memiliki corak dan warna bulu mengagumkan yang
menyerupai lingkungan alam sekitarnya. Pada pengamatan lebih seksama,
bulu putih yang menutupi permukaan tubuh burung ini persis sama
dengan warna salju. Corak menyerupai bagian permukaan tanah yang
tak tertutupi salju juga terdapat pada bulu-bulunya. Permukaan tanah
dan burung benar-benar saling menyerupai satu sama lain, sehingga
hampir mustahil untuk membedakan keduanya.
Ketika musim dingin tiba, salju menyelimuti segala yang ada. Perubahan
menakjubkan terjadi pada tubuh burung ini. Semua bulu berwarna gelap
menghilang, dan menyisakan hanya warna putih. Sekali lagi, hampir
mustahil membedakan burung berwarna putih bersih di hamparan salju.
Burung sama sekali tidak menyadari hal ini. Namun, sekali lagi,
tubuhnya tersamarkan secara sempurna. Bulu-bulu gelap di sekitar
mata mencegahnya terbutakan oleh cahaya yang dipantulkan oleh salju.
Di musim semi, salju mulai mencair, dan tumbuh-tumbuhan pun mulai
bertunas. Di sela-sela bulu burung ini, bulu-bulu baru muncul dengan
warna hijau tumbuhan.
Saat musim panas tiba, salju telah benar-benar mencair; terhamparlah
tetumbuhan berwarna hijau. Burung kutub ini sekali lagi memperlihatkan
kamuflase luar biasa. Pengamatan seksama memperlihatkan bahwa suatu
perubahan yang telah direncanakan kembali terjadi. Tubuhnya kini
tertutupi oleh bulu-bulu yang menyerupai tetumbuhan. Sekali lagi,
mustahil untuk dapat melihat sang burung di antara tumbuh-tumbuhan.
Fenomena menakjubkan tentang kamuflase ini tentunya memerlukan
sebuah penjelasan. Secara alami, mustahil bagi seekor burung dengan
kehendaknya sendiri untuk menentukan warna bulunya agar menyerupai
lingkungan sekitar. Ia tak memiliki kecerdasan untuk memahami arti
kamuflase atau penyamaran. Jadi, siapakah yang memberi sang burung
kemampuan luar biasa untuk berkamuflase . Siapakah yang mengetahui
bahwa kamuflase harus berubah seiring pergantian musim. Siapakah
yang mewarnai bulu-bulunya dengan warna dan corak lingkungan sekitarnya,
persis seperti seorang seniman?. Beragam pertanyaan ini menghantarkan
kita pada satu jawaban: adalah Allah yang menciptakan burung ini,
dan memberinya keistimewaan yang ia miliki.
Kupu-Kupu 'Berwajah' Monster
Kupu-kupu memiliki keistimewaan tersendiri di antara beragam keajaiban
kamuflase di alam. Beberapa spesies kupu-kupu memiliki lukisan mata
raksasa pada sayap mereka. Mata palsu ini merupakan cara pertahanan
diri paling ampuh bagi kupu-kupu. Ketika kupu-kupu merasakan adanya
bahaya, misalnya seekor burung yang sedang mencari makan, ia membentangkan
sayapnya sehingga nampak sebagai makhluk raksasa. Ini adalah contoh
taktik pertahanan diri ini. Kupu-kupu pada pohon ini sungguh mudah
menjadi mangsa bagi burung. Tapi, kupu-kupu ini tiba-tiba saja membentangkan
sayapnya lebar-lebar. Dua mata raksasa terlihat menakutkan bagi
burung, yang segera pergi meninggalkannya. Marilah kita perhatikan
dengan seksama kesempurnaan desain mata pada kupu-kupu ini. Seluruh
bagiannya telah diserupakan dengan mata, mulai dari bentuknya, hidung,
dan rambut di bawah mata, hingga pupil dan bahkan hingga pemantulan
cahaya oleh pupil. Pada sayap kupu-kupu lain, terlihat wajah makhluk
besar lengkap dengan hidung, telinga, bayangan di bagian atas mata,
bentuk mata, dan pupil serta pemantulan cahaya oleh pupil.
Ada hal lain yang menarik untuk diketahui tentang kamuflase ini.
Pemangsa utama kupu-kupu adalah serangga karnivora seperti capung
dan burung kecil pemakan serangga. Sedangkan musuh terbesar dari
para pemangsa ini adalah burung hantu. Sungguh sebuah keajaiban
bahwa penampakan pada bagian belakang kupu-kupu pada umumnya adalah
lukisan burung hantu. Dengan kata lain, kupu-kupu mempertahankan
diri dengan menyerupai wajah musuh dari para pemangsanya, karena
semua burung kecil dan serangga takut pada burung hantu. Sudah tentu,
kupu-kupu tak mengetahui bahwa burung hantu adalah musuh dari para
pemangsanya. Bahkan, andaikan ia tahu, ia tak mampu melukis seekor
burung hantu pada punggungnya. Ia tidak memiliki kecerdasan untuk
melakukan semua ini. Namun terdapat lukisan padanya. Ini jelas bukan
sebuah kebetulan. Ia pasti diciptakan untuk tujuan tertentu. Siapakah
pembuat desain pada sayap kupu-kupu? Desain seperti ini tak mungkin
terjadi secara kebetulan, sebagaimana pernyataan para evolusionis.
Setiap desain menunjukkan adanya perancang desain, dan desain pada
sayap kupu-kupu memperlihatkan kita pada kesempurnaan ciptaan Allah.
Dalam sebuah ayat Alqur'an, Allah berfirman:
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan,
Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik.
Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS.
Al-Hashr:24)
Selain menggunakan mata palsu, cara kamuflase lain dari kupu-kupu
sangatlah mengagumkan. Kupu-kupu yang tersamarkan ini seolah melihat
warna semak-semak dan menelitinya, setelah itu mereka membuat warna-warna
tersebut pada tubuh mereka untuk kemudian menyerasikan diri dengan
semak-semak. Namun, tentunya mustahil bagi kupu-kupu untuk melakukan
semua ini. Desain pada kupu-kupu ini merupakan bukti nyata adanya
penciptaan.
Ahli kamuflase lain adalah burung ini yang diberi nama patu, yang
hidup di hutan-hutan Venezuela. Bulu-bulunya dan kulit cabang pohon
tempat ia hinggap telah diciptakan dengan kemiripan luar biasa satu
sama lain.
Kepiting 'Berbaju Tentara'
Kita akan segera menyaksikan perilaku mengejutkan oleh kepiting
ini. Ia dengan hati-hati memotong dedaunan dari tumbuhan yang dipilihnya
di dasar laut, tapi untuk apa ia melakukan hal ini?. Jawabannya
sungguh mengejutkan. : "untuk menyembunyikan dirinya".
Kepiting menyusun potongan dedaunan diatasnya, dan membuat pelindung
dari rumput laut. Demikianlah, ia memiliki sebuah kamuflase yang
mengagumkan.
Kepiting lain dengan hati-hati menyusun ranting-ranting yang ia
potong pada permukaan cangkangnya. Ini memungkinkannya bersembunyi
dengan mudah di antara tetumbuhan. Uniknya, kepiting ini mengeluarkan
cairan lengket sehingga ranting-ranting tersebut tetap melekat di
tempatnya. Dengan kata lain, seluruh sistem pada tubuh binatang
dan pola perilakunya telah diciptakan agar sesuai satu sama lain.
Kepiting ini sedang memotong bunga karang. Mungkin terdengar janggal;
tapi ia akan menjahit bajunya dari bunga karang ini. Lalu ia memanjat
dan masuk ke dalam baju yang telah dibuatnya. Marilah kita berhenti
dan berpikir sejenak di sini. Kepiting belum pernah melihat dirinya
dalam kaca. Tidak pula ia memiliki kemampuan berpikir atau merancang.
Jadi bagaimana ia tahu bahwa ia harus menyamarkan diri. Kepiting
menggunakan teknik yang sama sebagaimana yang dilakukan tentara
yang menyamarkan diri mereka. Ia menempelkan ranting dan dedaunan
pada permukaan tubuhnya.
Bagaimana kepiting mempelajari cara kamuflase ini? Jelas bahwa
ia telah diilhami untuk mengerjakannya. Tak ada keraguan bahwa Dialah
Allah, Yang menciptakan semua makhluk hidup dari ketiadaan, yang
telah menciptakan kepiting, dan melengkapinya dengan keahlian cerdas
dalam melindungi diri.
Burung mirip Cabang Pohon
Ahli kamuflase lain adalah burung ini yang diberi nama Patu, yang
hidup di hutan-hutan Venezuela. Bulu-bulunya dan kulit cabang pohon
tempat ia hinggap telah diciptakan dengan kemiripan luar biasa satu
sama lain.
Kini marilah kita amati dengan lebih cermat. Yang sedang Anda saksikan
di layar adalah kulit kayu dan bulu burung. Terdapat kemiripan sempurna
antara kayu di sebelah kiri dan burung di sebelah kanan. Yang membedakannya
sebagai burung hanyalah bagian paruh dan ekornya. Tapi, burung sangat
tahu bagaimana menggunakan keahliannya, dan ia segera berbuat sesuatu
ketika bahaya mendekat. Ia menutup mata dan paruhnya, serta menjulurkan
kepalanya ke depan. Kini, ia tak dapat dibedakan dengan cabang pohon.
Ada satu hal lagi yang luar biasa di sini. Kendatipun matanya tertutup,
sang burung masih dapat melihat melalui celah khusus pada kelopak
matanya. Ketika bahaya menjauh, ia kembali pada keadaan semula.
Tapi, siapakah yang mengajari burung untuk melakukan hal ini. Di
sini, kita dihadapkan kembali pada kebesaran Allah, Yang menciptakan
segala sesuatu dengan sempurna dan tiada tara.
Pengorbanan Diri Burung Patu
Seperti yang akan kita saksikan, keahlian burung emas berklamufase
dan berperilaku, serta keberanian dan pengorbanan dirinya sungguh
mengagumkan manusia. Burung ini, yang hidup di Patagonia, membuat
sarangnya di padang rumput terbuka. Telur, yang tengah mengalami
pematangan dalam tubuh induk, dibungkus kulit dengan warna dan corak
menyerupai permukaan tanah. Ini adalah cara khusus perlindungan
diri yang dibuat untuk menyamarkan telur. Demikianlah, telur-telur
menjadi tak terlihat di antara rerumputan. Jika bahaya mendekat,
misalnya berupa burung pemangsa atau manusia, sang burung menunjukkan
perilaku yang sangat aneh. Ia keluar meninggalkan sarangnya, dan
berlari. Ia lalu berperilaku bagaikan burung yang terluka di atas
rumput dengan sayap patah. Jika ada yang mendekatinya, burung ini
berlari lagi. Jika telah berada jauh dari sumber bahaya, ia mulai
menyerupakan diri lagi dengan burung yang terluka. Ia bertujuan
mengalihkan perhatian musuh dari sarangnya. Bila bahaya telah berada
cukup jauh, perilaku ini berhenti, dan sang burung terbang kembali
ke sarangnya.
Sungguh, burung ini telah memperlihatkan perilaku yang luar biasa.
Ini adalah pengorbanan diri yang mengagumkan oleh seekor burung
mungil dengan menempatkan dirinya dalam bahaya demi keselamatan
anaknya. Teori evolusi sudah pasti tak mampu menjelaskan fenomena
pegorbanan diri ini.
Darwinisme berpijak pada anggapan bahwa setiap makhluk hidup mengutamakan
dirinya sendiri. Burung ini telah meruntuhkan anggapan tersebut,
dan sekali lagi membuktikan bahwa Allah memberi ilham pada makhluk
hidup dan mereka memperlihatkan perilaku cerdas dan pengorbanan
diri.
Semakin kita meneliti alam ini, semakin jelas kebenaran yang akan
nampak. Struktur makhluk hidup yang demikian sempurna dan kompleks
ini, benar-benar telah menggugurkan pernyataan teori evolusi bahwa
mereka terbentuk secara kebetulan. Setiap makhluk hidup adalah bukti
adanya penciptaan. Kamuflase dan perilaku cerdas yang telah Anda
saksikan dalam film ini hanyalah contoh kecil saja. Setiap jenis
makhluk hidup di alam memiliki ciri dan sifat-sifat unggul tersendiri
yang telah diciptakan. Pencipta segala ciptaan yang luar biasa ini
adalah Allah, Tuhan langit dan bumi, dan segala sesuatu di antara
keduanya. Kewajiban manusia yang berakal adalah untuk merenungkan
ciptaan Allah, dan memuji kepada-Nya.
Dalam sebuah ayat AlQuran, Allah berfirman:
Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan
Tuhan bumi, Tuhan semesta alam. Dan bagi-Nyalah keagungan di langit
dan di bumi. Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.
Al - Jatsiyah :36-37).
Larva Berkamuflase
Ada makhluk lain yang membuat pelindung dan bersembunyi di dalamnya.
Di antaranya termasuk larva, atau serangga yang baru menetas. Kepingan
batu berjalan ini tak lain adalah seekor larva. Ia membuat pelindung
dengan meletakkan butiran bebatuan pada tubuhnya secara hati-hati,
sebuah kamuflase yang sempurna.
Pelindung larva tak hanya terdiri dari satu macam. Ada yang terbuat
dari serpihan kecil kayu, dan ada pula yang lebih lebar dan terbuat
dari dedaunan. Mereka ini adalah ulat-ulat mungil yang baru menetas,
yang tak memiliki akal dan kesadaran, dan tidak mengetahui apapun
tentang dunia luar. Lalu, mengapa mereka meletakkan bebatuan di
punggung mereka dan membawanya ke mana-mana? Para pendukung teori
evolusi Darwin merasa bingung menghadapi pertanyaan ini. Salah satunya
adalah Hoimar von Ditfurth dari Jerman, yang memberikan pernyataannya
sehubungan dengan perilaku cerdas ulat dalam bukunya "In the
Beginning was Hydrogen":
Siapakah Pencipta sesungguhnya dari keahlian cerdas yang begitu
menakjubkan manusia ini? Siapakah pemilik keahlian luar biasa ini,
dan dari mana ulat mendapatkan keahlian ini setelah lahir? Kita
harus mengakui bahwa ini adalah keahlian yang tak digunakan kecuali
oleh manusia cerdas untuk melindungi diri. Sebaliknya, mustahil
bagi seekor ulat untuk mendesain rancangan seperti ini, dan kemudian
membuatnya'. Hoimar V. Ditfurth, Im Anfang War Der Wasserstoff,
p. 19)
Sebagaimana diakui para evolunis, kamuflase pada makhluk hidup
adalah perilaku yang merupakan hasil sebuah kecerdasan. Namun, pemilik
kecerdasan ini bukanlah makhluk hidup tersebut, melainkan kekuatan
lain yang mengaturnya, dan ini adalah kenyataan yang tak ingin diakui
oleh kaum evolusionis. Allah menciptakan semua ciri mengagumkan
ini pada makhluk hidup, sebagai bukti keberadaan Hikmah dan Pengetahuan-Nya
yang tak terbatas.
yang berbeda sesuai dengan lingkungan tempat hidup mereka. Setiap
makhluk hidup menggunakan keahlian ini untuk melindungi diri atau
berburu. Beberapa dari mereka menyembunyikan diri dengan teknik
kamuflase atau penyamaran yang ahli. Ada yang melakukan mimikri,
yakni meniru benda lain, dan ada pula yang melakukan taktik cerdas
lainnya.
Kamuflase adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan satwa. Adalah
sangat penting untuk dapat menyerang musuh tanpa diketahui, atau
menyembunyikan diri ketika diserang. Yang menakjubkan adalah: tak
hanya manusia berakal yang menggunakan teknik ini, yang pada manusia
memerlukan perancangan sangat matang, tapi binatang pun melakukannya.
Tubuh para satwa yang melakukan kamuflase diciptakan dengan warna
dan corak yang benar-benar menyerupai lingkungan tempat hidupnya.
Sejumlah binatang melakukan kamuflase dengan sangat baik, sehingga
hampir tak mungkin dibedakan dengan tetumbuhan di sekelilingnya.
Laba-laba dengan warna menyerupai tumbuhan di mana ia hidup, ular
yang tak bergerak layaknya cabang pohon, serangga dengan warna sayap
menyerupai daun kering, katak dengan bentuk dan warna yang sama
persis seperti tumbuhan di sekelilingnya. Semua ini adalah contoh
kamuflase atau penyamaran yang mengagumkan. Semua ini menunjukkan
kepada kita bahwa kamuflase adalah teknik yang khusus dan sengaja
diciptakan oleh Allah.
Burung Kutub, 'Berpakaian'
Menyesuaikan Musim
Sejumlah ahli kamuflase hidup di daerah kutub, wilayah paling dingin
di bumi ini. Kita akan segera mempelajari teknik kamuflase luar
biasa dari seekor burung yang mampu hidup dalam iklim seperti ini.
Di musim gugur, areal berbatu tertutupi oleh salju. Dalam habitat
alaminya, burung-burung kutub ini hampir mustahil terlihat. Ini
dikarenakan mereka memiliki corak dan warna bulu mengagumkan yang
menyerupai lingkungan alam sekitarnya. Pada pengamatan lebih seksama,
bulu putih yang menutupi permukaan tubuh burung ini persis sama
dengan warna salju. Corak menyerupai bagian permukaan tanah yang
tak tertutupi salju juga terdapat pada bulu-bulunya. Permukaan tanah
dan burung benar-benar saling menyerupai satu sama lain, sehingga
hampir mustahil untuk membedakan keduanya.
Ketika musim dingin tiba, salju menyelimuti segala yang ada. Perubahan
menakjubkan terjadi pada tubuh burung ini. Semua bulu berwarna gelap
menghilang, dan menyisakan hanya warna putih. Sekali lagi, hampir
mustahil membedakan burung berwarna putih bersih di hamparan salju.
Burung sama sekali tidak menyadari hal ini. Namun, sekali lagi,
tubuhnya tersamarkan secara sempurna. Bulu-bulu gelap di sekitar
mata mencegahnya terbutakan oleh cahaya yang dipantulkan oleh salju.
Di musim semi, salju mulai mencair, dan tumbuh-tumbuhan pun mulai
bertunas. Di sela-sela bulu burung ini, bulu-bulu baru muncul dengan
warna hijau tumbuhan.
Saat musim panas tiba, salju telah benar-benar mencair; terhamparlah
tetumbuhan berwarna hijau. Burung kutub ini sekali lagi memperlihatkan
kamuflase luar biasa. Pengamatan seksama memperlihatkan bahwa suatu
perubahan yang telah direncanakan kembali terjadi. Tubuhnya kini
tertutupi oleh bulu-bulu yang menyerupai tetumbuhan. Sekali lagi,
mustahil untuk dapat melihat sang burung di antara tumbuh-tumbuhan.
Fenomena menakjubkan tentang kamuflase ini tentunya memerlukan
sebuah penjelasan. Secara alami, mustahil bagi seekor burung dengan
kehendaknya sendiri untuk menentukan warna bulunya agar menyerupai
lingkungan sekitar. Ia tak memiliki kecerdasan untuk memahami arti
kamuflase atau penyamaran. Jadi, siapakah yang memberi sang burung
kemampuan luar biasa untuk berkamuflase . Siapakah yang mengetahui
bahwa kamuflase harus berubah seiring pergantian musim. Siapakah
yang mewarnai bulu-bulunya dengan warna dan corak lingkungan sekitarnya,
persis seperti seorang seniman?. Beragam pertanyaan ini menghantarkan
kita pada satu jawaban: adalah Allah yang menciptakan burung ini,
dan memberinya keistimewaan yang ia miliki.
Kupu-Kupu 'Berwajah' Monster
Kupu-kupu memiliki keistimewaan tersendiri di antara beragam keajaiban
kamuflase di alam. Beberapa spesies kupu-kupu memiliki lukisan mata
raksasa pada sayap mereka. Mata palsu ini merupakan cara pertahanan
diri paling ampuh bagi kupu-kupu. Ketika kupu-kupu merasakan adanya
bahaya, misalnya seekor burung yang sedang mencari makan, ia membentangkan
sayapnya sehingga nampak sebagai makhluk raksasa. Ini adalah contoh
taktik pertahanan diri ini. Kupu-kupu pada pohon ini sungguh mudah
menjadi mangsa bagi burung. Tapi, kupu-kupu ini tiba-tiba saja membentangkan
sayapnya lebar-lebar. Dua mata raksasa terlihat menakutkan bagi
burung, yang segera pergi meninggalkannya. Marilah kita perhatikan
dengan seksama kesempurnaan desain mata pada kupu-kupu ini. Seluruh
bagiannya telah diserupakan dengan mata, mulai dari bentuknya, hidung,
dan rambut di bawah mata, hingga pupil dan bahkan hingga pemantulan
cahaya oleh pupil. Pada sayap kupu-kupu lain, terlihat wajah makhluk
besar lengkap dengan hidung, telinga, bayangan di bagian atas mata,
bentuk mata, dan pupil serta pemantulan cahaya oleh pupil.
Ada hal lain yang menarik untuk diketahui tentang kamuflase ini.
Pemangsa utama kupu-kupu adalah serangga karnivora seperti capung
dan burung kecil pemakan serangga. Sedangkan musuh terbesar dari
para pemangsa ini adalah burung hantu. Sungguh sebuah keajaiban
bahwa penampakan pada bagian belakang kupu-kupu pada umumnya adalah
lukisan burung hantu. Dengan kata lain, kupu-kupu mempertahankan
diri dengan menyerupai wajah musuh dari para pemangsanya, karena
semua burung kecil dan serangga takut pada burung hantu. Sudah tentu,
kupu-kupu tak mengetahui bahwa burung hantu adalah musuh dari para
pemangsanya. Bahkan, andaikan ia tahu, ia tak mampu melukis seekor
burung hantu pada punggungnya. Ia tidak memiliki kecerdasan untuk
melakukan semua ini. Namun terdapat lukisan padanya. Ini jelas bukan
sebuah kebetulan. Ia pasti diciptakan untuk tujuan tertentu. Siapakah
pembuat desain pada sayap kupu-kupu? Desain seperti ini tak mungkin
terjadi secara kebetulan, sebagaimana pernyataan para evolusionis.
Setiap desain menunjukkan adanya perancang desain, dan desain pada
sayap kupu-kupu memperlihatkan kita pada kesempurnaan ciptaan Allah.
Dalam sebuah ayat Alqur'an, Allah berfirman:
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan,
Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik.
Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS.
Al-Hashr:24)
Selain menggunakan mata palsu, cara kamuflase lain dari kupu-kupu
sangatlah mengagumkan. Kupu-kupu yang tersamarkan ini seolah melihat
warna semak-semak dan menelitinya, setelah itu mereka membuat warna-warna
tersebut pada tubuh mereka untuk kemudian menyerasikan diri dengan
semak-semak. Namun, tentunya mustahil bagi kupu-kupu untuk melakukan
semua ini. Desain pada kupu-kupu ini merupakan bukti nyata adanya
penciptaan.
Ahli kamuflase lain adalah burung ini yang diberi nama patu, yang
hidup di hutan-hutan Venezuela. Bulu-bulunya dan kulit cabang pohon
tempat ia hinggap telah diciptakan dengan kemiripan luar biasa satu
sama lain.
Kepiting 'Berbaju Tentara'
Kita akan segera menyaksikan perilaku mengejutkan oleh kepiting
ini. Ia dengan hati-hati memotong dedaunan dari tumbuhan yang dipilihnya
di dasar laut, tapi untuk apa ia melakukan hal ini?. Jawabannya
sungguh mengejutkan. : "untuk menyembunyikan dirinya".
Kepiting menyusun potongan dedaunan diatasnya, dan membuat pelindung
dari rumput laut. Demikianlah, ia memiliki sebuah kamuflase yang
mengagumkan.
Kepiting lain dengan hati-hati menyusun ranting-ranting yang ia
potong pada permukaan cangkangnya. Ini memungkinkannya bersembunyi
dengan mudah di antara tetumbuhan. Uniknya, kepiting ini mengeluarkan
cairan lengket sehingga ranting-ranting tersebut tetap melekat di
tempatnya. Dengan kata lain, seluruh sistem pada tubuh binatang
dan pola perilakunya telah diciptakan agar sesuai satu sama lain.
Kepiting ini sedang memotong bunga karang. Mungkin terdengar janggal;
tapi ia akan menjahit bajunya dari bunga karang ini. Lalu ia memanjat
dan masuk ke dalam baju yang telah dibuatnya. Marilah kita berhenti
dan berpikir sejenak di sini. Kepiting belum pernah melihat dirinya
dalam kaca. Tidak pula ia memiliki kemampuan berpikir atau merancang.
Jadi bagaimana ia tahu bahwa ia harus menyamarkan diri. Kepiting
menggunakan teknik yang sama sebagaimana yang dilakukan tentara
yang menyamarkan diri mereka. Ia menempelkan ranting dan dedaunan
pada permukaan tubuhnya.
Bagaimana kepiting mempelajari cara kamuflase ini? Jelas bahwa
ia telah diilhami untuk mengerjakannya. Tak ada keraguan bahwa Dialah
Allah, Yang menciptakan semua makhluk hidup dari ketiadaan, yang
telah menciptakan kepiting, dan melengkapinya dengan keahlian cerdas
dalam melindungi diri.
Burung mirip Cabang Pohon
Ahli kamuflase lain adalah burung ini yang diberi nama Patu, yang
hidup di hutan-hutan Venezuela. Bulu-bulunya dan kulit cabang pohon
tempat ia hinggap telah diciptakan dengan kemiripan luar biasa satu
sama lain.
Kini marilah kita amati dengan lebih cermat. Yang sedang Anda saksikan
di layar adalah kulit kayu dan bulu burung. Terdapat kemiripan sempurna
antara kayu di sebelah kiri dan burung di sebelah kanan. Yang membedakannya
sebagai burung hanyalah bagian paruh dan ekornya. Tapi, burung sangat
tahu bagaimana menggunakan keahliannya, dan ia segera berbuat sesuatu
ketika bahaya mendekat. Ia menutup mata dan paruhnya, serta menjulurkan
kepalanya ke depan. Kini, ia tak dapat dibedakan dengan cabang pohon.
Ada satu hal lagi yang luar biasa di sini. Kendatipun matanya tertutup,
sang burung masih dapat melihat melalui celah khusus pada kelopak
matanya. Ketika bahaya menjauh, ia kembali pada keadaan semula.
Tapi, siapakah yang mengajari burung untuk melakukan hal ini. Di
sini, kita dihadapkan kembali pada kebesaran Allah, Yang menciptakan
segala sesuatu dengan sempurna dan tiada tara.
Pengorbanan Diri Burung Patu
Seperti yang akan kita saksikan, keahlian burung emas berklamufase
dan berperilaku, serta keberanian dan pengorbanan dirinya sungguh
mengagumkan manusia. Burung ini, yang hidup di Patagonia, membuat
sarangnya di padang rumput terbuka. Telur, yang tengah mengalami
pematangan dalam tubuh induk, dibungkus kulit dengan warna dan corak
menyerupai permukaan tanah. Ini adalah cara khusus perlindungan
diri yang dibuat untuk menyamarkan telur. Demikianlah, telur-telur
menjadi tak terlihat di antara rerumputan. Jika bahaya mendekat,
misalnya berupa burung pemangsa atau manusia, sang burung menunjukkan
perilaku yang sangat aneh. Ia keluar meninggalkan sarangnya, dan
berlari. Ia lalu berperilaku bagaikan burung yang terluka di atas
rumput dengan sayap patah. Jika ada yang mendekatinya, burung ini
berlari lagi. Jika telah berada jauh dari sumber bahaya, ia mulai
menyerupakan diri lagi dengan burung yang terluka. Ia bertujuan
mengalihkan perhatian musuh dari sarangnya. Bila bahaya telah berada
cukup jauh, perilaku ini berhenti, dan sang burung terbang kembali
ke sarangnya.
Sungguh, burung ini telah memperlihatkan perilaku yang luar biasa.
Ini adalah pengorbanan diri yang mengagumkan oleh seekor burung
mungil dengan menempatkan dirinya dalam bahaya demi keselamatan
anaknya. Teori evolusi sudah pasti tak mampu menjelaskan fenomena
pegorbanan diri ini.
Darwinisme berpijak pada anggapan bahwa setiap makhluk hidup mengutamakan
dirinya sendiri. Burung ini telah meruntuhkan anggapan tersebut,
dan sekali lagi membuktikan bahwa Allah memberi ilham pada makhluk
hidup dan mereka memperlihatkan perilaku cerdas dan pengorbanan
diri.
Semakin kita meneliti alam ini, semakin jelas kebenaran yang akan
nampak. Struktur makhluk hidup yang demikian sempurna dan kompleks
ini, benar-benar telah menggugurkan pernyataan teori evolusi bahwa
mereka terbentuk secara kebetulan. Setiap makhluk hidup adalah bukti
adanya penciptaan. Kamuflase dan perilaku cerdas yang telah Anda
saksikan dalam film ini hanyalah contoh kecil saja. Setiap jenis
makhluk hidup di alam memiliki ciri dan sifat-sifat unggul tersendiri
yang telah diciptakan. Pencipta segala ciptaan yang luar biasa ini
adalah Allah, Tuhan langit dan bumi, dan segala sesuatu di antara
keduanya. Kewajiban manusia yang berakal adalah untuk merenungkan
ciptaan Allah, dan memuji kepada-Nya.
Dalam sebuah ayat AlQuran, Allah berfirman:
Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan
Tuhan bumi, Tuhan semesta alam. Dan bagi-Nyalah keagungan di langit
dan di bumi. Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.
Al - Jatsiyah :36-37).
Larva Berkamuflase
Ada makhluk lain yang membuat pelindung dan bersembunyi di dalamnya.
Di antaranya termasuk larva, atau serangga yang baru menetas. Kepingan
batu berjalan ini tak lain adalah seekor larva. Ia membuat pelindung
dengan meletakkan butiran bebatuan pada tubuhnya secara hati-hati,
sebuah kamuflase yang sempurna.
Pelindung larva tak hanya terdiri dari satu macam. Ada yang terbuat
dari serpihan kecil kayu, dan ada pula yang lebih lebar dan terbuat
dari dedaunan. Mereka ini adalah ulat-ulat mungil yang baru menetas,
yang tak memiliki akal dan kesadaran, dan tidak mengetahui apapun
tentang dunia luar. Lalu, mengapa mereka meletakkan bebatuan di
punggung mereka dan membawanya ke mana-mana? Para pendukung teori
evolusi Darwin merasa bingung menghadapi pertanyaan ini. Salah satunya
adalah Hoimar von Ditfurth dari Jerman, yang memberikan pernyataannya
sehubungan dengan perilaku cerdas ulat dalam bukunya "In the
Beginning was Hydrogen":
Siapakah Pencipta sesungguhnya dari keahlian cerdas yang begitu
menakjubkan manusia ini? Siapakah pemilik keahlian luar biasa ini,
dan dari mana ulat mendapatkan keahlian ini setelah lahir? Kita
harus mengakui bahwa ini adalah keahlian yang tak digunakan kecuali
oleh manusia cerdas untuk melindungi diri. Sebaliknya, mustahil
bagi seekor ulat untuk mendesain rancangan seperti ini, dan kemudian
membuatnya'. Hoimar V. Ditfurth, Im Anfang War Der Wasserstoff,
p. 19)
Sebagaimana diakui para evolunis, kamuflase pada makhluk hidup
adalah perilaku yang merupakan hasil sebuah kecerdasan. Namun, pemilik
kecerdasan ini bukanlah makhluk hidup tersebut, melainkan kekuatan
lain yang mengaturnya, dan ini adalah kenyataan yang tak ingin diakui
oleh kaum evolusionis. Allah menciptakan semua ciri mengagumkan
ini pada makhluk hidup, sebagai bukti keberadaan Hikmah dan Pengetahuan-Nya
yang tak terbatas.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» [yg terkait hewan rumahan/hewan jinak/hewan peliharaan][jepang channel] 笑わない人がいないだろう・10分間腹が痛いほど爆笑する犬, 猫,動物のおもしろハプニング
» [yg terkait hewan rumahan/hewan jinak/hewan peliharaan][jepang channel] 2020「かわいい猫」 笑わないようにしようとしてください - 最も面白い猫の映画 #1
» [yg terkait hewan rumahan/hewan jinak/hewan peliharaan][jepang channel] おかしい猫 かわいい猫 おもしろ猫動画 HD
» [yg terkait hewan rumahan/hewan jinak/hewan peliharaan][jepang channel] 犬とうさぎがめっちゃ仲良し!毎日一緒に楽しく遊ぶ
» [yg terkait hewan rumahan/hewan jinak/hewan peliharaan][jepang channel] 「面白い動物」あり得ないことをする犬, 猫
» [yg terkait hewan rumahan/hewan jinak/hewan peliharaan][jepang channel] 2020「かわいい猫」 笑わないようにしようとしてください - 最も面白い猫の映画 #1
» [yg terkait hewan rumahan/hewan jinak/hewan peliharaan][jepang channel] おかしい猫 かわいい猫 おもしろ猫動画 HD
» [yg terkait hewan rumahan/hewan jinak/hewan peliharaan][jepang channel] 犬とうさぎがめっちゃ仲良し!毎日一緒に楽しく遊ぶ
» [yg terkait hewan rumahan/hewan jinak/hewan peliharaan][jepang channel] 「面白い動物」あり得ないことをする犬, 猫
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik