tafsir Annur 19
Halaman 1 dari 1 • Share
tafsir Annur 19
"Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (An-Nuur: 19).
Ayat ini adalah sebagian dari ayat yang mengisahkan tentang peristiwa yang sempat menjadi angin kencang dalam bahtera kehidupan berumah tangga Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Fitnahan keji yang disebarkan oleh orang-orang munafik di kalangan kaum muslimin ketika itu, mengguncang hebat kehidupan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka turunlah ayat-ayat surat an-Nuur ini untuk menyatakan bersihnya 'Aisyah Radhiyallahu 'anha dari semua fitnahan keji itu. Kaum muslimin yang lalai dalam hal ini diperingatkan oleh Allah agar tidak mengulangi perbuatan yang sama, dan bahwa perkara ini bukanlah perkara enteng yang tak bermakna. Perkara ini adalah perkara besar yang akan merusak kehormatan dan kemuliaan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai pembawa risalah. Tentu saja jika hal itu terjadi akan mempengaruhi penyampaian risalah dan dakwah yang diemban oleh beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Orang-orang munafik yang menyebarkan fitnahan ini pasti akan Allah balas dengan siksaan yang pedih di dunia mau pun di akhirat. Allah juga mewanti-wanti kaum muslimin agar berhati-hati terhadap mereka. Selanjutnya, Allah dalam ayat yang kita kaji kali ini menerangkan akibat dari orang-orang yang ingin kekejian tersebar di kalangan kaum muslimin, bahwa mereka akan disiksa di dunia dan di akhirat dengan siksaan yang pedih. Ini sekaligus ancaman bagi yang belum berbuat agar tidak berbuat fitnahan dan kekejian serta tidak menyebarkannya. Jika kekejian ini tersebar di masyarakat, banyak yang akan hancur, baik moral, tatanan sosial, garis keturunan, iman, dan sebagainya. Kalau Allah sudah mengancam orang yang memfitnah Ummul Mu'minin 'Aisyah Radhiyallahu 'anha dengan azab yang pedih, bagaimana kiranya ancaman Allah dan siksa-Nya terhadap orang yang telah menyebarkan kekejian dan kenistaan itu dengan tindak nyata di kalangan kaum muslimin?
Selanjutnya mari kita melihat ke dalam masyarakat kita sekarang ini. Sungguh menyedihkan, kekejian ini mulai dan bahkan sudah dianggap hal biasa. Perzinahan terjadi di mana-mana, gambar-gambar para penjual tubuh bertebaran di sana-sini, cerita-cerita kotor dipublikasikan lewat media-media, film-film "binatang" disebarkan dengan harga murah tanpa mengenal rasa malu. Parahnya, pemerintah dan aparat berwenang yang seharusnya mengatasi hal ini cuma diam dan berpangku tangan. Paling sekali-sekali mereka mengadakan pemberantasan semu yang tak berdampak apa-apa. Para pemodal, pembuat, pengedar, dan segala pihak yang terkait dalam masalah ini begitu ingin hal keji dan kotor ini semakin tersebar di kaum muslimin. Mereka menikmati keuntungan-keuntungan haram dari rusaknya bangsa dan kaum muslimin. Mereka ini pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal, entah sekarang atau nanti di akhirat.
Ironisnya, kebanyakan mereka juga notabene beragama Islam, mereka tidak mengerti Islam dengan benar, iman mereka mudah dikikis oleh kilauan dunia yang fana. Mereka jauh lebih buas dari pada binatang sekalipun. Bukankah dengan perbuatan mereka itu mereka telah mengorbankan orang banyak untuk segelintir harta yang cepat habis.
Sekarang, kita sebagai kaum muslimin harus bertindak dengan seksama dan membentengi diri, keluarga dan masyarakat kita dengan iman dan tindak nyata dalam memberantas penyakit ini, jangan dibiarkan semakin akut, baru bertindak. Bertawakallah dan mohonlah pertolongan Allah dalam memberantas kenistaan ini, untuk kemudian dapat menegakkan panji-panji dan hukum-Nya di muka bumi ini. Allahu Akbar!
Ayat ini adalah sebagian dari ayat yang mengisahkan tentang peristiwa yang sempat menjadi angin kencang dalam bahtera kehidupan berumah tangga Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Fitnahan keji yang disebarkan oleh orang-orang munafik di kalangan kaum muslimin ketika itu, mengguncang hebat kehidupan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka turunlah ayat-ayat surat an-Nuur ini untuk menyatakan bersihnya 'Aisyah Radhiyallahu 'anha dari semua fitnahan keji itu. Kaum muslimin yang lalai dalam hal ini diperingatkan oleh Allah agar tidak mengulangi perbuatan yang sama, dan bahwa perkara ini bukanlah perkara enteng yang tak bermakna. Perkara ini adalah perkara besar yang akan merusak kehormatan dan kemuliaan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai pembawa risalah. Tentu saja jika hal itu terjadi akan mempengaruhi penyampaian risalah dan dakwah yang diemban oleh beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Orang-orang munafik yang menyebarkan fitnahan ini pasti akan Allah balas dengan siksaan yang pedih di dunia mau pun di akhirat. Allah juga mewanti-wanti kaum muslimin agar berhati-hati terhadap mereka. Selanjutnya, Allah dalam ayat yang kita kaji kali ini menerangkan akibat dari orang-orang yang ingin kekejian tersebar di kalangan kaum muslimin, bahwa mereka akan disiksa di dunia dan di akhirat dengan siksaan yang pedih. Ini sekaligus ancaman bagi yang belum berbuat agar tidak berbuat fitnahan dan kekejian serta tidak menyebarkannya. Jika kekejian ini tersebar di masyarakat, banyak yang akan hancur, baik moral, tatanan sosial, garis keturunan, iman, dan sebagainya. Kalau Allah sudah mengancam orang yang memfitnah Ummul Mu'minin 'Aisyah Radhiyallahu 'anha dengan azab yang pedih, bagaimana kiranya ancaman Allah dan siksa-Nya terhadap orang yang telah menyebarkan kekejian dan kenistaan itu dengan tindak nyata di kalangan kaum muslimin?
Selanjutnya mari kita melihat ke dalam masyarakat kita sekarang ini. Sungguh menyedihkan, kekejian ini mulai dan bahkan sudah dianggap hal biasa. Perzinahan terjadi di mana-mana, gambar-gambar para penjual tubuh bertebaran di sana-sini, cerita-cerita kotor dipublikasikan lewat media-media, film-film "binatang" disebarkan dengan harga murah tanpa mengenal rasa malu. Parahnya, pemerintah dan aparat berwenang yang seharusnya mengatasi hal ini cuma diam dan berpangku tangan. Paling sekali-sekali mereka mengadakan pemberantasan semu yang tak berdampak apa-apa. Para pemodal, pembuat, pengedar, dan segala pihak yang terkait dalam masalah ini begitu ingin hal keji dan kotor ini semakin tersebar di kaum muslimin. Mereka menikmati keuntungan-keuntungan haram dari rusaknya bangsa dan kaum muslimin. Mereka ini pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal, entah sekarang atau nanti di akhirat.
Ironisnya, kebanyakan mereka juga notabene beragama Islam, mereka tidak mengerti Islam dengan benar, iman mereka mudah dikikis oleh kilauan dunia yang fana. Mereka jauh lebih buas dari pada binatang sekalipun. Bukankah dengan perbuatan mereka itu mereka telah mengorbankan orang banyak untuk segelintir harta yang cepat habis.
Sekarang, kita sebagai kaum muslimin harus bertindak dengan seksama dan membentengi diri, keluarga dan masyarakat kita dengan iman dan tindak nyata dalam memberantas penyakit ini, jangan dibiarkan semakin akut, baru bertindak. Bertawakallah dan mohonlah pertolongan Allah dalam memberantas kenistaan ini, untuk kemudian dapat menegakkan panji-panji dan hukum-Nya di muka bumi ini. Allahu Akbar!
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» tafsir ibn katsir, tafsir yang terbaik
» Tafsir QS 3:31-32
» tafsir al an'am 158
» Tafsir QS nuh 10-12
» tafsir ar rum 41
» Tafsir QS 3:31-32
» tafsir al an'am 158
» Tafsir QS nuh 10-12
» tafsir ar rum 41
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik