kewajiban mendidik anak
Halaman 1 dari 1 • Share
kewajiban mendidik anak
sumber: http://www.minbarindo.com/_Dunia_Min...idik_Anak.aspx
kunjungi dan sukai fanpage Fb kami, di https://www.facebook.com/pages/Elm-i...98299783573978
إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له و من يضلله فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده و رسوله. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون. يأيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة و خلق منها زوجها و بث منهما رجالا كثيرا و نساء و اتقوا الله الذي تساءلون به و الأرحام إن الله كان عليكم رقيبا. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله و قولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم و يغفر لكم ذنوبكم و من يطع الله و رسوله فقد فاز فوزا عظيما. ألا فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم و شر الأمور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار. اللهم فصل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.
قال الله تعالى : {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ}
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala ….
Puji dan syukur hanya tertuju kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dialah satu-satunya Dzat yang berhak menerima segala pujian dan ungkapan syukur. Karunia dan rahmatnya telah banyak kita nikmati, hidayah dan inayahnya telah banyak kita rasakan. Kesyukuran hakiki hanya dapat diwujudkan dalam bentuk kesiapan menjalankan semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya. Tanpa itu maka kita termasuk orang-orang yang ingkar nikmat.
Salam dan shalawat kita sampaikan dan kirimkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi yang telah memperjuangkan agama Islam di waktu siang dan malam, di kala sempit dan lapang. Dia mendakwahkan Islam tanpa mengenal ruang dan waktu. Dia telah menunaikan amanah, memberikan nasihat berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sungguh-sungguh dan sebenar-benarnya, hingga ia meninggalkan umat ini dalam keadaan telah tercerahkan dengan nur hidayah, dan cahaya taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidaklah seseorang meniti jalan lain melainkan ia akan menjadi sesat di dunia dan binasa di akhirat.
Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala….
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ
“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu.” (An Nisaa’: 11) Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ}
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahriim: 6)
Kedua ayat di atas, dengan tegas menyebutkan bahwa pembinaan dan pendidikan anak menjadi salah satu tanggung jawab dan tugas utama bagi kedua orang tua. Kedua orang tua berkewajiban mengarahkan dan membimbing anak keturunan mereka untuk meniti jalan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Juga menghindari jalan kemaksiatan serta membina agar mampu memaksimalkan waktu mereka untuk melaksanakan segala bentuk amalan yang terpuji. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مروا أولادكم بالصلاة لسبع سنين، واضربوهم عليها لعشر، وفرقوا بينهم في المضاجع
“Perintahlah anak-anak kalian mendirikan shalat saat telah berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka jika mereka melalaikannya dikala mereka telah berumur sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka.”
Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia ….
Kesadaran terhadap tugas dan tanggungjawab mendidik anak keturunan merupakan langkah awal bagi kesuksesan orang tua dalam menyiapkan generasi Rabbani. Kesadaran tersebut mulai diterjemahkan dalam tindakan nyata ketika seorang pria atau seorang wanita memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar dikaruniai pasangan hidup yang shalih dan menjadi penyejuk pandangan, sumber kebahagiaan hidup dan belahan hati dalam kehidupan dunia. Mereka memilih pasangan hidup berdasarkan kualitas keberagamaan dan akhlak yang baik. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengisyaratkan hal tersebut dalam sebuah firman-Nya,
{وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا}
“Dan orang orang yang berkata, "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami istri-istri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqaan: 74)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kriteria wanita yang pantas dijadikan sebagai pasangan hidup melalui sabdanya,
تنكح المرأة لأربع لجمالها ومالها و حسبها و نسبها فاظفر لذات الدين تربت يداك
“Wanita dinikahi karena empat criteria, karena kecantikannya, hartanya, status sosialnya dan nasab keturunan keluarganya, akan tetapi pilihlah wanita yang shalihah agar engkau benar-benar beruntung.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga memberikan arahan bagi para orang tua ketika memilihkan pasangan hidup bagi putri-putri mereka. Dalam sebuah hadits beliau bersabda,
إذا جاءكم ممن ترضون دينه و خلقه فزوجوه و إلا فستكون فتنة و فساد كبير
“Jika kalian kedatangan seorang pria hendak melamar putrid-putri kalian yang baik agamanya dan mulia budi pekerti dan akhlaknya, maka nikahlah pria tersebut dengan putri kalian kalau tidak maka akan timbul fitnah dan kerusakan yang besar.”
Langkah selanjutnya, pasangan suami istri hendaknya menjadikan anak keturunan yang shalih sebagai permintaan yang dominan dalam doa-doa mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena anak shalih merupakan karunia tertinggi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada hamba-Nya. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam tatkala meminta keturunan yang shalih, yang taat menjalankan kewajibannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meninggalkan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian pula nabi-nabi yang lain yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam banyak ayat-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
{رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ}
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang shalih.”(Ash Shaffaat: 100) Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
{رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ}
“Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (Ibrahim: 40) Ditegaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di ayat yang lain,
{رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ}
“Ya Tuhan Kami, jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah: 128)
Para bapak dan ibu, berikanlah perhatian besar kepada anak-anak kalian, didiklah mereka sejak usia dini sebab pendidikan di usia dini lebih memberikan pengeruh positif terhadap perkembangan anak. Seperti dalam sebuah ungkapan syair, “belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu. Belajar di waktu besar bagai mengukir di atas air.” Hal ini dibenarkan oleh ‘Amru ibnu Salamah ketika ia berkata, semasa kecil aku hidup di bawah bimbingan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, pernah tanganku malang melintang mengambil makanan yang hendak aku makan, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, wahai gulam (anak kecil) bacalah basmalah, lalu makan dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang terdekat denganmu, sejak saat itu aku pun makan mengikuti anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut.”
Kewajiban lain dalam mendidik anak adalah memberikan kasih sayang, kelemahlembutan dan kecintaan kepada anak keturunan agar pertumbuhan fisik dan psikis mereka bisa berjalan dengan baik, hati mereka akan dipenuhi oleh kejujuran, dada mereka menjadi lapang, dan jiwa mereka menjadi suci bersih tidak dikotori oleh sedikit pun penyakit hati. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ليس منا من لم يرحم صغيرنا ويعرف حق كبيرنا
“Bukan bagian dari kami, orang tua yang tidak menyayangi anak-anak kecil dan anak kecil yang tidak menghormati orang yang lebih tua darinya.”
Abu Hurairah menceritakan bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bercanda dengan kedua cucunya Hasan dan Husain. Ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mencium Hasan dan Husain sambil bercanda dan bergurau dengan mereka berdua, di sekitar mereka ada seorang yang bernama Al-Aqra’ ibnu Habis, ia berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah kalian tidak risih mencium anak-anak kecil kalian? ketahuilah aku punya sepuluh anak dan aku tidak pernah mencium seorang pun dari mereka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memandangi Al-Aqra’ seraya berkata, “aku khawatir Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghapus perasaan kasih saying dalam hatimu, ingatlah barangsiapa yang tidak menyayangi orang lain maka iapun tidak akan pernah disayangi.”
Subhanallah, seorang Nabi, kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala masih menyempatkan diri untuk bercanda bersama kedua cucunya, sebuah gambaran kasih sayang yang tak terbayangkan. Bagi orang tua yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam seharusnya menjadikan riwayat di atas sebagai contoh teladan yang harus diikuti dan tidak pantas bagi mereka bersikap kasar saat berinteraksi dengan anak-anak mereka. Akan tetapi harus diakui bahwa kebanyakan para orang tua memperlihatkan sikap yang kontradiksi dalam mentarbiyah anak-anak mereka. di satu sisi mereka mengajarkan sabar dan kasih sayang atau bahkan bisa memperlihatkan kesabaran dan kasih sayang saat mereka berinteraksi dengan orang lain, namun istri dan anak-anak mereka tidak pernah merasakan hal yang sama di rumah mereka. Padahal merekalah orang yang lebih pantas mendapatkan kasih sayang dari sang ayah pemimpin rumah tangga sekaligus pelindung dan pengayom bagi anggota keluarganya. Hal yang sama juga diperlihatkan oleh kebanyakan wanita-wanita zaman modern.
Bersikap adil dan tidak pilih kasih dalam segala hal, terutama dalam hal pemberian materi dan curahan kasih sayang merupakan kewajiban lain yang harus dipenuhi oleh orang tua terhadap putra –putrinya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Ada seorang sahabat yang sangat mencintai salah seorang anaknya, kadang ia memberikan materi yang tidak ia berikan ke anaknya yang lain, lalu ia ingin menginformasikan hal tersebut kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, apakah engkau melakukan hal yang sama kepada semua anak-anakmu? sahabat itu menjawab, tidak. Beliau bertanya kepadanya, apakah engkau meminta mereka semua untuk berbakti kepadamu tanpa terkecuali? ia menjawab. Iya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”bertakwalah kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersikap adillah kalian terhadap putera-puteri kalian .”
Jamaah Jum’at yang berbahagia ….
Kita berharap semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap membimbing kita ke jalannya sehingga kita dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab kita sebagai orang tua. Kita juga berharap semoga anak-anak kita dapat tumbuh dan berkembang di bawah naungan dan bimbingan hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amiin ya rabbal alamiin.
بارك الله لي و لكم في القرآن العظيم و نفعني و إياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم و تقبل مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Khutbah Kedua
الحمد لله على إحسانه و الشكر له على توفيقه و امتنانه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه و أشهد أن محمدا عبده و رسوله الداعي إلى رضوانه. اللهم فصل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.
Jika kaum jahiliyah dulu menyimpan kebencian yang mendalam terhadap anak perempuan saja, maka zaman modern ini tidak sedikit orang tua yang lebih jahat dibandingkan dengan orang-orang jahiliyah terdahulu, sebab mereka tidak hanya membenci anak-anak perempuan, mereka juga membenci anak laki-laki. Terbukti, maraknya program pembatasan angka kelahiran dengan berbagai macam alasan dan argumen yang tak logis. Betapa tidak, di satu sisi mereka sering mendengung-dengungkan bahwa nasib, rezeki dan ajal semuanya berada ditangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, manusia tidak memiliki campur tangan sedikit pun dalam hal tersebut, akan tetapi realita menunjukkan bahwa program pembatasan angka kelahiran dicanangkan akibat kekhawatiran ketersediaan pangan. Mereka khawatir anak-anak tersebut mati kelaparan, seakan-akan para orang tualah yang menentukan rezeki anak-anak tersebut. Lalu di mana kita membuang keyakinan kita bahwa rezeki ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Jamaah sekalian yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala ….
Menjadi orang tua tidak hanya sebatas bagaimana memproduksi anak keturunan, namun Islam memberikan tanggung jawab yang lebih dari sekadar mempunyai anak keturunan. Akan tetapi seiring dengan tanggungjawab tersebut, Islam telah menentukan sarana dan metode yang wajib dijalani oleh orang tua dalam mendidik dan membina anak-anak mereka. Bagi orang tua yang berhasil mendidik anak-anak mereka menjadi anak-anak shalih, bonus pahala yang besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan akan terus mengalir walaupun daging dan tulang belulang telah hancur dimakan ulat dan telah bercampur dengan tanah di lubang yang ukurannya tidak lebih dari satu meter kali dua meter. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan dalam sabdanya,
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له
“Jika seseorang telah meninggal dunia maka semua amalannya akan terputus kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang senantiasa mendoakannya.”
Jamaah Jum’at yang di muliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala ….
فاعلموا أن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه و ثنى بملائكته المسبحة بقدسه و ثلث بكم أيها المسلمون فقال عز من قائل إن الله و ملائكته يصلون على النبي يأيها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما. اللهم صل و سلم على نبينا محمد و عل آله و صحابته و من اهتدى بهديه و استن بسنته إلى يوم الدين. ثم اللهم ارض عن الخلفاء الراشدين المهديين أبي بكر و عمر و عثمان و علي و على بقية الصحابة و التابعين و تابع التابعين و علينا معهم برحمتك ي أرحم الرحمين.
اللهم إنا نسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علمته أحدا من خلقك أو استأثرته في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلوبنا و نور صدورنا و جلاء أحزاننا و ذهاب همومنا و غمومنا
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات.
اللهم أعز الإسلام و المسلمين و أهلك الكفرة و المشركين و دمر أعداءك أعداء الدين
اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا، و أصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا و أصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا و اجعل اللهم حياتنا زيادة لنا في كل خير و اجعل الموت راحة لنا من كل شر
اللهم أعنا على ذكرك و شكرك و حسن عبادتك
اللهم إنا نسألك الهدى و التقى و العفاف و الغنى و حسن الخاتمة
اللهم اغفر لنا و اوالدينا و ارحمهم كما ربونا صغارا
ربنا هب لنا من أزواجنا و ذرياتنا قرة أعين و احعلنا للمتقين إماما
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا و هب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و قنا عذاب النار
عباد الله إن الله يأمركم بالعدل و الإحسان و إيتاء ذى القربى و ينهى عن الفحشاء و المنكر و البغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم و اسألوه من فضله يعطكم و لذكر الله أكبر و الله يعلم ما تصنعون
kunjungi dan sukai fanpage Fb kami, di https://www.facebook.com/pages/Elm-i...98299783573978
إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له و من يضلله فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده و رسوله. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون. يأيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة و خلق منها زوجها و بث منهما رجالا كثيرا و نساء و اتقوا الله الذي تساءلون به و الأرحام إن الله كان عليكم رقيبا. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله و قولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم و يغفر لكم ذنوبكم و من يطع الله و رسوله فقد فاز فوزا عظيما. ألا فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم و شر الأمور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار. اللهم فصل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.
قال الله تعالى : {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ}
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala ….
Puji dan syukur hanya tertuju kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dialah satu-satunya Dzat yang berhak menerima segala pujian dan ungkapan syukur. Karunia dan rahmatnya telah banyak kita nikmati, hidayah dan inayahnya telah banyak kita rasakan. Kesyukuran hakiki hanya dapat diwujudkan dalam bentuk kesiapan menjalankan semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya. Tanpa itu maka kita termasuk orang-orang yang ingkar nikmat.
Salam dan shalawat kita sampaikan dan kirimkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi yang telah memperjuangkan agama Islam di waktu siang dan malam, di kala sempit dan lapang. Dia mendakwahkan Islam tanpa mengenal ruang dan waktu. Dia telah menunaikan amanah, memberikan nasihat berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sungguh-sungguh dan sebenar-benarnya, hingga ia meninggalkan umat ini dalam keadaan telah tercerahkan dengan nur hidayah, dan cahaya taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidaklah seseorang meniti jalan lain melainkan ia akan menjadi sesat di dunia dan binasa di akhirat.
Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala….
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ
“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu.” (An Nisaa’: 11) Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ}
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahriim: 6)
Kedua ayat di atas, dengan tegas menyebutkan bahwa pembinaan dan pendidikan anak menjadi salah satu tanggung jawab dan tugas utama bagi kedua orang tua. Kedua orang tua berkewajiban mengarahkan dan membimbing anak keturunan mereka untuk meniti jalan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Juga menghindari jalan kemaksiatan serta membina agar mampu memaksimalkan waktu mereka untuk melaksanakan segala bentuk amalan yang terpuji. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مروا أولادكم بالصلاة لسبع سنين، واضربوهم عليها لعشر، وفرقوا بينهم في المضاجع
“Perintahlah anak-anak kalian mendirikan shalat saat telah berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka jika mereka melalaikannya dikala mereka telah berumur sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka.”
Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia ….
Kesadaran terhadap tugas dan tanggungjawab mendidik anak keturunan merupakan langkah awal bagi kesuksesan orang tua dalam menyiapkan generasi Rabbani. Kesadaran tersebut mulai diterjemahkan dalam tindakan nyata ketika seorang pria atau seorang wanita memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar dikaruniai pasangan hidup yang shalih dan menjadi penyejuk pandangan, sumber kebahagiaan hidup dan belahan hati dalam kehidupan dunia. Mereka memilih pasangan hidup berdasarkan kualitas keberagamaan dan akhlak yang baik. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengisyaratkan hal tersebut dalam sebuah firman-Nya,
{وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا}
“Dan orang orang yang berkata, "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami istri-istri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqaan: 74)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kriteria wanita yang pantas dijadikan sebagai pasangan hidup melalui sabdanya,
تنكح المرأة لأربع لجمالها ومالها و حسبها و نسبها فاظفر لذات الدين تربت يداك
“Wanita dinikahi karena empat criteria, karena kecantikannya, hartanya, status sosialnya dan nasab keturunan keluarganya, akan tetapi pilihlah wanita yang shalihah agar engkau benar-benar beruntung.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga memberikan arahan bagi para orang tua ketika memilihkan pasangan hidup bagi putri-putri mereka. Dalam sebuah hadits beliau bersabda,
إذا جاءكم ممن ترضون دينه و خلقه فزوجوه و إلا فستكون فتنة و فساد كبير
“Jika kalian kedatangan seorang pria hendak melamar putrid-putri kalian yang baik agamanya dan mulia budi pekerti dan akhlaknya, maka nikahlah pria tersebut dengan putri kalian kalau tidak maka akan timbul fitnah dan kerusakan yang besar.”
Langkah selanjutnya, pasangan suami istri hendaknya menjadikan anak keturunan yang shalih sebagai permintaan yang dominan dalam doa-doa mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena anak shalih merupakan karunia tertinggi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada hamba-Nya. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam tatkala meminta keturunan yang shalih, yang taat menjalankan kewajibannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meninggalkan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian pula nabi-nabi yang lain yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam banyak ayat-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
{رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ}
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang shalih.”(Ash Shaffaat: 100) Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
{رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ}
“Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (Ibrahim: 40) Ditegaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di ayat yang lain,
{رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ}
“Ya Tuhan Kami, jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah: 128)
Para bapak dan ibu, berikanlah perhatian besar kepada anak-anak kalian, didiklah mereka sejak usia dini sebab pendidikan di usia dini lebih memberikan pengeruh positif terhadap perkembangan anak. Seperti dalam sebuah ungkapan syair, “belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu. Belajar di waktu besar bagai mengukir di atas air.” Hal ini dibenarkan oleh ‘Amru ibnu Salamah ketika ia berkata, semasa kecil aku hidup di bawah bimbingan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, pernah tanganku malang melintang mengambil makanan yang hendak aku makan, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, wahai gulam (anak kecil) bacalah basmalah, lalu makan dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang terdekat denganmu, sejak saat itu aku pun makan mengikuti anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut.”
Kewajiban lain dalam mendidik anak adalah memberikan kasih sayang, kelemahlembutan dan kecintaan kepada anak keturunan agar pertumbuhan fisik dan psikis mereka bisa berjalan dengan baik, hati mereka akan dipenuhi oleh kejujuran, dada mereka menjadi lapang, dan jiwa mereka menjadi suci bersih tidak dikotori oleh sedikit pun penyakit hati. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ليس منا من لم يرحم صغيرنا ويعرف حق كبيرنا
“Bukan bagian dari kami, orang tua yang tidak menyayangi anak-anak kecil dan anak kecil yang tidak menghormati orang yang lebih tua darinya.”
Abu Hurairah menceritakan bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bercanda dengan kedua cucunya Hasan dan Husain. Ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mencium Hasan dan Husain sambil bercanda dan bergurau dengan mereka berdua, di sekitar mereka ada seorang yang bernama Al-Aqra’ ibnu Habis, ia berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah kalian tidak risih mencium anak-anak kecil kalian? ketahuilah aku punya sepuluh anak dan aku tidak pernah mencium seorang pun dari mereka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memandangi Al-Aqra’ seraya berkata, “aku khawatir Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghapus perasaan kasih saying dalam hatimu, ingatlah barangsiapa yang tidak menyayangi orang lain maka iapun tidak akan pernah disayangi.”
Subhanallah, seorang Nabi, kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala masih menyempatkan diri untuk bercanda bersama kedua cucunya, sebuah gambaran kasih sayang yang tak terbayangkan. Bagi orang tua yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam seharusnya menjadikan riwayat di atas sebagai contoh teladan yang harus diikuti dan tidak pantas bagi mereka bersikap kasar saat berinteraksi dengan anak-anak mereka. Akan tetapi harus diakui bahwa kebanyakan para orang tua memperlihatkan sikap yang kontradiksi dalam mentarbiyah anak-anak mereka. di satu sisi mereka mengajarkan sabar dan kasih sayang atau bahkan bisa memperlihatkan kesabaran dan kasih sayang saat mereka berinteraksi dengan orang lain, namun istri dan anak-anak mereka tidak pernah merasakan hal yang sama di rumah mereka. Padahal merekalah orang yang lebih pantas mendapatkan kasih sayang dari sang ayah pemimpin rumah tangga sekaligus pelindung dan pengayom bagi anggota keluarganya. Hal yang sama juga diperlihatkan oleh kebanyakan wanita-wanita zaman modern.
Bersikap adil dan tidak pilih kasih dalam segala hal, terutama dalam hal pemberian materi dan curahan kasih sayang merupakan kewajiban lain yang harus dipenuhi oleh orang tua terhadap putra –putrinya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Ada seorang sahabat yang sangat mencintai salah seorang anaknya, kadang ia memberikan materi yang tidak ia berikan ke anaknya yang lain, lalu ia ingin menginformasikan hal tersebut kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, apakah engkau melakukan hal yang sama kepada semua anak-anakmu? sahabat itu menjawab, tidak. Beliau bertanya kepadanya, apakah engkau meminta mereka semua untuk berbakti kepadamu tanpa terkecuali? ia menjawab. Iya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”bertakwalah kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersikap adillah kalian terhadap putera-puteri kalian .”
Jamaah Jum’at yang berbahagia ….
Kita berharap semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap membimbing kita ke jalannya sehingga kita dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab kita sebagai orang tua. Kita juga berharap semoga anak-anak kita dapat tumbuh dan berkembang di bawah naungan dan bimbingan hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amiin ya rabbal alamiin.
بارك الله لي و لكم في القرآن العظيم و نفعني و إياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم و تقبل مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Khutbah Kedua
الحمد لله على إحسانه و الشكر له على توفيقه و امتنانه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه و أشهد أن محمدا عبده و رسوله الداعي إلى رضوانه. اللهم فصل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.
Jika kaum jahiliyah dulu menyimpan kebencian yang mendalam terhadap anak perempuan saja, maka zaman modern ini tidak sedikit orang tua yang lebih jahat dibandingkan dengan orang-orang jahiliyah terdahulu, sebab mereka tidak hanya membenci anak-anak perempuan, mereka juga membenci anak laki-laki. Terbukti, maraknya program pembatasan angka kelahiran dengan berbagai macam alasan dan argumen yang tak logis. Betapa tidak, di satu sisi mereka sering mendengung-dengungkan bahwa nasib, rezeki dan ajal semuanya berada ditangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, manusia tidak memiliki campur tangan sedikit pun dalam hal tersebut, akan tetapi realita menunjukkan bahwa program pembatasan angka kelahiran dicanangkan akibat kekhawatiran ketersediaan pangan. Mereka khawatir anak-anak tersebut mati kelaparan, seakan-akan para orang tualah yang menentukan rezeki anak-anak tersebut. Lalu di mana kita membuang keyakinan kita bahwa rezeki ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Jamaah sekalian yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala ….
Menjadi orang tua tidak hanya sebatas bagaimana memproduksi anak keturunan, namun Islam memberikan tanggung jawab yang lebih dari sekadar mempunyai anak keturunan. Akan tetapi seiring dengan tanggungjawab tersebut, Islam telah menentukan sarana dan metode yang wajib dijalani oleh orang tua dalam mendidik dan membina anak-anak mereka. Bagi orang tua yang berhasil mendidik anak-anak mereka menjadi anak-anak shalih, bonus pahala yang besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan akan terus mengalir walaupun daging dan tulang belulang telah hancur dimakan ulat dan telah bercampur dengan tanah di lubang yang ukurannya tidak lebih dari satu meter kali dua meter. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan dalam sabdanya,
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له
“Jika seseorang telah meninggal dunia maka semua amalannya akan terputus kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang senantiasa mendoakannya.”
Jamaah Jum’at yang di muliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala ….
فاعلموا أن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه و ثنى بملائكته المسبحة بقدسه و ثلث بكم أيها المسلمون فقال عز من قائل إن الله و ملائكته يصلون على النبي يأيها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما. اللهم صل و سلم على نبينا محمد و عل آله و صحابته و من اهتدى بهديه و استن بسنته إلى يوم الدين. ثم اللهم ارض عن الخلفاء الراشدين المهديين أبي بكر و عمر و عثمان و علي و على بقية الصحابة و التابعين و تابع التابعين و علينا معهم برحمتك ي أرحم الرحمين.
اللهم إنا نسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علمته أحدا من خلقك أو استأثرته في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلوبنا و نور صدورنا و جلاء أحزاننا و ذهاب همومنا و غمومنا
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات.
اللهم أعز الإسلام و المسلمين و أهلك الكفرة و المشركين و دمر أعداءك أعداء الدين
اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا، و أصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا و أصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا و اجعل اللهم حياتنا زيادة لنا في كل خير و اجعل الموت راحة لنا من كل شر
اللهم أعنا على ذكرك و شكرك و حسن عبادتك
اللهم إنا نسألك الهدى و التقى و العفاف و الغنى و حسن الخاتمة
اللهم اغفر لنا و اوالدينا و ارحمهم كما ربونا صغارا
ربنا هب لنا من أزواجنا و ذرياتنا قرة أعين و احعلنا للمتقين إماما
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا و هب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و قنا عذاب النار
عباد الله إن الله يأمركم بالعدل و الإحسان و إيتاء ذى القربى و ينهى عن الفحشاء و المنكر و البغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم و اسألوه من فضله يعطكم و لذكر الله أكبر و الله يعلم ما تصنعون
sherazridwan- PRAJURIT
-
Posts : 10
Kepercayaan : Islam
Location : sidoarjo
Join date : 24.12.13
Reputation : 1
Similar topics
» Rahasia Mendidik Anak Anak Berhikmat - Pdt. Yusak Cipto
» mendidik anak dengan benar
» pedoman Qur'an dalam mendidik anak
» tips sukses mendidik anak
» Hak orang tua kepada Anak, atau kewajiban anak terhadap orang tua nya
» mendidik anak dengan benar
» pedoman Qur'an dalam mendidik anak
» tips sukses mendidik anak
» Hak orang tua kepada Anak, atau kewajiban anak terhadap orang tua nya
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik