FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

panduan berdebat dan berdiskusi yang islami Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

panduan berdebat dan berdiskusi yang islami Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

panduan berdebat dan berdiskusi yang islami

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

panduan berdebat dan berdiskusi yang islami Empty panduan berdebat dan berdiskusi yang islami

Post by keroncong Thu Dec 06, 2012 10:47 am

Islam agama sempurna, mengatur segala aspek kehidupan. Salah satu hal yang penting dalam hidup ini adalah berlangsungnya komunikasi sesama manusia dengan baik. Islam mengatur itu pula, maka dalam kesempatan ini akan dikemukakan petunjuk berkomu-nikasi, dialog, debat, wawancara, adu argumentasi ataupun tukar pikiran secara Islami. Tulisan singkat ini insya Allah bisa dipegangi sebagai petunjuk dalam berkomunikasi secara umum, bahkan bisa digunakan dalam hal-hal khusus misalnya berwawancara secara langsung ataupun dalam acara-acara tertentu.

Berkomunikasi secara umum atau berdialog pun diberi bimbingan oleh Al-Quran, karena teori berdialog itu merupakan salah satu sarana da'wah untuk menyampaikan kebenaran.

Petunjuk dari Al-Quran
Ada nash-nash (teks) Al-Quran yang menuntun tentang dialog di antaranya sebagai berikut," ?dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia?" (Al-Baqarah: 83). "?.dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (An-Nahl: 125). "Dan katakanlah kepada hamba-hambaKu: 'Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar)'." (Al-Isra': 53). "Maka berbicaralah kamu berdua (Musa dan Harun i) kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (Thaahaa: 44). "Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbu-atan dan perkataan) yang tiada berguna." (Al-Mukminun: 3). "Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik." (Al-Mukminun:: 96).

Dalil dari Hadits
Nabi Muhammad ` memberi petunjuk bagaimana berdialog dan berkomunikasi yang baik. Di antaranya, "Permudahlah dan jangan kalian persulit, dan gembirakanlah dan jangan kalian buat mereka lari." (Muttafaq 'alaih). "Perkataan yang baik itu adalah sedekah." (Muttafaq 'alaih). "Bukanlah orang kuat itu karena kuat gulat, tetapi orang yang kuat itu yang menguasai diri/nafsunya ketika marah." (Muttafaq 'alaih). "Senyummu terhadap wajah saudaramu itu adalah sedekah." (At-Tirmidzi, hasan gharib). "Hikmah itu adalah harta mukmin yang hilang, di mana saja dia menemukannya maka dialah manusia yang paling berhak dengannya." (At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, hasan). "Sesungguhnya Allah itu Maha Lemah Lembut mencintai kelembutan, dan memberi atas orang yang lemah lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang keras, dan sesuatu yang tidak diberikan atas lainnya." (Muslim).

Menuntut Kebenaran
Sebagai Muslim tidak dibenarkan mengingkari kebenaran, bahkan menyembunyikannya pun tidak boleh. Sebab mengingkari kebenaran dan menyem-bunyikannya itu di samping dilarang dalam Islam, masih pula meniru sikap Ahli Kitab. Allah berfirman, artinya, "Dan sesungguhnya sebagian dari mereka (Yahudi dan Nasrani) menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." (Al-Baqarah: 146).

Adapun orang Muslim yang benar adalah yang menuju pada kebenaran dan menghindari diri dari tipuan. Cita-citanya adalah tercapainya kebenaran, baik itu ditangannya ataupun di tangan lawan bicaranya. Hingga seorang perempuan pun menolak perkataan Umar bin Khatthab z seputar pembatasan mahar dalam khutbahnya di hadapan para pemuka mayarakat. Lalu Umar berkata, "Benarlah seorang perempuan dan telah salah lah Umar." (Dikeluarkan oleh al-Baihaqi 7/233). Riwayat ini dha'if, tetapi mengenai pentingnya tunduk pada kebenaran adalah tidak perlu diragukan lagi.

Perlu Dalil
Setiap hal yang dikemukakan memerlukan penjelasan, bukti dan dalil, bukan hanya sekadar omongan. Demikian pula dalam hal membantahnya, perlu dalil pula. Dalil itu syaratnya: harus shahih (benar) tidak boleh bohong, dan tak boleh menukil dari sumber yang tidak tsiqah (tidak terpercaya), hatta untuk mendukung perkataan yang sudah benar.

Mulailah mengemukakan dalil itu dengan yang paling kuat, kemudian yang kuat, lalu kemukakan tesa dan anti tesanya, dan jangan membantah dalil kuat dengan dalil yang lemah. Hindari memaksakan dalil sesuai ambisi/nafsu atau yang dikenal dengan "mendalili kepentingan" seperti yang dilakukan oleh kaum sesat. Allah memperingatkan masalah itu, artinya: "Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?" (Al-Baqarah: 87).

Mereka itu menerima perkataan kalau sesuai dengan keinginan mereka, dan menolaknya kalau tak sesuai dengan ambisi mereka.

Katakan Aku Tidak Tahu
Tiap orang yang berdialog, lebih-lebih pelajar perlu memperhatikan bahwa termasuk sikap ikhlas dan takut pada Allah adalah mengucapkan "aku tidak tahu" dalam hal yang ia tak tahu. Atau minta waktu untuk mengkajinya lebih dulu.

Diriwayatkan dari Imam Malik ra bahwa ia ditanya tentang 48 masalah, lalu ia jawab yang 32 masalah dengan kata-kata: "Laa adrii", aku tidak tahu. Apabila Anda berdialog maka jangan malu minta penjelasan hal yang samar dan menanyakan hal yang tak diketahui, karena kalau anda diam maka justru akan mempersulit anda sendiri nantinya.

Jauhi Marah
Marah-marah itu sifat yang tercela, yang mengakibatkan orang lain tak suka, tak simpati , hingga orang-orang akan menjauhi si pemarah. Suatu ketika datang seorang laki-laki kepada Nabi saw lalu ia berkata: "Nasihatilah saya". Nabi bersabda: "Jangan marah." Beliau ulangi berkali-kali. (Hadits Riwayat al-Bukhari). Marah itu tidak membawa kepuasan dan petunjuk dalam pertukaran pendapat. Kepuasan dan petunjuk Itu hanya bisa ditempuh dengan arif dan sabar, dua sifat mukmin yang baik untuk dijadikan gaya dialog. Terutama bila lawan dialogmu orang yang cepat marah, maka anda menghentikannya dengan ketenangan dan tuma'ninahmu.

Akui Kesalahan
Siapakah yang tak pernah bersalah, dan siapa yang ma'shum selain para nabi Allah dan rasul-rasulNya? Kesalahan itu adalah masalah thabi'i, alami. "Setiap Bani Adam itu pembuat kesalahan, dan sebaik-baik pembuat kesalahan adalah orang-orang yang sering bertaubat." (At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ad-Darimi).

Menghormati Pihak Lain
Orang-orang memperlakukan Anda sesuai dengan perlakuan Anda terhadap mereka. Perhatikanlah pembicaraan mereka maka mereka akan memperha-tikan pembicaraanmu. Bersikap merunduklah/ tawadhu'-lah kepada mereka maka mereka akan tawadhu' padamu melebihi penghormatanmu pada mereka.

Mulailah dengan pujian dan kemukakan hal-hal yang baik pada orang yang Anda ajak bicara, tapi jangan berlebihan lalu terjatuh dalam kebohongan dan kemunafikan, sebagaimana jangan sampai merendahkan diri keterlaluan sehingga jadi hina.

Menghormati pada setiap orang dengan batas-batas tertentu itu diajarkan, walaupun aqidah mereka berbeda. "Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berlaku adil." (Al-Mumtahanah: 8).

Akhlaq umum yang sudah diatur dalam Islam mesti dipakai pula dalam berkomunikasi, berdialog, ataupun berdebat. Nabi ` telah memberi peringatan secara gamblang dan tegas: "Mencaci orang Islam itu fasiq (keluar dari ketaatan) dan membunuhnya adalah kufur." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, An-Nasai). Mudah-mudahan tulisan singkat ini bermanfaat. Amien. (Hartono).

Rujukan:

Kaifa Tuhawir, Dr Thariq bin Ali Al-Habib.
Adabul Hiwar fil Islam, Saefuddin Syahin.
Al-Hiwaru, Adabuhu wa Dhawabithuhu fii Dhau'il Kitab was Sunnah, Yahya bin Muhammad Hasan bin Ahmad Zamzami.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

panduan berdebat dan berdiskusi yang islami Empty Re: panduan berdebat dan berdiskusi yang islami

Post by MBA Thu Dec 06, 2012 12:11 pm

Kalau yang saya perhatikan berdebat yang Islami biasanya begini:
- Debat kusir
- Out of Topic (OOT)
- Modal copas, tapi nggak ngerti apa yang lagi dicopas

Yang lebih parah lagi:
- Nyampah
- Personal attack
- Ngomong jorok
- Caci-maki

Bukannya tanpa dasar, liat aja netter2 muslim disini kayak Penyaran, Santri bergitar, putramentari dkk
MBA
MBA
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Age : 29
Posts : 309
Kepercayaan : Lain-lain
Location : Jalan Petamburan 3/17, Tanah Abang, Jakarta Pusat.Telp: 021-534-1250
Join date : 09.10.12
Reputation : 15

http://indonesia.faithfreedom.org/forum/alasan-kuat-mengapa-musl

Kembali Ke Atas Go down

panduan berdebat dan berdiskusi yang islami Empty Re: panduan berdebat dan berdiskusi yang islami

Post by frontline defender Thu Dec 06, 2012 12:14 pm

nandain referensi! piss
frontline defender
frontline defender
MAYOR
MAYOR

Posts : 6462
Kepercayaan : Islam
Join date : 17.11.11
Reputation : 137

Kembali Ke Atas Go down

panduan berdebat dan berdiskusi yang islami Empty Re: panduan berdebat dan berdiskusi yang islami

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik