hidayatullah.com: Bom Bali, Konspirasi Intelijen Amerika dan Israel
Halaman 1 dari 1 • Share
hidayatullah.com: Bom Bali, Konspirasi Intelijen Amerika dan Israel
http://www.hidayatullah.com/read/50/21/10/2002/bom-bali,-konspirasi-intelijen-amerika-dan-israel.html
Bom Bali, Konspirasi Intelijen Amerika dan Israel
Setelah tragedi WTC 11 September 2001 pemahaman tentang teroris dan terorisme cenderung direduksi sedemikian rupa, sehingga setiap kali menyebut kata ‘teroris’ dan ‘terorisme’, yanf ada dibenak sebagian besar masyarakat adalah Al-Qaidah pimpinan Usama bin Laden dan kaum teroris Islam lainnya. Kemudian berkembang stigma yang menyamakan kaum fundamentalis (baca: anti-AS) sebagai teroris. Lalu, yang paling ironis, stigma yang menyamakan atau minimal mengidentikkan Muslim dengan teroris atau Islam dengan terorisme. Fenomena ini begitu mudah dilihat di sejumlah website di internet yang mengkhususkan kajian pada persoalan terorisme.
Padahal, teroris dan terorisme jelas tidak hanya monopoli kalangan Islam. Cukup banyak contoh teroris yang bukan Islam, seperti Aum Shinrikyo di Jepang, kelompok Basque di Spanyol, IRA di Irlandia/Inggris, Macan Tamil di Sri Lanka, Kahane Chai di Israel, kelompok November 17 di Yunani, Tupac Amaru di Peru, FARC di Kolombia dan kelompok ‘American Millitant Extremists’ di AS sendiri.
Tapi, itu tadi, stigma bahwa Islam identik dengan terorisme tampaknya cukup sukses dikembangkan melalui berbagai kampanye disinformasi jaringan intelijen Amerika (CIA) dan Israel (Mossad) yang didukung oleh media massa kelas dunia milik para konglomerat Yahudi (surat kabar New York Times, Washington Post, Wall Street Journal, majalah Time, Newsweek, US News, World Report, stasiun CNN, ABC, CBS, NBC). Ketika mereka menyebut kata ‘teroris’, persepsi yang bekembang secara otomatis adalah bukan sekedar Al-Qaidah atau Usamah bin Laden atau Abu Bakar Ba’asyir, melainkan juga Islam secara keseluruhan. Ketika seorang pejabat negara bilang ‘jaringan Al-Qaidah berada di belakang kasus Bali’, masyarakat di bawah menangkapnya sebagai ‘orang Islamlah yang melakukan pengeboman’. Efek dominonya, ‘semua orang Islam harus diwaspadai’. Dalam kondisi hubungan sosial kemasyarakatan di republik ini yang masih rentan, pernyataan semacam itu jelas mengandung resiko yang tidak kecil.
Kasus bom Bali merupakan bagian dari skenario besar perang melawan terorisme, yang dalam realitasnya semakin mengarah pada kebijakan anti-Islam, yang tengah dijalankan Presiden AS George W. Bush.
Bali adalah dinas intelijen AS, CIA, yang berkolaborasi dengan dinas intelijen Israel, Mossad, yang bisa jadi juga melibatkan elemen-elemen tertentu di dalam negeri Indonesia. Adapun tujuan utamanya adalah sebagai berikut:
Pertama, untuk membenarkan asumsi yang sudah cukup lama dikembangkan bahwa Indonesia merupakan salah satu sarang terorisme Islam. Secara sistematis kampanye disinformasi mengenai hal ini bahkan sudah dikembangkan jauh sebelum terjadinya tragedi WTC.
Kedua, untuk menekan pemerintah Megawati agar segera membungkam gerakan-gerakan Islam di Indonesia yang belakangan makin marak dan makin galak, terutama terhadap konspirasi AS-Israel. Abu Bakar Ba’asyir adalah target utamanya. Tapi, jelas ia bukan satu-satunya.
Ketiga, untuk memecah belah Negara Kesatuan RI menjadi Negara-negara kecil agar mudah dikuasai dan dikendalikan AS, terutama mengingat kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah yang ada di bumi Indonesia ini.
Keempat, untuk menekan pemerintah Megawati agar mendukung invasi militer AS ke Irak, yang sudah lama hampir pasti akan dilakukan mengingat besarnya ambisi perang Bush. Ini juga berkaitan dengan makin meluasnya aksi-aksi yang menentang rencana invasi militer AS ke Irak. Namun, dengan terjadinya bom di Bali justru akan semakin memperkuat legitimasi bagi Bush untuk menyerang Irak. Dengan kata lain, jika sebelum tragedi Bali banyak warga dunia yang menolak rencana perang Bush, kini hampir dipastikan keadaannya akan berbalik.
‘Doktrin Bush’ pasca tragedi WTC hanya memberi dua pilihan secara hitam-putih bagai bangsa-bangsa di dunia: untuk mendukung AS atau kaum teroris. Artinya, siapa pun yang tak mau mendukung perang melawan terorisme, secara otomatis akan dianggap sebagai berpihak pada kaum teroris. Tak ada wilayah abu-abu (grey area) di tengahnya. Tidak perduli dengan soal HAM dan demokrasi. Padahal seperti sudah disinggung, pengertian tentang teroris dan terorisme sudah direduksi sedemikian rupa.
Tidak terlalu aneh jika, dalam hitungan jam, pemerintah Australia sudah bisa memastikan bahwa yang berada di belakang bom Bali adalah kelompok Jamaah Islamiyah (= ‘umat Islam’?) yang merupakan bagian dari Al-Qaidah. Ketika AS sudah menyebut Al-Qaidah, dan Australia menyebut Jamaah Islamiyah, cepat atau lambat yang lain akan mengikutinya bagaikan koor paduan suara. Jadi, terserah apakah kita percaya atau tidak konspirasi licik yang dilakukan pemerintah dan dinas intelijen AS dan Israel (mungkin juga diikuti oleh intelijen Australia dan Inggris) terhadap Indonesia.
Jika pemerintah Megawati memang takut kepada Bush dan tak percaya telah terjadi konspirasi pemerintah dan intelijen asing ini, untuk apa menghabiskan dana guna menyelidiki siapa pelaku bom Bali? Toh, sudah jelas pelakunya, yaitu Al-Qaidah dan umat Islam. Habisi saja mereka seperti yang pernah dilakukan rejim Soeharto (Priok, Talangsari, Komando Jihad dan lain-lain), maka bantuan luar negeri akan segera membanjiri dan kita akan dianggap sebagai teman sejati Bush yang paling sukses membasmi terorisme. Tak usah pedulikan HAM dan demokrasi. Bukankah Bush pun sudah tak menghiraukannya lagi?
* Penulis adalah Ahli Peneliti Utama LIPI (Diambil dari Koran Tempo, 18 Oktober 2002) Rep: Ahmad Sadzali
Red: Ahmad Sadzali
Bom Bali, Konspirasi Intelijen Amerika dan Israel
Setelah tragedi WTC 11 September 2001 pemahaman tentang teroris dan terorisme cenderung direduksi sedemikian rupa, sehingga setiap kali menyebut kata ‘teroris’ dan ‘terorisme’, yanf ada dibenak sebagian besar masyarakat adalah Al-Qaidah pimpinan Usama bin Laden dan kaum teroris Islam lainnya. Kemudian berkembang stigma yang menyamakan kaum fundamentalis (baca: anti-AS) sebagai teroris. Lalu, yang paling ironis, stigma yang menyamakan atau minimal mengidentikkan Muslim dengan teroris atau Islam dengan terorisme. Fenomena ini begitu mudah dilihat di sejumlah website di internet yang mengkhususkan kajian pada persoalan terorisme.
Padahal, teroris dan terorisme jelas tidak hanya monopoli kalangan Islam. Cukup banyak contoh teroris yang bukan Islam, seperti Aum Shinrikyo di Jepang, kelompok Basque di Spanyol, IRA di Irlandia/Inggris, Macan Tamil di Sri Lanka, Kahane Chai di Israel, kelompok November 17 di Yunani, Tupac Amaru di Peru, FARC di Kolombia dan kelompok ‘American Millitant Extremists’ di AS sendiri.
Tapi, itu tadi, stigma bahwa Islam identik dengan terorisme tampaknya cukup sukses dikembangkan melalui berbagai kampanye disinformasi jaringan intelijen Amerika (CIA) dan Israel (Mossad) yang didukung oleh media massa kelas dunia milik para konglomerat Yahudi (surat kabar New York Times, Washington Post, Wall Street Journal, majalah Time, Newsweek, US News, World Report, stasiun CNN, ABC, CBS, NBC). Ketika mereka menyebut kata ‘teroris’, persepsi yang bekembang secara otomatis adalah bukan sekedar Al-Qaidah atau Usamah bin Laden atau Abu Bakar Ba’asyir, melainkan juga Islam secara keseluruhan. Ketika seorang pejabat negara bilang ‘jaringan Al-Qaidah berada di belakang kasus Bali’, masyarakat di bawah menangkapnya sebagai ‘orang Islamlah yang melakukan pengeboman’. Efek dominonya, ‘semua orang Islam harus diwaspadai’. Dalam kondisi hubungan sosial kemasyarakatan di republik ini yang masih rentan, pernyataan semacam itu jelas mengandung resiko yang tidak kecil.
Kasus bom Bali merupakan bagian dari skenario besar perang melawan terorisme, yang dalam realitasnya semakin mengarah pada kebijakan anti-Islam, yang tengah dijalankan Presiden AS George W. Bush.
Bali adalah dinas intelijen AS, CIA, yang berkolaborasi dengan dinas intelijen Israel, Mossad, yang bisa jadi juga melibatkan elemen-elemen tertentu di dalam negeri Indonesia. Adapun tujuan utamanya adalah sebagai berikut:
Pertama, untuk membenarkan asumsi yang sudah cukup lama dikembangkan bahwa Indonesia merupakan salah satu sarang terorisme Islam. Secara sistematis kampanye disinformasi mengenai hal ini bahkan sudah dikembangkan jauh sebelum terjadinya tragedi WTC.
Kedua, untuk menekan pemerintah Megawati agar segera membungkam gerakan-gerakan Islam di Indonesia yang belakangan makin marak dan makin galak, terutama terhadap konspirasi AS-Israel. Abu Bakar Ba’asyir adalah target utamanya. Tapi, jelas ia bukan satu-satunya.
Ketiga, untuk memecah belah Negara Kesatuan RI menjadi Negara-negara kecil agar mudah dikuasai dan dikendalikan AS, terutama mengingat kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah yang ada di bumi Indonesia ini.
Keempat, untuk menekan pemerintah Megawati agar mendukung invasi militer AS ke Irak, yang sudah lama hampir pasti akan dilakukan mengingat besarnya ambisi perang Bush. Ini juga berkaitan dengan makin meluasnya aksi-aksi yang menentang rencana invasi militer AS ke Irak. Namun, dengan terjadinya bom di Bali justru akan semakin memperkuat legitimasi bagi Bush untuk menyerang Irak. Dengan kata lain, jika sebelum tragedi Bali banyak warga dunia yang menolak rencana perang Bush, kini hampir dipastikan keadaannya akan berbalik.
‘Doktrin Bush’ pasca tragedi WTC hanya memberi dua pilihan secara hitam-putih bagai bangsa-bangsa di dunia: untuk mendukung AS atau kaum teroris. Artinya, siapa pun yang tak mau mendukung perang melawan terorisme, secara otomatis akan dianggap sebagai berpihak pada kaum teroris. Tak ada wilayah abu-abu (grey area) di tengahnya. Tidak perduli dengan soal HAM dan demokrasi. Padahal seperti sudah disinggung, pengertian tentang teroris dan terorisme sudah direduksi sedemikian rupa.
Tidak terlalu aneh jika, dalam hitungan jam, pemerintah Australia sudah bisa memastikan bahwa yang berada di belakang bom Bali adalah kelompok Jamaah Islamiyah (= ‘umat Islam’?) yang merupakan bagian dari Al-Qaidah. Ketika AS sudah menyebut Al-Qaidah, dan Australia menyebut Jamaah Islamiyah, cepat atau lambat yang lain akan mengikutinya bagaikan koor paduan suara. Jadi, terserah apakah kita percaya atau tidak konspirasi licik yang dilakukan pemerintah dan dinas intelijen AS dan Israel (mungkin juga diikuti oleh intelijen Australia dan Inggris) terhadap Indonesia.
Jika pemerintah Megawati memang takut kepada Bush dan tak percaya telah terjadi konspirasi pemerintah dan intelijen asing ini, untuk apa menghabiskan dana guna menyelidiki siapa pelaku bom Bali? Toh, sudah jelas pelakunya, yaitu Al-Qaidah dan umat Islam. Habisi saja mereka seperti yang pernah dilakukan rejim Soeharto (Priok, Talangsari, Komando Jihad dan lain-lain), maka bantuan luar negeri akan segera membanjiri dan kita akan dianggap sebagai teman sejati Bush yang paling sukses membasmi terorisme. Tak usah pedulikan HAM dan demokrasi. Bukankah Bush pun sudah tak menghiraukannya lagi?
* Penulis adalah Ahli Peneliti Utama LIPI (Diambil dari Koran Tempo, 18 Oktober 2002) Rep: Ahmad Sadzali
Red: Ahmad Sadzali
F-22- LETNAN SATU
-
Posts : 2414
Kepercayaan : Protestan
Location : Indonesia
Join date : 02.11.12
Reputation : 28
Re: hidayatullah.com: Bom Bali, Konspirasi Intelijen Amerika dan Israel
Ingat ..... penulis kisah di atas adalah peneliti LIPI, bukan tukang becak lho.
Bukan cuma muslim2 keblinger disini yg doyan teori konspirasi, peneliti LIPI pun doyan teori konspirasi.
Bukan cuma muslim2 keblinger disini yg doyan teori konspirasi, peneliti LIPI pun doyan teori konspirasi.
F-22- LETNAN SATU
-
Posts : 2414
Kepercayaan : Protestan
Location : Indonesia
Join date : 02.11.12
Reputation : 28
FBI Membohongi Publik di Kasus Bom Boston
Berita yang dikeluarkan siapa yang bisa dianggap netral?Ente kaga pernah mikir.
Senin (15/4/2013), Boston, Amerika Serikat (AS) dibuat “panik” dengan meledakkan bom di garis finish lomba Marathon ke-117. Ledakan besar tersebut dilaporkan telah menewaskan beberapa orang dan melukai sejumlah lainnya, ada yang menyebutkan 3 tewas dan lebih dari 180 luka-luka. Kabar ledakan ini sontak menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia dengan berbagai spekulasi tentang siapa pelaku pemboman itu. Tak sedikit yang curiga atau bahkan menuduh pelaku pemboman itu adalah orang Muslim yang Amerika katakan sebagai “teroris,” meskipun tak ada bukti kuat.
Para pengguna situs atau Web Users telah menjadi detektif pasca tragedi bom di lomba Marathon Boston, mencari ratusan foto untuk menemukan siapa orang dibalik peledakan besar itu.
Pihak berwenang AS memang melakukan penyelidikan terkait bom ini, tetapi para user Reddit dan 4Chan melakukan penelusuran mendalam sendiri, mencoba mencari orang mencurigakan yang menurut mereka FBI harus menyelidikinya.
Pasalnya, media-media pro-pemerintah AS menutup-nutupi orang-orang yang memakai seragam berlogo “The Craft International” -kontraktor militer swasta AS- yang terungkap dalam beberapa foto.
Mari kita lihat gambar-gambar berikut:
Gambar 1 (setelah ledakan terjadi)
Seorang pria tertangkap kamera sedang mencoba melarikan diri saat ledakan terjadi. Para user di Reddit mengklaim bahwa pria tersebut gelagatnya mencurigakan, di saat semua orang terjebak dalam ledakan, pria ini lari menjauh ke arah yang berlawanan. Apakah dia pelakunya? tidak ada yang bisa membuktikannya.
Berikut adalah gambar-gambar yang lebih mencurigakan lagi. Jejak intelijen di area TKP sebelum dan setelah ledakan terjadi.
Gambar 2 (sebelum ledakan terjadi)
Gambar 2 menunjukkan sisi lain saat ledakan belum terjadi. Terlihat dua orang pria mencurigakan dengan peralatan komunikasi yang biasa digunakan intelijen kepolisian atau militer, mengenakan jaket hitam, celana panjang ala militer, dan tas ransel yang mirip.
Dengan menggunakan informasi dan sejumlah foto, para user menunjukkan beberapa orang yang mengenakan tas ransel dan pakaian yang sama atau orang-orang yang terlihat mencurigakan sebelum ledakan terjadi.
Gambar 3
User 4Chan menduga bahwa kemungkinan pria di Gambar 3 ini adalah seorang polisi rahasia alias intel yang menyamar.
Untuk lebih jelas, mari kita lihat gambar selanjutnya yang diambil dari laporan NaturalNews.com dan Infowars.com:
Gambar 5
Gambar 4 dan 5 dipublikasikan oleh NaturalNews.com, terlihat topi yang dikenakan pria mencurigakan itu terdapat logo yang mirip dengan logo “The Craft”, logo yang juga digunakan oleh “Blackwater” . Kebetulankah?
Gambar 6 (Image by: Naturalnews)
Dalam foto-foto terlihat, pria mencurigakan itu dengan tas rasel hitam di punggungnya tidak tertarik dengan perlombaan, tidak menonton.
Gambar 7
Dalam investigasi foto yang dipublikasikan oleh NaturalNews.com, terlihat sekelompok pria mencurigakan memakai seragam yang mirip dan menggunakan alat-alat intelijen yang tidak biasa digunakan warga sipil, termasuk logo “The Craft”, kontraktor militer swasta AS.
NaturalNews.com mencatat bahwa foto-foto tersebut -yang menunjukkan logo “The Craft” – dilarang beredar di media-media mainstream AS.
NaturalNews.com and InfoWars.com telah mempublikasikan banyak foto yang membuktikan ada sejumlah anggota Navy SEALs yang terlihat aktif di sekitar garis finish di lomba Marathon itu.
Gambar 8 (Image by: Infowars.com)
Dalam Gambar 8, terlihat ada tas ransel mencurigakan yang diletakkan oleh seseorang di sekitar tempat ledakan. Dan dua orang mencurigakan berjaket hitam, salah satunya mengenakan topi berlogo “The Craft” terlihat tak jauh di belakang.
lanjut Gan..
Senin (15/4/2013), Boston, Amerika Serikat (AS) dibuat “panik” dengan meledakkan bom di garis finish lomba Marathon ke-117. Ledakan besar tersebut dilaporkan telah menewaskan beberapa orang dan melukai sejumlah lainnya, ada yang menyebutkan 3 tewas dan lebih dari 180 luka-luka. Kabar ledakan ini sontak menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia dengan berbagai spekulasi tentang siapa pelaku pemboman itu. Tak sedikit yang curiga atau bahkan menuduh pelaku pemboman itu adalah orang Muslim yang Amerika katakan sebagai “teroris,” meskipun tak ada bukti kuat.
Para pengguna situs atau Web Users telah menjadi detektif pasca tragedi bom di lomba Marathon Boston, mencari ratusan foto untuk menemukan siapa orang dibalik peledakan besar itu.
Pihak berwenang AS memang melakukan penyelidikan terkait bom ini, tetapi para user Reddit dan 4Chan melakukan penelusuran mendalam sendiri, mencoba mencari orang mencurigakan yang menurut mereka FBI harus menyelidikinya.
Pasalnya, media-media pro-pemerintah AS menutup-nutupi orang-orang yang memakai seragam berlogo “The Craft International” -kontraktor militer swasta AS- yang terungkap dalam beberapa foto.
Mari kita lihat gambar-gambar berikut:
Gambar 1 (setelah ledakan terjadi)
Seorang pria tertangkap kamera sedang mencoba melarikan diri saat ledakan terjadi. Para user di Reddit mengklaim bahwa pria tersebut gelagatnya mencurigakan, di saat semua orang terjebak dalam ledakan, pria ini lari menjauh ke arah yang berlawanan. Apakah dia pelakunya? tidak ada yang bisa membuktikannya.
Berikut adalah gambar-gambar yang lebih mencurigakan lagi. Jejak intelijen di area TKP sebelum dan setelah ledakan terjadi.
Gambar 2 (sebelum ledakan terjadi)
Gambar 2 menunjukkan sisi lain saat ledakan belum terjadi. Terlihat dua orang pria mencurigakan dengan peralatan komunikasi yang biasa digunakan intelijen kepolisian atau militer, mengenakan jaket hitam, celana panjang ala militer, dan tas ransel yang mirip.
Dengan menggunakan informasi dan sejumlah foto, para user menunjukkan beberapa orang yang mengenakan tas ransel dan pakaian yang sama atau orang-orang yang terlihat mencurigakan sebelum ledakan terjadi.
Gambar 3
User 4Chan menduga bahwa kemungkinan pria di Gambar 3 ini adalah seorang polisi rahasia alias intel yang menyamar.
Untuk lebih jelas, mari kita lihat gambar selanjutnya yang diambil dari laporan NaturalNews.com dan Infowars.com:
Gambar 5
Gambar 4 dan 5 dipublikasikan oleh NaturalNews.com, terlihat topi yang dikenakan pria mencurigakan itu terdapat logo yang mirip dengan logo “The Craft”, logo yang juga digunakan oleh “Blackwater” . Kebetulankah?
Gambar 6 (Image by: Naturalnews)
Dalam foto-foto terlihat, pria mencurigakan itu dengan tas rasel hitam di punggungnya tidak tertarik dengan perlombaan, tidak menonton.
Gambar 7
Dalam investigasi foto yang dipublikasikan oleh NaturalNews.com, terlihat sekelompok pria mencurigakan memakai seragam yang mirip dan menggunakan alat-alat intelijen yang tidak biasa digunakan warga sipil, termasuk logo “The Craft”, kontraktor militer swasta AS.
NaturalNews.com mencatat bahwa foto-foto tersebut -yang menunjukkan logo “The Craft” – dilarang beredar di media-media mainstream AS.
NaturalNews.com and InfoWars.com telah mempublikasikan banyak foto yang membuktikan ada sejumlah anggota Navy SEALs yang terlihat aktif di sekitar garis finish di lomba Marathon itu.
Gambar 8 (Image by: Infowars.com)
Dalam Gambar 8, terlihat ada tas ransel mencurigakan yang diletakkan oleh seseorang di sekitar tempat ledakan. Dan dua orang mencurigakan berjaket hitam, salah satunya mengenakan topi berlogo “The Craft” terlihat tak jauh di belakang.
lanjut Gan..
cornello- SERSAN MAYOR
-
Posts : 227
Kepercayaan : Islam
Location : Manado
Join date : 18.05.12
Reputation : 13
Re: hidayatullah.com: Bom Bali, Konspirasi Intelijen Amerika dan Israel
Gambar 9 (Image by: NaturalNews.com)
Siapa pria di Gambar 9? Dia berada di garis finish dan apa yang ada di tangannya? Mari lihat lebih dekat lagi.
[/img]
Gambar 10
Mari cocokkan dengan gambar berikut:
Gambar 11
NaturalNews.com mengkonfirmasi bahwa alat yang dipegang pria mencurigakan itu adalah alat yang bisa mendeteksi radiasi yang dihasilkan dalam sebuah ledakan bom atau serangan nuklir.
Gambar12 (Image by: Infowars.com)
Gambar 12 menunjukkan situasi setelah ledakan terjadi, dua pria berjaket hitam dan membawa tas ransel yang sebelumnya terlihat di samping tempat ledakan, nampak berada di jalan, keduanya menggunakan alat komunikasi mencurigakan. Foto ini telah tersebar beberapa kali di internet.
cornello- SERSAN MAYOR
-
Posts : 227
Kepercayaan : Islam
Location : Manado
Join date : 18.05.12
Reputation : 13
Re: hidayatullah.com: Bom Bali, Konspirasi Intelijen Amerika dan Israel
Gambar 13 (Image by: Infowars.com)
Gambar di atas menunjukkan mobil SUV tanpa pengenal dengan sejumlah peralatan komunikasi di atasnya tiba-tiba datang ke TKP. Dan dua pria yang diduga kuat anggota “The Craft” tampak sibuk berkomunikasi dan ada satu anggota lainnya yang juga berkeliaran di sekitar tempat ledakan.
Gambar 14 (Image by: Infowars.com)
Seorang pria yang diduga kuat adalah orang “The Craft” terlihat turut membongkar tempat duduk penonton bersama staf acara, sementara satu lainnya terlihat sedang mencari sesuatu di atas tempat duduk penonton di saat para korban masih dievakuasi.
Gambar 15 (Image by: Infowars.com)
Di Gambar 15 menunjukkan pria yang diduga kuat anggota “The Craft’ berada di sebuah truk, dan di sampingnya squad bom FBI tiba.
Dilihat dari seragam mereka yang sama. Benarkah mereka anggota militer “The Craft”?
Mari bandingkan gambar berikut:
Gambar 18 (Mantan Sniper NAVY SEAL dan moto logo “The Craft” – “Violence does solve problems”)
Foto-foto di atas dilarang beredar di beberapa media pro-pemerintah AS. Bahkan, Infowars.com melaporkan bahwa postingannya tentang para pria mencurigakan memakai ransel yang diduga anggota Navy SEALs yang beroperasi di lomba Marathon itu diblokir Facebook, http://www.infowars.com/facebook-blocks-infowars-post-on-suspicious-men-wearing-backpacks/.
Pertanyaannya untuk apa orang-orang ini beroperasi di tengah-tengah perlombaan Marathon? apakah untuk sekedar mengamankan acara perlombaan?
Dari investigasi yang ada sejauh ini, diduga bom yang meledak di sisi garis finish perlombaan Marathon itu adalah bom rakitan yang dikendalikan remote, jadi bukan “bom bunuh diri”.
Yang dituduh sebagai “tersangka”
Hanya berselang empat hari dari hari ledakan, FBI langsung merilis foto dan video terduga tersangka peledakan. FBI menuding dua pemuda, yaitu Dzhokhar (19) dan Tamerlan Tsarnayev (26), sebagai tersangka pelaku peledakkan hanya dengan bukti rekaman CCTV dan foto yang menangkap gerak-gerik kedua pemuda itu di sekitar area ledakan. “Lucunya”, ransel mereka adalah salah satu hal utama yang dicurigai, padahal banyak juga selain mereka yang mengunakan tas punggung.
Tsarnayev bersaudara (Tamerlan Tsarnayev, kiri dan Dzhokar, kanan)
Tsarnayev bersaudara dilaporkan adalah para pemuda Muslim asli Dagestan dan Kirghizstan. Namun mereka tinggal di AS bersama keluarga mereka.
Pada Kamis (18/4/2013), FBI secara resmi merilis foto Tsarnayev bersaudara di hadapan publik, mengklaim mereka sebagai tersangka. Bahkan FBI mengatakan bahwa mereka “bersenjata dan sangat berbahaya!”
Selain itu FBI juga dengan tegas mengklaim bahwa Tsarnayev bersaudara bersenjatakan senjata api dan peledak, tanpa memberikan bukti konkrit. Dan menyeru kepada warga bahwa siapapun yang melihat mereka berdua jangan mendekati mereka.
Tamerlan, dilaporkan telah meninggal dunia (semoga Allah menerimanya) ditembak oleh polisi sementara adiknya Dzhokar ditangkap dalam keadaan terluka parah. Kasus bom Boston ini dan penetapan Tsarnayev bersaudara ini masih penuh tanda tanya. Mereka berdua dikenal baik oleh keluarga, para tetangga dan teman-temannya. Tuduhan FBI terhadap Tsarnayev bersaudara membuat orang-orang di sekitar mereka sangat terkejut.
Sementara itu, perlu diketahui bahwa otoritas AS sama sekali tidak menjelaskan soal keberadaan orang-orang yang diduga kuat anggota Navy SEALs di sekitar TKP sebelum dan sesudah insiden ledakan terjadi.
Sumber disana gan http://www.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/fbi-membohongi-publik-di-kasus-bom-boston.htm#.UX4eVzflfFx
cornello- SERSAN MAYOR
-
Posts : 227
Kepercayaan : Islam
Location : Manado
Join date : 18.05.12
Reputation : 13
Similar topics
» di balik konspirasi arab saudi dan amerika serikat
» Mantan Agen CIA: ISIS Dibentuk Israel, Amerika dan Inggris
» [kartun] Bali Animated Neue Folgen || Bali Deutsch Kinderserie 2018 (Bücherregal)
» Konspirasi oh Konspirasi
» Benjamin Netanyahu pakai anggaran Israel hanya untuk membeli es krim
» Mantan Agen CIA: ISIS Dibentuk Israel, Amerika dan Inggris
» [kartun] Bali Animated Neue Folgen || Bali Deutsch Kinderserie 2018 (Bücherregal)
» Konspirasi oh Konspirasi
» Benjamin Netanyahu pakai anggaran Israel hanya untuk membeli es krim
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik