Apakah penempatan manusia di surga atau neraka nanti sesuai amal perbuatannya ataukah sesuai takdir Tuhan ?

First topic message reminder :

Katanya, surga adalah tempatnya manusia yg lebih banyak amalnya daripada dosanya, sedangkan neraka adalah tempatnya manusia yg lebih banyak dosanya daripada amalnya. Apakah hal itu tidak kontradiksi/bertentangan dengan takdir yg telah ditetapkan oleh Tuhan?
Katanya (lagi), takdir/ketetapan Tuhan sudah digariskan sejak manusia masih di dalam kandungan ibunya. Logikanya bhw proses/perjalanan kehidupan dan penghidupan manusia hingga kematiannya kelak akan berjalan sesuai dgn ketetapan/garis Tuhan tsb.
Pertanyaannya, apakah penempatan manusia di surga atau neraka (bila sdh meninggal dunia nanti) berdasarkan amal perbuatannya ataukah berdasarkan takdir yg sdh ditetapkan oleh Tuhan?
Apabila penempatannya berdasarkan amal perbuatannya, maka logikanya bhw takdir yg sdh digariskan oleh Tuhan tsb sebenarnya tidak ada/tidak dibuat, dan sebaliknya bila penempatannya berdasarkan takdir/ketetapan yg telah digariskan Tuhan, maka artinya bhw Tuhan itu tidak adil (enak yg takdirnya masuk surga dunk).
Atau, apabila penempatannya berdasarkan keduanya (amal perbuatan dan takdir), maka artinya bhw ''keputusan'' Tuhan tsb tidak tegas alias plin-plan.
Mohon mbah-mbah dan sesepuh pencerahannya, makasih.   

sebenarnya keimanan menjadi muslim atau bukan itu adalah sebuah pilihan, benar sekali jika telah memilih menjadi muslim maka meski sejak SMP dididik secara katolik hingga SMA tak akan menghalangi seseorang menjadi mualaf, meski telah dibabtis sekalipun, jika telah memilih menjadi mulsim, maka takdirnya adalah mati sebagai muslim.

ameen.

yoip sista, sebaliknya bagi yang sekarang ngaku muslim, jika sebenarnya rohnya dulu memilih menjadi kafir, maka meski ia dilahirkan di lingkungan muslim, maka jalan menuju kekafiran akan lebih mudah baginya, dan takdirnya adalah mati sebagai kafir.

Naudzubillah

amara wrote:roh manusia itu sudah ada sejak sebelum terbentuknya alam semesta, mula-mula roh nabi Muhammad yang pertama Allah ciptakan, baru roh-roh manusia lain, baru ciptaan-ciptaan yang lain.

Makanya kalau Nabi Adam disebut sebagai bapak ragawinya manusia, maka nabi Muhammad disebut bapak rohnya manusia.

hi hi hi ............... gak usah mendongeng laahhhh ............. okey

YEYES wrote:sebenarnya keimanan menjadi muslim atau bukan itu adalah sebuah pilihan, benar sekali jika telah memilih menjadi muslim maka meski sejak SMP dididik secara katolik hingga SMA tak akan menghalangi seseorang menjadi mualaf, meski telah dibabtis sekalipun, jika telah memilih menjadi mulsim, maka takdirnya adalah mati sebagai muslim.

ameen.

hi hi hi ...... neng, manusia tidak akan pernah tahu tentang takdir ........ baru dia tahu setelah terjadi. ............... seseorang menjadi muslim, belum tentu bahwa dia ditakdirkan sebagai muslim .................. baru kalo dia mati, kita bisa mengira bahwa dia ditakdirkan sebagai muslim ....... contoh lain .......... seseorang berjalan di pinggir jalan, bisakah anda menyatakan "dia takdirnya mati ditabrak mobil" ?, tentu tidak bisa kan ?, karena anda gak tahu masalah takdir ............. eehhh tiba-tiba ada mobil nyelonong dan dia tertabrak mati .... baru anda bisa mengatakan dia ditakdirkan mati tertabrak mobil ............ okey

amara wrote:yang ngawur otakmu.

takdir itu tentang ajalnya, matinya sebagai muslim/kafirnya, bukan tentang PILIHAN keimanannya.

Jadi bagi yang MEMILIH jadi kafir, maka takdirnya adalah mati sebagai kafir, bukan sebagai muslim.

apapun TAKDIR
sudah ditetapkan dan tertulis di bku lauk pauk

SEGOROWEDI wrote:

amara wrote:yang ngawur otakmu.

takdir itu tentang ajalnya, matinya sebagai muslim/kafirnya, bukan tentang PILIHAN keimanannya.

Jadi bagi yang MEMILIH jadi kafir, maka takdirnya adalah mati sebagai kafir, bukan sebagai muslim.

apapun TAKDIR
sudah ditetapkan dan tertulis di bku lauk pauk

Apa tuh buku lauk pauk, SEGO?

lauk pauknya pak mahfudz
  

SEGOROWEDI wrote:
lauk pauknya pak mahfudz
  

Siapa yang menyatakannya? Dalam Al Qur'an atau Hadits?

Menurut Tafsir Qurtubi, semua takdir makhluk Allah telah ditulis-Nya di Luh Mahfuz, bisa saja dihapus/ diubah oleh Allah atau Allah menetapkan sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian yang dapat mengubah takdir yang tertulis dalam Lauh Mahfuz itu hanya doa dan perbuatan baik/ usaha. Nabi Muhammad bersabda: "Tiada yang bisa mengubah takdir selain doa dan tiada yang bisa memanjangkan umur kecuali perbuatan baik".

SEGOROWEDI wrote:
Menurut Tafsir Qurtubi, semua takdir makhluk Allah telah ditulis-Nya di Luh Mahfuz, bisa saja dihapus/ diubah oleh Allah atau Allah menetapkan sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian yang dapat mengubah takdir yang tertulis dalam Lauh Mahfuz itu hanya doa dan perbuatan baik/ usaha. Nabi Muhammad bersabda: "Tiada yang bisa mengubah takdir selain doa dan tiada yang bisa memanjangkan umur kecuali perbuatan baik".

Itu kan Tafsir, ayat Al Qur'annya yang mana SEGO?

SEGOROWEDI wrote:Tiada sesuatu pun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (An Naml, 27:75)

Dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di langit dan bumi, melainkan ada tercatat  di dalam kitab yang jelas. (An-Naml 27:75/76).

Tidak ada tuh Lauh Mahfuzh, melainkan hanya kitab yang jelas, yakni Al Qur'an.

KEIMANAN (tetap muslim atau jadi kafirnya) manusia itu BUKAN takdir, bukan ketetapan Allah, tapi Allah berikan itu sebagai PILIHAN bagi manusia, yang hendak Allah uji di dunia ini.

QS 87. Al A´laa
16. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.

QS 72. Al Jin
14. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.

yang takdir itu adalah CARA MATInya, AJALnya manusia, yakni setelah memilih, lalu Allah TETAPKAN CARA MATInya, bagi yang memilih jadi kafir maka takdirnya adalah mati sebagai kafir, bagi yang memilih tetap sebagai muslim maka takdirnya adalah mati sebagai muslim.

roh manusia itu sudah ada sejak sebelum terbentuknya alam semesta,

nah Apakah roh manusia tsb sudah menentukan pilihan keimanannya sebelum terbentuk alam semesta?

ruh manusia menentukan pilihan keimanannya tersebut sebelum diberi raga, sebelum akan ditiupkan oleh malaikat jibril ke janin di setiap kandungan ibunya.

Jadi urutannya begini:

ruh-ruh manusia diciptakan oleh Allah, lalu mereka bersyahadat semua, mengakui ketuhanan Allah sebagai satu-satunya tuhan yang menciptakan segala, dan para nabi sebagai utusan Allah, dengan nabi terakhir adalah nabi Muhammad, meski ruh yang tercipta pertama adalah ruh nabi Muhammad, namun beliau Allah tetapkan sebagai nabi yang terakhir.

Lalu tepat ketika manusia akan dilahirkan ke dunia, harus diberi raga, sebelumnya ruh manusia itu ditanyakan, setelah bersyahadat semua lalu ditanya, diberi pilihan oleh Allah, yakni saat kelak akan dilahirkan ke dunia, apakah setelah dewasa akan memilih tetap menjadi muslim atau memilih menjadi kafir. Semua pilihan setiap masing-masing ruh manusia itu akan Allah kabulkan, dengan Allah tetapkan kemuadian takdir bagi setiap manusia sesuai pilihannya. Bagi yang memilih jadi kafir, takdirnya adalah matinya sebagai kafir. Bagi yang memilih tetap jadi muslim, takdirnya ditetapkan adalah mati sebagai muslim.

Lalu tepat ketika manusia akan dilahirkan ke dunia, harus diberi raga, sebelumnya ruh manusia itu ditanyakan, setelah bersyahadat semua lalu ditanya, diberi pilihan oleh Allah, yakni saat kelak akan dilahirkan ke dunia, apakah setelah dewasa akan memilih tetap menjadi muslim atau memilih menjadi kafir.

bawa kemari dalilnya, yg biru !

Bawa kemari dalilnya bahwa sebelum masuk ke raga setelah bersyahadat, Allah memberi pertanyaan: " apakah setelah dewasa mau muslim atau kafir" !

biar ga ngarang, kamu.

Mutiara wrote:KEIMANAN (tetap muslim atau jadi kafirnya) manusia itu BUKAN takdir, bukan ketetapan Allah, tapi Allah berikan itu sebagai PILIHAN bagi manusia, yang hendak Allah uji di dunia ini.

QS 87. Al A´laa
16. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.

QS 72. Al Jin
14. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.

yang takdir itu adalah CARA MATInya, AJALnya manusia, yakni setelah memilih, lalu Allah TETAPKAN CARA MATInya, bagi yang memilih jadi kafir maka takdirnya adalah mati sebagai kafir, bagi yang memilih tetap sebagai muslim maka takdirnya adalah mati sebagai muslim.

itu sudah sangat jelas, kalau mau lebih baca Quran secara menyeluruh.

Kedunghalang wrote:

SEGOROWEDI wrote:Tiada sesuatu pun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (An Naml, 27:75)

Dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di langit dan bumi, melainkan ada tercatat  di dalam kitab yang jelas. (An-Naml 27:75/76).

Tidak ada tuh Lauh Mahfuzh, melainkan hanya kitab yang jelas, yakni Al Qur'an.

yadah..
gak ada kitab lauk pauk maupun alquran
adanya 'kitab yang jelas'

Mutiara wrote:
yang takdir itu adalah CARA MATInya, AJALnya manusia, yakni setelah memilih, lalu Allah TETAPKAN CARA MATInya, bagi yang memilih jadi kafir maka takdirnya adalah mati sebagai kafir, bagi yang memilih tetap sebagai muslim maka takdirnya adalah mati sebagai muslim.

dalil?

read again!

Mutiara wrote:

Mutiara wrote:KEIMANAN (tetap muslim atau jadi kafirnya) manusia itu BUKAN takdir, bukan ketetapan Allah, tapi Allah berikan itu sebagai PILIHAN bagi manusia, yang hendak Allah uji di dunia ini.

QS 87. Al A´laa
16. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.

QS 72. Al Jin
14. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.

yang takdir itu adalah CARA MATInya, AJALnya manusia, yakni setelah memilih, lalu Allah TETAPKAN CARA MATInya, bagi yang memilih jadi kafir maka takdirnya adalah mati sebagai kafir, bagi yang memilih tetap sebagai muslim maka takdirnya adalah mati sebagai muslim.

itu sudah sangat jelas, kalau mau lebih baca Quran secara menyeluruh.

ini ho:
takdir itu adalah CARA MATInya,
dalilnya mana?

yang namanya TAKDIR itu meliputi jenis kelaminmu, lelaki atau wanita gak bisa diubah, juga cara matimu, kapan ajalmu, dll itu, tapi bukan tentang KEIMANAN (muslim atau kafirmu), kalau keimanan itu PILIHAN, dalilnya ayat itu.

think!

mutiiiara wrote:yang namanya TAKDIR itu meliputi jenis kelaminmu, lelaki atau wanita gak bisa diubah, juga cara matimu, kapan ajalmu, dll itu, tapi bukan tentang KEIMANAN (muslim atau kafirmu), kalau keimanan itu PILIHAN, dalilnya ayat itu.

think!

dalil plis!

baca tuh semua ayat dan hadis tentang apa itu takdir, bisa jadi 5 jilid buku sendiri tuh

bawa sini!