FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

ilmu mutiara berharga Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

ilmu mutiara berharga Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

ilmu mutiara berharga

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

ilmu mutiara berharga Empty ilmu mutiara berharga

Post by keroncong Sat Dec 15, 2012 4:38 pm

Hendaklah setiap muslim mengetahui bahwa perjalanan hidup mereka di dalam mencari ridho Allah Azza wa Jalla, tidak akan menuju kesempurnaan kecuali didasari dengan ilmu syariat. Maka ilmu adalah sarana yang sangat penting bagi kemaslahatan manusia untuk menjalankan aktifitas hidup di dunia. Karena ilmu merupakan sumber kehidupan jiwa dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketahuilah, Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus kita ke muka bumi adalah dalam rangka menjalankan tugas yang mulia. Yaitu mempersembahkan ibadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, menegakkan syariat-Nya, serta memberantas berbagai kemungkaran yang bisa mengundang murka Allah Subhanahu Ta `ala. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta `ala berfirman : "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku, Aku tidak menghendaki rejeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak nrenghendaki supaya nrereka memberi¬ Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pemberi rejeki, yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. "(Adz-Dzaariyaat:56)

Demikianlah perjalanan hidup manusia yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Agar mereka menjalani aktivitas hidup ini sesuai dengan masyi'ah (kehendak)-Nya. Namun dengan kehendak Allah pulalah maka diantara manusia itu ada yang beriman lagi taat, dan ada pula yang ingkar lagi menolak untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ini semua merupakan bukti keadilan Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap segenap hamba-Nya. Dengan bukti keadilan-Nya Allah hendak menguji para hamba, apakah mereka benar-benar beriman kepada Allah atau sebaliknya? Dan apakah mereka akan dibiarkan mengatakan :"Kami beriman," lantas mereka tidak diuji?.

Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman :"Alif Laam Miim, Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan :"kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum nrereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar. Dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. "(Al Ankabut :1-3).

Dan juga Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman :"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) :"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu, maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula diantaranya orong-orang yangtelah pasti kesesatan baginya"(An Nahl :36)

Syaikh Abdurahman bin Hasan Alu Syaikh menjelaskan bahwa ayat di atas menunjukkan tentang hikmah diutusnya para rasul, yaitu untuk mendakwahi umat agar mereka beribadah kepada Allah semata dan melarang mereka dari beribadah kepada selain-Nya. lni merupakan agama para Nabi dan Rasul, walaupun berbeda syariat mereka.
Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman :
"Untuk tiap tiap umat diantara kamu Kami berikan aturan (syariat ) dan jalan yang terang."(Al Maidah : 48) (Fathul Madjid hal 29).

Hendaklah setiap muslim mengetahui bahwa perjalanan hidup mereka di dalam mencari ridho Allah Azza wa Jalla, tidak akan menuju kesempurnaan kecuali didasari dengan ilmu syariat. Maka ilmu adalah sarana yang sangat penting bagi kemaslahatan manusia untuk menjalankan aktifitas hidup di dunia. Karena ilmu merupakan sumber kehidupan jiwa dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga tidak akan sempuma dan tegak tatanan kehidupan manusia apabila ilmu tidak lagi dijadikan pedoman dan jalan hidup mereka. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta'ala menganugerahkan ilmu bagi hati bagaikan siraman hujan yang turun ke bumi. Jadi sebagaimana tidak ada kehidupan di muka bumi kecuali dengan turunnya hujan, maka demikian pula tidak ada kehidupan bagi hati kecuali dengan siraman ilmu.

Di dalam Al Muwaththo -karya Imam Malik- disebutkan :
Lukman berkata kepada anaknya:"Wahai anakku duduklah kamu bersama para ulama dan dekatilah mereka dengan kedua lututmu (bergaul dengan mereka). Maka sesungguhnyaAllah Subhanahu wa Ta 'ala menghidupkan hati-hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana menghidupkan (menyuburkan) bumi dengan hujan yang deras (Kitab A1 llmu Fadluhu wa Syarfuhu hal 228)

Oleh karena itu kebutuhan hati manusia terhadap cahaya ilmu merupakan kebutuhan yang mendesak. Sebagaimana kebutuhan bumi terhadap turunnya hujan tatkala terjadi kekeringan dan paceklik. Maka ilmu merupakan mutiara yang sangat berharga bagi setiap muslim. Karena dengan ilmu jiwa jiwa manusia akan hidup dan sebaliknya jiwa-jiwa mereka akan mati apabila tidak dibekali dengan ilmu.
Sebagian orang-orang yang arif berkata "Bukankah orang yang sakit akan mati tatkala tercegah dari makanan , minuman dan obat¬-obatan? maka dijawab "Tentu saja, " Mereka mengatakan : "Demikian pula halnya dengan hati jika terhalang dari ilmu dan hikmah maka akan mati. "

Maka tepat jika dikatakan bahwa ilmu merupakan makanan dan minuman hati, serta penyembuh jiwa. karena kehidupan hati bersandar kepada ilmu. Maka apabila ilmu telah sirna dari hati seseorang berarti hakekatnya dia telah mati. Akan tetapi dia tidak merasakan kematian tersebut. Orang yang hatinya telah mati ibarat seorang pemabuk yang hilang akalnya (disebabkan maksiat yang dia lakukan ) (Kitab Al Ilmu Fadluhu wa Syarfuhu hal 144¬-145). Sesungguhnya sebab utama yang bisa merusak bahkan mematikan hati adalah maksiat. Jika hati semakin rusak maka cahaya tersebut akan melemah dan berkurang. Sebagian salaf berkata : "Tidaklah seseorang yang bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta 'ala sehingga (menyebabkan) hilang akalnya.

Maka tertutupnya hati manusia dari cahaya ilmu, tergantung dari tingkatan maksiat yang mereka lakukan. Jika semakin banyak dosa yang dilakukan, maka akan semakin banyak pula celah-celah hati yang tertutup dari cahaya ilmu, dan semakin sulit terbukanya peluang bagi hati untuk tersirami dengan cahaya ilmu. Sehingga menyebabkan dia termasuk dalam golongan orang orang yang lalai. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka " (Al Muthaffifin : 14), Sebagian salaf menafsirkan ayat tersebut, yaitu :"Dosa yang dilakukan terus menerus (dosa di atas dosa). "

Berkata A1 Hasan : yaitu 'Dosa di atas dosa hingga membutakan hati. (Meriwayatkan darinya (Al Hasan) Abd Ibnu Hamid sebagaimana dalam (Ad Durul Mantsur : 8/447) (Ad Da'uwad Dawa' ha1 95-96)¬

Oleh karena itu hendaklah kita sebagai muslim senantiasa menjaga ilmu yang ada di dalam hati dari hal-hal yang akan memadamkannya. Disertai dengan niat yang ikhlas dan mengamalkan kandungan ilmu tersebut, serta banyak memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga kita bisa menepis berbagai pengaruh dosa yang merupakan sebab kelalaian dan kejahilan manusia. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "(Tetapi) karena mereka melanggar Janjinya, kami kutuk mereka, dan kami Jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya dan mereka (sengaja) rnelupakan sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya. "(Al-Ma' idah : 5)

Al Imam Syafi'i pemah mengatakan:
Aku pernah mengeluh kepada Imam Waqi' tentang jeleknya hafalanku
Maka beliau membimbingku untuk meninggalkan maksiat
Dan beliau berkata : “Ketahuilah bahwa ilmu adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yangbermaksiat.”

Ucapan A1 Imam Syafi’i tersebut merupakan peringatan sekaligus nasehat yang bermanfaat bagi kita, jika tidak ingin kehilangan mutiara yang sangat berharga yaitu ILMU YANG BERMANFAT. Akhir kata, kita memohon kepada Allah agar menganugerahkan Taufik dan Hidayah-Nya, mengokohkan iman kita dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat serta tidak memalingkan hati kita kepada kesesatan dan kebinasaan. Amin Yaa mujiibas saa’ilin.
Wallahua'lam bis showab.

Sumber : Buletin Dakwah Al Jihad, Samarinda Edisi I/Th.I/17 Rabiul Tsani 1423H
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

ilmu mutiara berharga Empty Re: ilmu mutiara berharga

Post by keroncong Sat Dec 15, 2012 4:50 pm

Sebagaimana halnya makanan, yang dipergunakan manusia untuk kelangsungan hidup. Karena seandainya keimanan tidak dipupuk dengan ilmu, maka ibarat tanaman menjadi layu bahkan hancur.
Sebagaimana halnya makanan, yang dipergunakan manusia untuk kelangsungan hidup. Karena seandainya keimanan tidak dipupuk dengan ilmu, maka ibarat tanaman menjadi layu bahkan hancur.

Sehingga tidaklah terwujud keberadaan iman seorang kecuali dengan ilmu. Al Imam Ahmad menyatakan : "Manusia sangat membutuhkan ilmu dari sekedar menyantap makanan dan minuman; karena makanan dan minuman dibutuhkan oleh manusia sekali atau dua kali dalam sehari. Sedangkan ilmu ilmu dibutuhkan setiap saat." (Thobaqot Al Hanabilah 1/147)

Bahkan seluruh makhluk Allah sangat butuh kepada ilmu. Karena tidak akan tegak urusan makhluk kecuali dengan ilmu.

Langit-langit dan bumi bisa berdiri kokoh adalah dengan ilmu, begitu pula diturunkannya para rasul dan kitab-kitab-Nya juga dengan ilmu. Serta tidak akan diketahui perkara halal-haram kecuali dengan ilmu.

Oleh karena itu, kewajiban seseorang dalam menuntut ilmu syar'i berlangsung hingga menjelang wafat.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam senantiasa menyampaikan dakwah dan nasehat hingga menjelang wafat beliau.

Diriwayatkan oleh Al Hakim di dalam Mustadraknya dan dia berkata : -di atas syarat dua syaikh- dari hadits Anas radliyallahu'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda : "Dua keinginan yang tidak pernah merasa puas darinya : "Keinginan terhadap ilmu dan tidak pernah merasa puas darinya, dan keinginan terhadap dunia dan tidak pernah merasa puas darinya.

Nabi menjadikan keinginan terhadap ilmu dan tidak pernah merasa puas darinya sebagai komitmen iman dan sifat-sifat kaum mukminin. Oleh karena itu para imam kaum muslimin apabila dikatakan kepada mereka : "Sampai kapan engkau menuntut ilmu?" maka dia mengatakan : "sampai wafat!"

Nu'aim bin Hammad berkata : "Aku mendengar Abdullah ibnul Mubarak radliyallahu'anhu berkata - sekelompok kaum mencelanya karena beliau sering menuntut ilmu hadits.

Maka mereka mengatakan ; "sampai kapan engkau mendegarkan (hadits)? Beliau menjawab : "sampai mati!"

Al Hasan bin Manshur Al Jashshosh berkata : "Aku mengatakan kepada Ahmad bin Hambal radliyallahu'anhu : "Sampai kapan engkau akan menulis hadits?" maka beliau mejawab : "Hingga wafat!"

Abdullah bin Muhammad Al Baghawi berkata : "Aku mendengar Ahmad bin Hambal berkata : "Sesungguhnya aku menuntut ilmu sampai masuk ke liang kubur."

Muhammad bin Isma'il As Shooigh berkata : "Aku tinggal bersama ayahku di Baghdad, kemudian lewat di hadapan kami Ahmad bin Hambal dalam keadaan memegang sandal. Lantas ayahku menarik bajunya, dan berkata : "Wahai Abu Abdillah (panggilan Ahmad bin Hambal), apakah engkau tidak malu! sampai kapan engkau menuntut ilmu? Beliau menjawab : "sampai mati!"

Demikianlah beberapa perkataan para ulama yang menerangkan begitu semangatnya mereka dalam menuntut ilmu. Sehingga mereka mencurahkan waktu dan tenaga untuk meraih lezatnya ilmu.

Sesungguhnya bagi siapa saja yang memahami hikmah dibalik perintah menuntut ilmu tersebut niscaya dia tidak akan pernah menyia-nyiakan waktunya sedikitpun dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Dia akan merasa rugi tatkala luput dari manisnya ilmu.

Dia akan memanfaatkan masa sehatnya untuk banyak menimba ilmu sebelum tiba masa sakit. Serta dia akan mengisi waktu hidupnya dengan hal-hal yang mengundang keridhoan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebelum ajal tiba.

Begitulah seharusnya cerminan seorang mukmin yang mengharapkan perjumpaan Rabbnya.

Seiring dengan itu, syetan juga tak pernah menyerah untuk menjerumuskan manusia ke lembah kebodohan. Sehingga dengan kebodohan seseorang terhadap ilmu mengakibatkan lemahnya keimanan dan minimnya ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Sesungguhnya orang yang bodoh tidak mengetahui hakekat iman dan taqwa. Dan tidak mengetahui pula jalan untuk menuju keselamatan berdasarkan ilmu dan keyakinan yang mantap.

Tentu saja hal ini semakin membuka peluang bagi syetan untuk menggiring orang tersebut kepada kemaksiatan dan kesesatan. Tatkala kebodohan telah merajalela, maka akan meningkat pula kemaksiatan, kriminalitas, cinta kepada dunia yang berlebihan dan takut apabila kematian menjemputnya, dan sebagainya.

Semua Ini merupakan diantara sebab lemahnya kaum muslimin, sehingga Allah menimpakan kehinaan kepada mereka. Rasa gentar yang menghunjam pada jiwa-jiwa musuh-musuh Islam hilang seiring dengan dicabutnya kewibawaan kaum muslimin.

Sehingga musuh-musuh kaum Muslimin tidak segan-segan untuk mengintimidasi dan memberangus persatuan kaum muslimin.

Sementara mayoritas manusia terlena dengan kehidupan dunia yang fana ini dan melupakan akherat yang kekal abadi.

Oleh karena itu diantara sifat-sifat penuntut ilmu yang diajarkan oleh rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam adalah ihklas dalam menuntut ilmu. Sebab dengan keikhlasan ini akan menghantarkan seseorang kepada tingkatan hamba yang sangat butuh kepada ilmu dan membentenginya dari riya' (ingin dipuji oleh orang lain) dan sebagainya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang mempelajari ilmu dari apa-apa yang dia cari dengannya wajah Allah Azza wa Jalla. Tidaklah dia belajar kecuali untuk memperoleh bagian dari dunia, maka dia tidak akan mencium wangi syurga pada hari kiamat." (HR Ibnu Majah, Al Muqadimah 1/252 dan Ahmad, Al Musnad 2/338)

Dalam berhias dengan keikhlasan ini juga harus dibimbing dengan ilmu dan tidak cukup dengan modal semangat semata. Sebab berapa banyak orang yang pada awalnya ikhlas dalam melaksanakan amalan, namun tatkala berada di tengah perjalanan mengalami penurunan secara drastis.

Ini semua tidak lepas daripada peran syetan dalam menggoda bani Adam. Syetan berupaya untuk memberikan rasa was-was di dalam diri manusia sehingga memperngaruhi keikhlasan. Oleh karena itu peran ilmu sangat besar terhadap keikhlasan seseorang.

Cukuplah bagi seorang muslim akan berita Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa ilmu merupakan sebaik-baik ganjaran dalam berbuat kebaikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka.

Demikianlah balasan bagi orang yang berbuat baik, agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan ganjaran yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." (Az Zumar 33-35). Dan ini menunjukkan dua ganjaran baik di dunia dan akherat.

Al Hasan Berkata : "Barangsiapa yang sangat baik peribadatannya kepada Allah pada masa mudanya, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menganugerahkan hikmah (Ilmu) kepadanya tatkala beranjak dewasa."

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : "Dan tatkala dia (Nabi Yusuf) cukup dewasa kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." (Al Ilmu Fadluhu wa Syarfuhu 226-227)

Demikian sifat dan kedudukan ilmu yang sangat mulia sebagai ganjaran yang paling berharga bagi seorang muslim yang ingin menggapainya.

Oleh karena itu kebutuhan manusia terhadap ilmu merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Jikalau ingin mendapatkan keberuntungan dunia dan akherat maka tempuhlah jalan ilmu syari'at. Sehingga dengan demikian Allah akan mempermudah baginya untuk menuju surga yang diidam-idamkan.

Kita memohon kepada Allah agar dibukakan pintu hati kita dengan taufik dan hidayah-Nya. Sehingga kita senantiasa butuh kepada ilmu yang bermanfaat. Dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa mencurahkan kepada jiwa kita perasaan cukup terhadap nikmat-nikmat yang diberikan-Nya. Amin Yaa Mujibas Saailin.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik