Tribute to Abdol-Hossein Sardari - sebuah pertanyaan untuk Non Muslim:Apakah bisa dibenarkan Taqqiya seperti ini?

First topic message reminder :

Dari situs Israel yg menceritakan seorang Pahlawan mereka yg beragama Islam yaitu



http://www.timesofisrael.com/beating-the-nazis-at-their-own-game/
Writing on the letterhead of the Imperial Consulate of Iran, Sardari tried to convince the authorities that according to “an ethnographic and historical study,” the members of the Jewish communities of Persia and central Asia were not Semitic but rather Aryan, like the Germans themselves.


Abdol-Hossein Sardari seorang diplomat Iran membohongi pejabat2 berwenang Nazi bahwa Yahudi2 yg tinggal di Asia berbeda dengan Yahudi pada umumnya tapi sama dengan bangsa/Ras Arya sebagai Ras kebanggaan Nazi sehingga Ribuan Yahudi terselamatkan dari Holocaust.


ask Non Muslim : Apakah bisa dibenarkan Taqqiya seperti ini?

@all member hijau

jawaban kalian
Dengan tanpa ekplisit dan bertabir, maka artinya Berbohong dengan alasan tertentu bisa dibenarkan.

Saya sangat Suprise...dari hati saya yg paling dalam.

musicman wrote:@all member hijau

jawaban kalian
Dengan tanpa ekplisit dan bertabir, maka artinya Berbohong dengan alasan tertentu bisa dibenarkan.

Hehehe ada kemajuan pada dirimu ... ga menggunakan istilah Taqiya lagi

musicman wrote:Saya sangat Suprise...dari hati saya yg paling dalam.

Apanya yang surprise

Saat saya debat dengan si CS
Saya mengatakan ....kalau JESUS memang Tuhan ... maka beliau telah BERDUSTA : Saat mengatakan TIDAK TAU HARI KIAMAT !!

So what ?? Apa ada yang aneh kalau TUHAN JUGA BERDUSTA

musicman wrote:@all member hijau

jawaban kalian
Dengan tanpa ekplisit dan bertabir, maka artinya Berbohong dengan alasan tertentu bisa dibenarkan.

Saya sangat Suprise...dari hati saya yg paling dalam.

...Yang mengejutkan saya justru yang saya bold berwarna biru itu. Aneh, bung Musicman masih mungkin menulis anak kalimat yang membingungkan seperti itu.

muslim sendiri tidak mengerti apa itu taqiya sebenarnya mungkin......
kenapa di sebut taqqiya dan dari mana sumbernya.....

muslim suka membutakan dirinya dan tidak mau membaca tulisan/jawaban orang lain.

Silakan anda baca lagi jawaban saya dan juga bung Duren di atas.

apa yg bisa dipatahkan melalui semua jawaban diatas, bahwa kalimat "berbohong dengan alasan tertentu bisa dibenarkan" itu adalah salah?

@Atas

Pertanyaan ga mutu

Ibarat SESAMA PEMBOHONG berkumpul lalu salah seorang bertanya kepada temannya yang lain :
Apakah JUJUR dengan alasan tertentu bisa dibenarkan ??

Huiii Musicman

Tau ga apa jawaban sang temannya itu ??

" Gini loh mas bro .....
Hujan aja BISA ada Petir nya
Pipis aja JUGA bisa ada kentut nya
Lha moso bohong GA bisa ada JUJURNYA ''

Kekeke

hehe..

Kasus ini sudah menjadi fakta ketika manusia bisa saja berambigu demi tujuan dan misi tertentu,
yah......seperti kasus kalian2 ini.

Non muslim sangat Gagah dan bertolak pinggang bahwa Kebohongan tetaplah hal yg hina dengan alasan apapun. Itu yg selalu saya alami dalam diskusi mengkritik taqiyya dalam perpektif kebohongan kalau flashback ke belakang...selalu dan selalu begitu...

tapi seperti yg saya katakan kalau saya suprise dengan Thread ini..bahwa non muslim bisa berbeda pandangan dengan kasus ini.

yang anda tanya itu TAQIYA bukan?? Sudah kami jawab itu bukan taqiya. TAQIYA itu ajaran ISLAM untuk menyelamatkan muslim dan mencelakakan YAHUDI dan kafir lainnya.

Ya dia berbohong bahwa YAHUDI kurang lebih sama dengan bangsa ARIA (semua yahudi).

TETAPI, YAHUDI adalah BANGSA PILIHAN TUHAN YHVH, dan itu menjadikan status mereka justru lebih baik daripada bangsa ARIA (di hadapan Tuhan YHVH tentunya).

Pengakuan NAZI JERMAN tentang BANGSA ARIA merupakan RAS UNGGUL adalah kesombongan manusia semata.

Berbohong demi menyelamatkan banyak nyawa tidak sama dengan taqiya muslim yang justru untuk menghilangkan banyak nyawa Yahudi/kafir.

Itulah saya kenapa saya bilang bahwa orang tersebut tidak sedang bertaqiya sebab justru dia menyelamatkan YAHUDI. Dia justru tidak menjalankan ajaran islam yang membenci dan ingin memusnahkan YAHUDI, jadi bagaimana mungkin dia di sebut sedang berTAQIYA??

Ngga puas dengan penjelasan saya diatas, bahwa kalian bebas bicara dan mempersepsikan apa saja tentang Taqqiyah?

Saya berbicara disini bukan dalam Memaknai Taqqiyah dalam ruang lingkup yg sempit, tapi saya bergeser kepada faktor Kesamaan, dan Kebohongan memang adalah Sel satu2nya sebagai sumber dari Taqqiyah..selebihnya adalah faktor2 pelengkap sebagai salah satu dari Cabang kebohongan Seperti "munafik" dsb..

pertanyaan dan sanggahan kalian ternyata tidak bergeser, hanya berkutat dari arti taqqiyah....bukan mematahkan fakta bahwa "berbohong dengan motivasi tertentu bisa dibenarkan"

anda itu maunya bertanya TAQIYA atau bukan??

Siapa yang mau membenarkan TAQIYA?? Yang dilakukan oleh orang itu bukan taqiya.

terserah anda saja deh....toh sudah saya jawab diatas...

Saya berikan contoh TAQIYA :

Syiah Iran berkata bahwa mereka mengimani alquran yang sama, syiah dan sunni itu harusnya damai dll, dsb kepada pihak Sunni di luar IRAN.

Tetapi kenyataannya SUNNI DIBANTAI DI IRAN OLEH SYIAH.

......

anda tidak paham juga? itu masalah anda bukan saya.

lho, pidato tentang taqqiyah lagi...

saya bantu Bold yah..

Saya berbicara disini bukan dalam Memaknai Taqqiyah dalam ruang lingkup yg sempit, tapi saya bergeser kepada faktor Kesamaan, dan Kebohongan memang adalah Sel satu2nya sebagai sumber dari Taqqiyah..selebihnya adalah faktor2 pelengkap sebagai salah satu dari Cabang kebohongan Seperti "munafik" dsb..

Sanggahlah..bahwa kebohongan itu Mutlak dengan alasan apapun tidak bisa dibenarkan...

musicman wrote:lho, pidato tentang taqqiyah lagi...

saya bantu Bold yah..

Saya berbicara disini bukan dalam Memaknai Taqqiyah dalam ruang lingkup yg sempit, tapi saya bergeser kepada faktor Kesamaan, dan Kebohongan memang adalah Sel satu2nya sebagai sumber dari Taqqiyah..selebihnya adalah faktor2 pelengkap sebagai salah satu dari Cabang kebohongan Seperti "munafik" dsb..

Sanggahlah..bahwa kebohongan itu Mutlak dengan alasan apapun tidak bisa dibenarkan...

Revolt wrote:saya pribadi dengan rasa kemanusiaan saya dapat menerima kebohongan tersebut.

Itu jawaban saya sebelumnya dan juga sekarang.

Mengenai TAQIYA baca lagi saja. Contoh TAQIYA bisa anda lihat dari SYIAH IRAN terhadap SUNNI IRAN dan ucapan mereka kepada SUNNI di luar IRAN di atas.

@Revolt
yg anda ingin buktikan di thread ini sebetulnya apa sih?
atau jangan2 memang anda hanya sekedar berusaha exist sehingga hal yg sudah saya terima dari penjelasan anda...anda tidak berhenti untuk mengulang2 post yg itu2 lagi...

kalau anda ingin berkata kasus dalam thread ini bukan Taqqiyah, bukankah saya sudah katakan saya tidak membahas taqqiyah dari perspektif global dan hanya membahas dari Sel utama taqqiyah itu sendiri yaitu berbohong dengan alasan tertentu?

Btw, trims banyak atas penegasan anda kembali, kalau anda menerima kebohongan dalam thread ini adalah hal yg bisa dibenarkan

musicman wrote:lho, pidato tentang taqqiyah lagi...

saya bantu Bold yah..

Saya berbicara disini bukan dalam Memaknai Taqqiyah dalam ruang lingkup yg sempit, tapi saya bergeser kepada faktor Kesamaan, dan Kebohongan memang adalah Sel satu2nya sebagai sumber dari Taqqiyah..selebihnya adalah faktor2 pelengkap sebagai salah satu dari Cabang kebohongan Seperti "munafik" dsb..

Sanggahlah..bahwa kebohongan itu Mutlak dengan alasan apapun tidak bisa dibenarkan...

Nte kok BEBAL banget sih dengan fallacy mu

TUHAN yang bikin HUJAN ajahhh .. me mix nya dengan PETIR
TUHAN yang bikin MANUSIA BISA KENCING ajahhh .. me mix nya dengan KENTUT

Tidak ada yang mutlak

Lantas dari mana bisa timbul pertanyaan bodoh mu bahwa kebohongan itu Mutlak dengan alasan apapun tidak bisa dibenarkan..

@duren

Lantas dari mana bisa timbul pertanyaan bodoh mu bahwa kebohongan itu Mutlak dengan alasan apapun tidak bisa dibenarkan..

Seingat saya, begitulah yg diterima oleh netter muslim dalam menghadapi kritikan tentang kebohongan, bahwa mereka berdiri tanpa toleransi menghadapi apa yg namanya kebohongan.

No Mercy...

exclude...di thread ini...tidak berlaku yg namanya No Mercy

musicman wrote:
Seingat saya, begitulah yg diterima oleh netter muslim dalam menghadapi kritikan tentang kebohongan, bahwa mereka berdiri tanpa toleransi menghadapi apa yg namanya kebohongan.

No Mercy...

exclude...di thread ini...tidak berlaku yg namanya No Mercy

Itu karena muslim MELINTIRKAN perbedaan :

TUKANG DUSTA yang SESEKALI JUJUR
vs
ORANG JUJUR yang SESEKALI BERBOHONG


Islam dibangun dengan DUSTA ... dan dalam DUSTA itu TENTU ada juga JUJUR nya

Sory MM .. karena nte memang enak diajak adu otak , maka ini saya buat analogi tingkat " tinggi "

Islam bukan PIPIS yang ada KENTUT NYA
Tapi .. KENTUT yang meletus ampe terkencing

musicman wrote:@Revolt
yg anda ingin buktikan di thread ini sebetulnya apa sih?
atau jangan2 memang anda hanya sekedar berusaha exist sehingga hal yg sudah saya terima dari penjelasan anda...anda tidak berhenti untuk mengulang2 post yg itu2 lagi...

kalau anda ingin berkata kasus dalam thread ini bukan Taqqiyah, bukankah saya sudah katakan saya tidak membahas taqqiyah dari perspektif global dan hanya membahas dari Sel utama taqqiyah itu sendiri yaitu berbohong dengan alasan tertentu?

Btw, trims banyak atas penegasan anda kembali, kalau anda menerima kebohongan dalam thread ini adalah hal yg bisa dibenarkan

Anda bertanya bagaimana menurut kami tentang kebohongan dari ORANG TERSEBUT BUKAN??

Yang tidak mau paham dari pertama itu siapa??

Sudah saya katakan... Dia tidak melakukan TAQIYA seperti ajaran ISLAM....Baca contoh taqiya yang saya berikan dan pahami.

DIA MELAKUKAN KEBOHONGAN = IYA BENAR SEKALI!!!

Dan pandangan saya adalah....

Dengan segala perikemanusiaan / hati nurani saya, saya dapat menerima KEBOHONGAN TERSEBUT dan tidak mempersoalkannya sebab dengan kebohongan tersebut banyak orang tidak berdosa terselamatkan.

Anda itu yang dipertanyakan maunya apa....

[b]

Anda ingin menGENERALISASI DIPERBOLEHKANNYA KEBOHONGAN??? Maaf sekali bung MM anda salah besar kalau berpendapat demikian tentang pendapat saya tersebut.

TAQIYA MUSLIM yang menghilangkan banyak nyawa dari orang yang tidak bersalah / berdosa tidak akan pernah dapat saya terima dengan hati nurani dan akal sehat saya.

Saya sangat memahami kalau anda itu memang Muslim sejati yang sukanya memelintir arti dan makna pendapat orang lain untuk membenarkan diri anda dan muslim.

ini post terakhir saya untuk anda di treads ini, anda mau terima ataupun tidak pendapat saya tersebut, tidak masalah buat saya.

Biar pembaca yang masih memiliki akal sehat dan hati nurani saja yang memutuskan hasil dari diskusi ini.

duren swt wrote:

musicman wrote:
Seingat saya, begitulah yg diterima oleh netter muslim dalam menghadapi kritikan tentang kebohongan, bahwa mereka berdiri tanpa toleransi menghadapi apa yg namanya kebohongan.

No Mercy...

exclude...di thread ini...tidak berlaku yg namanya No Mercy

Itu karena muslim MELINTIRKAN perbedaan :

TUKANG DUSTA yang SESEKALI JUJUR
vs
ORANG JUJUR yang SESEKALI BERBOHONG


Islam dibangun dengan DUSTA ... dan dalam DUSTA itu TENTU ada juga JUJUR nya

Sory MM .. karena nte memang enak diajak adu otak , maka ini saya buat analogi tingkat " tinggi "

Islam bukan PIPIS yang ada KENTUT NYA
Tapi .. KENTUT yang meletus ampe terkencing

terlalu jauh analisa anda Dur..

Generalisir permasalahan yg anda ulas sudah keluar pagar

@revolt

TAQIYA MUSLIM yang menghilangkan banyak nyawa dari orang yang tidak bersalah / berdosa tidak akan pernah dapat saya terima dengan hati nurani dan akal sehat saya.

susah juga...
saya berdebat dengan kuda delman...

kacamata kuda sudah bagian dari gaya

Taqqiya....kebohongan...akhirnya kelimpungan membedakan antara mikro dan makro dari topic thread ini..

ngga heran...as I Said --> Non Muslim hanya gagah perkasa ketika ada maunya

Revolt wrote:saya pribadi dengan rasa kemanusiaan saya dapat menerima kebohongan tersebut.

kok cuman mentok di rasa kemanusiaan anda doank? emang Yesus nggak bilang apa2 ya, soal beginian?

musicman wrote:Writing on the letterhead of the Imperial Consulate of Iran, Sardari tried to convince the authorities that according to an ethnographic and historical study,” the members of the Jewish communities of Persia and central Asia were not Semitic but rather Aryan, like the Germans themselves.

takiyanya dimana ya?

@wewed

Yah ampun wed, itu sudah ditanya dihalaman pertama oleh para non muslim..

lemes deh saya jadinya