Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
Halaman 1 dari 1 • Share
Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
Hai teman-teman, di sini saya ingin mecoba berbagi pandangan saya tentang al-Qur'an.
Di sini saya tidak menghendaki adanya debat kusir, saya lebih menginginkan sharing pandangan dari rekan-rekan di LI. Maka dari itu izinkan saya untuk memulai pembahasan ini. Maaf kalau tulisan saya kepanjangan. Narasi yang saya pergunakan adalah narasi versi Islam. Akhir kata, selamat menikmati.
Pernahkah di antara teman-teman yang menggunakan LTE? Atau 3G? Atau, paling mudahnya, internet? Untuk yang terakhir, saya pikir semua teman-teman di sini pernah menggunakannya. Namun pernahkah di antara teman-teman berpikir bagaimana cara kerja sebuah data informasi terkirim dari tempat anda berada ke tempat yang lainnya? Apa saja hal-hal yang terjadi selama pengiriman informasi data ini berlangsung? Hal-hal apa saja yang terjadi sehingga pihak penerima benar-benar menerima informasi yang dikirim oleh sang pengirim? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, ada baiknya kita memahami perilaku dasar channel transmisi ini.
Apa itu channel transmisi?
Secara sederhana, dia bisa disebut sebagai terowongan yang menampung lalu lintas trafik data informasi. Semua data informasi melewati terowongan ini. Walaupun judulnya terowongan, tapi terowongan ini ada di mana-mana. Di alam nyata, jika saya berbicara dengan teman sebelah saya, sebetulnya suara saya yang berupa informasi ini melewati channel transmisi ini pula untuk sampai ke teman saya. Di sini, udaralah yang menjadi medium channel transmisi. Jika saya berbicara menggunakan telepon kabel dengan orang lain di seberang, suara saya pun melewati channel transmisi ini, bedanya, sekarang kabel adalah channel transmisinya. Air, udara, listrik, ruang, cahaya, semuanya bisa dijadikan sebagai channel transmisi, sebagai terowongan jalan raya untuk membawa informasi dari pengirim ke penerima.
Noise
Namun, ada satu karakteristik yang dimiliki oleh semua channel transmisi ini. Hal tersebut adalah noise. Apa itu noise? Sederhananya, dia adalah gangguan alamiah yang terjadi dalam channel transmisi ini. Di dalam terowongan ini, tabrakan, macet, keserempet, kebanjiran, atau bom meledak pun bisa saja terjadi. Noise adalah hukum alam, tidak bisa tidak, dan pasti terjadi.
Kasusnya bakal lebih ruwet lagi, jika ada sebuah mobil kebakaran di dalam terowongan, sedangkan isinya adalah semua uang hutang yang ingin dilunasi seorang pengirim kepada temannya di ujung sana. Pengirim rugi total, penunggu pun cuman bisa menunggu. Namun untungnya, semua barang yang akan masuk terowongan ini harus disulap menjadi mobil-mobil. Kemudian di ujung, mobil-mobil tadi disulap balik ke bentuk sebenarnya. Misal saya ingin mengirim kambing, si kambing bakal disulap jadi mobil-mobil, dan setelah sampai ujung, mobil-mobil ini disusun ulang, kemudian disulap lagi jadi kambing. Ini menguntungkan. Berhubung sekarang kita ada masa kapitalisme, jika ada orang yang ingin mengirim barang, barangnya tidak ditaruh di satu mobil saja. Tapi dibagi-bagi ke mobil-mobil yang lain dalam tempo tertentu. Sehingga kalau ada satu mobil kecelakaan di tengah jalan, setidaknya, rugi si pengirim tidak terlalu besar.
Namun ada satu masalah dalam terowongan ini, yaitu di ujung terowongan ini, semua mobil yang sampai sana, entah itu mobil-mobil segar bugar, atau mobil-mobil yang terseok-seok karena habis kebakaran, atau mobil-mobil yang udah ringsek tapi masih bisa jalan, semuanya, diterima di ujung terowongan apa adanya. Sehingga kalau mobil-mobil yang tidak jelas kualitasnya ini diterima di sana dan disulap balik, misal, jadi kambing, maka kambingnya bisa jadi tidak sama dengan kambing aslinya, contohnya, bulu kambingnya jadi berwarna pink. Penerima pun menerima apa adanya paket kiriman ini.
Kembali lagi ke pengiriman data melalui internet. Pada dasarnya, semua data yang dikirim melalui channel transmisi, baik itu video, gambar, atau suara, semuanya dikirim dalam bentuk '0' dan '1'. Ini kita sebut sebagai data biner. Dan data-data ini dipotong-potong dalam kontainer-kontainer kecil. Misal ada 1 juta data biner yang ingin saya kirim lewat channel transmisi, maka data-data ini saya taruh ke kontainer-kontainer. Jika satu kontainer hanya bisa menampung 100 data biner, maka saya membutuhkan 10.000 kontainer untuk mengirim semua data. Sama seperti yang saya sebut di atas, data-data ini pasti akan mengalami noise sepanjang perjalanannya. Data-data ini bakalan berubah dan ada juga yang ilang di tengah jalan. Sehingga apabila kita mengirim, 1000 1100, dan sepanjang perjalanan, noise sedang kenceng-kencengnya, data tadi bisa berubah di penerima menjadi, 1001 1000. Dalam hal ini, terjadi perubahan 2 bit data. Kejadian ini kita sebut sebagai error. Hal-hal seperti ini lumrah terjadi. Lantas, bagaimana cara menanggulangi hal ini? Ada satu mekanisme yang dikenal dengan sebutan Koreksi Error di penerima.
Mekanisme Koreksi Error
Koreksi Error ini cara kerjanya sederhana. Misal saya punya 1000 data biner yang saya kirim via channel transmisi. Tapi, setelah saya mengirim 1000 buah data biner, maka di akhir pengiriman data, saya melakukan kejutan, dengan menambahkan satu paket data tambahan yang disebut sebagai data pelindung, yang berbeda dengan 1000 buah data biner awal, tapi hakikatnya dia sama dan saling melengkapi dengan 1000 data asli tadi. Data pelindung ini punya satu kemampuan spesifik, dia bisa menunjukkan error dalam data yang dikirim, sekaligus membetulkannya. Data pelindung ini juga berisi rangkuman dari 1000 data biner awal. Besarnya data pelindung ini bervariasi, tergantung tingginya noise dari channel transmisi, dan juga, kepintaran sang penerima. Sehingga, jika noise dalam channel transmisi memiliki kemampuan merubah setiap 1 dari 100 data yang dikirim, maka bisa saya mengirimkan 1000 data biner, ditambah 100 data pelindung yang bisa membetulkan hingga 10 kesalahan yang terjadi dalam data awal. Tentu saja, ada perhitungan tersendiri untuk melakukan koreksi-koreksi semacam ini.
Sampai di sini, mungkin anda akan familiar sekali dengan klaim dari Kitab yang judulnya al-Qur'an.
Mekanisme ini bisa kita temui dalam pengiriman data via internet. 3G dan LTE adalah varian teknologi yang menggunakan Koreksi Error secara intens. Silahkan cek Viterbi, LDPC, atau Turbo code untuk varian teknologi semacam ini. Tanpa data pelindung, kita tidak akan pernah bisa melihat jelas halaman forum ini, gambar-gambar akan berantakan, tulisan-tulisan akan berubah-ubah, atau paling parahnya, error tiba-tiba ketika sedang membuka link di sini. Walau data pelindung selalu datang di akhir pengiriman, data pelindung adalah sesuatu yang harus ada dalam setiap pengiriman data. Tanpa data pelindung, kita tidak akan pernah bisa menerima informasi dengan benar.
Mekanisme Deteksi Error
Lantas bagaimana jika error sudah kejadian di jalan sedangkan data pelindung masih bakal datang jauh-jauh hari? Di dalam dunia data transmisi, ada satu mekanisme dasar untuk menanggulangi itu, mekanisme itu disebut dengan Deteksi Error. Dengan adanya Deteksi Error, setiap kontainer tahu jika di dalam kontainer tersebut mengandung error atau tidak. Bedanya, mereka tidak bisa menunjukkan di mana posisi error. Deteksi error ini bisa dilakukan manual oleh penerima. Sehingga jika ada kontainer tiba-tiba bilang, "Ada error", maka sang penerima punya pilihan,
Teknis dan Analogi
Detail teknis dan analogi bisa dirujuk pada bagian halaman ini di sini,
http://www.laskarislam.com/t7536-berbagi-pandangan-al-qur-an-logiskah-ada-kitab-yang-mengoreksi-kitab-kitab-sebelumnya#95562
Penutup
Demikan sharing pandangan dari saya. Silahkan dicucok-cucokkan dengan analogi al-Qur'an. Jika ada yang tertarik dengan hitung-hitungan dasar Koreksi Error, dengan hati akan saya beri contohnya jika mau. Pendapat, saran, dan pandangan yang lain, dengan senang hati akan saya coba elaborasikan.
Di sini saya tidak menghendaki adanya debat kusir, saya lebih menginginkan sharing pandangan dari rekan-rekan di LI. Maka dari itu izinkan saya untuk memulai pembahasan ini. Maaf kalau tulisan saya kepanjangan. Narasi yang saya pergunakan adalah narasi versi Islam. Akhir kata, selamat menikmati.
Sekarang mari kita sisihkan narasi versi Islam ini. Jika saya amati, di forum ini, tampaknya banyak juga yang menyukai hal-hal yang berupa kesains-sainsan. Kemudian dengan ilmu cucoklogi, semuanya mencoba memasang-masangkan dengan al-Qur'an. Maka di sini pun, saya akan mencoba melakukan cucoklogi.Konon, katanya dahulu, Tuhan berkehendak untuk berkomunikasi dengan ciptaan-Nya di alam semesta ini. Manusia adalah salah satu ciptaan-Nya. Dia pun mengutus para utusan ke seluruh penjuru dunia untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada para kaumnya masing-masing. Di antara mereka ada yang utusan didustakan ada juga utusan yang diikuti. Di antara mereka pun ada yang memiliki koleksi kumpulan catatan tentang utusan-utusan ini, entah berupa Firman atau kelakuan para utusan tadi. Kemudian, konon katanya, karena faktor kedengkian yang ada di antara mereka sendiri, mereka pun berselisih satu sama lain. Dan konon katanya pula, bahkan ada di antara mereka menulis sesuatu di antara kumpulan buku itu kemudian berkata "Ini dari Tuhan", padahal bukan demikian adanya. Ada juga yang menukar dan mengubah-ubah perkataan tadi dalam buku-buku tersebut, sengaja dan tidak sengaja.
Sehingga seiring berjalannya waktu, jika diamati, buah ajaran dari buku-buku tadi menjadi berbeda. Hingga muncul di suatu titik, ada sebuah Kitab yang bagaikan dari antah berantah mengklaim bahwa kitab-kitab tadi sudah mengalami perubahan-perubahan. Walau Sang Kitab membenarkan bahwa dulu pernah ada kitab-kitab yang diturunkan untuk mereka, Sang Kitab pun menunjukkan perubahan-perubahan utama mana saja dalam kitab-kitab tersebut.
Ini hal yang baru. Tidak pernah sebelumnya ada kitab suci yang mengklaim sebagai kitab koreksi. Isinya bahkan mirip-mirip dengan kitab dari salah-satu salah-dua dari kaum-kaum tersebut.
Mencontekkah Kitab ini? Jika benar Tuhan menurunkan Kitab ini, sebegitu bodohkah Dia tidak bisa menjaga kehadiran FirmanNya di dunia ini?
Pernahkah di antara teman-teman yang menggunakan LTE? Atau 3G? Atau, paling mudahnya, internet? Untuk yang terakhir, saya pikir semua teman-teman di sini pernah menggunakannya. Namun pernahkah di antara teman-teman berpikir bagaimana cara kerja sebuah data informasi terkirim dari tempat anda berada ke tempat yang lainnya? Apa saja hal-hal yang terjadi selama pengiriman informasi data ini berlangsung? Hal-hal apa saja yang terjadi sehingga pihak penerima benar-benar menerima informasi yang dikirim oleh sang pengirim? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, ada baiknya kita memahami perilaku dasar channel transmisi ini.
Apa itu channel transmisi?
Secara sederhana, dia bisa disebut sebagai terowongan yang menampung lalu lintas trafik data informasi. Semua data informasi melewati terowongan ini. Walaupun judulnya terowongan, tapi terowongan ini ada di mana-mana. Di alam nyata, jika saya berbicara dengan teman sebelah saya, sebetulnya suara saya yang berupa informasi ini melewati channel transmisi ini pula untuk sampai ke teman saya. Di sini, udaralah yang menjadi medium channel transmisi. Jika saya berbicara menggunakan telepon kabel dengan orang lain di seberang, suara saya pun melewati channel transmisi ini, bedanya, sekarang kabel adalah channel transmisinya. Air, udara, listrik, ruang, cahaya, semuanya bisa dijadikan sebagai channel transmisi, sebagai terowongan jalan raya untuk membawa informasi dari pengirim ke penerima.
Noise
Namun, ada satu karakteristik yang dimiliki oleh semua channel transmisi ini. Hal tersebut adalah noise. Apa itu noise? Sederhananya, dia adalah gangguan alamiah yang terjadi dalam channel transmisi ini. Di dalam terowongan ini, tabrakan, macet, keserempet, kebanjiran, atau bom meledak pun bisa saja terjadi. Noise adalah hukum alam, tidak bisa tidak, dan pasti terjadi.
Kasusnya bakal lebih ruwet lagi, jika ada sebuah mobil kebakaran di dalam terowongan, sedangkan isinya adalah semua uang hutang yang ingin dilunasi seorang pengirim kepada temannya di ujung sana. Pengirim rugi total, penunggu pun cuman bisa menunggu. Namun untungnya, semua barang yang akan masuk terowongan ini harus disulap menjadi mobil-mobil. Kemudian di ujung, mobil-mobil tadi disulap balik ke bentuk sebenarnya. Misal saya ingin mengirim kambing, si kambing bakal disulap jadi mobil-mobil, dan setelah sampai ujung, mobil-mobil ini disusun ulang, kemudian disulap lagi jadi kambing. Ini menguntungkan. Berhubung sekarang kita ada masa kapitalisme, jika ada orang yang ingin mengirim barang, barangnya tidak ditaruh di satu mobil saja. Tapi dibagi-bagi ke mobil-mobil yang lain dalam tempo tertentu. Sehingga kalau ada satu mobil kecelakaan di tengah jalan, setidaknya, rugi si pengirim tidak terlalu besar.
Namun ada satu masalah dalam terowongan ini, yaitu di ujung terowongan ini, semua mobil yang sampai sana, entah itu mobil-mobil segar bugar, atau mobil-mobil yang terseok-seok karena habis kebakaran, atau mobil-mobil yang udah ringsek tapi masih bisa jalan, semuanya, diterima di ujung terowongan apa adanya. Sehingga kalau mobil-mobil yang tidak jelas kualitasnya ini diterima di sana dan disulap balik, misal, jadi kambing, maka kambingnya bisa jadi tidak sama dengan kambing aslinya, contohnya, bulu kambingnya jadi berwarna pink. Penerima pun menerima apa adanya paket kiriman ini.
Kembali lagi ke pengiriman data melalui internet. Pada dasarnya, semua data yang dikirim melalui channel transmisi, baik itu video, gambar, atau suara, semuanya dikirim dalam bentuk '0' dan '1'. Ini kita sebut sebagai data biner. Dan data-data ini dipotong-potong dalam kontainer-kontainer kecil. Misal ada 1 juta data biner yang ingin saya kirim lewat channel transmisi, maka data-data ini saya taruh ke kontainer-kontainer. Jika satu kontainer hanya bisa menampung 100 data biner, maka saya membutuhkan 10.000 kontainer untuk mengirim semua data. Sama seperti yang saya sebut di atas, data-data ini pasti akan mengalami noise sepanjang perjalanannya. Data-data ini bakalan berubah dan ada juga yang ilang di tengah jalan. Sehingga apabila kita mengirim, 1000 1100, dan sepanjang perjalanan, noise sedang kenceng-kencengnya, data tadi bisa berubah di penerima menjadi, 1001 1000. Dalam hal ini, terjadi perubahan 2 bit data. Kejadian ini kita sebut sebagai error. Hal-hal seperti ini lumrah terjadi. Lantas, bagaimana cara menanggulangi hal ini? Ada satu mekanisme yang dikenal dengan sebutan Koreksi Error di penerima.
Mekanisme Koreksi Error
Koreksi Error ini cara kerjanya sederhana. Misal saya punya 1000 data biner yang saya kirim via channel transmisi. Tapi, setelah saya mengirim 1000 buah data biner, maka di akhir pengiriman data, saya melakukan kejutan, dengan menambahkan satu paket data tambahan yang disebut sebagai data pelindung, yang berbeda dengan 1000 buah data biner awal, tapi hakikatnya dia sama dan saling melengkapi dengan 1000 data asli tadi. Data pelindung ini punya satu kemampuan spesifik, dia bisa menunjukkan error dalam data yang dikirim, sekaligus membetulkannya. Data pelindung ini juga berisi rangkuman dari 1000 data biner awal. Besarnya data pelindung ini bervariasi, tergantung tingginya noise dari channel transmisi, dan juga, kepintaran sang penerima. Sehingga, jika noise dalam channel transmisi memiliki kemampuan merubah setiap 1 dari 100 data yang dikirim, maka bisa saya mengirimkan 1000 data biner, ditambah 100 data pelindung yang bisa membetulkan hingga 10 kesalahan yang terjadi dalam data awal. Tentu saja, ada perhitungan tersendiri untuk melakukan koreksi-koreksi semacam ini.
Sampai di sini, mungkin anda akan familiar sekali dengan klaim dari Kitab yang judulnya al-Qur'an.
Mekanisme ini bisa kita temui dalam pengiriman data via internet. 3G dan LTE adalah varian teknologi yang menggunakan Koreksi Error secara intens. Silahkan cek Viterbi, LDPC, atau Turbo code untuk varian teknologi semacam ini. Tanpa data pelindung, kita tidak akan pernah bisa melihat jelas halaman forum ini, gambar-gambar akan berantakan, tulisan-tulisan akan berubah-ubah, atau paling parahnya, error tiba-tiba ketika sedang membuka link di sini. Walau data pelindung selalu datang di akhir pengiriman, data pelindung adalah sesuatu yang harus ada dalam setiap pengiriman data. Tanpa data pelindung, kita tidak akan pernah bisa menerima informasi dengan benar.
Mekanisme Deteksi Error
Lantas bagaimana jika error sudah kejadian di jalan sedangkan data pelindung masih bakal datang jauh-jauh hari? Di dalam dunia data transmisi, ada satu mekanisme dasar untuk menanggulangi itu, mekanisme itu disebut dengan Deteksi Error. Dengan adanya Deteksi Error, setiap kontainer tahu jika di dalam kontainer tersebut mengandung error atau tidak. Bedanya, mereka tidak bisa menunjukkan di mana posisi error. Deteksi error ini bisa dilakukan manual oleh penerima. Sehingga jika ada kontainer tiba-tiba bilang, "Ada error", maka sang penerima punya pilihan,
Sampai di sini, Deteksi Error kemampuannya ada di bawah Koreksi Error.a. Menerima kontainer tersebut apa adanya,
b. Membuang kontainer tersebut, dan meminta pengiriman ulang,
c. Kontainernya dibiarkan karena khawatir malah membahayakan dirinya,
d. Kebingungan.
Teknis dan Analogi
Detail teknis dan analogi bisa dirujuk pada bagian halaman ini di sini,
http://www.laskarislam.com/t7536-berbagi-pandangan-al-qur-an-logiskah-ada-kitab-yang-mengoreksi-kitab-kitab-sebelumnya#95562
Penutup
Demikan sharing pandangan dari saya. Silahkan dicucok-cucokkan dengan analogi al-Qur'an. Jika ada yang tertarik dengan hitung-hitungan dasar Koreksi Error, dengan hati akan saya beri contohnya jika mau. Pendapat, saran, dan pandangan yang lain, dengan senang hati akan saya coba elaborasikan.
Terakhir diubah oleh Agaroh ha'Tsadiqim tanggal Sun Sep 01, 2013 11:08 am, total 2 kali diubah
Agaroh ha'Tsadiqim- SERSAN SATU
-
Posts : 107
Kepercayaan : Islam
Location : Bumi Tuhan di Timur
Join date : 12.08.13
Reputation : 18
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
yah bedanyah kan cuman..mesin disusun berdasarkan logika manusia sehingga bila ada hacker lebih canggih maka rusaklah sistem pelindung yang datang di kemudian hari atow bahkan pelindung itu tidak dapat bekerja..
sedangkan konteks yang kita bicarakan adalah transmisi lisan al quran..perisainyah jelas berbeda karena mesin tidak dapat bertindak di luar program yang telah ditetapkan..kamsut sayah,gagasan kreatif yang temporer tidak dimiliki mesin..
dan transmisi lisan dari kitab terdahulu jelas ada dan ada pula sekelompok orang yang kreatif dalam menjaga paket kiriman..dan untuk urusan ini pun gak perlu seabreg paket yang dilindungi..dalam hal ini sayah ambil prosesor sebagai inti yang wajib dilindungi oleh casing..bila semua perangkat didalam CPU rusak maka hal pertama yang harus diperiksa adalah prosesor..karena paberik prosesor tetap mengeluarkan standar yang sama dari jilid 1 sampe 1000..
contohnyah ;
hindu dan kristen memiliki kesamaan bahwa tuhan beravatar..
yahudi tidak mengenal avatar bagi tuhan dan konsep keesaan mereka lebih dekat dengan islam,namun perbedaan adalah prosesor yahudi hanya untuk kawasan tropis,dia tidak dapat bekerja normal di antartika..
sedangkan konteks yang kita bicarakan adalah transmisi lisan al quran..perisainyah jelas berbeda karena mesin tidak dapat bertindak di luar program yang telah ditetapkan..kamsut sayah,gagasan kreatif yang temporer tidak dimiliki mesin..
dan transmisi lisan dari kitab terdahulu jelas ada dan ada pula sekelompok orang yang kreatif dalam menjaga paket kiriman..dan untuk urusan ini pun gak perlu seabreg paket yang dilindungi..dalam hal ini sayah ambil prosesor sebagai inti yang wajib dilindungi oleh casing..bila semua perangkat didalam CPU rusak maka hal pertama yang harus diperiksa adalah prosesor..karena paberik prosesor tetap mengeluarkan standar yang sama dari jilid 1 sampe 1000..
contohnyah ;
hindu dan kristen memiliki kesamaan bahwa tuhan beravatar..
yahudi tidak mengenal avatar bagi tuhan dan konsep keesaan mereka lebih dekat dengan islam,namun perbedaan adalah prosesor yahudi hanya untuk kawasan tropis,dia tidak dapat bekerja normal di antartika..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
Terima kasih atas pandangannya mod Abu. Saya mendapatkan masukan baru. Iya, mod Abu, saya bisa memahami tentang hacker yang merusak sistem jika ada metode yang lebih baik untuk menguasai sistem yang sudah ada.
Logika mod Abu tentang Yahudi dan Avatar cukup masuk bagi saya. Karena ranah pembicaraannya tentang mesin dan prosesor. Saya bisa menerima tentang logika mod Abu tentang prosesor di daerah panas dan daerah yang tidak begitu adanya. Hal ini jadi mengingatkan saya tentang Windows 95, 98, dan lanjut sampai Windows 8. Di mata saya, Yahudi, walau masuk keluarga Windows 98, doi tetap handal. Berbeda dengan lanjutannya Windows ME, yang bagi saya, walau lebih baru, tapi ada beberapa masalah sekuriti di dalamnya.
Adapun dalam pandangan saya, walau yang ingin saya tekankan di sini bukan tentang mesin atau hacker, tapi hukum alam, bahwa Koreksi Error tidak hanya terjadi dalam dunia mesin, tapi masuk ranah logika, dalam hal ini logika manusia.
Logika mod Abu tentang Yahudi dan Avatar cukup masuk bagi saya. Karena ranah pembicaraannya tentang mesin dan prosesor. Saya bisa menerima tentang logika mod Abu tentang prosesor di daerah panas dan daerah yang tidak begitu adanya. Hal ini jadi mengingatkan saya tentang Windows 95, 98, dan lanjut sampai Windows 8. Di mata saya, Yahudi, walau masuk keluarga Windows 98, doi tetap handal. Berbeda dengan lanjutannya Windows ME, yang bagi saya, walau lebih baru, tapi ada beberapa masalah sekuriti di dalamnya.
Adapun dalam pandangan saya, walau yang ingin saya tekankan di sini bukan tentang mesin atau hacker, tapi hukum alam, bahwa Koreksi Error tidak hanya terjadi dalam dunia mesin, tapi masuk ranah logika, dalam hal ini logika manusia.
Terakhir diubah oleh Agaroh ha'Tsadiqim tanggal Sat Aug 31, 2013 11:33 am, total 1 kali diubah
Agaroh ha'Tsadiqim- SERSAN SATU
-
Posts : 107
Kepercayaan : Islam
Location : Bumi Tuhan di Timur
Join date : 12.08.13
Reputation : 18
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
lha itu..apakah logika manusia itu berbeda di tiap periode?kamsut sayah,asumsi adam adalah tahun 1,nah manusia jaman adam taun 1 - 200 itu logikanyah berbeda?sedangkan bicara logika kitab suci itu terkait dengan kebutuhan dasar/primer..Agaroh ha'Tsadiqim wrote:Terima kasih atas pandangannya mod Abu. Iya, mod Abu, saya bisa memahami tentang hacker yang merusak sistem jika ada metode yang lebih baik untuk menguasai sistem yang sudah ada.
Namun sebetulnya yang ingin saya tekankan di sini bukan tentang mesin atau hacker, tapi hukum alam, bahwa Koreksi Error tidak hanya terjadi dalam dunia mesin, tapi masuk ranah logika, dalam hal ini logika manusia.
dan logika manusia jaman nuh,taun 200-400,berbeda dengan logika sebelumnyah?
dan logika manusia jaman musa,taun 800-1000,berbeda dengan logika sebelumnyah?
dan logika manusia jaman ibrahim,taun 400-600,berbeda dengan logika sebelum dan sesudah?
membicarakan transmisi atas nama logika manusia maka gak bisa dilepaskan dari rentang waktu..
kalow fokus pengujian logika bukan berasal dari genre yang samah maka sia2lah urusan ini..membandingkan keluarga windows di aplikasi desktop uda tentu gak nyambung dengan membandingkan linux untuk macintosh..agaroh wrote:walau masuk keluarga Windows 98, doi tetap handal. Berbeda dengan lanjutannya Windows ME, yang bagi saya
sehingga dengan seabreg uraian anda di post pertama,maka sayah belum memperoleh ide anda seperti ;
bahan uji dari sistem transmisi..
kemudian..
logika transmisi diatas adalah logika satu programmer dan satu paberik..dan sedangkan dalam ilustrasi internet (3G/LTE) kita gak lepas dari berbagai koneksi error yang disebabkan oleh programmer laen (mungkin lebih tepatnyah operator)..
dan buruknyah di data pelindung ini tidak ada media untuk membandingkan kecuali..Data pelindung ini juga berisi rangkuman dari 1000 data biner awal. Besarnya data pelindung ini bervariasi, tergantung tingginya noise dari channel transmisi, dan juga, kepintaran sang penerima.
Sederhananya, dia adalah gangguan alamiah yang terjadi dalam channel transmisi ini. Di dalam terowongan ini, tabrakan, macet, keserempet, kebanjiran, atau bom meledak pun bisa saja terjadi. Noise adalah hukum alam, tidak bisa tidak, dan pasti terjadi.
pilihan2 yang dihadapi oleh pengirim diatas adalah mungkin dengan ;Deteksi error ini bisa dilakukan manual oleh penerima. Sehingga jika ada kontainer tiba-tiba bilang, "Ada error", maka sang pengirim punya pilihan,
1.kemampuan pengirim lebih rendah daripada kemampuan penerima
2.kemampuan pengirim lebih tinggi daripada kemampuan penerima
3.kemampuan pengirim sama sederajat dengankemampuan penerima
nah disini kita ada perbedaan..bahwa paket yang dikirim adalah wahyu/firman dengan muatan 1000 00011 (ide pokok)..media transmisi adalah kecerdasan manusia..Saya ingin berbagi pandangan bahwa, medium channel transmisi Firman di dunia ini adalah Kitab. Adapun Wahyu adalah sang pengirim data.
metode matriks/parity dalam hal wahyu datang belakangan..karena dalam perjalanan manusia sistem transmisi tergantung pada..Dalam dunia transmisi, data pelindung, biasa dikenal sebagai parity, memiliki kemampuan untuk menunjukkan perubahan dalam data yang dibawa dirinya sendiri, sehingga pada akhirnya, data parity tersebut menjadi murni kembali.Ada satu karakter yang pasti muncul dalam transmisi tersebut. Noise. Selalu akan ada yang namanya distorsi informasi.
gangguan uda jelas akan selalu ada selama ada proses komunikasi..entah tv/radio/surat kabar dll..sedangkan masalah di trit ini adalah "apakah isi pokok itu berubah karena noise dalam perjalanan?bugimanah itu sedangkan verifikator datang esok hari?"kepintaran sang penerima
data yang dikirim tidak mengandung pesan..11011 001100 tidak mengandung isi pokok dari 0 dan 1..karena pesan diurai dan uraian itu tidak lagi ada rahasia sedangkan pada transmisi wahyu ada rahasia2 yang tidak terbaca oleh binari kode..
contoh..
sayah berkata "jangan asah pedang di siang hari" pada orang 1..dan orang 1 menyampaikan ke 4 orang (A) kemudian A menyampaikan ke 20 orang B..maka pada generasi C (100 orang) pesan tetap berisi "jangan asah pedang di siang hari"..
bener?
sedangkan orang 1 memahami bahwa "jangan asah pedang di siang hari" adalah bermakna janganlah kamu berbuat sia2..tetapi generasi C hingga sekarang masihpantang untuk mengasah pedang di siang hari..
Terakhir diubah oleh abu hanan tanggal Sat Aug 31, 2013 11:59 am, total 1 kali diubah
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
Saya bisa sedikit memahami apa yang mod Abu pikirkan. Saya ingin berbagi pandangan bahwa, medium channel transmisi Firman di dunia ini adalah Kitab. Adapun Wahyu adalah sang pengirim data.abu hanan wrote:lha itu..apakah logika manusia itu berbeda di tiap periode?kamsut sayah,asumsi adam adalah tahun 1,nah manusia jaman adam taun 1 - 200 itu logikanyah berbeda?sedangkan bicara logika kitab suci itu terkait dengan kebutuhan dasar/primer..Agaroh ha'Tsadiqim wrote:Terima kasih atas pandangannya mod Abu. Iya, mod Abu, saya bisa memahami tentang hacker yang merusak sistem jika ada metode yang lebih baik untuk menguasai sistem yang sudah ada.
Namun sebetulnya yang ingin saya tekankan di sini bukan tentang mesin atau hacker, tapi hukum alam, bahwa Koreksi Error tidak hanya terjadi dalam dunia mesin, tapi masuk ranah logika, dalam hal ini logika manusia.
dan logika manusia jaman nuh,taun 200-400,berbeda dengan logika sebelumnyah?
dan logika manusia jaman musa,taun 800-1000,berbeda dengan logika sebelumnyah?
dan logika manusia jaman ibrahim,taun 400-600,berbeda dengan logika sebelum dan sesudah?
membicarakan transmisi atas nama logika manusia maka gak bisa dilepaskan dari rentang waktu..
Sebetulnya, yang ingin saya sampaikan di sini adalah keautentikan sebuah kitab. Ajaran dari sang pengirim Firman dalam hal ini saya asumsikan sebagai data. Pengiriman data itu bertahap. Tergantung kebutuhan sang penerimanya juga. Dan segala kebutuhan manusia akan Firman itu ditransmisikan dari zaman Adam sampai zaman Muhammad. Semuanya pada dasarnya logikanya sama, datanya sama, dan semuanya masuk ke dalam channel transmisi di dunia manusia.
Di sini, saya hanya ingin membandingkan transmisi di dunia manusia dengan transmisi di dunia data. Ada satu karakter yang pasti muncul dalam transmisi tersebut. Noise. Selalu akan ada yang namanya distorsi informasi. Begitu pula dengan kitab-kitab tersebut, seiring berjalannya waktu, noise pasti akan mengenai kitab-kitab tersebut. Maka dari itu dibutuhkan kitab yang membenarkan dan mengoreksi kitab-kitab tersebut, dalam hal ini, saya asumsikan sebagai al-Qur'an.
Apakah manuskrip al-Qur'an tidak terkena noise juga?
Ada analogi untuk hal ini. Dalam dunia transmisi, data pelindung, biasa dikenal sebagai parity, memiliki kemampuan untuk menunjukkan perubahan dalam data yang dibawa dirinya sendiri, sehingga pada akhirnya, data parity tersebut menjadi murni kembali. Kasusnya mirip seperti, ada kesalahan cetak manuskrip al-Qur'an, yang diketahui oleh salah seorang yang mengetahui sehingga kesalahan dalam manuskrip al-Qur'an bisa diperbaiki secepatnya.
Mod Abu benar dalam hal ini, logika manusia tidak terlepas dari rentang dan waktu. Dan, bagi saya, noise pun juga tidak terlepas dari rentang waktu.
Agaroh ha'Tsadiqim- SERSAN SATU
-
Posts : 107
Kepercayaan : Islam
Location : Bumi Tuhan di Timur
Join date : 12.08.13
Reputation : 18
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
tertimbun.. http://www.laskarislam.com/t7536-berbagi-pandangan-al-qur-an-logiskah-ada-kitab-yang-mengoreksi-kitab-kitab-sebelumnya#95355Agaroh ha'Tsadiqim wrote:Saya bisa sedikit memahami apa yang mod Abu pikirkan. Saya ingin berbagi pandangan bahwa, medium channel transmisi Firman di dunia ini adalah Kitab. Adapun Wahyu adalah sang pengirim data.abu hanan wrote:lha itu..apakah logika manusia itu berbeda di tiap periode?kamsut sayah,asumsi adam adalah tahun 1,nah manusia jaman adam taun 1 - 200 itu logikanyah berbeda?sedangkan bicara logika kitab suci itu terkait dengan kebutuhan dasar/primer..Agaroh ha'Tsadiqim wrote:Terima kasih atas pandangannya mod Abu. Iya, mod Abu, saya bisa memahami tentang hacker yang merusak sistem jika ada metode yang lebih baik untuk menguasai sistem yang sudah ada.
Namun sebetulnya yang ingin saya tekankan di sini bukan tentang mesin atau hacker, tapi hukum alam, bahwa Koreksi Error tidak hanya terjadi dalam dunia mesin, tapi masuk ranah logika, dalam hal ini logika manusia.
dan logika manusia jaman nuh,taun 200-400,berbeda dengan logika sebelumnyah?
dan logika manusia jaman musa,taun 800-1000,berbeda dengan logika sebelumnyah?
dan logika manusia jaman ibrahim,taun 400-600,berbeda dengan logika sebelum dan sesudah?
membicarakan transmisi atas nama logika manusia maka gak bisa dilepaskan dari rentang waktu..
Sebetulnya, yang ingin saya sampaikan di sini adalah keautentikan sebuah kitab. Ajaran dari sang pengirim Firman dalam hal ini saya asumsikan sebagai data. Pengiriman data itu bertahap. Tergantung kebutuhan sang penerimanya juga. Dan segala kebutuhan manusia akan Firman itu ditransmisikan dari zaman Adam sampai zaman Muhammad. Semuanya pada dasarnya logikanya sama, datanya sama, dan semuanya masuk ke dalam channel transmisi di dunia manusia.
Di sini, saya hanya ingin membandingkan transmisi di dunia manusia dengan transmisi di dunia data. Ada satu karakter yang pasti muncul dalam transmisi tersebut. Noise. Selalu akan ada yang namanya distorsi informasi. Begitu pula dengan kitab-kitab tersebut, seiring berjalannya waktu, noise pasti akan mengenai kitab-kitab tersebut. Maka dari itu dibutuhkan kitab yang membenarkan dan mengoreksi kitab-kitab tersebut, dalam hal ini, saya asumsikan sebagai al-Qur'an.
Apakah manuskrip al-Qur'an tidak terkena noise juga?
Ada analogi untuk hal ini. Dalam dunia transmisi, data pelindung, biasa dikenal sebagai parity, memiliki kemampuan untuk menunjukkan perubahan dalam data yang dibawa dirinya sendiri, sehingga pada akhirnya, data parity tersebut menjadi murni kembali. Kasusnya mirip seperti, ada kesalahan cetak manuskrip al-Qur'an, yang diketahui oleh salah seorang yang mengetahui sehingga kesalahan dalam manuskrip al-Qur'an bisa diperbaiki secepatnya.
Mod Abu benar dalam hal ini, logika manusia tidak terlepas dari rentang dan waktu. Dan, bagi saya, noise pun juga tidak terlepas dari rentang waktu.
kamsutnyah sayah tanggapan ada di no #4
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
makna yah kata inilah yang memegang posisi penting dalam transmisi lisan..dan itu tidak dikenal dalam dunia binary..by sayah wrote:sedangkan orang 1 memahami bahwa "jangan asah pedang di siang hari" adalah bermakna janganlah kamu berbuat sia2.
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
Baik mod Abu, mulai sekarang saya tidak akan menggunakan pembanding dengan Windows dan segala macamnya. Pembicaraan murni tentang data transmisi.abu hanan wrote:kalow fokus pengujian logika bukan berasal dari genre yang samah maka sia2lah urusan ini..membandingkan keluarga windows di aplikasi desktop uda tentu gak nyambung dengan membandingkan linux untuk macintosh..agaroh wrote:walau masuk keluarga Windows 98, doi tetap handal. Berbeda dengan lanjutannya Windows ME, yang bagi saya
sehingga dengan seabreg uraian anda di post pertama,maka sayah belum memperoleh ide anda seperti ;
bahan uji dari sistem transmisi..
Saya menyadari saya melakukan kesalahan ketik. Kalimat yang benar seharusnya: Sehingga jika ada kontainer tiba-tiba bilang, "Ada error", maka sang penerima punya pilihan, ... ... ... . Ini adalah kalimat analogi untuk orang-orang yang menerima kitab-kitab terdahulu.abu hanan wrote:
kemudian..
logika transmisi diatas adalah logika satu programmer dan satu paberik..dan sedangkan dalam ilustrasi internet (3G/LTE) kita gak lepas dari berbagai koneksi error yang disebabkan oleh programmer laen (mungkin lebih tepatnyah operator)..dan buruknyah di data pelindung ini tidak ada media untuk membandingkan kecuali..Data pelindung ini juga berisi rangkuman dari 1000 data biner awal. Besarnya data pelindung ini bervariasi, tergantung tingginya noise dari channel transmisi, dan juga, kepintaran sang penerima.
Sederhananya, dia adalah gangguan alamiah yang terjadi dalam channel transmisi ini. Di dalam terowongan ini, tabrakan, macet, keserempet, kebanjiran, atau bom meledak pun bisa saja terjadi. Noise adalah hukum alam, tidak bisa tidak, dan pasti terjadi.pilihan2 yang dihadapi oleh pengirim diatas adalah mungkin dengan ;Deteksi error ini bisa dilakukan manual oleh penerima. Sehingga jika ada kontainer tiba-tiba bilang, "Ada error", maka sang pengirim punya pilihan,
1.kemampuan pengirim lebih rendah daripada kemampuan penerima
2.kemampuan pengirim lebih tinggi daripada kemampuan penerima
3.kemampuan pengirim sama sederajat dengankemampuan penerima
Kemudian untuk kasus error karena kesalahan programmer, sejujurnya, ini di luar lingkup pembahasan Koreksi Error. Karena error yang dibahas di sini adalah error yang murni muncul terjadi di dalam channel, error alami. Tidak ada hubungan sama sekali dengan programmer.
Mod Abu benar, setelah saya pikir ulang, Firman adalah data sudah terkonversi menjadi muatan 1000 0011. Namun bagi saya, medianya tetap berupa kitab. Kecerdasan manusia adalah algoritma yang menganalisis data-data yang mereka terima, alias, kecerdasan manusia dalam menganalisis data-data tadi terjadi di sisi penerima.abu hanan wrote:nah disini kita ada perbedaan..bahwa paket yang dikirim adalah wahyu/firman dengan muatan 1000 00011 (ide pokok)..media transmisi adalah kecerdasan manusia..Saya ingin berbagi pandangan bahwa, medium channel transmisi Firman di dunia ini adalah Kitab. Adapun Wahyu adalah sang pengirim data.metode matriks/parity dalam hal wahyu datang belakangan..karena dalam perjalanan manusia sistem transmisi tergantung pada..Dalam dunia transmisi, data pelindung, biasa dikenal sebagai parity, memiliki kemampuan untuk menunjukkan perubahan dalam data yang dibawa dirinya sendiri, sehingga pada akhirnya, data parity tersebut menjadi murni kembali.Ada satu karakter yang pasti muncul dalam transmisi tersebut. Noise. Selalu akan ada yang namanya distorsi informasi.gangguan uda jelas akan selalu ada selama ada proses komunikasi..entah tv/radio/surat kabar dll..sedangkan masalah di trit ini adalah "apakah isi pokok itu berubah karena noise dalam perjalanan?bugimanah itu sedangkan verifikator datang esok hari?"kepintaran sang penerima
Mod Abu berkata, "apakah isi pokok itu berubah karena noise dalam perjalanan?bugimanah itu sedangkan verifikator datang esok hari?". Iya benar, pandangan saya tentang trit ini kira-kira begitu adanya.
Analogi yang mod Abu sampaikan bagi saya terlihat seperti multi transmisi. Alias data-data tadi melewati berbagai macam channel transmisi untuk sampai ke penerima yang berbeda-beda. Ada hal yang bernama Akumulasi Error. Tanpa data pelindung, jika sebuah error akibat noise ditransmisikan ulang ke penerima yang lain, dan penerima menerima data tersebut apa adanya tanpa melakukan Deteksi Error untuk memilah mana-mana yang baik dan buruk, besar kemungkinan error akan terakumulasi pada penerima kesekian di ujung sana. Maka dari itulah, untuk memverifikasi pemahaman generasi C atau D dan seterusnya, perlu data pelindung sebagai data uji atas pemahaman generasi-generasi tadi.abu hanan wrote:
data yang dikirim tidak mengandung pesan..11011 001100 tidak mengandung isi pokok dari 0 dan 1..karena pesan diurai dan uraian itu tidak lagi ada rahasia sedangkan pada transmisi wahyu ada rahasia2 yang tidak terbaca oleh binari kode..
contoh..
sayah berkata "jangan asah pedang di siang hari" pada orang 1..dan orang 1 menyampaikan ke 4 orang (A) kemudian A menyampaikan ke 20 orang B..maka pada generasi C (100 orang) pesan tetap berisi "jangan asah pedang di siang hari"..
bener?
sedangkan orang 1 memahami bahwa "jangan asah pedang di siang hari" adalah bermakna janganlah kamu berbuat sia2..tetapi generasi C hingga sekarang masihpantang untuk mengasah pedang di siang hari..
Dan tentu saja benar wahyu berbeda dengan data biner. Pada tulisan ini saya membandingkan perilaku transmisi wahyu pada kitab-kitab dengan transmisi data pada channel transmisi.
Agaroh ha'Tsadiqim- SERSAN SATU
-
Posts : 107
Kepercayaan : Islam
Location : Bumi Tuhan di Timur
Join date : 12.08.13
Reputation : 18
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
baiklah..mengafa sayah melibatkan programmer lain?karena anda memberi contoh bahwa padamnyah listrik/kabel terbakar dapat menyebabkan koneksi error..sedangkan itu semua adalah pihak alien (di luar kendali/sistem transmisi)..Karena error yang dibahas di sini adalah error yang murni muncul terjadi di dalam channel, error alami. Tidak ada hubungan sama sekali dengan programmer.
untuk itu sayah ingin bertanya ;agaroh wrote:
Di dalam terowongan ini, tabrakan, macet, keserempet, kebanjiran, atau bom meledak pun bisa saja terjadi. Noise adalah hukum alam, tidak bisa tidak, dan pasti terjadi.
bugimanah konteks hukum alam yang bisa dijelaskan dalam kerangka/terowongan sistem ..dalam hal ini sayah berpikir itu adalah gangguan internal seperti terburu input/klik semua panel tanpa tau fungsi masing2 panel..sayah butuh kejelasan batasan yang anda gunakan karena
Karena error yang dibahas di sini adalah error yang murni muncul terjadi di dalam channel, error alami.
ini tidak bisa lepas dari efek pihak alien..
medianya tetap berupa kitab. Kecerdasan manusia adalah algoritma yang menganalisis data-data yang mereka terima
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
Terima kasih mod Abu atas pandangannya. Untuk menjawab pertanyaan mod Abu, berikut akan saya berikan detail pandangan saya tentang hal ini. Silahkan merujuk pada diagram di bawah ini.abu hanan wrote:baiklah..mengafa sayah melibatkan programmer lain?karena anda memberi contoh bahwa padamnyah listrik/kabel terbakar dapat menyebabkan koneksi error..sedangkan itu semua adalah pihak alien (di luar kendali/sistem transmisi)..Karena error yang dibahas di sini adalah error yang murni muncul terjadi di dalam channel, error alami. Tidak ada hubungan sama sekali dengan programmer.untuk itu sayah ingin bertanya ;agaroh wrote:
Di dalam terowongan ini, tabrakan, macet, keserempet, kebanjiran, atau bom meledak pun bisa saja terjadi. Noise adalah hukum alam, tidak bisa tidak, dan pasti terjadi.
bugimanah konteks hukum alam yang bisa dijelaskan dalam kerangka/terowongan sistem ..dalam hal ini sayah berpikir itu adalah gangguan internal seperti terburu input/klik semua panel tanpa tau fungsi masing2 panel..sayah butuh kejelasan batasan yang anda gunakan karenaKarena error yang dibahas di sini adalah error yang murni muncul terjadi di dalam channel, error alami.ini tidak bisa lepas dari efek pihak alien..
medianya tetap berupa kitab. Kecerdasan manusia adalah algoritma yang menganalisis data-data yang mereka terima
Analogi
Dalam analogi ini, saya menganalogikan data-data awal (message) sebagai Kitab-kitab terdahulu, dan data pelindung (parity) sebagai al-Qur'an. Pengirim sebagai Tuhan, penerima sebagai manusia. Message tadi bukanlah Firman dalam bentuk sesungguhnya, tapi proyeksi dari Firman ke dalam makna-makna yang bisa diterima di dunia sang penerima. Saya orang yang berpendapat Firman bersama dengan Tuhan.
Analogi kasus 1 adalah kasus di mana Tuhan tidak memberikan Deteksi Error susupan pada kitab-kitab terdahulu. Kasus 2 adalah kasus di mana Tuhan memberikan Deteksi Error susupan sederhana pada kitab-kitab terdahulu. Kasus 3 adalah al-Qur'an datang sebagai kitab verifikator kitab-kitab terdahulu. Apa analogi Deteksi Error pada kitab-kitab terdahulu? Analogi Deteksi Error akan dijelaskan pada bagian akhir penjelasan di sini.
Dari sudut pandang data transmisi, channel transmisi di sini adalah media, dalam hal ini alam. Setiap data yang dilepas ke udara, ke kabel, ke cahaya, ke air, si data akan lepas dari campur tangan langsung sang pengirim, karena si data bukan ada di dalam mesin lagi. Satu-satunya cara si data bisa survive di alam ini, si data perlu diperlengkapi kecerdasan susupan. Ada dua pilihan di sini, Deteksi Error dan Koreksi Error, yang mana kemampuan Deteksi Error < Koreksi Error. Setelah si data sampai di penerima, penerima ini punya yang namanya alat yang disebut algoritma, yang sudah diberi oleh pengirim.
Bisa dibilang, sang pengirim dan penerima sebelumnya sudah sama-sama janjian, agar penerima selalu memakai algoritma tersebut jika menerima data apapun juga. Maka, tugas penerima-lah untuk memproses setiap data yang dia terima. Semua penerima memiliki algoritma ini, hanya saja, agar algoritma bisa berjalan, perlu yang namanya mesin. Dan setiap penerima punya mesin (otak) dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Ada mesin yang memproses algoritma ini dengan cepat, ada juga yang lambat. Namun jika algoritma ini dipakai oleh mesin tadi, cepat atau lambat, hasil analisis si data pasti akan ketahuan. Namun semuanya terserah sang penerima, mau menggunakan algoritma dan menganalisis hasilnya kemudian mengambil tindakan, atau, tidak menggunakan algoritma tadi sama sekali.
Error di sini sebenarnya bukan berarti karena listrik atau kebakaran. Itu hanyalah analogi penjelasan tentang bagaimana data dikirim di dalam channel transmisi. Namun error di sini lebih akibat perubahan data atau hilangnya data karena noise di dalam channel transmisi. Noise di dalam channel transmisi ini murni berasal dari dalam channel, alias internal faktor. Alasannya bisa macam-macam. Salah satunya karena channel transmisi itu sendiri juga tersusun dari partikel-partikel, sama seperti data-data yang numpang lewat di partikel-partikel channel transmisi. Sedangkan dinamika interaksi antar partikel itu selalu ada.
Sebelumnya saya mendefiniskan channel transmisi sebagai kitab. Namun sampai di sini, saya juga merasa kurang bijak hanya menganalogikan channel transmisi dengan kitab-kitab saja. Karena ada satu faktor yang membuat data bisa bergerak di dalam channel transmisi, yaitu sinyal kurir (carrier signal). Setiap data mendompleng ke atas sinyal kurir. Tanpa itu data tidak bisa bergerak di dalam channel transmisi. Dalam hal analogi di atas, sinyal kurir ini adalah mobil-mobil di dalam terowongan tadi. Dalam analogi Firman, sinyal kurir ini adalah kitab-kitab tadi. Sebab, manusia juga ikut berperan di sana. Kitab-kitab, manusia, pemikiran, bumi, langit, semuanya adalah partikel-partikel dalam channel transmisi. Dengan ini, saya mendefinisikan ulang channel transmisi adalah alam semesta. Di sini, distorsi terhadap data, terjadi secara internal, di dalam channel transmisi itu sendiri, sama seperti analogi distorsi terhadap Wahyu, terjadi secara internal, di dalam alam semesta itu sendiri.
Contoh Sederhana Deteksi Error
Saya ingin mengirim data [1, 2, 3, 4, 5, 6, 7]. Kemudian di akhir data ini, saya menyusupi data tambahan, yaitu [28] yang tidak lain dan tidak bukan adalah 1+2+3+4+5+6+7. Kemudian saya pun mengirim data ini melalui channel transmisi [1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 28]. Awalnya semua penerima pun menerima data ini dengan baik. Sang penerima pun saling mengirim data ini ke penerima-penerima yang lain. Seiring berjalannya waktu, noise pun mulai mengenai data-data ini, akhirnya ada penerima yang menerima data sebagai berikut [1, 2, 3, 4, 7, 6, 7, 26]. Salah satu penerima, ada yang berinisiatif melakukan pengecekan ulang, dengan menjumlahkan 1+2+3+4+7+6+7, dan dia mendapatkan hasil, 30. Sedangkan 30 tidak sama dengan 26. Ada kontradiksi di sini. Di sini sang penerima tahu, bahwa ada yang tidak beres dengan kontainer ini, karena ada kontradiksi di dalamnya. Tapi sang penerima tidak tahu di mana error berada. Maka dari itu, kembali lagi kepada sang penerima, dia memiliki pilihan terhadap kontainer tadi,
Jika sang penerima meminta pengiriman ulang kontainer tersebut dan kontainer backup tidak kunjung data, memang kondisi jadi agak runyam. Walau begitu, sebenarnya sang penerima tidak perlu berkecil hati. Karena kontainer yang dia terima tidak hanya satu. Ada banyak ribuan kontainer lain yang jika dicek, kontainer-kontainer tersebut masih bebas noise, alias tanpa error. Sesederhana itu.a. Menerima kontainer tersebut apa adanya,
b. Membuang kontainer tersebut, dan meminta pengiriman ulang,
c. Kontainernya dibiarkan karena khawatir malah membahayakan dirinya,
d. Kebingungan.
Namun lain cerita untuk Koreksi Error. Perumpamaan di atas adalah perumpamaan bagi orang-orang yang belum menerima kitab verifikator paling akhir dari kitab-kitab sebelumnya. Sedangkan Koreksi Error dibutuhkan ketika noise sudah terlalu tinggi dan error merebak di mana-mana. Algoritma Koreksi Error ini pun, tingkat kesulitan dan kekompleksan algoritmanya untuk memproses data pelindung (parity), membutuhkan resource yang jauh lebih banyak daripada sekedar mengecek tambah-tambahan. Alias, prosesor untuk mengecek dan membetulkan error (Koreksi Error) itu spesifikasinya kudu lebih tinggi dibanding prosesor untuk Deteksi Error. Banyak teorema-teorema aneh dan hitung-hitungan sulit di sana. Analogi untuk hal ini adalah, al-Qur'an diturunkan di akhir zaman, di mana kepintaran manusia sudah dirasa cukup untuk menelaah beragam kitab yang ada di zaman itu dengan berbagai sumber dan kemampuan manusia di zaman itu.
Koreksi Bertahap
Ada satu hal yang menarik dari Koreksi Error ini. Koreksi Error tingkat tinggi yang sekarang dipergunakan di LTE/3G, mereka punya satu kesamaan unik, yaitu koreksi error terjadi secara bertahap. Metode ini dikenal sebagai metode iterasi, alias hitung berulang. Setiap data yang diterima di penerima akan dikoreksi dengan hitungan bertahap. Prosesnya bisa diamati sebagai berikut.
Sampai di sini, perhitungan Koreksi Error sendiri di tahap 5 itu rumit, dan pembetulan error pada data message pun bertahap waktu demi waktu. Namun, ada satu karakteristik yang pasti dari proses ini. Jika parity yang dikirim memiliki kecerdasan yang kuat, suatu saat, entah itu iterasinya butuh 100 kali atau 1000 kali perhitungan ulang di tahap 5, error-error pada data message tadi suatu saat akan hilang semua dan terkoreksi semua. Seperti itulah kira-kira sekelumit proses dari LTE/3G pada bagian Koreksi Error.1. Penerima menerima data.
2. Data dicek keabsahannya.
3. Parity menghitung data message dan membandingkan hasilnya dengan informasi yang dipunyai diri parity sendiri.
4. Jika informasi sesuai alias absah, data dianggap tidak bermasalah. Jika informasi tidak sesuai alias tidak absah, maka algoritma akan melakukan tahap 5.
5. Parity akan melakukan hitungan ulang menyeluruh dari Message dan dirinya sendiri Parity, mencari error yang kelihatan, kemudian membetulkannya.
6. Kembali ke tahap 2.
Bagi saya, analogi pada kitab-kitab pun begitu. Al-Qur'an sebagai parity dari kitab-kitab terdahulu, melakukan tahap 5 secara bertahap. Al-Qur'an mengoreksi error pada kitab-kitab terdahulu secara bertahap. Mungkin sekarang kita bisa berkata ini itu yang salah dalam kitab-kitab terdahulu, tapi ada juga bagian dari kitab-kitab terdahulu yang kita masih bungkam dan tidak tahu salahnya di mana. Karena proses pada tahap 5 itu bertahap. Dan saya pribadi meyakini, semoga keyakinan saya tidak salah, bahwa kelak, mendekati hari kiamat, al-Qur'an akan membetulkan dan mengoreksi semua error pada kitab-kitab tersebut secara tuntas sehingga tidak ada satupun bagian yang teralpakan dari kitab-kitab tersebut.
Sekian pandangan pribadi dari saya. Jika ada pandangan atau masukan lain tentang penjelasan saya, dengan senang hati akan saya coba elaborasikan.
Agaroh ha'Tsadiqim- SERSAN SATU
-
Posts : 107
Kepercayaan : Islam
Location : Bumi Tuhan di Timur
Join date : 12.08.13
Reputation : 18
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
ini masih susah sayah terima..karena sayah melihat bahwa IDE/gagasan di setiap pesan/kitab itu sama..Dalam analogi ini, saya menganalogikan data-data awal (message) sebagai Kitab-kitab terdahulu, dan data pelindung (parity) sebagai al-Qur'an. Pengirim sebagai Tuhan, penerima sebagai manusia. Message tadi bukanlah Firman dalam bentuk sesungguhnya, tapi proyeksi dari Firman ke dalam makna-makna yang bisa diterima di dunia sang penerima. Saya orang yang berpendapat Firman bersama dengan Tuhan.
ilustrasinyah ada di "asah pedang"..meskipun secara teks,sebuah kitab masih bisa dikatakan tidak terdistorsi tetapi makna secara lisan dapat berubah..sehingga parity dalam pandangan sayah adalah juga berada di lokasi yang samah dengan kitab yang dikamsut..
dan itulah yang sayah katakan bahwa peran alien di luar saluran transmisi itu cukup penting..Sebab, manusia juga ikut berperan di sana. Kitab-kitab, manusia, pemikiran, bumi, langit, semuanya adalah partikel-partikel dalam channel transmisi. Dengan ini, saya mendefinisikan ulang channel transmisi adalah alam semesta.
kasus 1..Analogi kasus 1 adalah kasus di mana Tuhan tidak memberikan Deteksi Error susupan pada kitab-kitab terdahulu. Kasus 2 adalah kasus di mana Tuhan memberikan Deteksi Error susupan sederhana pada kitab-kitab terdahulu. Kasus 3 adalah al-Qur'an datang sebagai kitab verifikator kitab-kitab terdahulu. Apa analogi Deteksi Error pada kitab-kitab terdahulu? Analogi Deteksi Error akan dijelaskan pada bagian akhir penjelasan di sini.
tuhan memberikan deteksi error untuk tiap data yang diterima oleh stasiun penerima..bahwa kitab tidak diturunkan tanpa penjelas/tafsir..para penjelas inilah yang berfungsi sebagai detektor..ketika teks dibaca dan diterima tanpa data pelengkap atow sebaliknyah maka ;
dalam situasi ;1. Penerima menerima data.
2. Data dicek keabsahannya.
3. Parity menghitung data message dan membandingkan hasilnya dengan informasi yang dipunyai diri parity sendiri.
4. Jika informasi sesuai alias absah, data dianggap tidak bermasalah. Jika informasi tidak sesuai alias tidak absah, maka algoritma akan melakukan tahap 5.
5. Parity akan melakukan hitungan ulang menyeluruh dari Message dan dirinya sendiri Parity, mencari error yang kelihatan, kemudian membetulkannya.
6. Kembali ke tahap 2.
alias berhenti mencari..dan berjalan tanpa meneruskan algoritma..
a. Menerima kontainer tersebut apa adanya,
b. Membuang kontainer tersebut, dan meminta pengiriman ulang,
c. Kontainernya dibiarkan karena khawatir malah membahayakan dirinya,
d. Kebingungan.
kasus 2..
Tuhan memberikan Deteksi Error susupan sederhana pada kitab-kitab terdahulu.=>disinilah peran para penjelas/data tambahan..data ini dikirimkan bersamaan dengan data utama..ibarat mikroba,para penjelas ini terus berkembang biak dan komposisi data tambahan bisa berubah tergantung dari situasi bugimanah turunan mikroba beradaptasi dengan alam sekitar..
dalam kasus ini,ada kemungkinan ;
data tambahan mengalami kerusakan atow data utama mengalami kerusakan karena polusi ekosistem..
dengan alur logika seperti uraian anda diatas dan keputusan logika pada 4 stasiun..
kasus 3
Kasus 3 adalah al-Qur'an datang sebagai kitab verifikator kitab-kitab terdahulu => bahan verifikasi adalah ide atow teks..dalam hal ini tentu ada tambahan variabel yang dibutuhkan untuk menempatkan antara ide dan teks,data mana yang dijadikan data utama..
abu hanan- GLOBAL MODERATOR
-
Age : 90
Posts : 7999
Kepercayaan : Islam
Location : soerabaia
Join date : 06.10.11
Reputation : 224
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
Terima kasih atas pandangannya mod Abu. Dalam analogi parity dan al-Qur'an, ada alasan mengapa saya mengambil analogi seperti itu. Dalam pandangan saya, parity adalah bagian paling akhir dari sekian banyak runtutan transmisi panjang. Parity pada dasarnya memiliki ide dan gagasan yang sama dengan data Message, namun kedua data ini beda isi dan bentukan. Alias, wajah mereka berbeda, tetapi pada hakikatnya hati mereka satu dan saling melengkapi. Inilah mengapa saya mengambil ilustrasi kitab-kitab terdahulu dan al-Qur'an sebagai data Message dan Parity. Jika hanya berfokus pada teks, bahasa, kata-kata, kisah-kisah dalam kitab-kitab tadi bisa saja berbeda, namun pada dasarnya ide mereka satu.abu hanan wrote:ini masih susah sayah terima..karena sayah melihat bahwa IDE/gagasan di setiap pesan/kitab itu sama..Dalam analogi ini, saya menganalogikan data-data awal (message) sebagai Kitab-kitab terdahulu, dan data pelindung (parity) sebagai al-Qur'an. Pengirim sebagai Tuhan, penerima sebagai manusia. Message tadi bukanlah Firman dalam bentuk sesungguhnya, tapi proyeksi dari Firman ke dalam makna-makna yang bisa diterima di dunia sang penerima. Saya orang yang berpendapat Firman bersama dengan Tuhan.
ilustrasinyah ada di "asah pedang"..meskipun secara teks,sebuah kitab masih bisa dikatakan tidak terdistorsi tetapi makna secara lisan dapat berubah..sehingga parity dalam pandangan sayah adalah juga berada di lokasi yang samah dengan kitab yang dikamsut..
Dalam dunia transmisi, transmisi semacam ini biasanya terbagi dua macam, lossy dan lossless.
Lossy artinya, kita masih bisa memanfaatkan data message dengan memfilter data tersebut seperlunya, yang mana peran parity bisa jadi tidak dibutuhkan sama sekali. Dalam transmisi ini, deteksi error sederhana bisa disertakan di dalamnya, tanpa perlu parity aka koreksi error. Dalam transmisi lossy pun, jika penerima mau, penerima bisa mendeteksi mana paket-paket yang mengandung error (error di sini dalam artian perubahan data), sehingga data bisa difilter. Lossy biasa dipergunakan untuk transmisi multimedia.
Namun masalah akan berubah jadi runyam, jika noise semakin lama semakin tinggi dan penerima memerlukan data seakurat mungkin. Di sini transmisi lossless bisa dilakukan. Jika sudah seperti ini kasusnya, parity mau tidak mau harus dikirim untuk pengoreksian data seakurat mungkin.
Maka dari itulah, jika merujuk pada bahasan mod Abu tentang tafsiran dari kitab-kitab terdahulu yang juga perlu disertakan pada kitab-kitab tersebut, saya pribadi menganggap hal tersebut perlu. Di zaman ketika al-Qur'an belum turun, bagi saya pribadi, deteksi error sudah cukup untuk menggantikan parity. Dengan deteksi error, orang-orang yang hidup di zaman ketika kitab-kitab tersebut ditafsirkan berbeda atau memang mengalami perbedaan teks, secara teori mereka sudah bisa memfilter pemahaman-pemahaman mana yang mendekati dengan Message asli dan yang bukan. Karena deteksi error itu sederhana, sedangkan memproses parity itu susah.
Bagi saya pribadi, kasus 1 adalah kasus paling kebangetan di mana Tuhan tidak memperdulikan manusia. Karena pada kasus 1 tidak ada deteksi error, juga tidak ada koreksi error. Adapun anologi yang diberikan mod Abu tentang para penafsir, saya bisa menerimanya. Namun, bagi saya pribadi, analogi mod Abu akan sangat pas diberikan untuk kasus 2, di mana pada kasus 2 deteksi error ada bersama data-data Message yang terkirim.abu hanan wrote:dan itulah yang sayah katakan bahwa peran alien di luar saluran transmisi itu cukup penting..Sebab, manusia juga ikut berperan di sana. Kitab-kitab, manusia, pemikiran, bumi, langit, semuanya adalah partikel-partikel dalam channel transmisi. Dengan ini, saya mendefinisikan ulang channel transmisi adalah alam semesta.kasus 1..Analogi kasus 1 adalah kasus di mana Tuhan tidak memberikan Deteksi Error susupan pada kitab-kitab terdahulu. Kasus 2 adalah kasus di mana Tuhan memberikan Deteksi Error susupan sederhana pada kitab-kitab terdahulu. Kasus 3 adalah al-Qur'an datang sebagai kitab verifikator kitab-kitab terdahulu. Apa analogi Deteksi Error pada kitab-kitab terdahulu? Analogi Deteksi Error akan dijelaskan pada bagian akhir penjelasan di sini.
tuhan memberikan deteksi error untuk tiap data yang diterima oleh stasiun penerima..bahwa kitab tidak diturunkan tanpa penjelas/tafsir..para penjelas inilah yang berfungsi sebagai detektor..ketika teks dibaca dan diterima tanpa data pelengkap atow sebaliknyah maka ;dalam situasi ;1. Penerima menerima data.
2. Data dicek keabsahannya.
3. Parity menghitung data message dan membandingkan hasilnya dengan informasi yang dipunyai diri parity sendiri.
4. Jika informasi sesuai alias absah, data dianggap tidak bermasalah. Jika informasi tidak sesuai alias tidak absah, maka algoritma akan melakukan tahap 5.
5. Parity akan melakukan hitungan ulang menyeluruh dari Message dan dirinya sendiri Parity, mencari error yang kelihatan, kemudian membetulkannya.
6. Kembali ke tahap 2.alias berhenti mencari..dan berjalan tanpa meneruskan algoritma..
a. Menerima kontainer tersebut apa adanya,
b. Membuang kontainer tersebut, dan meminta pengiriman ulang,
c. Kontainernya dibiarkan karena khawatir malah membahayakan dirinya,
d. Kebingungan.
kasus 2..
Tuhan memberikan Deteksi Error susupan sederhana pada kitab-kitab terdahulu.=>disinilah peran para penjelas/data tambahan..data ini dikirimkan bersamaan dengan data utama..ibarat mikroba,para penjelas ini terus berkembang biak dan komposisi data tambahan bisa berubah tergantung dari situasi bugimanah turunan mikroba beradaptasi dengan alam sekitar..
dalam kasus ini,ada kemungkinan ;
data tambahan mengalami kerusakan atow data utama mengalami kerusakan karena polusi ekosistem..
dengan alur logika seperti uraian anda diatas dan keputusan logika pada 4 stasiun..
kasus 3
Kasus 3 adalah al-Qur'an datang sebagai kitab verifikator kitab-kitab terdahulu => bahan verifikasi adalah ide atow teks..dalam hal ini tentu ada tambahan variabel yang dibutuhkan untuk menempatkan antara ide dan teks,data mana yang dijadikan data utama..
Adapun proses iterasi berikut,
bagi saya pribadi, proses ini hanya bisa dijalankan jika parity ada. Karena proses koreksi berulang ini tidak bisa dijalankan tanpa parity. Adapun analogi mod Abu untuk kasus 2 dan kasus 3, saya juga kira-kira memiliki pandangan seperti itu, di mana al-Qur'an bagi saya merupakan kitab yang memberikan petunjuk garis besar data-data mana saja yang berlu dijadikan pertimbangan utama. Dari data-data tersebut, al-Qur'an membiarkan penerima memproses semua data yang ada baik dari al-Qur'an maupun kitab-kitab terdahulu untuk mendapatkan gambaran sedekat mungkin dengan data asli yang dikirim oleh Sang Pengirim.1. Penerima menerima data.
2. Data dicek keabsahannya.
3. Parity menghitung data message dan membandingkan hasilnya dengan informasi yang dipunyai diri parity sendiri.
4. Jika informasi sesuai alias absah, data dianggap tidak bermasalah. Jika informasi tidak sesuai alias tidak absah, maka algoritma akan melakukan tahap 5.
5. Parity akan melakukan hitungan ulang menyeluruh dari Message dan dirinya sendiri Parity, mencari error yang kelihatan, kemudian membetulkannya.
6. Kembali ke tahap 2.
Agaroh ha'Tsadiqim- SERSAN SATU
-
Posts : 107
Kepercayaan : Islam
Location : Bumi Tuhan di Timur
Join date : 12.08.13
Reputation : 18
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
yang logis ini:
kitab plagiasi kitab-kitab sebelumnya
kitab plagiasi kitab-kitab sebelumnya
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
Hai agan Segorowedi.SEGOROWEDI wrote:yang logis ini:
kitab plagiasi kitab-kitab sebelumnya
Iya, memang betul, bisa jadi al-Qur'an adalah kitab plagiasi dari kitab-kitab sebelumnya.
Atau, kalau misalnya dianologikan lagi, jika kitab-kitab sebelumnya adalah kitab-kitab dongeng, maka al-Qur'an adalah fan page dari kitab-kitab dongeng sebelumnya, dengan beberapa twist yang tidak pernah terduga sebelumnya, seperti misalnya, Yesus yang ternyata bukan anak Tuhan. Sampai di sini, bisa jadi al-Qur'an lebih menarik diikuti, karena jalan cerita yang lain, dan lebih ringkas. Namun ini bakal jadi masalah, karena jika sampai pada pemikiran seperti ini, plagiat bukan definisi yang tepat, akan tetapi al-Qur'an akan terdefinisikan sebagai kitab dongeng rangkuman dari kitab-kitab dongeng sebelumnya dengan jalan cerita dan ending yang mengejutkan.
Atau, jika kitab-kitab sebelumnya didefinisikan sebagai dua buku dari lord of the ring, maka al-Qur'an bisa didefinisikan sebagai novel ketiganya, the Return of the King-nya lord of the ring. Isi mirip-mirip, tapi jalan cerita agak berbeda.
Dari uraian saya di atas, saya pribadi melihat analogi parity dan al-Qur'an adalah definisi paling natural tentang kitab ini. Jika agan Segorowedi punya pandangan berbalik tentang kesalahan analogi parity dan al-Qur'an secara point-per-point, dengan senang hati akan saya coba amati.
Agaroh ha'Tsadiqim- SERSAN SATU
-
Posts : 107
Kepercayaan : Islam
Location : Bumi Tuhan di Timur
Join date : 12.08.13
Reputation : 18
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
plagiator gak paham 'Anak Allah' sebagai kiasan..Agaroh ha'Tsadiqim wrote:
Atau, kalau misalnya dianologikan lagi, jika kitab-kitab sebelumnya adalah kitab-kitab dongeng, maka al-Qur'an adalah fan page dari kitab-kitab dongeng sebelumnya, dengan beberapa twist yang tidak pernah terduga sebelumnya, seperti misalnya, Yesus yang ternyata bukan anak Tuhan. Sampai di sini, bisa jadi al-Qur'an lebih menarik diikuti, karena jalan cerita yang lain, dan lebih ringkas. Namun ini bakal jadi masalah, karena jika sampai pada pemikiran seperti ini, plagiat bukan definisi yang tepat, akan tetapi al-Qur'an akan terdefinisikan sebagai kitab dongeng rangkuman dari kitab-kitab dongeng sebelumnya dengan jalan cerita dan ending yang mengejutkan..
maka langsung dipahami anak biologis sehingga bikin ayat: allah tidak beranak karena tidak punya isteri..
merangkum (secara tanpa juntrungan)-pun tetep plagiat, karena tidak merujuk sumber (alkitab)
melainkan malah mengaku hasil diktean jiril..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
Hai agan Segorowedi, terima kasih atas sharing pandangannya, walau tidak menjawab pertanyaan mendasar saya tentang natur dan perilaku parity yang mirip dengan al-Qur'an.SEGOROWEDI wrote:plagiator gak paham 'Anak Allah' sebagai kiasan..Agaroh ha'Tsadiqim wrote:
Atau, kalau misalnya dianologikan lagi, jika kitab-kitab sebelumnya adalah kitab-kitab dongeng, maka al-Qur'an adalah fan page dari kitab-kitab dongeng sebelumnya, dengan beberapa twist yang tidak pernah terduga sebelumnya, seperti misalnya, Yesus yang ternyata bukan anak Tuhan. Sampai di sini, bisa jadi al-Qur'an lebih menarik diikuti, karena jalan cerita yang lain, dan lebih ringkas. Namun ini bakal jadi masalah, karena jika sampai pada pemikiran seperti ini, plagiat bukan definisi yang tepat, akan tetapi al-Qur'an akan terdefinisikan sebagai kitab dongeng rangkuman dari kitab-kitab dongeng sebelumnya dengan jalan cerita dan ending yang mengejutkan..
maka langsung dipahami anak biologis sehingga bikin ayat: allah tidak beranak karena tidak punya isteri..
merangkum (secara tanpa juntrungan)-pun tetep plagiat, karena tidak merujuk sumber (alkitab)
melainkan malah mengaku hasil diktean jiril..
Memang jika kita melihat sekilas klaim al-Qur'an bahwa Tuhan tidak beranak karena tidak memiliki istri, hal ini bisa jadi memberikan rasa tersendiri bagi pembaca Kristiani bahwa al-Qur'an salah paham tentang sifat ketuhanan Yesus, di mana dalam pemahaman Kristiani Yesus bukanlah memiliki hubungan biologis dengan Tuhan Bapa, namun sebagai pemahaman bahwa Yesus adalah memiliki sifat keTuhanan.
Namun, ada satu hal yang lewat di sini. Mari kita simak ayat berikut.
Sampai di sini, klaim bahwa Tuhan tidak memiliki istri, jika agan Segorowedi jeli dan tidak keburu ge-er tentang ayat ini, seharusnya bisa memahami bahwa ayat ini tidak berbicara tentang Yesus sebagai anak Allah. Tapi lebih kepada praktik populer, terutama di daerah Yunani dan Asia Timur, bahwa Tuhan memiliki istri dan berketurunan sehingga ada anak laki-laki dan perempuan. Kaum-kaum inilah yang ditentang dalam ayat ini.al-Qur'an 6:100-101 wrote:
وجعلوا لله شركاء الجن وخلقهم وخرقوا له بنين وبنات بغير علم سبحانه وتعالى عما يصفون
بديع السماوات والأرض أنى يكون له ولد ولم تكن له صاحبة وخلق كل شيء وهو بكل شيء عليم
Ayat di atas berbicara tentang perkataan orang-orang musyrik bahwa Tuhan memililki anak laki-laki dan perempuan. Sehingga ayat bantahan selanjutnya tentang Tuhan yang tidak memiliki istri pun muncul.
Saya bisa memahami perasaan agan Segorowedi terhadap kegamangan bahwa al-Qur'an adalah kitab plagiator. Tapi dengan logika yang sama pula, saya bisa berkata bahwa manuskrip Injil adalah kitab plagiator dari manuskrip Taurat. Karena manuskrip Injil bisa dilihat merangkum secara juntrungan manuskrip Taurat. Bahkan ada bagian tertentu yang tidak merujuk sumber manuskrip Taurat sama sekali.
Dalam beberapa studi kasus historis pencatatan manuskrip Injil di awal-awal, bahkan ada kisah di mana seorang penulis didatangi oleh seseorang dari antah berantah yang muncul tiba-tiba membawa manuskrip di tangannya dan menyuruh sang penulis menyalin catatan tersebut. Begitu selesai ditulis, sang pembawa "buku catatan" tadi menghilang. Sampai di sini saya sempat berpikir, sang penulis bukan hanya didikte oleh sebangsa malaikat, tadi doi juga disuruh menyalin kitab contekan secara fisikal.
Sekian pandangan dari saya. Jika ada hal-hal yang ingin dikounter-balik oleh agan Segorowedi, dengan senang hati akan saya coba elaborasi.
Agaroh ha'Tsadiqim- SERSAN SATU
-
Posts : 107
Kepercayaan : Islam
Location : Bumi Tuhan di Timur
Join date : 12.08.13
Reputation : 18
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
@Agaroh ha'Tsadiqim
Sepertinya agan Agaroh lagi bedebat neh, masih ada ruang buat saya ikut kan? hehe
Pandangan saya terhadap Al - Qur`an :
"Dan sesungguhnya Alquran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Alquran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji". (Fushshilat: 41-42)
"(inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu". (Huud: 1)
Sungguh ayat-ayat Alquran ini sangat cermat dan teliti, jelas dan terperinci, yang telah ditetapkan oleh yang Maha Bijaksana, dan yang telah diuraikan oleh yang Maha Tahu. Kitab ini akan terus menjadi mukjizat dari segi keindahan bahasa, syariat, ilmu pengetahuan, sejarah dan lain sebagainya.
Dunia secara keseluruhan belum pernah memperoleh sebuah kitab seperti Al Quran yang mulia ini, yang mencakup segala kebaikan, dan memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus, serta mencakup semua hal yang akan membahagiakan manusia. Allah berfirman: "Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar". (Al-Israa,: 9).
Dengan Alquran, Allah telah membukakan mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang lalai. Bila dibaca dengan benar, dipahami setiap surat dan ayat-ayatnya, dipahami secara mendalam setiap kalimat dan kata-katanya, tidak keluar dari batas-batasnya, melaksanakan perintah-perintah yang ada di dalamnya, menjauhi larangan-larangan, berakhlak dengan apa yang disyariatkan, dan menerapkan prinsip-prinsip dan nilai terhadap dirinya, keluarga dan masyarakatnya, maka akan menjadikan umat Islam merasa aman, tenteram dan bahagia di dunia dan akhirat.
Ibnu Abbas berkata: "Mereka mengikutinya dengan sebenarnya, menghalalkan yang telah dihalalkan dan mengharamkan yang telah diharamkan serta tidak menyelewengkannya dari yang semestinya". Dan Qatadah berkata: "Mereka itu adalah sahabat-sahabat Muhammad saw. Beriman kepada kitab Allah, lalu membenarkannya, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram serta melaksanakan apa yang ada di dalamnya".
Oleh karenanya, kitab yang mulia ini mengungguli kitab-kitab samawi sebelumnya. Dan kedudukannya pun di atas kitab-kitab itu. Allah berfirman: "Dan sesungguhnya Alquran itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah".(Az-Zukhruf: 4). Dan firman Allah dalam ayat yang lain: "Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu". (Al-Ma,idah: 48)
Diantara keunggulan Al Quran juga, bahwa Allah menjadikan gaya bahasanya mengandung mukjizat, sekalipun kitab-kitab lain juga mengandung mukjizat dari segi pemberitaan tentang yang gaib dan hukum-hukum, namun gaya bahasanya biasa-biasa saja, maka dari segi ini Al Quran lebih unggul. Hal ini diisyaratkan oleh firman Allah: "Dan sesungguhnya Alquran itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah". (Az-Zukhruf:4) Dan firman Allah: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia".(Ali ,Imran:110). Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya, Fadhailul Quran (keutamaan-keutamaan Al Quran) halaman:102-123, mengatakan: "Hal ini mereka raih berkat Al Quran yang agung, yang mana Allah telah memuliakannya dari semua kitab yang pernah diturunkan-Nya, dan Dia jadikan sebagai batu ujian, penghapus dan penutup bagi kitab-kitab sebelumnya, karena semua kitab terdahulu diturunkan ke bumi dengan sekaligus, sedangkan Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa yang terjadi, demi untuk menjaganya dan menghargai orang yang diberi wahyu. Setiap kali ayat Alquran turun, seperti keadaan turunnya kitab-kitab sebelumnya".
Kitab yang mulia ini telah mengungkap banyak sekali kebenaran ilmiah kosmos, dalam ayat-ayat yang membuktikan wujud Allah, kekuasaan dan keesaan-Nya. Allah berfirman: "Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman"? (Al-Anbiyaa,:30). Al Quran juga menganjurkan agar memanfaatkan apa yang dapat ditangkap oleh indra mata dalam kehidupan sehari-sehari dari ciptaan Allah, sebagaimana difirmankan: "Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi".(Yunus:101). Dan Allah berfirman: "Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya".
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.(Al-Jaatsiah:13).
Mungkin cukup sekian dari saya. Mohon maaf atas pemilihan kata - kata saya yang tidak sesuai dan amburadul macam gado - gado
Sepertinya agan Agaroh lagi bedebat neh, masih ada ruang buat saya ikut kan? hehe
Pandangan saya terhadap Al - Qur`an :
"Dan sesungguhnya Alquran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Alquran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji". (Fushshilat: 41-42)
"(inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu". (Huud: 1)
Sungguh ayat-ayat Alquran ini sangat cermat dan teliti, jelas dan terperinci, yang telah ditetapkan oleh yang Maha Bijaksana, dan yang telah diuraikan oleh yang Maha Tahu. Kitab ini akan terus menjadi mukjizat dari segi keindahan bahasa, syariat, ilmu pengetahuan, sejarah dan lain sebagainya.
Dunia secara keseluruhan belum pernah memperoleh sebuah kitab seperti Al Quran yang mulia ini, yang mencakup segala kebaikan, dan memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus, serta mencakup semua hal yang akan membahagiakan manusia. Allah berfirman: "Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar". (Al-Israa,: 9).
Dengan Alquran, Allah telah membukakan mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang lalai. Bila dibaca dengan benar, dipahami setiap surat dan ayat-ayatnya, dipahami secara mendalam setiap kalimat dan kata-katanya, tidak keluar dari batas-batasnya, melaksanakan perintah-perintah yang ada di dalamnya, menjauhi larangan-larangan, berakhlak dengan apa yang disyariatkan, dan menerapkan prinsip-prinsip dan nilai terhadap dirinya, keluarga dan masyarakatnya, maka akan menjadikan umat Islam merasa aman, tenteram dan bahagia di dunia dan akhirat.
Ibnu Abbas berkata: "Mereka mengikutinya dengan sebenarnya, menghalalkan yang telah dihalalkan dan mengharamkan yang telah diharamkan serta tidak menyelewengkannya dari yang semestinya". Dan Qatadah berkata: "Mereka itu adalah sahabat-sahabat Muhammad saw. Beriman kepada kitab Allah, lalu membenarkannya, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram serta melaksanakan apa yang ada di dalamnya".
Oleh karenanya, kitab yang mulia ini mengungguli kitab-kitab samawi sebelumnya. Dan kedudukannya pun di atas kitab-kitab itu. Allah berfirman: "Dan sesungguhnya Alquran itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah".(Az-Zukhruf: 4). Dan firman Allah dalam ayat yang lain: "Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu". (Al-Ma,idah: 48)
Diantara keunggulan Al Quran juga, bahwa Allah menjadikan gaya bahasanya mengandung mukjizat, sekalipun kitab-kitab lain juga mengandung mukjizat dari segi pemberitaan tentang yang gaib dan hukum-hukum, namun gaya bahasanya biasa-biasa saja, maka dari segi ini Al Quran lebih unggul. Hal ini diisyaratkan oleh firman Allah: "Dan sesungguhnya Alquran itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah". (Az-Zukhruf:4) Dan firman Allah: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia".(Ali ,Imran:110). Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya, Fadhailul Quran (keutamaan-keutamaan Al Quran) halaman:102-123, mengatakan: "Hal ini mereka raih berkat Al Quran yang agung, yang mana Allah telah memuliakannya dari semua kitab yang pernah diturunkan-Nya, dan Dia jadikan sebagai batu ujian, penghapus dan penutup bagi kitab-kitab sebelumnya, karena semua kitab terdahulu diturunkan ke bumi dengan sekaligus, sedangkan Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa yang terjadi, demi untuk menjaganya dan menghargai orang yang diberi wahyu. Setiap kali ayat Alquran turun, seperti keadaan turunnya kitab-kitab sebelumnya".
Kitab yang mulia ini telah mengungkap banyak sekali kebenaran ilmiah kosmos, dalam ayat-ayat yang membuktikan wujud Allah, kekuasaan dan keesaan-Nya. Allah berfirman: "Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman"? (Al-Anbiyaa,:30). Al Quran juga menganjurkan agar memanfaatkan apa yang dapat ditangkap oleh indra mata dalam kehidupan sehari-sehari dari ciptaan Allah, sebagaimana difirmankan: "Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi".(Yunus:101). Dan Allah berfirman: "Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya".
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.(Al-Jaatsiah:13).
Mungkin cukup sekian dari saya. Mohon maaf atas pemilihan kata - kata saya yang tidak sesuai dan amburadul macam gado - gado
wahyu_zein_alkaf- SERSAN MAYOR
-
Posts : 362
Kepercayaan : Islam
Location : Kalimantan Tengah
Join date : 09.08.13
Reputation : 12
Re: Berbagi Pandangan, al-Qur'an: Logiskah ada Kitab yang mengoreksi kitab-kitab sebelumnya?
lha kisah adam sampai isa kan milik yahudi?Agaroh ha'Tsadiqim wrote:
Saya bisa memahami perasaan agan Segorowedi terhadap kegamangan bahwa al-Qur'an adalah kitab plagiator. Tapi dengan logika yang sama pula, saya bisa berkata bahwa manuskrip Injil adalah kitab plagiator dari manuskrip Taurat. Karena manuskrip Injil bisa dilihat merangkum secara juntrungan manuskrip Taurat. Bahkan ada bagian tertentu yang tidak merujuk sumber manuskrip Taurat sama sekali.
sudah ada di kitab mereka ratusan bahkan ribuan tahun..
kenapa potongan-potongan dan ide-ide ceritanya bisa muncul di quran bahkan nama-nama tokohnya persis
tapi diklaim sebagai hasil diktean jibril??
injil memplagiat taurat? tolong kasih contoh..
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Similar topics
» bisakah quran sbg batu uji kitab sebelumnya?
» kitab mormon, kitab perjanjian baru yang turun di akhir zaman
» Beriman pada kitab-kitab
» kitab yang penuh mukjizat
» QIAMAT MENURUT AL QURAN DAN AL KITAB
» kitab mormon, kitab perjanjian baru yang turun di akhir zaman
» Beriman pada kitab-kitab
» kitab yang penuh mukjizat
» QIAMAT MENURUT AL QURAN DAN AL KITAB
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik