FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

membedakan informasi dusta dan terpercaya Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

membedakan informasi dusta dan terpercaya Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

membedakan informasi dusta dan terpercaya

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

membedakan informasi dusta dan terpercaya Empty membedakan informasi dusta dan terpercaya

Post by keroncong Mon Nov 19, 2012 1:43 am

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam kepada kita. Aku bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah. Tiada sekutu baginya. Dialah yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepadanya, kepada shahabat dan kepada kerabatnya.

Amma ba'du,
Wahai kaum Muslimin rahimakumullah!

Allah SWT telah berfirman, yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kamu orang fasik membawa berita, periksalah dengan teliti (tabayyun) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (Q. S. Al-Hujuraat: 6)

Allah SWT telah begitu tegas memberikan panduan kepada kaum muslimin di dalam menyikapi suatu informasi (berita): telitilah berita yang dibawa atau disiarkan oleh orang-orang fasik. Artinya, jangan mudah percaya begitu saja kepada suatu berita, kabar, opini, atau informasi yang disebarkan oleh orang-orang fasik.

Siapakah orang-orang yang disebut fasik itu?
Kata fasik berasal dari kata dasar al-fisq, yang berarti "keluar" (khuruj). Para ulama mendefinisikan fasik sebagai "orang yang durhaka kepada Allah SWT karena meninggalkan perintah-Nya atau melanggar ketentuannya." Orang fasik adalah orang yang melakukan dosa besar dan sering melakukan dosa kecil.

Jika tidak cermat, memang tidak mudah bagi kita untuk memahami arti kata fasik. Karena di dalam Al-Qur'an, kata fasik muncul dalam berbagai konteks. Kategori fasik bisa terjadi akibat dosa besar atau dosa kecil. Adapun kategori kafir hanya terjadi akibat tidak beriman atau dosa besar yang memang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam, seperti syirik akbar, meyakini bolehnya meninggalkan shalat fardhu lima waktu dan dosa-dosa lain yang memenuhi syarat untuk menjadikan pelakunya kafir. Jadi, orang fasik belum tentu kafir, tetapi orang kafir sudah tentu adalah fasik. Sebagian ulama mazhab Syafi'i menyatakan bahwa seseorang dapt dikatakan tidak fasik (adil) apabila kebaikannya lebih banyak dari kejahatannya dan tidak terbukti bahwa ia sering berdusta.

Kaum Muslimin rahimakumullah!
Tigkat penerimaan atau kepercayaan kita terhadap suatu informasi, antara berita atau informasi mengenai masalah agama, yaitu yang bersumber Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan kabar berita masalah lainnya, tidaklah sama. Mengapa dikatakan tidak sama? Bukankah sama-sama kabar/berita/informasi?
Islam memiliki mekanisme yang cukup rapi, terpercaya dan meyakinkan di dalam konsep penyampaian berita/informasi. Islam menempatkan identifikasi "kefasikan" dan "keadilan" sebagai hal yang penting. Para ulama ahli hadits telah melakukan suatu penelitian dan penilaian terhadap sifat, keadaan dan perilaku seseorang yang meriwayatkan sebuah hadits. Al-Mawardi meriwayatkan sebuah hadits Nabi SAW, "Umumkanlah orang fasik dengan kondisi yang ada padanya agar masyarakat mewapadainya." Imam Thabrani juga meriwayatkan sebuah hadits dengan sanad hasan, "Sampai kapan kamu enggan menyebut tentang orang pendusta (fajir)? Umumkanlah sampai masyarakat mengetahuinya."

Para imam hadits tidak sembarang dalam menerima setiap sanad (isnad) yang disebutkan orang, tetapi mereka menyeleksi setiap perawi yang ada dalam sanad dengan ketat. Para perawi hadits itu, diteliti kecerdasannya, akhlaknya, guru-gurunya, dan juga murid-muridnya. Jika tidak jelas, hadits yang bersumber dari perawi tersebut ditolak. Para perawi hadits disyaratkan harus jujur, kuat hafalan (dhabit), adil, dan disiplin.

Berdasarkan seleksi para pakar hadits itulah, mereka kemudian membuat kategorisasi hadits dan membaginya ke dalam tiga kelompok:


Hadits Mutawatir, yakni hadits yang diriwayatkan banyak sahabat, banyak tabi'in, dan seterusnya, yang dipastikan mereka tidak mungkin bersepakat berbohong. Hadits tingkat ini dapat diyakini kebenaran secara pasti (tidak diragukan), bahwa kabar atau berita itu berasal dari Nabi SAW.

Hadits Masyhur, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh satu atau dua orang sahabat, tetapi tidak sampai mencapai derajat mutawatir, lalu diriwayatkan oleh generasi sesudahnya dengan derajat mutawatir.

Hadits Ahad, yaitu hadits yang seluruh perawinya, mulai generasi sahabat, tabi'in dan tabi'it tabi'in, tidak mencapai derajat mutawatir.

Kemudian, macam hadits yang ketiga yaitu hadits ahad, dikelompokkan lagi menjadi tiga macam, yaitu:


Hadits Sahih, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang adil (tidak fasik), sempurna ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai kepada Nabi SAW, tidak mempunyai cacat, dan tidak bertentangan periwayatan orang yang lebih terpercaya.
Hadits Hasan, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi kurang ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai Nabi SAW, tidak mempunyai cacat, dan tidak bertentangan dengan periwayatan orang yang lebih terpercaya. Jadi bedanya dengan hadits sahih terdapat pada ketelitian perawi.
Hadits Dha'if, yakni hadits yang tidak memenuhi syarat sahih maupun hasan. Adapun hadits dha'if ini banyak jenisnya, yaitu: maudhu' (palsu), mursal, munqathi', mu'allaq, mudallas, mudraj, munkar, dan mubham.

Saudara kaum Muslimin yang berbahagia!
Ternyata di dalam agama Islam untuk menerima suatu hadits atau kabar yang diterima dari Rasulullah SAW, memiliki syarat-syarat yang sangat berat. Ini merupakan suatu mekanisme yang sangat berharga bagi agama yang lurus ini, dimana agama-agama lain di dunia tidak memiliki mekanisme sumber-sumber berita keagamaan yang dapat dipercaya. Kalau kita bertanya kepada ummat Nashrani misalnya, mengapa kitab injil yang saudara yakini kebenarannya itu, terjadi perbedaan (bias) di antara kitab-kitab Injil yang ada di dunia? Bagaimana bisa berbeda? Bisakah menelusuri siapa-siapa saja yang telah meriwayatkan ayat-ayat yang ada dalam kitab Injil? Menelusuri siapa yang meriwayatkan berita saja tidak mampu, bagaimana mungkin berita itu layak dipercayai, apalagi diyakini menjadi suatu keyakinan!? Tetapi di dalam Islam, siapa saja yang ingin membuktikan Al-Qur'an, dimana pun Anda berada, pasti kalimat dan maknanya sama, baik Al-Qur'an cetakan Belanda maupun Al-Qur'an Indonesia. Dan lebih menakjubkan lagi, jika kita kumpulkan anak-anak remaja yang hafal Al-Qur'an, barapa banyak mereka, sungguh melimpah ruah, apalagi orang-orang dewasa. Mereka hafal Al-Qur'an karena dibimbing oleh gurunya yang hafal, gurunya dari guru gurunnya dan seterusnya sambung-menyambung hingga dari Rasulnya Muhammad SAW. Begitulah sekelumit di antara tanda-tanda kebenaran kabar berita yang dibawa Muhammad SAW hingga hari ini, dismping seabreg tanda-tanda lainnya, jika kita mau memaparkannya.

Kaum Muslimin rahimakumullah!
Demikianlah kajian dakwah jumat yang singkat ini, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua sebagai bahan renungan bagi kita bahwa nilai kabar mengenai agama kita hingga hari ini, detik ini adalah suatu kabar yang dapat diyakini dengan pasti kebenarannya. Sehingga dengannya keyakinan kita bertambah mantap, bertambah yakin dan bertambah kuat keimanan kita, amin.

keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

membedakan informasi dusta dan terpercaya Empty Re: membedakan informasi dusta dan terpercaya

Post by keroncong Thu Dec 06, 2012 4:41 pm

Maasyiral Muslimin Rahimakumullahu!
Dalam Alquran kalau kita perhatikan kalimat al-kadzibu, maka kita temukan dalam bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan wazannya, seperti Kaadzibu, Kadzaab, Al Mukadzibuun, Al-Mukadzibiin, Kadzaaba, Kadzaabat, Makdzuub, Takdziib, Kdazzabuu...ini semua sesuai dengan ayat dan bentuknya.

Kebohongan atau sifat dusta adalah suatu sifat yang timbul dari sebab beberapa faktor yang ada, antara lain:


Lemah jiwa dan mentalnya.
Kegoncangan jiwa.
Senang dengan perhatian manusia atau pandangan manusia.
Suka bergurau atau bercanda yang berlebihan.
Rasa dengki dan iri yang ada.
Lingkungan yang buruk dan berpengaruh padanya.

Dalam Alquran Allah banyak mengingatkan tentang hal ini, bahkan memberi julukan kepada mereka yang dusta dengan berbagai julukan yang ada:

Al-Mujrimuun, lihat Surah Yunus: 17

"Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya Sesungguhnya tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa."

Al-Kafiruun, lihat Surah Al-Ankabut: 68

"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir."

Al-Asyqaa, lihat Surah Al-Lail: 16

"yang mendustakan (kebenaran) dan (berpaling) dari iman."

Al-Mu'tad, lihat Surah Al-Muthaffifin: 12

"Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu, melainkan setiap orang yang melampui batas."

Adz-Dzalimuun, lihat Surah Ali Imran: 94

"Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim."

Al-Aatsimuun, lihat Surah An-Nisaa': 50

"Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka)."


Al-Muftaruun, lihat Surah Yunus: 60

"Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah pada hari kiamat Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya)."

Al-Munafiquun, lihat Surah Al-Munafiquun: 3 1

"Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata:'Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah'. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta."


Al-Musrifun, lihat Surah Ghafir: 28

"Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata:' Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah" padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu.Dan jika ia seorang pendusta, maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu, dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu." Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.

Kalau kita perhatikan dari ayat-ayat di atas, kata Kadzibu bisa bermakna dusta atau bohong dan bisa bermakna ingkar, yaitu penolakan pendustaan. Dan setiap keadaan pelaku akan dihukum sesuai dengan apa yang didustakannya atau apa yang dijadikan kebohongannya.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullahu!

Dalam hal ini kita tidak akan membahas panjang lebar tentang kata kadzib yang bermakna mendustakan atau menolak, tetapi kita akan membahas kata al-Kadzibu yang bermakna berdusta/ berbohong.

Pada dasarnya setiap hukum kebohongan mempunyai dosa dan resiko sesuai dengan tingkat kebohonganya itu. Seperti dusta atas nama Allah dan Nabi-Nya, dusta dalam kehidupan dan lain-lain.

Dan seseorang apabila dia berdusta atau berbohong, maka pada dasarnya dia harus siap berbuat kebohongan yang lainnya untuk menutupi kebohongan yang pertama. Dan biasanya kebohongan memang harus bersambung atau sampai seorang itu mau menyelesaikan kebohongannya dengan mangaku dan menutup dengan taubat atau minta maaf kalau hal itu bersangutan dengan manusia. Dan banyak diantara kita yang hampir tidak memperhatikan hal ini, bahkan ada yang beranggapan kalau bohong sedikit tidak apa-apa atau tidak dosa. Artinya bohong yang diluar syar'i. Dan Nabi saw. mengancam keras bagi orang yang bohong atau dusta apa lagi mengaatasnamakan beliau. Dalam Riwayat Muslim dari Samura ra sesungguhnya Nabi SAW berkata: "Barangsiapa yang berbicara tentang aku, dengan suatu hadis yang hal itu sebenarnya dusta, maka orang itu dikatakan pendusta."

Bohong yang secara syar'i dibolehkan terdapat dalam tiga kondisi:

Bohong dalam medan Perang atau jihad atau peperangan mengahadapi musuh yaitu yang kita kenal sekarang dengan istilah Taktik atau strategi. Hal ini pernah dilakukan oleh Ali ra dalam perang tanding satu lawan satu dengan jagonya kafir quraisy yang berpengalaman. Singkatnya, ketika dia berhadapan dengan Ali ra, maka Ali ra menoleh kesamping musuhnya (seolah-oleh orang itu ada kawanya), ketika orang itu menoleh kesamping langsung Ali ra membelah kepala musuh itu. Dan dalam hadis sahih dikatakan "Al-Harbu Khud'ah" (perang itu tipu daya).

Bohong juga diperbolehkan untuk Islah atau memperbaiki hubungan dua orang yang sedang mara atau bermusuhan.

Bohong yang dalam urusan suami istri.

Dalam Riyadhus Sholihin, Imam Nawawi membawakan dalil dari Ummu Kultsum, dari Nabi saw. bersabda, "Tidaklah dikatakan Al-Kadzibu orang yang mengishlah antara manusia, dan dia berkata baik pada kedua belah pihak." Hadis Bukhari no. 2692 atau Muslim no. 2605, dalam riwayat Muslim berkata, Ummu kultsum diberi keringanan tentang apa yang diucapkan manusia dalam tiga hal yaitu 1.Dalam perang 2. Ishlah antara manusia 3. Dan ucapan seorang suami pada istrinya, dan istri pada suaminya."

Dari sini jelas bahwa kebohongan yang bukan dasar syar'i, hendaknya kita hindari dan jauhi. Karena, hal ini memang sangat diancam dan dibenci oleh Allah dan RasulNya.

Dalam suatu riwayat Nabi saw. pernah ditanya "Apakah seorang mu'min bisa penakut?" Nabi saw. menjawab, " Ya, seorang mukmin mungkin saja dia penakut." Apakah seorang mukmin bakhil pelit? "Ya, seorang mukmin mungkin bisa pelit." Apakah seorang mukmin dusta atau pembohong? Nabi saw. menjawab:"tidak...." (HR Malik).

Dan sebagaimana kita ketahui bahwa bohong adalah salah satu dari tanda-tanda munafik. Sebagaimana hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra, Sesungguhnya Nabi saw. bersabda: "Tanda seorang munafik ada tiga, kalau berbicara bohong, kalau berjanji ingkar dan kalau diberi amanah (kepercayaan) khianat."

Dan dalam riwayat Ahmad Nabi saw bersabda: "Sungguh suatu pengkhianatan yang besar apabila kamu bicara pada saudaramu dan dia membenarkan kamu, padahal kamu dusta." (HR Abu Daud).

Maasyiral Muslimin Rahimakumullahu!

Marilah kita ambil manfaatnya, dan juga pelajaran yang ada untuk kita masing-masing. Dan kita berusaha dan melatih serta mentarbiyah diri kita untuk berkata benar dan menjauhi ucapan bohong yang bukan atas dasar syar'i. Tentunya, bukan suatu yang mudah. Tetapi, juga bukan mustahil, kita dapat meninggalkannya sifat ini dari yang satu perkara hingga dalam segala perkara kita, lepas dari kebohongan dan kedustaan. Padahal, kebohongan dan kedustaan adalah suatu yang mendarah daging di kalangan masyarakat, baik dalam bentuk cerita, bicara, berita, hiburan, dan lain-lain. Dan dia sudah ibarat bumbu dalam setiap ucapan-ucapan seseorang yang tidak faham, bahkan ada seorang yang tidak mungkin atau tidak merasa enak kalau dia bicara, tanpa ada kebohongan. Naudzu Billah min Dzalik. Kita minta kepada Allah agar kita dijaga dalam hal ini dan dikumpulkan bersama orang-orang yang benar. Amiin.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

membedakan informasi dusta dan terpercaya Empty Re: membedakan informasi dusta dan terpercaya

Post by njlajahweb Thu Oct 05, 2017 5:50 pm

sekilasInfo
Qs32:20  Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya".
Qs46:20  Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik".
njlajahweb
njlajahweb
BANNED
BANNED

Female
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119

Kembali Ke Atas Go down

membedakan informasi dusta dan terpercaya Empty Re: membedakan informasi dusta dan terpercaya

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik