Apakah karena Surga dan Neraka

bolehlah sekiranya kita berdiskusi mengenai hal ini :

Apakah karena surga kita melakukan perintah-NYA, serta karena neraka kita menjauhi segala larangan-NYA?
dan
Apakah pengharapan akan surga dan pengharapan dijauhi neraka akan mengurangi ke-ikhlasan tindakan kita?

myxpnelyx wrote:bolehlah sekiranya kita berdiskusi mengenai hal ini :

Apakah karena surga kita melakukan perintah-NYA, serta karena neraka kita menjauhi segala larangan-NYA?
dan
Apakah pengharapan akan surga dan pengharapan dijauhi neraka akan mengurangi ke-ikhlasan tindakan kita?

BUKAN, kita melakukan perintah ALLAH, antara lain karena ;
1. kewajiban sebagai makhluk ciptaannya, sebagaimana tersirat pada ayat 51/56
2. bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada kita.

adapun masalah surga dan neraka hanyalah merupakan resiko bagi ketaatan kita dalam melaksanakan petunjuk yang tercantum dalam quran ....................... okey

tergantung sih, tergantung tingkat keimanan masing-masing orang

?[/quote]
1. kewajiban sebagai makhluk ciptaannya, sebagaimana tersirat pada ayat 51/56
2. bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada kita.

[/quote]tiada keraguan atas yang menjadi kewajiban. dan pahala adalah balasan yang setimpal (pahala tidak diharapkan tetapi balasan).

kalau masih dipandang sebagai kewajiban, maka itu belum sepenuhnya ikhlas.

Mutiara wrote:kalau masih dipandang sebagai kewajiban, maka itu belum sepenuhnya ikhlas.

jika benar demikian adanya, belum sepenuhnya ikhlas itu berdampak apa terhadap amalan yang kita lakukan?

Mutiara wrote:tergantung sih, tergantung tingkat keimanan masing-masing orang

yaaaahhhhh ....... jangan digantung-gantung atuhh ................. okey

myxpnelyx wrote:?
1. kewajiban sebagai makhluk ciptaannya, sebagaimana tersirat pada ayat 51/56
2. bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada kita.

tiada keraguan atas yang menjadi kewajiban. dan pahala adalah balasan yang setimpal (pahala tidak diharapkan tetapi balasan)

bisakah anda memahami kedua klausul di atas ? ............... okey

Mutiara wrote:kalau masih dipandang sebagai kewajiban, maka itu belum sepenuhnya ikhlas.

trus apa yang anda pahami tentang "kewajiban" di sini ? ................. pokey

myxpnelyx wrote:

Mutiara wrote:kalau masih dipandang sebagai kewajiban, maka itu belum sepenuhnya ikhlas.

jika benar demikian adanya,  belum sepenuhnya ikhlas itu berdampak apa terhadap amalan yang kita lakukan?

yah pahalanya tak sebesar kalau yang benar-benar ikhlas SEMATA-MATA hanya untuk Allah.

jadi tergantung itu tergantung nawaitunya, lalu tergantung juga seberapa keikhlasan ketulusannya.

contoh:
bersedekah, kalau sambil berharap supaya dapat balasan dunia, setelah sedekah bisa terkabul keinginannya untuk bisa naik pangkat misalnya. maka itu akan mengurangi pahala akhiratnya, karena ada bagian dari pahala itu yang jadi pengkabul keinginan duniawinya.
Berbeda dengan yang bersedah iklhas semata demi Allah, supaya dapat ridho Allah, maka selain pahala akheratnya tidak berkurang, juga pahala dunianya akan tetap dapat.
semacam itu.

masih ingat filosofi para sufi, nah mirip-mirip seperti itulah....

mereka berusaha beribadah semata hanya untuk Allah tanpa berusaha mengharapkan apapun, bahkan seandainya Allah mengehndaki mereka untuk ditempatkan di neraka pun mereka ikhlas, itu tingkat keimanan yang tertinggi, hanya mengabdi tanpa berharap apapun, justru yang seperti ini besar peluangnya untuk bisa masuk surga secara langsung dan mencapai surga yang tertinggi, berkat tingkat keimanannya yang sudah snagat tinggi.

Beribadah kepada Allah itu bukan untuk mengharapkan untuk masuk surga, tp untuk mengharapkan Rahmat-Nya Allah SWT, karena yg membuat kita masuk surga adalah karena Rahmat-Nya Allah, dan untuk menggapai Rahmat Allah hanya dua caranya : patuhi perintahnya dan jauhi larangannya, simple dalam teori namun sulit dalam pelaksanaannya, yah, semoga kita semua tergolong menjadi manusia2 yg bertaqwa....
sekian jawaban by me
  

Mutiara wrote:masih ingat filosofi para sufi, nah mirip-mirip seperti itulah....

mereka berusaha beribadah semata hanya untuk Allah tanpa berusaha mengharapkan apapun, bahkan seandainya Allah mengehndaki mereka untuk ditempatkan di neraka pun mereka ikhlas, itu tingkat keimanan yang tertinggi, hanya mengabdi tanpa berharap apapun, justru yang seperti ini besar peluangnya untuk bisa masuk surga secara langsung dan mencapai surga yang tertinggi, berkat tingkat keimanannya yang sudah snagat tinggi.

mut, anda iklas masuk neraka...?

lampu teplok wrote:Beribadah kepada Allah itu bukan untuk mengharapkan untuk masuk surga, tp untuk mengharapkan Rahmat-Nya Allah SWT, karena yg membuat kita masuk surga adalah karena Rahmat-Nya Allah, dan untuk menggapai Rahmat Allah hanya dua caranya : patuhi perintahnya dan jauhi larangannya, simple dalam teori namun sulit dalam pelaksanaannya, yah, semoga kita semua tergolong menjadi manusia2 yg bertaqwa....
sekian jawaban by me
  

maksud anda apa..? beribadah tidak mengharapkan masuk surga tp mengharapkan rahmat allah..
sementara yang membuat masuk sorga itu krn rahmat allah...

alex77 wrote:

lampu teplok wrote:Beribadah kepada Allah itu bukan untuk mengharapkan untuk masuk surga, tp untuk mengharapkan Rahmat-Nya Allah SWT, karena yg membuat kita masuk surga adalah karena Rahmat-Nya Allah, dan untuk menggapai Rahmat Allah hanya dua caranya : patuhi perintahnya dan jauhi larangannya, simple dalam teori namun sulit dalam pelaksanaannya, yah, semoga kita semua tergolong menjadi manusia2 yg bertaqwa....
sekian jawaban by me
  

maksud anda apa..? beribadah tidak mengharapkan masuk surga tp mengharapkan rahmat allah..
sementara yang membuat masuk sorga itu krn rahmat allah...

@alex77
agar tidak melebar, beberapa hal yang telah disepakati disini, antara lain :
- Surga dan neraka adalah balasan semata.
- Pandangan terhadap akan kewajiban saja, akan mengurangi keikhlasan, apalagi pengharapan akan surga dan neraka.

bagaimana kalau bentuk kewajiban itu adalah bentuk ketaatan
yang saya tangkap dari statement jagona sih begitu ....

saya pribadi : semua pendapat di forum ini benar ... memang tergantung tingkat keimanan masing2 manusianya

"Saya berkewajiban melakukan perintah Allah karena saya taat ... otomatis saya ikhlas" >>> mungkin ini maksud jagona

Saya liat kok cuma beda2 di tata bahasa saja ... intinya ya memang ikhlas ...

dijalankan karena perintah Tuhan..
tidak dijalankan karena larangan Tuhan..

yang penting diteliti..
yang merintah/melarang itu Tuhan atau setan

SEGOROWEDI wrote:
dijalankan karena perintah Tuhan..
tidak dijalankan karena larangan Tuhan..

yang penting diteliti..
yang merintah/melarang itu Tuhan atau setan

terserahlah wed ...
dah di ban kok ga waras2 juga

 

myxpnelyx wrote:

alex77 wrote:

lampu teplok wrote:Beribadah kepada Allah itu bukan untuk mengharapkan untuk masuk surga, tp untuk mengharapkan Rahmat-Nya Allah SWT, karena yg membuat kita masuk surga adalah karena Rahmat-Nya Allah, dan untuk menggapai Rahmat Allah hanya dua caranya : patuhi perintahnya dan jauhi larangannya, simple dalam teori namun sulit dalam pelaksanaannya, yah, semoga kita semua tergolong menjadi manusia2 yg bertaqwa....
sekian jawaban by me
  

maksud anda apa..? beribadah tidak mengharapkan masuk surga tp mengharapkan rahmat allah..
sementara yang membuat masuk sorga itu krn rahmat allah...

@alex77
agar tidak melebar, beberapa hal yang telah disepakati disini, antara lain :
- Surga dan neraka adalah balasan semata.
- Pandangan terhadap  akan kewajiban saja, akan mengurangi keikhlasan, apalagi pengharapan akan surga dan neraka.

kesepakatan siapa..?

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:
dijalankan karena perintah Tuhan..
tidak dijalankan karena larangan Tuhan..

yang penting diteliti..
yang merintah/melarang itu Tuhan atau setan

terserahlah wed ...
dah di ban kok ga waras2 juga

 

gak warasnya dimana, nduk?
jangan asal mangap ya!
 

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:
dijalankan karena perintah Tuhan..
tidak dijalankan karena larangan Tuhan..

yang penting diteliti..
yang merintah/melarang itu Tuhan atau setan

terserahlah wed ...
dah di ban kok ga waras2 juga

 

gak warasnya dimana, nduk?
jangan asal mangap ya!
 

Ga warasnya karena kebiasaan OOT mas
udah dikasih tau jangan suka OOT kaya laler
masih aja nyamber sana sini ...

 

Ada kisah sufi, tapi lupa hidupnya itu di jaman nabi Musa atau nabi Muhammad, pernah baca, ada seorang lelaki tua yang usianya ratusan tahun dan selalu rajin beribadah, ia merasa sedih ketika sahabatnya yang baru berusia seratus tahun tahun meninggal, ia khawatir sahabatnya itu tak bisa masuk surga karena pahalanya baru selama seratus tahun, belum selama dirinya. Lalu ia bertanya pada nabi, apakah sahabatnya itu akan masuk surga? Lalu nabi bertanya kepada Allah, dan nabi memberikan jawaban bahwa temannya itu akan masuk surga, tetapi si orang tua itu justru akan masuk neraka. Mendengar jawaban itu, si orang tua itu tersenyum. Saat ditanya nabi mengapa ia tersenyum, ia menjawab ia bahagia karena temannya masuk surga, dan ia menyatakan ikhlas jika Allah menghendaki dirinya masuk neraka, jika itu memang kehendakNya. Lalu nabi menjawab, aku diperintahkan Allah untuk menyampaikan kepadamu, bahwa keikhlasanmu itu telah membawamu ke surga, bersama temanmu kamu pun Allah tetapkan untuk masuk surga.

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:

dee-nee wrote:

SEGOROWEDI wrote:
dijalankan karena perintah Tuhan..
tidak dijalankan karena larangan Tuhan..

yang penting diteliti..
yang merintah/melarang itu Tuhan atau setan

terserahlah wed ...
dah di ban kok ga waras2 juga

 

gak warasnya dimana, nduk?
jangan asal mangap ya!
 

Ga warasnya karena kebiasaan OOT mas
udah dikasih tau jangan suka OOT kaya laler
masih aja nyamber sana sini ...

 

OOT-nya dimana, nduk?
jangan asal mangap ya!

Mutiara wrote:Ada kisah sufi, tapi lupa hidupnya itu di jaman nabi Musa atau nabi Muhammad, pernah baca, ada seorang lelaki tua yang usianya ratusan tahun dan selalu rajin beribadah, ia merasa sedih ketika sahabatnya yang baru berusia seratus tahun tahun meninggal, ia khawatir sahabatnya itu tak bisa masuk surga karena pahalanya baru selama seratus tahun, belum selama dirinya. Lalu ia bertanya pada nabi, apakah sahabatnya itu akan masuk surga? Lalu nabi bertanya kepada Allah, dan nabi memberikan jawaban bahwa temannya itu akan masuk surga, tetapi si orang tua itu justru akan masuk neraka. Mendengar jawaban itu, si orang tua itu tersenyum. Saat ditanya nabi mengapa ia tersenyum, ia menjawab ia bahagia karena temannya masuk surga, dan ia menyatakan ikhlas jika Allah menghendaki dirinya masuk neraka, jika itu memang kehendakNya. Lalu nabi menjawab, aku diperintahkan Allah untuk menyampaikan kepadamu, bahwa keikhlasanmu itu telah membawamu ke surga, bersama temanmu kamu pun Allah tetapkan untuk masuk surga.

kisah antah berantah..

alex77 wrote:

myxpnelyx wrote:

alex77 wrote:

lampu teplok wrote:Beribadah kepada Allah itu bukan untuk mengharapkan untuk masuk surga, tp untuk mengharapkan Rahmat-Nya Allah SWT, karena yg membuat kita masuk surga adalah karena Rahmat-Nya Allah, dan untuk menggapai Rahmat Allah hanya dua caranya : patuhi perintahnya dan jauhi larangannya, simple dalam teori namun sulit dalam pelaksanaannya, yah, semoga kita semua tergolong menjadi manusia2 yg bertaqwa....
sekian jawaban by me
  

maksud anda apa..? beribadah tidak mengharapkan masuk surga tp mengharapkan rahmat allah..
sementara yang membuat masuk sorga itu krn rahmat allah...

@alex77
agar tidak melebar, beberapa hal yang telah disepakati disini, antara lain :
- Surga dan neraka adalah balasan semata.
- Pandangan terhadap  akan kewajiban saja, akan mengurangi keikhlasan, apalagi pengharapan akan surga dan neraka.

kesepakatan siapa..?

kesepakatan peserta diskusi disini.
anda bisa menjadi peserta diskusi, tetapi anda harus mengemukakan pendapat anda terlebih dahulu tentang topik yang kita diskusikan ini. selanjutnya pendapat anda tersebut kita diskusikan bersama.