makna takwa
Halaman 1 dari 1 • Share
makna takwa
"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2 -- 3).
Makna Takwa
Para ulama telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan takwa. Di antaranya, Imam ar-Raghib al-Ashfahani mendefinisikan: "Takwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan."
Imam an-Nawawi mendefinisikan takwa dengan "menaati perintah dan larangan-Nya." Maksudnya, menjaga diri dari kemurkaan dan azab Allah. Hal itu sebagaimana didefinisikan oleh Imam al-Jurjani, "Taqwa yaitu menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya."
Karena itu, siapa yang tidak menjaga dirinya, dari perbuatan dosa, berarti dia bukanlah orang bertakwa. Maka, orang yang melihat dengan kedua matanya apa yang diharamkan Allah, atau mendengarkan dengan kedua telinganya apa yang dimurkai Allah, atau mengambil dengan kedua tangannya apa yang tidak diridhai Allah, atau berjalan ke tempat yang dikutuk oleh Allah, berarti tidak menjaga dirinya dari dosa. Jadi, orang yang membangkang perintah Allah serta melakukan apa yang dilarang-Nya, dia bukanlah termasuk orang-orang yang bertakwa. Orang yang menceburkan diri ke dalam maksiat sehingga ia pantas mendapat murka dan siksa dari Allah, maka ia telah mengeluarkan dirinya dari barisan orang-orang yang bertakwa.
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan: "Maknanya, barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar serta rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya."
Alangkah agung dan besar buah taqwa itu! Abdullah bin Mas'ud berkata: "Sesungguhnya ayat terbesar dalam hal pemberian janji jalan keluar adalah: "Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya."
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri." (Al-A'raf: 96).
Dalam ayat yang mulia ini Allah menjelaskan, seandainya penduduk negeri-negeri merealisasikan dua hal, yakni iman dan takwa, niscaya Allah akan melapangkan kebaikan (kekayaan) untuk mereka dan memudahkan mereka mendapatkannya dari segala arah.
"Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Alquran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka." (Al-Ma'idah: 66).
Allah mengabarkan tentang ahli kitab, 'Bahwa seandainya mereka mengamalkan apa yang ada di dalam Taurat, Injil pada dan Alquran, demikian seperti dikatakan oleh Abdullah bin Abbas dalam menafsirkan ayat tersebut, niscaya Allah memperbanyak rezeki yang diturunkan kepada mereka dari langit dan yang tumbuh untuk mereka dari bumi. Syekh Yahya bin Umar al-Andalusi berkata: "Allah menghendaki, wallahu a'lam, bahwa seandainya mereka mengamalkan apa yang diturunkan di dalam Taurat, Injil dan Alquran niscaya mereka memakan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Maknanya, wallahu'alam, niscaya mereka diberi kelapangan dan kesempurnaan nikmat dunia,"
Dalam menafsirkan ayat ini, Imam al-Qurthubi mengatakan, "Dan sejenis dengan ayat ini adalah firman Allah:
"Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2 -- 3).
"Dan bahwasanya jika mereka tetap berjalan di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)." (Al-Jin: 16).
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi." (Al-A'raf: 96).
Sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat di atas, Allah menjadikan ketakwaan di antara sebab-sebab rezeki dan menjanjikan untuk menambahnya bagi orang yang bersyukur. Allah berfirman, "Jika kalian bersyukur, niscaya Aku tambahkan nikmat-Ku atasmu." (Ibrahim: 7).
Oleh karena itu, setiap orang yang menginginkan keluasan rezeki dan kemakmuran hidup hendaknya ia menjaga dirinya dari segala dosa. Hendaknya ia menaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga hendaknya ia menjaga diri dari yang menyebabkan berhak mendapat siksa, seperti melakukan kemungkaran atau meninggalkan kebaikan.
Sumber: Diadaptasi dari Kunci-Kunci Rizki Menurut Al-Qur'an & As-Sunnah, Dr.Fadhl Ilahi
Makna Takwa
Para ulama telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan takwa. Di antaranya, Imam ar-Raghib al-Ashfahani mendefinisikan: "Takwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan."
Imam an-Nawawi mendefinisikan takwa dengan "menaati perintah dan larangan-Nya." Maksudnya, menjaga diri dari kemurkaan dan azab Allah. Hal itu sebagaimana didefinisikan oleh Imam al-Jurjani, "Taqwa yaitu menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya."
Karena itu, siapa yang tidak menjaga dirinya, dari perbuatan dosa, berarti dia bukanlah orang bertakwa. Maka, orang yang melihat dengan kedua matanya apa yang diharamkan Allah, atau mendengarkan dengan kedua telinganya apa yang dimurkai Allah, atau mengambil dengan kedua tangannya apa yang tidak diridhai Allah, atau berjalan ke tempat yang dikutuk oleh Allah, berarti tidak menjaga dirinya dari dosa. Jadi, orang yang membangkang perintah Allah serta melakukan apa yang dilarang-Nya, dia bukanlah termasuk orang-orang yang bertakwa. Orang yang menceburkan diri ke dalam maksiat sehingga ia pantas mendapat murka dan siksa dari Allah, maka ia telah mengeluarkan dirinya dari barisan orang-orang yang bertakwa.
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan: "Maknanya, barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar serta rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya."
Alangkah agung dan besar buah taqwa itu! Abdullah bin Mas'ud berkata: "Sesungguhnya ayat terbesar dalam hal pemberian janji jalan keluar adalah: "Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya."
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri." (Al-A'raf: 96).
Dalam ayat yang mulia ini Allah menjelaskan, seandainya penduduk negeri-negeri merealisasikan dua hal, yakni iman dan takwa, niscaya Allah akan melapangkan kebaikan (kekayaan) untuk mereka dan memudahkan mereka mendapatkannya dari segala arah.
"Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Alquran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka." (Al-Ma'idah: 66).
Allah mengabarkan tentang ahli kitab, 'Bahwa seandainya mereka mengamalkan apa yang ada di dalam Taurat, Injil pada dan Alquran, demikian seperti dikatakan oleh Abdullah bin Abbas dalam menafsirkan ayat tersebut, niscaya Allah memperbanyak rezeki yang diturunkan kepada mereka dari langit dan yang tumbuh untuk mereka dari bumi. Syekh Yahya bin Umar al-Andalusi berkata: "Allah menghendaki, wallahu a'lam, bahwa seandainya mereka mengamalkan apa yang diturunkan di dalam Taurat, Injil dan Alquran niscaya mereka memakan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Maknanya, wallahu'alam, niscaya mereka diberi kelapangan dan kesempurnaan nikmat dunia,"
Dalam menafsirkan ayat ini, Imam al-Qurthubi mengatakan, "Dan sejenis dengan ayat ini adalah firman Allah:
"Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2 -- 3).
"Dan bahwasanya jika mereka tetap berjalan di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)." (Al-Jin: 16).
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi." (Al-A'raf: 96).
Sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat di atas, Allah menjadikan ketakwaan di antara sebab-sebab rezeki dan menjanjikan untuk menambahnya bagi orang yang bersyukur. Allah berfirman, "Jika kalian bersyukur, niscaya Aku tambahkan nikmat-Ku atasmu." (Ibrahim: 7).
Oleh karena itu, setiap orang yang menginginkan keluasan rezeki dan kemakmuran hidup hendaknya ia menjaga dirinya dari segala dosa. Hendaknya ia menaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga hendaknya ia menjaga diri dari yang menyebabkan berhak mendapat siksa, seperti melakukan kemungkaran atau meninggalkan kebaikan.
Sumber: Diadaptasi dari Kunci-Kunci Rizki Menurut Al-Qur'an & As-Sunnah, Dr.Fadhl Ilahi
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» dengan takwa kita gapai masa depan
» takwa adalah salah satu kunci rizki
» makna dinamika iman
» makna syariat
» makna haid
» takwa adalah salah satu kunci rizki
» makna dinamika iman
» makna syariat
» makna haid
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik