Dialog Tentang Ketuhanan Dengan Umat Buddhis oleh Kang Asep
Halaman 2 dari 2 • Share
Halaman 2 dari 2 • 1, 2
Dialog Tentang Ketuhanan Dengan Umat Buddhis oleh Kang Asep
First topic message reminder :
kronologinya: http://www.wihara.com/forum/topik-umum/14083-tuhan-dan-karma-7.html
sdr. top1 bertanya, "apakah Tuhan akan membalaskan dendam untuk kita?"
saya jawab : pertanyaan ini tidak relevan, karena Tuhan itu tidak ada[1].
tapi kata sdr. top1, jawaban saya itu tidak relevan. coba lihat di post sebelumnya!
lalu saya mencoba mencari jawaban yang kira-kira bisa dianggap relevan oleh sdr. top1 dan jawabannya adalah "ya Tuhan akan membalaskan dendam"
dan sdr. top1 mengatakan "apakah itu bukan pelecehan terhadap Tuhan, karena menganggap tuhan sebagai tukang balas dendam".
saya jawab "bukan pelecahan, sebab Tuhan membalas itu dengan otomatis menggunakan hukum karma[2]".
soal apakah hukum karma itu diciptakan oleh Tuhan atau tidak, gak usah dibahas. udah jelas Anda ataupun top1 juga tidak percaya adanya tuhan, maka apalagi untuk mempercayai bahwa Dia menciptakan hukum karma.
dan sudah saya bilang sebelumnya, ini kemungkinan menjadi fallacy of many question, yaitu sdr. top1 mengajukan pertanyaan yang "tidak memiliki jawaban yang benar".
tidak berarti begitu.
jika niat pelaku baik, maka itu adalah kamma baik. kamma baik, pastilah berbuah baik. fakta nya niat baik tidak selalu berarti cara yang baik dan bijaksana. bila niat baik, tapi caranya salah dan tidak bijak, berarti ada moha[3] di situ. dan moha, berati akibat kamma buruk.
jika pada diri orang yang menasihati hanya ada niat baik, dan tidak ada moha, caranya benar dan bijaksana, tapi orang yang dinasihati malah merasa teraskiti, mak tidak perasaan sakit itu tidak akan terbalaskan pada si penasihat. karena pada dasarnya, seseorang tidaklah dihukum karena perbuatan orang lain. ketika ada orang yang menyakiti kita, dan sakit hati kita terbalaskan, maka sebenarnya orang itu dibalas oleh karmanya sendiri, bukan oleh perbuatan kita. tetapi rasa sakit kita, dan perbuatan kita adalah seperti cermin yang terkena cahaya, lalu cahaya itu memantul, atau seperti yang dikatakan oleh sang Buddha bahwa apabila orang jahat berbuat jahat kepada orang suci, itu seperti menaburkan debu ke arah mata angin, debu itu berbalik ke drinya sendiri. tapi bila debu itu ditaburkan kepada orang yang lebih jahat, itu sepertni menaburkan debu sejalan dengan arah angin, makin keras hembusannya.
kita ini membicarakan Tuhan seperti membicarakan sesuatu yang tidak ada. apakah tuhan menciptakan hukum karma atau tidak, bagaimana cara mengetahuinya, bila kita tidak secara langsung bertanya kepada Tuhan, melihat tuhan dan melihat apa yang Dia kerjakan? sebelum mengenal akan keberadaanNya, bagaimana kita bisa mengetahui apa Dia ikut campur dalam suatu urusan manusia atau tidak?
kalau kita membicarakan objek yang tidak terlihat, maka akhirnya kita akan berspekulasi, berkreasi tentang Tuhan, yang satu mengatakan begini sifat Tuhan, dan yang lain mengatakan bukan begini sifat tuhan. padahal kedua-duanya juga hanya menciptakn kreasi Tuhan di dalam benaknya masing-masing.
kalau kita sudah mengerti bagaimana hukum karma bekerja, maka untuk apa mengerti soal Tuhan? trus, apa pengaruhnya bagi kita, apakah hukum karma ini diciptakan oleh Tuhan atau ada dengan sendirinya? kalau semua itu tidak ada pengaruhnya, maka untuk apa kita mempersoalkannya?
tetap, .. mereka yang mengatakan bahwa Tuhan akan membalaskan dendamnya, Tuhan akan menolongnya, itu bukan semata-mata mereka melihat Tuhan, tetapi berdasarkan keyakinan terhadap sifat-sifat Tuhan yang diberitakan orang-orang suci yang tercatat di dalam kitab suci. oleh karena itu, mereka yang tidak melihat Tuhan, perlu mengenal Tuhan dari kitab Suci, melihat apa yang dikatakan orang suci di dalam kitab suci itu.
di dalam kitab suci itu disebutkan "Allah bersama orang-orang yang sabar". tapi ketika orang-orang yang sabar ini melihat ke kiri, kanan, depan, belakang, atas dan bawah, ia tidak melihat Allah ada bersamanya. masalahnya, apa dia akan mempercayai apa yang dilihatnya, atau akan mempercayai apa yang dilihat oleh orang suci terhadap dirinya, ketika orang suci ini berkata kepada dirinya "Tuhan bersamamu!" ?
Segala sesuatu terkondisi, kecuali satu hal. << ini adalah ajaran Sang Buddha.
Apa yang satu hal itu? << ini yang harus kita tanyakan.
terkondisi itu berarti tergantung kepada suatu keberadaan lain. berarti yang satu hal itu tidak bergantung kepada keadaan yang lain. kalau tidak bergantung, tidak terkondisi, apakah segala sesuatu yang lain dikondisikan olehnya? niscaya dikondisikan olehnya. sebab segala yang terkondisi ini bergantung kepada kondisi lain, dan terus menerus. jika rantai ketergantungan ini tidak berujung, maka inilah yang disebut oleh para filsuf sebagai tasalsul. tasalsul adalah hal yang mustahil. sebab "yang tidak terkondisi" itu berhubungan erat dengan "yang terkondisi". apa hubungannya? yang terkondisi itu bergantung kepada "yang tidak terkondisi", dan semua yang terkondisi menuju kepada yang tidak terkondisi. dari sinilah umat Buddhis dapat menyelami soal ketuhanan. bila hal ini sudah terselami, maka tidak ada yang diragukan bahwa Tuhan ikut campur dalam segala urusan manusia. tiada yang disebut Tuhan kecuali "yang tidak terkondisi" (As shomad).
Keterangan:
1. saya mengatakan demikian, karena saya mengetahui bahwa Umat Buddhis tidak mempercayai adanya Tuhan. masalahnya, kalau tidak yakin adanya Tuhan, bagaimnana ia bisa bertanya "Apakah Tuhan bisa membalaskan dendam untuk kita?"
2. Hukum Karma = An Niqam
3. moha = kebodohan spiritual
http://medialogika.org/diskusi-umum/dialog-tentang-ketuhanan-dengan-umat-buddhis/msg6936/#msg6936
kronologinya: http://www.wihara.com/forum/topik-umum/14083-tuhan-dan-karma-7.html
sdr. top1 bertanya, "apakah Tuhan akan membalaskan dendam untuk kita?"
saya jawab : pertanyaan ini tidak relevan, karena Tuhan itu tidak ada[1].
tapi kata sdr. top1, jawaban saya itu tidak relevan. coba lihat di post sebelumnya!
lalu saya mencoba mencari jawaban yang kira-kira bisa dianggap relevan oleh sdr. top1 dan jawabannya adalah "ya Tuhan akan membalaskan dendam"
dan sdr. top1 mengatakan "apakah itu bukan pelecehan terhadap Tuhan, karena menganggap tuhan sebagai tukang balas dendam".
saya jawab "bukan pelecahan, sebab Tuhan membalas itu dengan otomatis menggunakan hukum karma[2]".
soal apakah hukum karma itu diciptakan oleh Tuhan atau tidak, gak usah dibahas. udah jelas Anda ataupun top1 juga tidak percaya adanya tuhan, maka apalagi untuk mempercayai bahwa Dia menciptakan hukum karma.
dan sudah saya bilang sebelumnya, ini kemungkinan menjadi fallacy of many question, yaitu sdr. top1 mengajukan pertanyaan yang "tidak memiliki jawaban yang benar".
Top1 wrote:Kang Asep,
Yang bagi saya tidak relevan adalah sebagai berikut :
1. Jika Tuhan membalas dendam menggunakan hukum karma, berarti apakah Tuhan sendiri masih terikat dengan hukum karma yang dia buat?
tidak berarti begitu.
2. Jika hukum karma membalaskan dendam hanya untuk korban, bagaimana jika si niat pelaku adalah baik, tapi korban yang salah memahami-nya (terlalu sensitif) ?
Pembahasan saya ini pengecualian untuk korban yang mengalami penganiayaan sensitif, tapi lebih kepada korban yang sakit hati karena dinasehati.
jika niat pelaku baik, maka itu adalah kamma baik. kamma baik, pastilah berbuah baik. fakta nya niat baik tidak selalu berarti cara yang baik dan bijaksana. bila niat baik, tapi caranya salah dan tidak bijak, berarti ada moha[3] di situ. dan moha, berati akibat kamma buruk.
jika pada diri orang yang menasihati hanya ada niat baik, dan tidak ada moha, caranya benar dan bijaksana, tapi orang yang dinasihati malah merasa teraskiti, mak tidak perasaan sakit itu tidak akan terbalaskan pada si penasihat. karena pada dasarnya, seseorang tidaklah dihukum karena perbuatan orang lain. ketika ada orang yang menyakiti kita, dan sakit hati kita terbalaskan, maka sebenarnya orang itu dibalas oleh karmanya sendiri, bukan oleh perbuatan kita. tetapi rasa sakit kita, dan perbuatan kita adalah seperti cermin yang terkena cahaya, lalu cahaya itu memantul, atau seperti yang dikatakan oleh sang Buddha bahwa apabila orang jahat berbuat jahat kepada orang suci, itu seperti menaburkan debu ke arah mata angin, debu itu berbalik ke drinya sendiri. tapi bila debu itu ditaburkan kepada orang yang lebih jahat, itu sepertni menaburkan debu sejalan dengan arah angin, makin keras hembusannya.
Top1 wrote:Sdr Kang Asep,
Penjelasan anda ini sejalan dengan hukum karma, namun saya tidak melihat campur tangan Tuhan dalam hal ini. Bisakah anda menjelaskannya?
kita ini membicarakan Tuhan seperti membicarakan sesuatu yang tidak ada. apakah tuhan menciptakan hukum karma atau tidak, bagaimana cara mengetahuinya, bila kita tidak secara langsung bertanya kepada Tuhan, melihat tuhan dan melihat apa yang Dia kerjakan? sebelum mengenal akan keberadaanNya, bagaimana kita bisa mengetahui apa Dia ikut campur dalam suatu urusan manusia atau tidak?
kalau kita membicarakan objek yang tidak terlihat, maka akhirnya kita akan berspekulasi, berkreasi tentang Tuhan, yang satu mengatakan begini sifat Tuhan, dan yang lain mengatakan bukan begini sifat tuhan. padahal kedua-duanya juga hanya menciptakn kreasi Tuhan di dalam benaknya masing-masing.
kalau kita sudah mengerti bagaimana hukum karma bekerja, maka untuk apa mengerti soal Tuhan? trus, apa pengaruhnya bagi kita, apakah hukum karma ini diciptakan oleh Tuhan atau ada dengan sendirinya? kalau semua itu tidak ada pengaruhnya, maka untuk apa kita mempersoalkannya?
tetap, .. mereka yang mengatakan bahwa Tuhan akan membalaskan dendamnya, Tuhan akan menolongnya, itu bukan semata-mata mereka melihat Tuhan, tetapi berdasarkan keyakinan terhadap sifat-sifat Tuhan yang diberitakan orang-orang suci yang tercatat di dalam kitab suci. oleh karena itu, mereka yang tidak melihat Tuhan, perlu mengenal Tuhan dari kitab Suci, melihat apa yang dikatakan orang suci di dalam kitab suci itu.
di dalam kitab suci itu disebutkan "Allah bersama orang-orang yang sabar". tapi ketika orang-orang yang sabar ini melihat ke kiri, kanan, depan, belakang, atas dan bawah, ia tidak melihat Allah ada bersamanya. masalahnya, apa dia akan mempercayai apa yang dilihatnya, atau akan mempercayai apa yang dilihat oleh orang suci terhadap dirinya, ketika orang suci ini berkata kepada dirinya "Tuhan bersamamu!" ?
Segala sesuatu terkondisi, kecuali satu hal. << ini adalah ajaran Sang Buddha.
Apa yang satu hal itu? << ini yang harus kita tanyakan.
terkondisi itu berarti tergantung kepada suatu keberadaan lain. berarti yang satu hal itu tidak bergantung kepada keadaan yang lain. kalau tidak bergantung, tidak terkondisi, apakah segala sesuatu yang lain dikondisikan olehnya? niscaya dikondisikan olehnya. sebab segala yang terkondisi ini bergantung kepada kondisi lain, dan terus menerus. jika rantai ketergantungan ini tidak berujung, maka inilah yang disebut oleh para filsuf sebagai tasalsul. tasalsul adalah hal yang mustahil. sebab "yang tidak terkondisi" itu berhubungan erat dengan "yang terkondisi". apa hubungannya? yang terkondisi itu bergantung kepada "yang tidak terkondisi", dan semua yang terkondisi menuju kepada yang tidak terkondisi. dari sinilah umat Buddhis dapat menyelami soal ketuhanan. bila hal ini sudah terselami, maka tidak ada yang diragukan bahwa Tuhan ikut campur dalam segala urusan manusia. tiada yang disebut Tuhan kecuali "yang tidak terkondisi" (As shomad).
Keterangan:
1. saya mengatakan demikian, karena saya mengetahui bahwa Umat Buddhis tidak mempercayai adanya Tuhan. masalahnya, kalau tidak yakin adanya Tuhan, bagaimnana ia bisa bertanya "Apakah Tuhan bisa membalaskan dendam untuk kita?"
2. Hukum Karma = An Niqam
3. moha = kebodohan spiritual
http://medialogika.org/diskusi-umum/dialog-tentang-ketuhanan-dengan-umat-buddhis/msg6936/#msg6936
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Dialog Tentang Ketuhanan Dengan Umat Buddhis oleh Kang Asep
Emiliana wrote:Btw, boleh tau ga mang kok itu syp? Hehehe...
oh, si mangkok tuh cewek Agnostik yang ngakunya mantan Theis.
orangnya tuh jaim dan sok jual mahal kalo ngerespon orang.
dan sesekali suka ngekritik Kristen melalui kisah Galileo ama kualitas netter Kristen dimari
terakhir saya minta diceritain gimana dia bisa jadi Agnostik malah gak jawab.
nih kalo mau accnya : https://laskarislam.indonesianforum.net/u192
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Halaman 2 dari 2 • 1, 2
Similar topics
» @kristen,sayah bertanya tentang ketuhanan
» Orang Pinggiran VS Segorowedi tentang ketuhanan Yesus
» dialog Allah dengan Musa
» dialog musa dengan firaun
» Yesus adalah firman, Tuhan & tidak adanya dialog perutusan antara yesus & Bapa Terbantah hanya oleh satu ayat
» Orang Pinggiran VS Segorowedi tentang ketuhanan Yesus
» dialog Allah dengan Musa
» dialog musa dengan firaun
» Yesus adalah firman, Tuhan & tidak adanya dialog perutusan antara yesus & Bapa Terbantah hanya oleh satu ayat
Halaman 2 dari 2
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik