cukupkah hanya dengan berbuat baik kepada sesama ciptaan Allah saja?

First topic message reminder :

banyak orang mengira dengan berbuat baik saja kepada sesama ciptaan Allah lantas merasa sudah cukup. agama apa saja dikira tidak penting dan sama saja yang penting berbuat baik. Wah SALAH BESAR itu.

tak cukup hanya baik kepada sesama ciptaan Allah, tapi lantas ingkar dan durhaka kepada Allah, sang pencipta, itu salah besar.

Nah perhatikan firman Allah berikut ini:

24. An Nuur

Mereka yang tidak mendapatkan pancaran nur Ilahi


39. Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya[1042].


[1042]. Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah mendapatkan balasan dari Tuhan di akhirat walaupun di dunia mereka mengira akan mendapatkan balasan atas amalan mereka itu.

Mutiara wrote:hidayah yang dibicarakan di sini adalah anugerah keimanan Islam, dan petunjuk untuk selalu dalam jalan lurus yang Allah ridhoi, yakni dalam keimanan Islam.

Yang dibold itu harus menjadi nawaitu muslim yah

kalo begitu ..... adakah muslim yang getol sholat dan puasa tetapi tidak mendapat hidayah ?

Apakah sholat dan puasanya niatnya hanya mendapatkan ridho, tidak dengan alasan2 lain, riya misalnya. Ini yang menjadi penghalang turunnya hidayah kepada muslim tsb

Syukron

apakah harus jadi nawait umuslim, sangat tergantung pada tingkat keimanan masing-masing.

Tingkat keimanan tertinggi itu berjenjang-jenjang dan naik turun.

mulai dari yang terendah:
1) beribadah karena orang lain, takut pada ayah/ibu, takut dibilang bukan sebagai manusia alim dan beragama, takut dijauhi teman, dll
2) beribadah karena dirisendiri, al demi kesehatan, demi ketenangan batin ketika ada masalah saja ia rajin beribadah, ketika saat senang lalu malas, ibadah ditinggalkan dan terlupa, dll
3) beribadah karena ada pamrihnya,
al. supaya terkabul doa-doanya, bisa naik pangkat, bisa cepet kaya, bisa tercapai segala tujuan dan keinginan duniawinya.
4) beribadah karena takut pada neraka, dan ingin surga
ini juga berpamrih, tapi sudah lupayan tinggi, pamrihnya tentang kehidupan akherati, bukan sekedar keinginan duniawi saja.
5) ini tingkat keimanan yang tertinggi, yakni beribadah karena semata demi ridho Allah.

Mutiara wrote:bisa jadi karena tak ada yang tahu nawaitu tiap orang, apa sholatnya untuk Allah atau untuk pamer supaya dikenal alim sehingga terpilih pilkada, dll

memangnya ALLAH tidak tahu nawaitu tiap orang ? ................ okey

Justru karena hanya Allah yang tahu nawaitu tiap orang itu, sedangkan kamu sebagai orang lain hanya bisa menebak-nebak saja. paham?

Kalau Allah itu sudah jelas MAHA TAHU.

dan hidayah bisa datang dan pergi, tingkat keimanan manusia juga bisa naik turun. Hanya tingkat keimanan seorang nabi saja yang akan terus naik, dan keimanan malaikat yang terus stabil.

Mutiara wrote:Justru karena hanya Allah yang tahu nawaitu tiap orang itu, sedangkan kamu sebagai orang lain hanya bisa menebak-nebak saja. paham?

Kalau Allah itu sudah jelas MAHA TAHU.

di sinilah masalahnya .............. saya sangat yakin bahwa ALLAH Mahatahu, itu tidak dapat diragukan lagi ......... seorang muslim yang getol sholat, tidak pernah ada waktu yang terlewat, tetapi dia tidak akan mendapat rakhmat dan hidayah dari ALLAH, karena kaifiat sholat dari orang tersebut tidak sesuai dengan yang dicontohkan rasulullah ............ padahal nawaitu orang tersebut benar-benar karena ALLAH ............ anda bisa memahami ini ? ...................... okey

kalau yang disebut sholat subuh itu ya sholat 2 rakaat diwaktu subuh, selain dari itu ya tak bisa disebut sebagai sholat subuh. think! Nawaitu itu juga meliputi caranya, tujuan yang benar dicapainya dengan cara yang benar pula. Menyembah Allah itu juga harus dengan otak, itulah kenapa orang gila dibebaskan dari kewajiban beribadah kepada Allah, jika dalam hatinya ada keimanan Islam maka itu sudah cukup untuk membuatnya masuk surga, meski ia tak wajib sholat subuh dstnya itu.

menurutmu tingkat keimanan yang mana yang diwajibkan itu? nope, tak ada kewajiban itu, cukup menjadi muslim itulah kewajibannya kalau mau masuk surga, sedangkan tingkat keimanan itu tergantung kematangan tingkat spiritual masing-masing...tak ada yang salah, yang diwajibkan adalah beribadah di dunia ini,  itu kewajibannya, sedangkan tingkat keimanan hanya untuk membedakan tingkatan surganya masing-masing. tiap pilihan ada konsekuensinya masing-masing.

berbuat baik itu harus seimbang dan lengkap, ya baik kepada sesama ciptaan Allah, dan juga baik kepada tuhan sang penciptanya.... bukan hanya sebagian-sebagian saja.

Rosulullah saw bersabda, "Sesungguhnya orang kafir itu apabila ia melakukan kebaikan maka ia dibalas dengan diberi makanan di dunia. Adapun orang mukmin maka Allah swt menyimpan kebaikan-kebaikannya untuk di akhiratnya dan juga diberi rizki di dunia atas ketaatannya"

Dalam satu riwayat, "Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi kebaikan seorang mukmin, dengan kebaikan itu ia diberi rizki di dunia dan diberi balasan di akhirat. Adapun orang kafir maka dengan kebaikan-kebaikan amal yang ia kerjakan karena Allah ia diberi rizki didunia, sehingga ketika ia memasuki akhirat ia tidak lagi memiliki satu kebaikan yang harus dibalasnya karenanya" (HR Muslim)

Mutiara wrote:kalau yang disebut sholat subuh itu ya sholat 2 rakaat diwaktu subuh, selain dari itu ya tak bisa disebut sebagai sholat subuh. think! Nawaitu itu juga meliputi caranya, tujuan yang benar dicapainya dengan cara yang benar pula. Menyembah Allah itu juga harus dengan otak, itulah kenapa orang gila dibebaskan dari kewajiban beribadah kepada Allah, jika dalam hatinya ada keimanan Islam maka itu sudah cukup untuk membuatnya masuk surga, meski ia tak wajib sholat subuh dstnya itu.

menurutmu tingkat keimanan yang mana yang diwajibkan itu? nope, tak ada kewajiban itu, cukup menjadi muslim itulah kewajibannya kalau mau masuk surga, sedangkan tingkat keimanan itu tergantung kematangan tingkat spiritual masing-masing...tak ada yang salah, yang diwajibkan adalah beribadah di dunia ini,  itu kewajibannya, sedangkan tingkat keimanan hanya untuk membedakan tingkatan surganya masing-masing. tiap pilihan ada konsekuensinya masing-masing.

hi hi hi ................... anda gak paham kaifiat sholat makanya jawaban anda ngawur ............................. okey

sami'na wa'athona mendengar dan ta'at pada perintah dan larangan ALLAH serta rasuln-NYA ................................. yes

Mutiara wrote:apakah harus jadi nawait umuslim, sangat tergantung pada tingkat keimanan masing-masing.

Tingkat keimanan tertinggi itu berjenjang-jenjang dan naik turun.

mulai dari yang terendah:
1) beribadah karena orang lain, takut pada ayah/ibu, takut dibilang bukan sebagai manusia alim dan beragama, takut dijauhi teman, dll
2) beribadah karena dirisendiri, al demi kesehatan, demi ketenangan batin ketika ada masalah saja ia rajin beribadah, ketika saat senang lalu malas, ibadah ditinggalkan dan terlupa, dll
3) beribadah karena ada pamrihnya,
al. supaya terkabul doa-doanya, bisa naik pangkat, bisa cepet kaya, bisa tercapai segala tujuan dan keinginan duniawinya.
4) beribadah karena takut pada neraka, dan ingin surga
ini juga berpamrih, tapi sudah lupayan tinggi, pamrihnya tentang kehidupan akherati, bukan sekedar keinginan duniawi saja.
5) ini tingkat keimanan yang tertinggi, yakni beribadah karena semata demi ridho Allah.

Saya setuju dengan poin2 yang anda sampaikan, karena itu adalah alasan dari maksud lain tsb.

hi hi hi ................... anda gak paham kaifiat sholat makanya jawaban anda ngawur ............................. okey

Segala amalan ibadah haruslah mengikuti syarat dan rukun yang baku dan sudah dicontohkan Rosul SAW.
Kita tinggal mencontoh saja.
Khusus yang dibold saya

Nawaitu itu meliputi juga CARAnya. Jadi tujuan yang benar harus dicapai dengan cara yang benar pula.

Kalau CARAnya sudah salah ya tak bisa disebut bernawaitu.

Contoh:
Kalau niat sholat subuh, tapi lebih dr 2 rakaat, ya tidak bisa disebut TELAH sholat subuh, sehingga gugur niatnya otomatis, karena suatu sholat bisa disebut sholat subuh itu ada syaratnya.
Jadi tidak bisa disebut berniat sholat subuh, kalau tak terpenuhi syarat sahnya sholat subuh, tapi niatnya bukan sholat subuh, selain sholat subuh.

Juga kalau sudah benar sholat subuhnya, 2 rakaat dipagi hari, dengan didahului wudhu atau tayamum, semua syarat sahnya sholat subuh sudah dipenuhi, tapi ditujukannya bukan buat Allah, tapi hanya sekedar supaya tidak dimarahi orangtua, ya nawaitunya beda itu, niatnya sholat subuh yang tidak ditujukan bagi Allah, tapi niat sholat subuh yang ditujuan untuk menghindari supaya tidak kena marah orang tua.

paham?...

dll.

Ibnu Sabil wrote:

hi hi hi ................... anda gak paham kaifiat sholat makanya jawaban anda ngawur ............................. okey

Segala amalan ibadah haruslah mengikuti syarat dan rukun yang baku dan sudah dicontohkan Rosul SAW.
Kita tinggal mencontoh saja.
Khusus yang dibold saya

bagus ........... tinggal anda meneliti di sekeliling anda ..... apakah kaum muslim sekitar anda apakah sholatnya sudah sesuai dengan kaifiat sholat rosul ....... saya jamin anda pasti terheran-heran karena "nawaitu" sholat mereka tidak sesuai dengan petunjuk rasul .............. silakan anda belajar meneliti .................... okey

percuma berbuat baik kepada sesama kalau tidak disertai dengan menjadi seorang muslim yang kaffah, karena perbuatan baik tersebut hanya akan mendapat imbalannya di dunia ini saja. Padahal hidup di dunia ini hanya sementara, hanya sekedar mampir minum ibarat katanya.

Berbuat baiklah kepada sang pencipta jangan hanya kepada sesama ciptaan tuhan saja.

Betul mut, sebab Allah swt sangat memutuhkan pertolongan anda. Tumben pinter. Tolonglah Allah swt.

Lagi-lagi kafir bego

Udah nolongin Allah swt berapa kali mut?

Pahami makna tolong menolong itu apa maknanya. Bego

Mau paham menurut primbon, menurut bahasa padang pasir, menurut bahasa indonesianya apa mut? Udah menolong Allah swt lum? Kalau tanpa muslim, Allah swtmu bisa membunuh kafir gak mut? Anda pasti bisa mencret dech menurut Allah swt yg fiktif ini.

Wkwk kalau cuma membunuh kafir iu mudah sekali, Allah sudah sering mengirim malaikat untuk membantu nabi sehingga bisa menang perang. Menolong itu maksudnya membuat penyebab hingga Allah kasih pahala keada orang yang bersangkutan.

Allah swt ditolong malaikat ya mut? Bener gak sih malaikat itu pernah membunuh? Ini hoax atau karangan/imajinasinya Muhammad? Berapa kali malaikatmu dating membunuh kafir? Kapan itu ? Wah hoaxmu boleh juga mut.

Yesus jadi tuhan iut baru hoax, tak ada buktinya. Kalau nabi dengan sedikit pasukan,tapi bisa menang itu bukti peran malaikat.

Mutiara wrote:Yesus jadi tuhan iut baru hoax, tak ada buktinya. Kalau nabi dengan sedikit pasukan,tapi bisa menang itu bukti peran malaikat.

Koq malah lari2....saya ulangi aja ah...

Allah swt ditolong malaikat ya mut? Bener gak sih malaikat itu pernah membunuh? Ini hoax atau karangan/imajinasinya Muhammad? Berapa kali malaikatmu dating membunuh kafir? Kapan itu ? Wah hoaxmu boleh juga mut.

Bantuan supaya Allah punya alasan untuk kasih pahala. Think

Bego mmasih sj dipiara,jawab tuh kenapa dengan jumlah pasukan yang cuma sedikit,bisa memang? Think

Pahala apa yg sudah kamu dapet? Bilang aja gak usah malu2.