perlukah boikot produk yahudi
Halaman 1 dari 1 • Share
perlukah boikot produk yahudi
Fatwa boikot itu hanya akan efektif kalau disertai dengan beberapa hal, antara lain:
1. Kejelasan merek dagang mana saja yang sudah dipastikan milik perusahaan yahudi. Atau yang saham serta keuntungannya benarnya milik dan diperuntukkan bagi kepentingan yahudi.
Bila tidak, yang terjadi justru penzaliman dan fitnah seperti yang anda sebutkan. Padahal bila suatu perusahaan sudah kena vonis tuduhan milik Yahudi, bisa jadi perusahaan itu akan terkena dampaknya. Atau malah sebaliknya, orang-orang malah jadi tidak terlalu peduli dengan seruan itu, karena ketidak-jelasannya.
Bukankah Islam mengajarkan kita untuk berbuat 'adil? Bukankah keadilan adalah salah satu ciri Islam?
2. Harus ada alternatif produk milik umat Islam yang secara kualitas menyamai kualitas produk yahudi, juga harganya bersaing dengan harga produk yahudi, serta ketersediaannya di pasaran pun mudah didapat.
Sebab bila tidak ada alternatif penggantinya, atau ada tapi kualitasnya rendah, atau harganya tidak terjangkau, atau tidak tersedia di pasaran yang mudah dijangkau konsumen, seruan ini menjadi mentah dengan sendirinya.
Apakah di negeri kita ini sudah ada produk alternatif pengganti yang seperti itu atau belum, tentunya harus dijadikan bahan pertimbangan masak oleh para ulama, terutama ulama di negeri kita.
Sebab bisa jadi keadaan pasar di negeri arab berbeda dengan keadaan pasar di negeri kita. Untuk itu perlu ada penelitian yang relevan.
3. Harus ada penjelasan tentang fakta-fakta seberapa besar peranan sumbangan perusahaan milik yahudi itu telah berhasil membantai ribuan nyawa umat manusia.
Sebab penjelasan inilah yang akan menggerakkan hati umat Islam. Misalnya, ketika terjadi pembantaian umat Islam di Bosnia oleh Serbia awal tahun 90-an, umat Islam se-Indonesia untuk pertama kalinya kompak membela dan langsung mengumpulkan dana solidaritas.
Tapi bila fatwa itu hanya disampaikan dari mulut ke mulut, atau lewat milis, atau lewat forum-forum terbatas, maka pengaruhnya pun akan sangat terbatas sekali. Bukan berarti kita menafikan upaua sungguh-sungguh mereka yang sudah berinisiatif, namun nampaknya suatu amal akan lebih sempurna bila dilakukan secara berjamaah, tidak sendiri-sendiri.
Rasanya tanpa tiga hal di atas, seruan dan fatwa itu akan mengalami penggembosan dari dalam tubuh umat Islam sendiri.Upaya mulia para ulama serta alternatif yang mereka tawarkan akan berjalan di tempat.
Yang namanya pemboikotan seharusnya memerlukan syarat mutlak, yaitu kekompakan. Apalah artinya pemboikotan kalau yang melakukan hanya satu dua orang saja, sementara selebihnya acuh tak acuh saja.
Hal-hal teknis seperti ini barangkali perlu lebih diperhatikan, agar pekerjaan kita berjalan secara itqan (sempurna).
1. Kejelasan merek dagang mana saja yang sudah dipastikan milik perusahaan yahudi. Atau yang saham serta keuntungannya benarnya milik dan diperuntukkan bagi kepentingan yahudi.
Bila tidak, yang terjadi justru penzaliman dan fitnah seperti yang anda sebutkan. Padahal bila suatu perusahaan sudah kena vonis tuduhan milik Yahudi, bisa jadi perusahaan itu akan terkena dampaknya. Atau malah sebaliknya, orang-orang malah jadi tidak terlalu peduli dengan seruan itu, karena ketidak-jelasannya.
Bukankah Islam mengajarkan kita untuk berbuat 'adil? Bukankah keadilan adalah salah satu ciri Islam?
2. Harus ada alternatif produk milik umat Islam yang secara kualitas menyamai kualitas produk yahudi, juga harganya bersaing dengan harga produk yahudi, serta ketersediaannya di pasaran pun mudah didapat.
Sebab bila tidak ada alternatif penggantinya, atau ada tapi kualitasnya rendah, atau harganya tidak terjangkau, atau tidak tersedia di pasaran yang mudah dijangkau konsumen, seruan ini menjadi mentah dengan sendirinya.
Apakah di negeri kita ini sudah ada produk alternatif pengganti yang seperti itu atau belum, tentunya harus dijadikan bahan pertimbangan masak oleh para ulama, terutama ulama di negeri kita.
Sebab bisa jadi keadaan pasar di negeri arab berbeda dengan keadaan pasar di negeri kita. Untuk itu perlu ada penelitian yang relevan.
3. Harus ada penjelasan tentang fakta-fakta seberapa besar peranan sumbangan perusahaan milik yahudi itu telah berhasil membantai ribuan nyawa umat manusia.
Sebab penjelasan inilah yang akan menggerakkan hati umat Islam. Misalnya, ketika terjadi pembantaian umat Islam di Bosnia oleh Serbia awal tahun 90-an, umat Islam se-Indonesia untuk pertama kalinya kompak membela dan langsung mengumpulkan dana solidaritas.
Tapi bila fatwa itu hanya disampaikan dari mulut ke mulut, atau lewat milis, atau lewat forum-forum terbatas, maka pengaruhnya pun akan sangat terbatas sekali. Bukan berarti kita menafikan upaua sungguh-sungguh mereka yang sudah berinisiatif, namun nampaknya suatu amal akan lebih sempurna bila dilakukan secara berjamaah, tidak sendiri-sendiri.
Rasanya tanpa tiga hal di atas, seruan dan fatwa itu akan mengalami penggembosan dari dalam tubuh umat Islam sendiri.Upaya mulia para ulama serta alternatif yang mereka tawarkan akan berjalan di tempat.
Yang namanya pemboikotan seharusnya memerlukan syarat mutlak, yaitu kekompakan. Apalah artinya pemboikotan kalau yang melakukan hanya satu dua orang saja, sementara selebihnya acuh tak acuh saja.
Hal-hal teknis seperti ini barangkali perlu lebih diperhatikan, agar pekerjaan kita berjalan secara itqan (sempurna).
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: perlukah boikot produk yahudi
Yakin mau boikot produk Yahudi? boikot lah ini kalo sanggup:
Coba liat nih, kocak gambarnya..
Coba liat nih, kocak gambarnya..
Re: perlukah boikot produk yahudi
ichreza wrote:2. Harus ada alternatif produk milik umat Islam yang secara kualitas menyamai kualitas produk yahudi, juga harganya bersaing dengan harga produk yahudi, serta ketersediaannya di pasaran pun mudah didapat.
Satu kata aja,..
Mustahil!
Re: perlukah boikot produk yahudi
salah kaprah itu, yang diboikot tu seharusnya mata uang Dollar AS, seperti yang dicontohkan Saddam Husein : http://disinter.wordpress.com/2007/07/31/saddam-hussein-may-get-the-last-laugh/
kalau kita sih, paling nggak ya jangan simpen uang dalam bentuk Dollar AS!
- Spoiler:
- Saddam enters into the picture on November of 2000. Saddam makes a decision to convert 10 billion dollars to euros. There was serious concern that other OPEC countries could start accepting the Euros instead of the dollar for oil! If that happened across the board, the party would be over for the American dollar. It seemed like a nutty move at the time. Euros were valued below the dollar; Saddam was taking a pretty big hit on the trade. But in the next few years the euro surpassed the dollar in value and he would have made a considerable sum if he had not been hiding in a hole while the United States occupied his country.
OK Lets bring the way-back machine to today.
The EU is stronger than ever. The change to the euro is more attractive than ever. The euro is stronger. The Euro zone has a bigger share of world trade than the U.S. and the Euro areas have a more balanced external accounts position. Euro-zone is also a larger importer of oil than the U.S. There is also a stronger trade link between the Euro-zone and the OPEC countries.
If oil sales are now made in euros, world oil sales will not artificially hold up the dollar. It would have to fend for itself and initially it would be a shock to the system because of high oil prices and the massive debt incurred over the last few years. Oil prices will probably continue to increase, the dollar will probably fall farther, inflation, will probably go up, real estate values will hold and even increase for a while, our standard of living will probably also suffer and Greenspan will age 10 years. Before anyone panics lets recheck the current geopolitical situation.
- The high cost of oil makes it very tempting to make the jump to euros.
- The European Union is growing stronger. It represents 25 nations, with two more in the wings and the Euro is stronger and stronger. The dollar is presently trading near a seventh- month low against the euro. Record oil prices are hurting U.S. growth, discouraging investors from buying the country’s assets.
- The United States has a trade deficit, which is at an all time high of $38.5 billion in August, exports fell as imports increased.
- The National Debt has never been bigger. On January 15th 2004, the Outstanding Public Debt jumped $13 billion to $7,001,852,607,623.35. The U.S. National Debt surpassed the $7 trillion mark and came less than two years after the Debt first passed $6 trillion. It is even higher today.
- The dollar has been on a slow downward slide for the last four years
- Russia has repeatedly made claims that they are seriously considering moving to euros instead of dollars for their oil.
- India and China are emerging as major players in manufacturing and service sectors are leaving the United States behind.
- China and India have also become major competitors for available energy resources.
- Bush handed out three extremely expensive tax cuts while supporting a war in Iraq that has cost the United States $120 billion so far and there is no apparent end to the death destruction and constant dollar drain there.
- Bush has disavowed international agreements and organizations such the Kyoto Agreement, and Nuclear Disarmament Agreements.
- Bush has sidelined and ignored organizations such as The International Court, the Geneva Convention, the International Red Cross and most importantly the U.N.
- The Bush administration has consistently denigrated many of our allies as a part of “Old Europe.”
- Hugo Chavez, the president of Venezuela has a contentious relationship with the United States after Bush backed his opponent in a failed coup of the Chavez government. By the way, Venezuela has the world’s fifth-biggest oil industry.
- The United States has consistently backed Sharon while he destroyed years of peace making efforts by Arab nations and Europe.
Yep, the combination of all these factors has now set up the dollar as America’s Achilles heel.
There are many countries out there that would love to take us down a peg or two. Time will soon tell how fast they may pull out of our markets.
kalau kita sih, paling nggak ya jangan simpen uang dalam bentuk Dollar AS!
frontline defender- MAYOR
- Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137
Re: perlukah boikot produk yahudi
frontline defender wrote:salah kaprah itu, yang diboikot tu seharusnya mata uang Dollar AS, seperti yang dicontohkan Saddam Husein :
Setuju! Kita boikot US Dollar!
Rupiah / US Dollar kita tukar dgn EURO ( lalu oleh para penjual dan kreditor EURO tsb tetap akan dikonversi ke nilai US Dollar lagi)
Next,
Utk setiap 1 (satu) US Dollar ekivalen dari transfer dana antar bank, antar pemerintah, orang yahudi mengutip bbrp sen US Dollar. Gak peduli actualnya mata uang yg ditransfer dalam valuta apa atau dalam bentuk bond/futures/saham.
Duit bbrp sen dollar itu dikutip oleh salah satu atau beberapa perusahaan yahudi berikut ini:
perusahaan hardware/ komputer
perusahaan software
pemilik perusahaan jasa networking
penyedia jasa satelit
jasa software dan hardware utk networking
jasa software keuangan
jasa konsultan keuangan
bankir
pialang saham/broker
broker kesepakatan dagang
jasa marketing
jasa appraisal / undertaker
jasa asuransi keuangan dan asuransi kerugian
Jadi, tnp jual senjata atau obat atau bioteknologi, atau kurma, atau apel atau jeruk atau sayuran atau jasa pemotongan berlian atau makan royalti berbagai patent teknologi....negara Israel santai-santai mengutip puluhan juta dollar per detiknya.
Gimana tuh cara boikotnya?
Note:
Ada caranya! Ente klo mau kirim uang, bungkus pake koran, antarkan langsung ke si penerima. End.
clean optics- KOPRAL
-
Posts : 28
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Sukabumi
Join date : 09.10.12
Reputation : 1
Re: perlukah boikot produk yahudi
emang ada produk2 ciptaan/temuan muslim yang setara produk israel??
contohnya plsss.
contohnya plsss.
BiasaSaja- SERSAN MAYOR
-
Posts : 660
Kepercayaan : Protestan
Location : warnet langganan
Join date : 08.12.12
Reputation : 11
Re: perlukah boikot produk yahudi
BiasaSaja wrote:emang ada produk2 ciptaan/temuan muslim yang setara produk israel??
contohnya plsss.
Nggak ada..
Dan nggak akan pernah ada
Re: perlukah boikot produk yahudi
Pada liburan musim panas lalu, saya berkesempatan mengunjungi Rubath Ba'asyin, sebuah desa kecil di lembah (wady) Dou'an, Provinsi Hadramaut. Kebetulan saya sedang menempuh studi di sebuah universitas di provinsi yang sama.
Tidak ada yang lebih menarik dari perjalanan yang melelahkan dan sedikit "membuat putus asa" ini (karena tidak ada transportasi umum, ditambah kondisi jalan yang tak beraspal), kecuali profil desa Rubath yang begitu menarik. Dari desa inilah asal Muhammad Awadl, ayah kandung Osama bin Laden, sebelum hijrah dan menjadi milyuner Arab Saudi.
Selain beberapa buah pipa sumbangan Muhammad Awadl yang mengalirkan air dari bendungan di Wady Dzahab ke rumah-rumah penduduk, "peninggalan" Muhammad di desa yang menempel di bukit itu adalah bekas rumahnya yang terbuat dari tanah (seperti rumah-rumah di Hadramaut pada umumnya), dilapisi semen putih dan berukuran cukup besar. Rumah tersebut, sebagian kini dijadikan madrasah/sekolah, dan sebagian lagi ditempati keluarga yang saya tidak tahu pasti hubungan mereka dengan keluarga bin Laden.
Menurut informasi teman yang mengantar saya, yang kebetulan penduduk asli desa tersebut, istri pemilik toko tepat di samping rumah yang mirip benteng itu, masih mempunyai 'nama belakang' bin Laden. Jika benar demikian, berarti hubungan kekeluargaannya dengan pemimpin Al Qaedah yang menjadi musuh besar AS masih tergolong dekat, mengingat qabilah / marga bin Laden tidak begitu besar bila dibandingkan qabilah-qabilah lain yang ada di Arab.
Lalu, apa hubungan "cerita perjalanan" ini dengan usaha pemboikotan terhadap segala produk AS dan Yahudi ?
Yang saya alami ini mungkin sekedar contoh dominasi produk AS dan konsekuensi kita sebagai muslim yang telah lama mendengar pemboikotan produk AS dan Yahudi. Bukan hanya sejak isu serangan AS ke Irak saat ini, atau saat serangan ke Afghanistan beberapa bulan lalu. "Ancaman" pemboikotan sebenarnya sudah lama kita dengar.
Di toko kecil di samping rumah tua keluarga bin Laden itu, yang juga milik suami salah satu keluarga bin Laden yang tidak ikut berimigrasi ke Saudi Arabia, produk-produk kecil AS (sabun, minuman, dsb) masih bisa kita lihat, bahkan mendominasi! Ini bisa dikatakan hanya sekedar ungkapan bahwa, bagaimanapun juga, produk AS dan Yahudi telah menjadi bagian hidup kaum muslimin, apapun "background" keluarga mereka atau dari lapisan masyarakat mana mereka berasal. Seakan perlu perjuangan berat dan panjang dalam usaha pemboikotan secara total dan maksimal.
Sepanjang yang disaksikan zaman, kaum muslimin tidak pernah bersatu dalam memegang konsekuensi, dan tidak pernah sehati dalam mencapai tujuan dan target yang sama.
Kita semua tahu bagaimana AS mempecundangi negara-negara Islam, menyudutkan, menekan, bahkan menyerang. Kita juga tahu, Israel terus membunuhi saudara-saudara kita di Bumi Palestina dengan senjata-senjata Amerika. Israel berada "di atas angin" dalam melancarkan agresi militernya di Palestina dengan senjata yang amat canggih karena sokongan dana Amerika yang tak pernah berhenti. Dan ironisnya, dana yang besar ini terkumpul karena "peran" kita sendiri. Kita sendiri yang menjadikan negeri kita dibanjiri produk AS dan Yahudi, kemudian mengirim hasil penjualannya ke negeri mereka untuk selanjutnya dijadikan senjata pembunuh saudara-saudara kita.
Melihat pembantaian kaum muslimin di beberapa negara, banyak pihak berharap bisa terjun berjihad, namun menjadi "putus asa" karena tak ada jalan ke arah sana. Padahal, pintu jihad sangatlah banyak dan terbuka di depan mata kita. Di antaranya adalah pemboikotan produk-produk tersebut, yang telah begitu lama digembar-gemborkan di negara-negara muslim. Bagi mereka yang banyak mendendangkan kata jihad dan mengeluh karena tak menemukan jalan, silakan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki untuk merealisasikan "perang" baru ini secara total dan menyeluruh.
Benar, masih kita dapati pemerintah negara-negara Arab dan Islam yang terus menggantungkan diri pada Amerika, atau pengusaha-pengusaha muslim yang lebih senang menjadikan perusahaan Amerika sebagai partner bisnis, hingga negaranya dipenuhi produk-produk musuh Islam dan menjadi pasar besar produksinya. Ini terjadi, namun "kekuasaan" ada di tangan ummat. Kita bisa memboikot, bahkan mengikis habis komoditi tersebut lalu memaksa mereka membuangnya ke tong sampah karena tak lagi laku di pasaran… Kenapa kita tidak melakukannya?
Ini akan menjadi pekerjaan mudah --dengan pertolongan Allah SWT-- karena dalam realisasi kita tak melewati rumitnya birokrasi, juga tak membutuhkan peraturan resmi pemerintah. Biarkan pemerintah berasyik masyuk dengan Amerika dan Zionis, sebagai muslim mari kita tanamkan dalam hati totalitas keikhlasan dan keimanan untuk menempuh salah satu cara jihad ini. "Ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu" (Al Anfal : 9). Mari kita perbarui bai'at (perjanjian) kita di hadapan Allah SWT. "Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman" (Ar Ruum : 47).
Kita merasa senang dan mendapat angin segar dengan fenomena "Perang Cola" yang sudah mencapai tingkat "menyaingi produk AS", (Hidayatullah.com, 12/10/02). Semoga ini bisa diikuti perusahaan dan negara lain. Untuk mengembalikan dan menampakkan citra kejayaan Islam di hadapan musuh-musuh Allah. ”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (Ali Imran : 139).
Banyak kalangan optimis, program boikot terhadap segala produk AS adalah salah satu langkah tepat untuk meruntuhkan ke-adikuasa-an Amerika yang dzalim. Sebagaimana juga dilaporkan, perusahaan AS semisal McDonald's, Starbucks, Nike, dan Coca-cola mengaku telah mengalami penurunan akibat kampanye boikot yang dilakukan sebagian muslim di seluruh dunia beberapa waktu lalu.
Semoga segera terwujud janji Allah SWT dalam firman-Nya: ”Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang dzalim." (Ali Imran : 140). (sma)
Tidak ada yang lebih menarik dari perjalanan yang melelahkan dan sedikit "membuat putus asa" ini (karena tidak ada transportasi umum, ditambah kondisi jalan yang tak beraspal), kecuali profil desa Rubath yang begitu menarik. Dari desa inilah asal Muhammad Awadl, ayah kandung Osama bin Laden, sebelum hijrah dan menjadi milyuner Arab Saudi.
Selain beberapa buah pipa sumbangan Muhammad Awadl yang mengalirkan air dari bendungan di Wady Dzahab ke rumah-rumah penduduk, "peninggalan" Muhammad di desa yang menempel di bukit itu adalah bekas rumahnya yang terbuat dari tanah (seperti rumah-rumah di Hadramaut pada umumnya), dilapisi semen putih dan berukuran cukup besar. Rumah tersebut, sebagian kini dijadikan madrasah/sekolah, dan sebagian lagi ditempati keluarga yang saya tidak tahu pasti hubungan mereka dengan keluarga bin Laden.
Menurut informasi teman yang mengantar saya, yang kebetulan penduduk asli desa tersebut, istri pemilik toko tepat di samping rumah yang mirip benteng itu, masih mempunyai 'nama belakang' bin Laden. Jika benar demikian, berarti hubungan kekeluargaannya dengan pemimpin Al Qaedah yang menjadi musuh besar AS masih tergolong dekat, mengingat qabilah / marga bin Laden tidak begitu besar bila dibandingkan qabilah-qabilah lain yang ada di Arab.
Lalu, apa hubungan "cerita perjalanan" ini dengan usaha pemboikotan terhadap segala produk AS dan Yahudi ?
Yang saya alami ini mungkin sekedar contoh dominasi produk AS dan konsekuensi kita sebagai muslim yang telah lama mendengar pemboikotan produk AS dan Yahudi. Bukan hanya sejak isu serangan AS ke Irak saat ini, atau saat serangan ke Afghanistan beberapa bulan lalu. "Ancaman" pemboikotan sebenarnya sudah lama kita dengar.
Di toko kecil di samping rumah tua keluarga bin Laden itu, yang juga milik suami salah satu keluarga bin Laden yang tidak ikut berimigrasi ke Saudi Arabia, produk-produk kecil AS (sabun, minuman, dsb) masih bisa kita lihat, bahkan mendominasi! Ini bisa dikatakan hanya sekedar ungkapan bahwa, bagaimanapun juga, produk AS dan Yahudi telah menjadi bagian hidup kaum muslimin, apapun "background" keluarga mereka atau dari lapisan masyarakat mana mereka berasal. Seakan perlu perjuangan berat dan panjang dalam usaha pemboikotan secara total dan maksimal.
Sepanjang yang disaksikan zaman, kaum muslimin tidak pernah bersatu dalam memegang konsekuensi, dan tidak pernah sehati dalam mencapai tujuan dan target yang sama.
Kita semua tahu bagaimana AS mempecundangi negara-negara Islam, menyudutkan, menekan, bahkan menyerang. Kita juga tahu, Israel terus membunuhi saudara-saudara kita di Bumi Palestina dengan senjata-senjata Amerika. Israel berada "di atas angin" dalam melancarkan agresi militernya di Palestina dengan senjata yang amat canggih karena sokongan dana Amerika yang tak pernah berhenti. Dan ironisnya, dana yang besar ini terkumpul karena "peran" kita sendiri. Kita sendiri yang menjadikan negeri kita dibanjiri produk AS dan Yahudi, kemudian mengirim hasil penjualannya ke negeri mereka untuk selanjutnya dijadikan senjata pembunuh saudara-saudara kita.
Melihat pembantaian kaum muslimin di beberapa negara, banyak pihak berharap bisa terjun berjihad, namun menjadi "putus asa" karena tak ada jalan ke arah sana. Padahal, pintu jihad sangatlah banyak dan terbuka di depan mata kita. Di antaranya adalah pemboikotan produk-produk tersebut, yang telah begitu lama digembar-gemborkan di negara-negara muslim. Bagi mereka yang banyak mendendangkan kata jihad dan mengeluh karena tak menemukan jalan, silakan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki untuk merealisasikan "perang" baru ini secara total dan menyeluruh.
Benar, masih kita dapati pemerintah negara-negara Arab dan Islam yang terus menggantungkan diri pada Amerika, atau pengusaha-pengusaha muslim yang lebih senang menjadikan perusahaan Amerika sebagai partner bisnis, hingga negaranya dipenuhi produk-produk musuh Islam dan menjadi pasar besar produksinya. Ini terjadi, namun "kekuasaan" ada di tangan ummat. Kita bisa memboikot, bahkan mengikis habis komoditi tersebut lalu memaksa mereka membuangnya ke tong sampah karena tak lagi laku di pasaran… Kenapa kita tidak melakukannya?
Ini akan menjadi pekerjaan mudah --dengan pertolongan Allah SWT-- karena dalam realisasi kita tak melewati rumitnya birokrasi, juga tak membutuhkan peraturan resmi pemerintah. Biarkan pemerintah berasyik masyuk dengan Amerika dan Zionis, sebagai muslim mari kita tanamkan dalam hati totalitas keikhlasan dan keimanan untuk menempuh salah satu cara jihad ini. "Ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu" (Al Anfal : 9). Mari kita perbarui bai'at (perjanjian) kita di hadapan Allah SWT. "Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman" (Ar Ruum : 47).
Kita merasa senang dan mendapat angin segar dengan fenomena "Perang Cola" yang sudah mencapai tingkat "menyaingi produk AS", (Hidayatullah.com, 12/10/02). Semoga ini bisa diikuti perusahaan dan negara lain. Untuk mengembalikan dan menampakkan citra kejayaan Islam di hadapan musuh-musuh Allah. ”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (Ali Imran : 139).
Banyak kalangan optimis, program boikot terhadap segala produk AS adalah salah satu langkah tepat untuk meruntuhkan ke-adikuasa-an Amerika yang dzalim. Sebagaimana juga dilaporkan, perusahaan AS semisal McDonald's, Starbucks, Nike, dan Coca-cola mengaku telah mengalami penurunan akibat kampanye boikot yang dilakukan sebagian muslim di seluruh dunia beberapa waktu lalu.
Semoga segera terwujud janji Allah SWT dalam firman-Nya: ”Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang dzalim." (Ali Imran : 140). (sma)
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: perlukah boikot produk yahudi
Kalau make barang YAHUDI, duitnya buat BUNUH orang palestina loj kata gue sma gue dulu
Jadi HARAMKAN SEMUA MUSLIM MEMBELI DAN MENGGUNAKAN PRODUK YAHUDI KARENA HASILNYA BAKAL BUAT BUNUH SAUDARA SEUKUWAH ENTE LOH!!
Jadi HARAMKAN SEMUA MUSLIM MEMBELI DAN MENGGUNAKAN PRODUK YAHUDI KARENA HASILNYA BAKAL BUAT BUNUH SAUDARA SEUKUWAH ENTE LOH!!
BiasaSaja- SERSAN MAYOR
-
Posts : 660
Kepercayaan : Protestan
Location : warnet langganan
Join date : 08.12.12
Reputation : 11
Re: perlukah boikot produk yahudi
Berani boikot produk Yahudi?
Ane kasih tahu satu aja produk Yahudi yaitu
MacOS, Android, dan Windows ciptaan dan dijual oleh orang-orang Yahudi
Ane kasih tahu satu aja produk Yahudi yaitu
MacOS, Android, dan Windows ciptaan dan dijual oleh orang-orang Yahudi
Cak Yadi- SERSAN SATU
-
Posts : 111
Kepercayaan : Katolik
Location : Solo
Join date : 06.02.13
Reputation : 0
Re: perlukah boikot produk yahudi
saya kira nggak terlalu perlu untuk memboikot produk Yahudi
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Similar topics
» Ayo boikot produk-produk pro Israel!
» Perlukah Muslim berthoriqoh
» menjual produk yahudi
» LOGIKA ABSURD KAH, BUKAN PRODUK ISRAEL DIKATAKAN PRODUK ISRAEL?
» perlukah berwudhu sebelum membaca Qur'an
» Perlukah Muslim berthoriqoh
» menjual produk yahudi
» LOGIKA ABSURD KAH, BUKAN PRODUK ISRAEL DIKATAKAN PRODUK ISRAEL?
» perlukah berwudhu sebelum membaca Qur'an
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik