urgensi amar ma'ruf nahi munkar
Halaman 1 dari 1 • Share
urgensi amar ma'ruf nahi munkar
sumber: http://www.minbarindo.com/Media,_Dakwah_Dan_Publikasi/Urgensi_Amar_Makruf_Nahi_Mungkar.aspx
kunjungi dan sukai fanpage FB kami, di https://www.facebook.com/pages/Elm-indonisy/598299783573978
إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له و من يضلله فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده و رسوله. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون. يأيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة و خلق منها زوجها و بث منهما رجالا كثيرا و نساء و اتقوا الله الذي تساءلون به و الأرحام إن الله كان عليكم رقيبا. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله و قولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم و يغفر لكم ذنوبكم و من يطع الله و رسوله فقد فاز فوزا عظيما. ألا فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم و شر الأمور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار. اللهم فصل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.
قال الله تعالى: ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير و يأمرون بالمعروف و ينهون عن المنكر و أولئك هم المفلحون
Jamaah Jum’at yang berbahagia ….
Amar makruf nahi mungkar merupakan salah satu kewajiban dan ibadah terpenting dalam kehidupan seorang Muslim. Betapa tidak, ia adalah harta warisan para nabi dan rasul, ia juga merupakan ibadah yang sangat ditakuti oleh iblis dan konco-konconya. Iblis akan senantiasa berupaya membuat seorang Muslim merasa cukup dengan melaksanakan shalat, puasa, zakat, haji, dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan melupakan amar makruf nahi mungkar.
Sangat disayangkan mayoritas kaum Muslimin dewasa ini meninggalkan amar makruf nahi mungkar. Mereka hanya duduk berpangku tangan sambil merenungi realita kehidupan, menyesali semua peristiwa yang terjadi dan mencaci maki semua bentuk kemungkaran yang muncul. Mereka tidak menyadari bahwa mereka ikut berperan aktif dalam mewujudkan kondisi kehidupan yang carut marut ini, mereka ikut menyemarakkan semua bentuk kemungkaran dan kemaksiatan, memiliki andil yang besar dalam menjauhkan manusia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini disebabkan karena mereka telah lupa akan kewajiban amar makruf nahi mungkar, menjauhi kewajiban berdakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan membiarkan para pendakwah kesesatan sementara para pejuang kemaksiatan dengan leluasa meninabobokan manusia dengan segala propaganda dan program-program mereka.
Jumlah orang-orang shalih yang banyak tidak membuat lingkungan dan masyarakat kita menjadi shalih, jumlah mereka tak ubahnya dengan buih di lautan yang dengan mudah diombang-ambingkan oleh terpaan ombak ketimur dan barat, ke utara dan selatan. Mereka merasa cukup dengan keshalihan personal, tidak risau dan bahkan bersikap acuh dengan masyarakat di sekelilingnya. Seakan lupa terhadap firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
{وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [آل عمران: 104]
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar,merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran: 104)
Mereka tidak menyadari bahwa predikat umat terbaik hanya diraih dengan amar makruf nahi mungkar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
{كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ} [آل عمران: 110]
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”(Ali Imran: 110)
Sebuah ancaman disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan dari ‘Huzaifah ibnu al Yaman di mana beliau bersabda,
"والذي نفسي بيده لتأمرن بالمعروف، ولتنهون عن المنكر، أو ليوشكن الله أن يبعث عليكم عقابا منه، ثم تدعونه فلا يستجاب لكم" أخرجه الترمذي وقال: "هذا حديث حسن.”
“Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamannya, kalian akan tetap menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran atau kalian ditimpa dengan azab dari Allah yang membuat doa kalian tak terkabulkan.” (HR. Tirmidzi, dia berkata hadits ini hasan).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan perumpamaan yang menarik, beliau mengatakan,
"مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا، كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ، فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا، فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ، مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ، فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا، وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا، فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا، وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا" أخرجه البخاري وغيره.
“Perumpamaan orang yang taat menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan orang yang meninggalkannya ibarat penumpang kapal laut, sebagian berada di bagian bawah sebagian lagi berada di bagian atas, setiap kali orang yang berada dibagian bawah ingin mengambil air, mereka harus naik dan melewati orang yang berada di bagian atasnya, lalu mereka berpikir untuk membuat lubang kecil dengan harapan mereka tidak mengganggu dan mengusik ketenangan orang yang berada dibagian atasnya. Jika mereka (orang yang tinggal di bagian atas membiarkan orang yang tinggal dibagian bawah melubangi kapal tersebut maka mereka akan tenggelam semuanya, namun jika mereka mencegahnya maka mereka akan selamat semuanya.” (HR. Bukhari dan lainnya)
Ibnu al Qayyim berkata, “Agama dan kebaikan macam apa yang dapat diharapkan dari orang yang melihat aturan Allah dilanggar, perintahnya diabaikan dan sunnah Rasulnya ditinggalkan sedangkan hatinya diam tak tergerak sedikit pun, lisannya tertutup seakan terkunci, ia ibarat syaithan yang bisu. Bencana terbesar disebabkan oleh mereka yang hanya memperhatikan kebutuhan perut dan nafsu birahi semata. Mereka tidak sedikit pun memikirkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika kepentingan duniawinya terusik, mereka tersentak dan berupaya untuk menyelamatkannya namun ketika agama Allah Subhanahu wa Ta’ala dihina mereka terdiam seribu bahasa. Orang semacam ini akan mendapatkan siksaan yang pedih.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menggambarkan dalam Firman-Nya,
{الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ} [الحج: 41]
“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar.” (Al-Hajj: 41)
di ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan,
{فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ} [هود: 116]
“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” (Huud: 116). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
{وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ} [هود: 117]
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Huud: 117)
Meninggalkan amar makruf nahi mungkar akan mengakibatkan kehancuran dan kebinasaan masyarakat. Keengganan kaum shalihin untuk berperan aktif dalam dakwah, menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan masyarakat. Di samping itu mereka akan menanggung dosa yang besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, doa mereka tidak diijabah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam sebuah hadits disebut bahwa Zainab pernah bertanya kepada Rasullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apakah kita akan dihancurkan sementara di tengah-tengah kita ada orang-orang yang shalih?” beliau menjawab, “Iya, jika kemungkaran telah merajalela.”
Dari beberapa ayat dan hadits di atas dapat disimpulkan bahwa tidak cukup seseorang menjadi orang shalih, namun ia harus menjadi mushlih. Karena orang shalih akan ikut hancur bersama para pendosa, sedangkan orang mushlih dapat menghalangi dan membebaskan manusia dari kehancuran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
{لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ ﭻ
كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ} [المائدة: 78- 79]
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan Mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (Al-Maaidah: 78-79)
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala ...
Seseorang yang hendak beramar makmur nahi mungkar seyogianya memperhatikan beberapa aturan. Di antaranya, perbuatan yang dicegah merupakan perbuatan yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dilakukan dengan kasat mata, tidak memata-matai sebuah kemungkaran, dan tidak termasuk permasalahan ijtihadiyah, serta tidak menimbulkan kemungkaran yang lebih besar.
أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Khutbah Kedua
الحمد لله على إحسانه و الشكر له على توفيقه و امتنانه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه و أشهد أن محمدا عبده و رسوله الداعي إلى رضوانه. اللهم فصل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.
Dari Abu Sa’id Al-Khudry radhiyallahu ‘anhu berkata, saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ».
“Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran maka hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika ia tidak mampu hendaklah dengan hatinya dan itulah selema-lemahnya iman.”
Abdullah ibnu Mas’uud berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ نَبِىٍّ بَعَثَهُ اللَّهُ فِى أُمَّةٍ قَبْلِى إِلاَّ كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّونَ، وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُونَ بِسُنَّتِهِ، وَيَقْتَدُونَ بِأَمْرِهِ، ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوفٌ، يَقُولُونَ مَا لاَ يَفْعَلُونَ، وَيَفْعَلُونَ مَا لاَ يُؤْمَرُونَ، فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ الإِيمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ». أخرجه مسلم.
“Tidak seorang pun yang diutus kepada kaum sebelumku kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus pula orang-orang yang menjadi pengikutnya (hawariyyun), mereka mengikuti ajarannya, mentaati perintahnya, kemudian muncullah kaum-kaum setelah mereka yang mengatakan apa yang tidak mereka kerjakan, mereka melaksanakan apa yang tidak diperintahkan. Maka barangsiapa yang mencegah mereka dari pelanggaran dengan tangannya, maka ia termasuk orang beriman, dan barangsiapa yang mencegah mereka dari kemungkaran dengan lisannya maka ia adalah orang mukmin serta barangsiapa yang mengingkari perbuatan dosa mereka dengan hatinya, maka ia adalah mukmin, dan bagi mereka yang tidak melakukan apa-apa berarti mereka tidak memiliki iman walau seberat biji zarrah.” (HR. Muslim)
Ibnu Al-Qayyim berkata, ”Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mewajibkan umatnya untuk mencegah kemungkaran, agar muncul kemakrufan yang dicintai dan diridahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulnya. Jika ia mencegah satu bentuk kemungkaran namun menimbulkan kemungkaran baru yang lebih dibenci dan dimurkai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, hendaklah ia meninggalkannya, sekalipun Allah Subhanahu wa Ta’ala membenci kemungkaran tersebut. Seperti perbuatan yang dilakukan kaum pemberontak terhadap pemimpin kaum Muslimin yang sah hanya karena satu kesalahan kecil yang menyebabkan munculnya berbagai persoalan dan fitnah yang tak tepadamkan sampai akhir zaman. Sebagian sahabat pernah meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memerangi para penguasa yang senantiasa mengakhirkan shalat, mereka mengatakan, bolehkah kami memerangi mereka? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Jangan kalian perangi mereka selama mereka masih mendirikan shalat. Lalu ia bersabda, barangsiapa yang melihat sesuatu yang dia benci pada pemimpinnya hendaklah ia bersabar dan jangan ia memberontak.”
Perpecahan yang muncul di tengah kaum Muslimin dewasa ini kadang disebabkan oleh ketidaksabaran dan sikap tergesa-gesa untuk mengubah berbagai pelanggaran dan kekeliruan yang dilakukan, baik oleh masyarakat umum maupun para pemerintah. Ketidaksabaran tersebut menimbulkan sikap yang tidak bijaksana sehingga menimbulkan kemungkaran yang jauh lebih besar.
Pada fase Makkah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menemukan kemungkaran paling besar yang tak mampu ia ubah saat itu, bahkan peristiwa fathu makkah menunjukkan bagaimana seorang dai bersikap bijaksana dalam dakwahnya. Beliau mampu mengembalikan bangunan Makkah sesuai dengan bentuk bangunan nabi Ibrahim Alaihissalam, akan tetapi beliau tidak melakukannya karena beliau khawatir akan menimbulkan fitnah dan kemungkaran yang lebih besar.
Jamaah Jum’at yang berbahagia ….
Mari kita merenung sejenak, sudah berapa lama kita bangga dan tertawa dengan kemungkaran dan pelanggaran kita? Sudah berapa lama kita melalaikan kewajiban kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala? Sudah berapa lama kita memelihara transaksi riba dalam dagang dan bisnis kita? Sudah berapa lama kita membantu para pendosa mempromosikan kesesatan mereka dengan membiarkannya? Sudah berapa lama kita melupakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kehidupan kita, padahal Dialah yang memberikan rezeki kepada kita, Dialah yang memberikan kesempatan hidup kepada kita, Dialah yang memberikan semua potensi dan sarana hidup kepada kita.
Kaum Muslimin yang budiman ….
Masihkah kita terlena oleh kehidupan dunia yang fana ini? Masihkah kita ternina bobokkan dengan keshalihan pribadi kita? Tidakkah kita mempersiapkan jawaban terhadap pertanyaan Allah Subhanahu wa Ta’ala di akhirat kita? Tidakkah kita sadar bahwa kita akan bertanggungjawab terhadap pelanggaran yang ada di sekeliling kita? Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat menyadarkan kita sehingga kita mengubah sikap dan arah kehidupan kita kea rah yang lebih baik dan bermanfaat.
فاعلموا أن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه و ثنى بملائكته المسبحة بقدسه و ثلث بكم أيها المسلمون فقال عز من قائل إن الله و ملائكته يصلون على النبي يأيها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما. اللهم صل و سلم على نبينا محمد و عل آله و صحابته و من اهتدى بهديه و استن بسنته إلى يوم الدين. ثم اللهم ارض عن الخلفاء الراشدين المهديين أبي بكر و عمر و عثمان و علي و على بقية الصحابة و التابعين و تابع التابعين و علينا معهم برحمتك ي أرحم الرحمين.
اللهم إنا نسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علمته أحدا من خلقك أو استأثرته في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلوبنا و نور صدورنا و جلاء أحزاننا و ذهاب همومنا و غمومنا
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات.
اللهم أعز الإسلام و المسلمين و أهلك الكفرة و المشركين و دمر أعداءك أعداء الدين
اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا، و أصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا و أصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا و اجعل اللهم حياتنا زيادة لنا في كل خير و اجعل الموت راحة لنا من كل شر
اللهم أعنا على ذكرك و شكرك و حسن عبادتك
اللهم إنا نسألك الهدى و التقى و العفاف و الغنى و حسن الخاتمة
اللهم اغفر لنا و اوالدينا و ارحمهم كما ربونا صغارا
ربنا هب لنا من أزواجنا و ذرياتنا قرة أعين و احعلنا للمتقين إماما
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا و هب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و قنا عذاب النار
عباد الله إن الله يأمركم بالعدل و الإحسان و إيتاء ذى القربى و ينهى عن الفحشاء و المنكر و البغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم و اسألوه من فضله يعطكم و لذكر الله أكبر و الله يعلم ما تصنعون
kunjungi dan sukai fanpage FB kami, di https://www.facebook.com/pages/Elm-indonisy/598299783573978
إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له و من يضلله فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده و رسوله. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون. يأيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة و خلق منها زوجها و بث منهما رجالا كثيرا و نساء و اتقوا الله الذي تساءلون به و الأرحام إن الله كان عليكم رقيبا. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله و قولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم و يغفر لكم ذنوبكم و من يطع الله و رسوله فقد فاز فوزا عظيما. ألا فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم و شر الأمور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار. اللهم فصل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.
قال الله تعالى: ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير و يأمرون بالمعروف و ينهون عن المنكر و أولئك هم المفلحون
Jamaah Jum’at yang berbahagia ….
Amar makruf nahi mungkar merupakan salah satu kewajiban dan ibadah terpenting dalam kehidupan seorang Muslim. Betapa tidak, ia adalah harta warisan para nabi dan rasul, ia juga merupakan ibadah yang sangat ditakuti oleh iblis dan konco-konconya. Iblis akan senantiasa berupaya membuat seorang Muslim merasa cukup dengan melaksanakan shalat, puasa, zakat, haji, dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan melupakan amar makruf nahi mungkar.
Sangat disayangkan mayoritas kaum Muslimin dewasa ini meninggalkan amar makruf nahi mungkar. Mereka hanya duduk berpangku tangan sambil merenungi realita kehidupan, menyesali semua peristiwa yang terjadi dan mencaci maki semua bentuk kemungkaran yang muncul. Mereka tidak menyadari bahwa mereka ikut berperan aktif dalam mewujudkan kondisi kehidupan yang carut marut ini, mereka ikut menyemarakkan semua bentuk kemungkaran dan kemaksiatan, memiliki andil yang besar dalam menjauhkan manusia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini disebabkan karena mereka telah lupa akan kewajiban amar makruf nahi mungkar, menjauhi kewajiban berdakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan membiarkan para pendakwah kesesatan sementara para pejuang kemaksiatan dengan leluasa meninabobokan manusia dengan segala propaganda dan program-program mereka.
Jumlah orang-orang shalih yang banyak tidak membuat lingkungan dan masyarakat kita menjadi shalih, jumlah mereka tak ubahnya dengan buih di lautan yang dengan mudah diombang-ambingkan oleh terpaan ombak ketimur dan barat, ke utara dan selatan. Mereka merasa cukup dengan keshalihan personal, tidak risau dan bahkan bersikap acuh dengan masyarakat di sekelilingnya. Seakan lupa terhadap firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
{وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [آل عمران: 104]
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar,merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran: 104)
Mereka tidak menyadari bahwa predikat umat terbaik hanya diraih dengan amar makruf nahi mungkar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
{كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ} [آل عمران: 110]
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”(Ali Imran: 110)
Sebuah ancaman disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan dari ‘Huzaifah ibnu al Yaman di mana beliau bersabda,
"والذي نفسي بيده لتأمرن بالمعروف، ولتنهون عن المنكر، أو ليوشكن الله أن يبعث عليكم عقابا منه، ثم تدعونه فلا يستجاب لكم" أخرجه الترمذي وقال: "هذا حديث حسن.”
“Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamannya, kalian akan tetap menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran atau kalian ditimpa dengan azab dari Allah yang membuat doa kalian tak terkabulkan.” (HR. Tirmidzi, dia berkata hadits ini hasan).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan perumpamaan yang menarik, beliau mengatakan,
"مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا، كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ، فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا، فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ، مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ، فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا، وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا، فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا، وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا" أخرجه البخاري وغيره.
“Perumpamaan orang yang taat menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan orang yang meninggalkannya ibarat penumpang kapal laut, sebagian berada di bagian bawah sebagian lagi berada di bagian atas, setiap kali orang yang berada dibagian bawah ingin mengambil air, mereka harus naik dan melewati orang yang berada di bagian atasnya, lalu mereka berpikir untuk membuat lubang kecil dengan harapan mereka tidak mengganggu dan mengusik ketenangan orang yang berada dibagian atasnya. Jika mereka (orang yang tinggal di bagian atas membiarkan orang yang tinggal dibagian bawah melubangi kapal tersebut maka mereka akan tenggelam semuanya, namun jika mereka mencegahnya maka mereka akan selamat semuanya.” (HR. Bukhari dan lainnya)
Ibnu al Qayyim berkata, “Agama dan kebaikan macam apa yang dapat diharapkan dari orang yang melihat aturan Allah dilanggar, perintahnya diabaikan dan sunnah Rasulnya ditinggalkan sedangkan hatinya diam tak tergerak sedikit pun, lisannya tertutup seakan terkunci, ia ibarat syaithan yang bisu. Bencana terbesar disebabkan oleh mereka yang hanya memperhatikan kebutuhan perut dan nafsu birahi semata. Mereka tidak sedikit pun memikirkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika kepentingan duniawinya terusik, mereka tersentak dan berupaya untuk menyelamatkannya namun ketika agama Allah Subhanahu wa Ta’ala dihina mereka terdiam seribu bahasa. Orang semacam ini akan mendapatkan siksaan yang pedih.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menggambarkan dalam Firman-Nya,
{الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ} [الحج: 41]
“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar.” (Al-Hajj: 41)
di ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan,
{فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ} [هود: 116]
“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” (Huud: 116). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
{وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ} [هود: 117]
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Huud: 117)
Meninggalkan amar makruf nahi mungkar akan mengakibatkan kehancuran dan kebinasaan masyarakat. Keengganan kaum shalihin untuk berperan aktif dalam dakwah, menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan masyarakat. Di samping itu mereka akan menanggung dosa yang besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, doa mereka tidak diijabah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam sebuah hadits disebut bahwa Zainab pernah bertanya kepada Rasullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apakah kita akan dihancurkan sementara di tengah-tengah kita ada orang-orang yang shalih?” beliau menjawab, “Iya, jika kemungkaran telah merajalela.”
Dari beberapa ayat dan hadits di atas dapat disimpulkan bahwa tidak cukup seseorang menjadi orang shalih, namun ia harus menjadi mushlih. Karena orang shalih akan ikut hancur bersama para pendosa, sedangkan orang mushlih dapat menghalangi dan membebaskan manusia dari kehancuran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
{لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ ﭻ
كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ} [المائدة: 78- 79]
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan Mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (Al-Maaidah: 78-79)
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala ...
Seseorang yang hendak beramar makmur nahi mungkar seyogianya memperhatikan beberapa aturan. Di antaranya, perbuatan yang dicegah merupakan perbuatan yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dilakukan dengan kasat mata, tidak memata-matai sebuah kemungkaran, dan tidak termasuk permasalahan ijtihadiyah, serta tidak menimbulkan kemungkaran yang lebih besar.
أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Khutbah Kedua
الحمد لله على إحسانه و الشكر له على توفيقه و امتنانه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه و أشهد أن محمدا عبده و رسوله الداعي إلى رضوانه. اللهم فصل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.
Dari Abu Sa’id Al-Khudry radhiyallahu ‘anhu berkata, saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ».
“Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran maka hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika ia tidak mampu hendaklah dengan hatinya dan itulah selema-lemahnya iman.”
Abdullah ibnu Mas’uud berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ نَبِىٍّ بَعَثَهُ اللَّهُ فِى أُمَّةٍ قَبْلِى إِلاَّ كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّونَ، وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُونَ بِسُنَّتِهِ، وَيَقْتَدُونَ بِأَمْرِهِ، ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوفٌ، يَقُولُونَ مَا لاَ يَفْعَلُونَ، وَيَفْعَلُونَ مَا لاَ يُؤْمَرُونَ، فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ الإِيمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ». أخرجه مسلم.
“Tidak seorang pun yang diutus kepada kaum sebelumku kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus pula orang-orang yang menjadi pengikutnya (hawariyyun), mereka mengikuti ajarannya, mentaati perintahnya, kemudian muncullah kaum-kaum setelah mereka yang mengatakan apa yang tidak mereka kerjakan, mereka melaksanakan apa yang tidak diperintahkan. Maka barangsiapa yang mencegah mereka dari pelanggaran dengan tangannya, maka ia termasuk orang beriman, dan barangsiapa yang mencegah mereka dari kemungkaran dengan lisannya maka ia adalah orang mukmin serta barangsiapa yang mengingkari perbuatan dosa mereka dengan hatinya, maka ia adalah mukmin, dan bagi mereka yang tidak melakukan apa-apa berarti mereka tidak memiliki iman walau seberat biji zarrah.” (HR. Muslim)
Ibnu Al-Qayyim berkata, ”Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mewajibkan umatnya untuk mencegah kemungkaran, agar muncul kemakrufan yang dicintai dan diridahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulnya. Jika ia mencegah satu bentuk kemungkaran namun menimbulkan kemungkaran baru yang lebih dibenci dan dimurkai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, hendaklah ia meninggalkannya, sekalipun Allah Subhanahu wa Ta’ala membenci kemungkaran tersebut. Seperti perbuatan yang dilakukan kaum pemberontak terhadap pemimpin kaum Muslimin yang sah hanya karena satu kesalahan kecil yang menyebabkan munculnya berbagai persoalan dan fitnah yang tak tepadamkan sampai akhir zaman. Sebagian sahabat pernah meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memerangi para penguasa yang senantiasa mengakhirkan shalat, mereka mengatakan, bolehkah kami memerangi mereka? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Jangan kalian perangi mereka selama mereka masih mendirikan shalat. Lalu ia bersabda, barangsiapa yang melihat sesuatu yang dia benci pada pemimpinnya hendaklah ia bersabar dan jangan ia memberontak.”
Perpecahan yang muncul di tengah kaum Muslimin dewasa ini kadang disebabkan oleh ketidaksabaran dan sikap tergesa-gesa untuk mengubah berbagai pelanggaran dan kekeliruan yang dilakukan, baik oleh masyarakat umum maupun para pemerintah. Ketidaksabaran tersebut menimbulkan sikap yang tidak bijaksana sehingga menimbulkan kemungkaran yang jauh lebih besar.
Pada fase Makkah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menemukan kemungkaran paling besar yang tak mampu ia ubah saat itu, bahkan peristiwa fathu makkah menunjukkan bagaimana seorang dai bersikap bijaksana dalam dakwahnya. Beliau mampu mengembalikan bangunan Makkah sesuai dengan bentuk bangunan nabi Ibrahim Alaihissalam, akan tetapi beliau tidak melakukannya karena beliau khawatir akan menimbulkan fitnah dan kemungkaran yang lebih besar.
Jamaah Jum’at yang berbahagia ….
Mari kita merenung sejenak, sudah berapa lama kita bangga dan tertawa dengan kemungkaran dan pelanggaran kita? Sudah berapa lama kita melalaikan kewajiban kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala? Sudah berapa lama kita memelihara transaksi riba dalam dagang dan bisnis kita? Sudah berapa lama kita membantu para pendosa mempromosikan kesesatan mereka dengan membiarkannya? Sudah berapa lama kita melupakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kehidupan kita, padahal Dialah yang memberikan rezeki kepada kita, Dialah yang memberikan kesempatan hidup kepada kita, Dialah yang memberikan semua potensi dan sarana hidup kepada kita.
Kaum Muslimin yang budiman ….
Masihkah kita terlena oleh kehidupan dunia yang fana ini? Masihkah kita ternina bobokkan dengan keshalihan pribadi kita? Tidakkah kita mempersiapkan jawaban terhadap pertanyaan Allah Subhanahu wa Ta’ala di akhirat kita? Tidakkah kita sadar bahwa kita akan bertanggungjawab terhadap pelanggaran yang ada di sekeliling kita? Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat menyadarkan kita sehingga kita mengubah sikap dan arah kehidupan kita kea rah yang lebih baik dan bermanfaat.
فاعلموا أن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه و ثنى بملائكته المسبحة بقدسه و ثلث بكم أيها المسلمون فقال عز من قائل إن الله و ملائكته يصلون على النبي يأيها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما. اللهم صل و سلم على نبينا محمد و عل آله و صحابته و من اهتدى بهديه و استن بسنته إلى يوم الدين. ثم اللهم ارض عن الخلفاء الراشدين المهديين أبي بكر و عمر و عثمان و علي و على بقية الصحابة و التابعين و تابع التابعين و علينا معهم برحمتك ي أرحم الرحمين.
اللهم إنا نسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علمته أحدا من خلقك أو استأثرته في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلوبنا و نور صدورنا و جلاء أحزاننا و ذهاب همومنا و غمومنا
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات.
اللهم أعز الإسلام و المسلمين و أهلك الكفرة و المشركين و دمر أعداءك أعداء الدين
اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا، و أصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا و أصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا و اجعل اللهم حياتنا زيادة لنا في كل خير و اجعل الموت راحة لنا من كل شر
اللهم أعنا على ذكرك و شكرك و حسن عبادتك
اللهم إنا نسألك الهدى و التقى و العفاف و الغنى و حسن الخاتمة
اللهم اغفر لنا و اوالدينا و ارحمهم كما ربونا صغارا
ربنا هب لنا من أزواجنا و ذرياتنا قرة أعين و احعلنا للمتقين إماما
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا و هب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و قنا عذاب النار
عباد الله إن الله يأمركم بالعدل و الإحسان و إيتاء ذى القربى و ينهى عن الفحشاء و المنكر و البغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم و اسألوه من فضله يعطكم و لذكر الله أكبر و الله يعلم ما تصنعون
sherazridwan- PRAJURIT
-
Posts : 10
Kepercayaan : Islam
Location : sidoarjo
Join date : 24.12.13
Reputation : 1
Similar topics
» Amar ma'ruf Nahi Munkar
» YAKINKAH ANDA..., BAHWA SEORANG PEMUKA AGAMA AKAN LEBIH BAIK DARIPADA PEMABUK DI MATA ALLAH....???? ( KEHEBATAN AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR VERSI ORANG BODOH )
» amar ma'ruf nahy munkar
» Anda lebih percaya ahok atau maruf amin?
» urgensi bertaubat
» YAKINKAH ANDA..., BAHWA SEORANG PEMUKA AGAMA AKAN LEBIH BAIK DARIPADA PEMABUK DI MATA ALLAH....???? ( KEHEBATAN AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR VERSI ORANG BODOH )
» amar ma'ruf nahy munkar
» Anda lebih percaya ahok atau maruf amin?
» urgensi bertaubat
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik