hakikat dan kebenaran
Halaman 1 dari 1 • Share
hakikat dan kebenaran
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkannya atas segala agama. Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu kepadanya, kepada sahabat-sahabatnya, dan kepada orang-orang yang mengikuti kebenaran hingga hari kiamat.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah!
Marilah kesempatan yang sangat baik ini kita manfaatkan sebaik-baiknya dengan jalan meningkatkan kwalitas taqwa kita kepada Allah SWT. Semoga dengan bekal takwa yang mantap dan berbobot akan meringankan beban pertanggungjawaban kita di hadapan pengadilan Ilahi.
Kaum Muslimin yang berbahagia!
Allah berfirman di dalam Al-Qur'an: "Dan Kami turunkan Al-Qur'an dengan haq dan sebenar-benarnya, dan Al-Qur'an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan kami tidak mengutus engkau, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan." (QS. Al-Isra':105).
Ayat di atas menerangkan kepada kita dengan jelas, bahwa Al-Qur'an sebagai pegangan hidup Muslim diturunkan dengan segala haq dan penuh kebenaran, diturunkan oleh Tuhan yang haqqul haq. Maka apa saja yang diturunkan dan datang dari-Nya tidak lain kecuali Al-Haq. Bumi, langit dan semua makhluk-Nya diciptakan atas dasar Al-Haq.
Kebenarannya tidak diragukan, dan sedikitpun tidak bercampur dengan kebatilan, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an yang artinya: "Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakang, yang diturunkan dari Tuhan yang maha Bijaksana dan Maha Terpuji." (QS. Fushshilat:42).
Untuk menyempurnakan nikmat-Nya itu, Allah anugerahkan kepada manusia Dinul Haq, agama yang benar, yaitu agama Islam. Nikmat terakhir itu dirasakan perlu oleh Allah untuk kepentingan manusia, sekalipun manusia tidak memintanya karena sudah cukup dengan nikmat-nikmat yang ada. Namun jauh sebelumnya, Allah sebagai Rabbul'alamin, sudah mengetahui lebih dahulu, bahwa manusia sepanjang hidupnya memerlukan aturan-aturan dan hukum-hukum yang tak dapat diciptakan oleh manusia sendiri walaupun ilmu pengetahuan yang digali oleh manusia sudah demikian maju. Dalam hal ini Allah berfirman dalam Al-Qur'an dikala menjelaskan wasiat Nabi Ibrahim kepada anak-anaknya: "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'kub, Ibrahim berkata: Hai Anak-anakku sesungguhnya Alah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati, kecuali dalam memeluk agama Islam." (QS. Al-Baqarah:132).
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah!
Itulah agama yang haq, Agama Islam yang sudah Allah pilihkan bagi manusia untuk menuju akhir hayat yang baik, sebagai manusia muslim yang tunduk dan patuh.
Dilihat dari ayat-ayat di atas, nyatalah dengan jelas bahwa umat Islam, adalah umat yang senantiasa berpijak di atas landasan yang haq, yang senantiasa membela dan mempertahankan serta menyebarkan Al-Haq. Sebab umat Islam sesudah demikian mantap keyakinannya dengan kebenaran agama Allah. Dengan pendirian bahwa di luar Al-Haq itu adalah kesesatan, sebagaimana firman Allah yang artinya: "Maka tidak ada sesudah haq dan kebenaran itu, melainkan kesesatan."(QS. Yunus: 32).
Kaum muslimin yang berbahagia !
Pada dasarnya, manusia cenderung kepada Al-Haq dan kebenaran, mengaku selalu berada di dalamnya. Betapapun salah dan kekeliruannya tersingkap, namun ia tetap menganggap, bahwa dirinya berada dalam Al-Haq. Sebelum hijab terbuka, orang akan bertahan dalam kebatilan dan kesalahannya, bahkan ia menganggap bahwa orang lainlah yang salah dan batil. Akan tetapi bilamana hijab telah tersibak, taufik dan hidayah telah membuka hatinya, maka terjadilah suatu perubahan yang menakjubkan, bahwa orang yang bersikeras dengan kesalahan dan kebatilan itu tiba-tiba rujuk, kembali kepada Al-Haq yang sebelumnya dilawan dan ditantang.
Demikianlah kenyataan yang kita temukan dalam sejarah dari masa ke masa, sejak dulu sampai sekarang. Bagaimana proses kembalinya seorang hamba kepada Al-Haq dan kebenaran, dan sebaliknya proses ini terjadi atas kesadaran diri sendiri bukan atas dasar paksaan. Dan seorang hamba harus berusaha agar selalu berada pada jalur Al-Haq. Bilamana jalur Al-Haq itu ditinggalkan, suatu keharusan akan terjadi, tatanan kehidupan akan berantakan, kekacauan akan melanda manusia, dan kezhaliman akan merajalela. Kalau orang sudah keluar dari jalan yang haq berarti ia memilih kebatilan sebagai jalan hidupnya. Konsekwensi logisnya bahwa ia telah menjatuhkan dirinya kedalam jurang kebinasaan atau bahkan kebinasan itu tidak hanya menimpa dirinya sendiri, akan tetapi akibat dari kebatilan itu juga akan merusak tatanan kehidupan ini, sebagaimana firman Allah: "Dan jika haq yang mereka tundukkan kebawah hawa nafsu mereka, alamat akan rusak dan binasalah langit dan bumi dengan segala apa yang ada di dalamnya." (QS.Al-mu'minun: 72).
Tentang orang yang bertahan dalam jalur Al-Haq, Mu'awiyah ra. berkata: "Pernah kudengar Rasulullah SAW bersabda: "Akan ada segolongan dari umatku, orang-orang yang melahirkan Al-Haq dan kebenaran. Mereka tidak berkeberatan terhadap siapa yang tidak menyetujui mereka, sehingga keputusan Allah."."
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah!
Manusia dalam perjuangan hidupnya senantiasa menghadapi dua pilihan. antara Al-Haq dan Al-Batil, antara kebaikan dan kejahatan. Mereka akan selalu diuji dengan dua hal tersebut, untuk menentukan siapa yang lulus dan siapa yang tidak, dari sini bisa diketahui siapa yang melenceng dan siapa yang konsisten pada jalan kebenaran, sebagaimana firman Allah: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (QS. Al-anbiya':35).
Maka alangkah manis dan nikmatnya hidup ini, bilamana Al-Haq dan kebenaran telah bersemayam dalam hati. Akan tetapi sebaliknya, alangkah pahit dan getirnya hidup ini, apabila Al-Haq tidak mendapat tempat di hati, Maka sangatlah disayangkan kalau seorang hamba menolak kebenaran yang mengantarkannya kepada kebahagiaan lalu merangkul kebatilan karena kenikmatan yang semu dan sementara.
Kaum Muslimin yang berbahagia!
Sebenarnya, bukan karena suka dan tak suka kepada Al-Haq, akan tetapi karena dorongan hawa nafsu manusia tidak simpati kepada Al-Haq, atau karena rasa takut dan cemas kepentingan dirinya terganggu, maka iapun berpaling dari Al-Haq. Bahkan tak sampai di situ saja malah ia menjadi benci dan menentang Al-Haq. Sebab pada hakikatnya Al-Haq itu menentang kedzaliman, menuntut keadilan, memaksa orang membuka mata kalau sudah tiba di hadapannya,. Al-Haq menuntut dan menyuruh seseorang tidak hanya sanggup melihat kuman di seberang lautan, akan tetapi tak mampu melihat gajah di pelupuk mata, Al-Haq menuntut agar tak mau berminyak-minyak air, agar mengiyakan saja segala titah yang datang dari atas, walaupun salah dan batil masih berjalan seiring dan seirama. Al-Haq memerintahkan agar orang jangan membiasakan mau menggunting dalam lipatan dan menusuk kawan seiring. Al-Haq menuntut agar orang jangan munafik, lain di mulut lain di hati, agar jangan telunjuk lurus kelingking berkait, supaya Al-Haq itu disampaikan apa adanya, meskipun itu pahit di rasa.
Kaum Muslimin yang berbahagia!
Demikianlah Al-Haq dan kebenaran yang dikehendaki oleh agama Islam, supaya kita selalu berpegang teguh kepadanya semoga kita berbahagia di dunia dan di akhirat. (Bas).
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah!
Marilah kesempatan yang sangat baik ini kita manfaatkan sebaik-baiknya dengan jalan meningkatkan kwalitas taqwa kita kepada Allah SWT. Semoga dengan bekal takwa yang mantap dan berbobot akan meringankan beban pertanggungjawaban kita di hadapan pengadilan Ilahi.
Kaum Muslimin yang berbahagia!
Allah berfirman di dalam Al-Qur'an: "Dan Kami turunkan Al-Qur'an dengan haq dan sebenar-benarnya, dan Al-Qur'an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan kami tidak mengutus engkau, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan." (QS. Al-Isra':105).
Ayat di atas menerangkan kepada kita dengan jelas, bahwa Al-Qur'an sebagai pegangan hidup Muslim diturunkan dengan segala haq dan penuh kebenaran, diturunkan oleh Tuhan yang haqqul haq. Maka apa saja yang diturunkan dan datang dari-Nya tidak lain kecuali Al-Haq. Bumi, langit dan semua makhluk-Nya diciptakan atas dasar Al-Haq.
Kebenarannya tidak diragukan, dan sedikitpun tidak bercampur dengan kebatilan, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an yang artinya: "Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakang, yang diturunkan dari Tuhan yang maha Bijaksana dan Maha Terpuji." (QS. Fushshilat:42).
Untuk menyempurnakan nikmat-Nya itu, Allah anugerahkan kepada manusia Dinul Haq, agama yang benar, yaitu agama Islam. Nikmat terakhir itu dirasakan perlu oleh Allah untuk kepentingan manusia, sekalipun manusia tidak memintanya karena sudah cukup dengan nikmat-nikmat yang ada. Namun jauh sebelumnya, Allah sebagai Rabbul'alamin, sudah mengetahui lebih dahulu, bahwa manusia sepanjang hidupnya memerlukan aturan-aturan dan hukum-hukum yang tak dapat diciptakan oleh manusia sendiri walaupun ilmu pengetahuan yang digali oleh manusia sudah demikian maju. Dalam hal ini Allah berfirman dalam Al-Qur'an dikala menjelaskan wasiat Nabi Ibrahim kepada anak-anaknya: "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'kub, Ibrahim berkata: Hai Anak-anakku sesungguhnya Alah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati, kecuali dalam memeluk agama Islam." (QS. Al-Baqarah:132).
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah!
Itulah agama yang haq, Agama Islam yang sudah Allah pilihkan bagi manusia untuk menuju akhir hayat yang baik, sebagai manusia muslim yang tunduk dan patuh.
Dilihat dari ayat-ayat di atas, nyatalah dengan jelas bahwa umat Islam, adalah umat yang senantiasa berpijak di atas landasan yang haq, yang senantiasa membela dan mempertahankan serta menyebarkan Al-Haq. Sebab umat Islam sesudah demikian mantap keyakinannya dengan kebenaran agama Allah. Dengan pendirian bahwa di luar Al-Haq itu adalah kesesatan, sebagaimana firman Allah yang artinya: "Maka tidak ada sesudah haq dan kebenaran itu, melainkan kesesatan."(QS. Yunus: 32).
Kaum muslimin yang berbahagia !
Pada dasarnya, manusia cenderung kepada Al-Haq dan kebenaran, mengaku selalu berada di dalamnya. Betapapun salah dan kekeliruannya tersingkap, namun ia tetap menganggap, bahwa dirinya berada dalam Al-Haq. Sebelum hijab terbuka, orang akan bertahan dalam kebatilan dan kesalahannya, bahkan ia menganggap bahwa orang lainlah yang salah dan batil. Akan tetapi bilamana hijab telah tersibak, taufik dan hidayah telah membuka hatinya, maka terjadilah suatu perubahan yang menakjubkan, bahwa orang yang bersikeras dengan kesalahan dan kebatilan itu tiba-tiba rujuk, kembali kepada Al-Haq yang sebelumnya dilawan dan ditantang.
Demikianlah kenyataan yang kita temukan dalam sejarah dari masa ke masa, sejak dulu sampai sekarang. Bagaimana proses kembalinya seorang hamba kepada Al-Haq dan kebenaran, dan sebaliknya proses ini terjadi atas kesadaran diri sendiri bukan atas dasar paksaan. Dan seorang hamba harus berusaha agar selalu berada pada jalur Al-Haq. Bilamana jalur Al-Haq itu ditinggalkan, suatu keharusan akan terjadi, tatanan kehidupan akan berantakan, kekacauan akan melanda manusia, dan kezhaliman akan merajalela. Kalau orang sudah keluar dari jalan yang haq berarti ia memilih kebatilan sebagai jalan hidupnya. Konsekwensi logisnya bahwa ia telah menjatuhkan dirinya kedalam jurang kebinasaan atau bahkan kebinasan itu tidak hanya menimpa dirinya sendiri, akan tetapi akibat dari kebatilan itu juga akan merusak tatanan kehidupan ini, sebagaimana firman Allah: "Dan jika haq yang mereka tundukkan kebawah hawa nafsu mereka, alamat akan rusak dan binasalah langit dan bumi dengan segala apa yang ada di dalamnya." (QS.Al-mu'minun: 72).
Tentang orang yang bertahan dalam jalur Al-Haq, Mu'awiyah ra. berkata: "Pernah kudengar Rasulullah SAW bersabda: "Akan ada segolongan dari umatku, orang-orang yang melahirkan Al-Haq dan kebenaran. Mereka tidak berkeberatan terhadap siapa yang tidak menyetujui mereka, sehingga keputusan Allah."."
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah!
Manusia dalam perjuangan hidupnya senantiasa menghadapi dua pilihan. antara Al-Haq dan Al-Batil, antara kebaikan dan kejahatan. Mereka akan selalu diuji dengan dua hal tersebut, untuk menentukan siapa yang lulus dan siapa yang tidak, dari sini bisa diketahui siapa yang melenceng dan siapa yang konsisten pada jalan kebenaran, sebagaimana firman Allah: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (QS. Al-anbiya':35).
Maka alangkah manis dan nikmatnya hidup ini, bilamana Al-Haq dan kebenaran telah bersemayam dalam hati. Akan tetapi sebaliknya, alangkah pahit dan getirnya hidup ini, apabila Al-Haq tidak mendapat tempat di hati, Maka sangatlah disayangkan kalau seorang hamba menolak kebenaran yang mengantarkannya kepada kebahagiaan lalu merangkul kebatilan karena kenikmatan yang semu dan sementara.
Kaum Muslimin yang berbahagia!
Sebenarnya, bukan karena suka dan tak suka kepada Al-Haq, akan tetapi karena dorongan hawa nafsu manusia tidak simpati kepada Al-Haq, atau karena rasa takut dan cemas kepentingan dirinya terganggu, maka iapun berpaling dari Al-Haq. Bahkan tak sampai di situ saja malah ia menjadi benci dan menentang Al-Haq. Sebab pada hakikatnya Al-Haq itu menentang kedzaliman, menuntut keadilan, memaksa orang membuka mata kalau sudah tiba di hadapannya,. Al-Haq menuntut dan menyuruh seseorang tidak hanya sanggup melihat kuman di seberang lautan, akan tetapi tak mampu melihat gajah di pelupuk mata, Al-Haq menuntut agar tak mau berminyak-minyak air, agar mengiyakan saja segala titah yang datang dari atas, walaupun salah dan batil masih berjalan seiring dan seirama. Al-Haq memerintahkan agar orang jangan membiasakan mau menggunting dalam lipatan dan menusuk kawan seiring. Al-Haq menuntut agar orang jangan munafik, lain di mulut lain di hati, agar jangan telunjuk lurus kelingking berkait, supaya Al-Haq itu disampaikan apa adanya, meskipun itu pahit di rasa.
Kaum Muslimin yang berbahagia!
Demikianlah Al-Haq dan kebenaran yang dikehendaki oleh agama Islam, supaya kita selalu berpegang teguh kepadanya semoga kita berbahagia di dunia dan di akhirat. (Bas).
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» hakikat bersyukur
» hakikat sabar
» hakikat haji mabrur
» Tauhid: Pengetahuan dan keyakinan
» hakikat istighfar & tobat
» hakikat sabar
» hakikat haji mabrur
» Tauhid: Pengetahuan dan keyakinan
» hakikat istighfar & tobat
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik