sebuah revisi kesalahan ajaran kristen
Halaman 1 dari 1 • Share
sebuah revisi kesalahan ajaran kristen
1.. MENYEMBAH MANUSIA YESUS SEBAGAI TUHAN DI ANTARA 3 OKNUM TUHAN MEREKA
(TRINITAS)
Yesus bukanlah Tuhan dengan bukti sebagai berikut:
Yesus Dilahirkan Maryam
Jika Nabi Adam dan Hawa yang manusia saja tidak perlu dilahirkan dari
kemaluan wanita, lha kok Yesus yang dianggap sebagai Tuhan oleh orang
Kristen lahir dari kemaluan wanita?
“Tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud”
(Roma 1:3)
“Yakub memperanakan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang
disebut Kristus”(Matius 1:16)
“Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin”
(Lukas 2:6)
Kasihan sekali nenek moyang Yesus, yaitu Nabi Daud, karena “Tuhan” Yesus
lahir belakangan, Daud tak bisa menyembah Yesus. Benar2 tidak masuk di
akal.
Menurut konsep yang benar, Tuhan itu adalah pencipta segalanya,
bagaimana
Yesus menciptakan Daud, Maryam, dll, jika Yesus sendiri adalah keturunan
dari orang2 tsb?
Yesus Menyusu Susu Ibunya
“Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara
orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah
mengandung Engkau dan SUSU yang telah MENYUSUI Engkau” (Lukas 11:27)
Sesungguhnya Allah telah memberikan mukjizat pada beberapa Nabi, seperti
Ibrahim yang tak mempan dibakar, Musa yang bisa membelah lautan Merah,
demikian pula Yesus yang bisa berbicara ketika lahir atas izin Allah.
Tapi mereka semua adalah manusia biasa. Masak Tuhan menyusu air susu
ibu,
yang bener saja! Nabi Adam dan Hawa yang manusia saja tidak menyusu.
“Tuhan Yesus Disunat (Pria)”
“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama
Yesus, yaitu nama yang disebut oleh Malaikat sebelum Ia dikandung
ibu-Nya”
(Lukas 2:21)
Bayangkan, masak Tuhan seperti manusia! Disunat dan dikandung ibu-Nya.
Tuhan
apa itu?
“Tuhan” Yesus Ditampar dan Diludahi Manusia
“Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia.
Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas
kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan
mereka berkata: “Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar
muka-Nya” (Yohanes 19: 1-3)
“Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut
menyembahNya. Sesudah mengolok-olokan Dia mereka menanggalkan jubah
ungu itu
dari pada-Nya dan mengenakan pakaian-Nya kepada-Nya” (Markus 15: 19-20a)
Coba renungkanlah, adakah Tuhan selemah itu. Bisa dihina, ditampar, dan
diludahi oleh manusia? Jika Yesus itu adalah Tuhan dan dia selemah itu,
niscaya milyaran manusia bisa mengeroyok Yesus jika dia berani
memasukkan
mereka ke neraka. Tidak benar.
Bukan cuma Yesus yang digambarkan lemah, tapi juga Allah:
“Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki
BERGULAT dengan dia SAMPAI FAJAR MENYINGSING. KETIKA ORANG ITU MELIHAT,
BAHWA IA TIDAK DAPAT MENGALAHKANNYA, ia memukul sendi pangkal paha
Yakub,
sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan
orang
itu. Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah
menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika
engkau tidak memberkati aku.” Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah
namamu?” Sahutnya: “Yakub.” Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan
disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab ENGKAU TELAH BERGUMUL
MELAWAN
ALLAH DAN MANUSIA, DAN ENGKAU MENANG.” (Kejadian (Pergumulan Yakub
dengan
Allah 32:24-30))
“…Jika Tuhan menghendaki, Dia bisa memusnahkan kamu semua dan
menggantimu
dengan makhluk yang baru. Demikian itu tidak sukar bagi Allah.”
(Ibrahim:19-20)
Pengakuan Yesus bahwa Dia Bukan Tuhan
“Yesus mendekati mereka dan berkata, “KepadaKu telah Diberikan segala
kuasa
di sorga dan di bumi” (Matius 28:18)
Jika Yesus cuma diberikan kuasa, tentulah ada yang lebih Maha Kuasa yang
MEMBERIKAN KUASA tsb kepada Yesus.
“Aku TIDAK DAPAT BERBUAT APA2 dari diriKu sendiri; Aku menghakimi sesuai
dengan apa yang Aku dengar…” (Yohannes 5:30)
“… Aku mengusir s*t*n dengan kuasa Allah…” (Lukas 11:20)
“… Lalu Yesus menengadah ke atas (ke arah sorga) dan berkata, “Bapa,
Aku
mengucapkan syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku
tahu
bahwa Engkau selalu MENDENGARKAN AKU, tetapi oleh orang banyak yang
berdiri
di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya (dengan keras), supaya
mereka
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku…” (Yohannes 11:41-43)
Yesus itu menurut Islam adalah manusia yang diutus Allah sebagai Nabi
seperti Nabi Muhammad, inilah penjelasan Al Qur’an yang mengkoreksi
penyimpangan yang ada di Alkitab:
Alkitab sebenarnya menyatakan Tuhan itu satu:
“Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa TUHANLAH ALLAH, TIDAK
ADA yang lain KECUALI DIA” (Ulangan 4:35)
Yesus Tidak Tahu Tentang Hari Kemudian
“Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan ANAKPUN TIDAK, hanya Bapa saja”
(Markus 13:32)
Tuhan Tidak Mengenal Musim Buah
“Dan dari jauh ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya
untuk melihat kalau-kalau ia mendapat apa-apa dari pohon itu. Tetapi
waktu
ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab
MEMANG BUKAN MUSIM BUAH ARA” (Markus 11:13)
Jadi jika Tuhan menurut pandangan Islam itu Maha Tahu, bahkan tak ada
sehelai daunpun yang gugur tanpa Dia mengetahuinya, maka Alkitab
menceritakan bagaimana “Tuhan” Yesus tidak tahu kalau saat itu bukan
musim
buah Ara. Padahal jangankan Tuhan, manusia seperti Petanipun tahu kalau
sedang tidak musim buah Ara, maka tidak akan didapati buahnya. Tapi
sayangnya “Tuhan” Yesus yang seharusnya Maha Tahu, TIDAK MENGETAHUI hal
ini, dan terus berjalan mendekati pohon Ara tsb.
Dari ayat di atas jelas Yesus bukan Tuhan, karena dia tidak Maha
Mengetahui.
Anak Allah Selain Yesus:
“anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah” (Lukas 3:38)
Melkisedek tidak berbapa beribu, dan sama dgn Yesus (Ibrani 7:3)
Baca juga Kejadian 6:2-4, Mazmur 2:7, Roma 8:14. Pada Injil Yohannes
5:19-47
(Kesaksian Yesus Tentang diri-Nya) dan juga Ibrani, begitu banyak
pertentangan tentang konsep Trinitas ini.
2.. PENEBUSAN DOSA MANUSIA DENGAN PENYALIBAN YESUS
Dalam ajaran Kristen yang diajarkan oleh Paulus, seluruh manusia berdosa
karena nenek moyang mereka, Adam dan Hawa, memakan buah terlarang. Hal
ini juga bertentangan dengan ajaran Alkitab itu sendiri:
“Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut
menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung
kesalahan
anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan
orang
fasik akan tertanggung atasnya” (Yehezkiel 18:20)
Jadi tak mungkin Tuhan bersikap tidak adil, misalnya si Fulan
membunuh seseorang, kemudian anak serta cucunya dan seluruh keturunannya
yang belum lahir ketika pembunuhan terjadi ikut mewarisi dosanya, dan
harus ikut dibunuh.
Jadi konsep bahwa Yesus turun ke dunia untuk menebus dosa
seluruh manusia hanya karena nenek moyang mereka, Adam dan Hawa, makan
buah
terlarang itu jelas bertentangan dengan akal dan nilai2 keadilan. Lagi
pula
haruskah dosa warisan tsb ditebus dengan dosa yang lebih besar, yaitu
menyalib Yesus? Kemudian jika Penyaliban itu dianggap keharusan untuk
menebus dosa manusia, kenapa Yudas Iskariot di Alkitab (Markus
14:10;Matius
26:14;Lukas 22:3) disebut sebagai pengkhianat? Bukankah dia telah
membantu
terjadinya penyaliban tsb?
Jika Yesus memang bersedia disalib, kenapa dia menyebut Yudas
pengkhianat, dan kenapa dia memanggil-manggil Tuhan:
“Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi,
Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” (Markus 15:34).
Lagipula jika jiwa Yesus itu benar2 Tuhan, tentulah jiwanya
sanggup menahan itu. Bukankah banyak orang2 seperti suku Indian yang
dapat
menahan siksa dan diam saja ketika disiksa?
Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengampun, dia mengampuni hambanya
yang bertobat:
“Kemudian Adam memperoleh beberapa kalimat dari Tuhannya (ia
minta ampun), lalu Allah menerima taubatnya, sesungguhnya Dia Penerima
taubat lagi Penyayang.” (Al Baqarah 2:37)
“Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang
dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan
keadilan
dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati” (Yehezkiel 18:21)
3.. PERTENTANGAN AYAT ALKITAB (Tanda Pemalsuan)
Pada 2 Samuel 24:13 disebut 7 tahun kelaparan, sementara di 1 Tawarikh
21:11-12 cuma 3 tahun.
So Gad came to David, and said unto him, Thus saith the LORD, Choose
thee
Either three years’ famine; or three months to be destroyed before thy
foes,
while that the sword of thine enemies overtaketh thee; or else three
days
the sword of the LORD, even the pestilence, in the land, and the angel
of
the LORD destroying throughout all the coasts of Israel. Now therefore
advise thyself what word I shall bring again to him that sent me. (2
Chronicles 21:11-12)
So Gad came to David, and told him, and said unto him, Shall seven
years
of famine come unto thee in thy land? or wilt thou flee three months
before
thine enemies, while they pursue thee? or that there be three days’
pestilence in thy land? now advise, and see what answer I shall return
to
him that sent me. (2 Samuel 24:13)
Pada versi Inggris, King James Version of the Bible dari www.bible.com,
pertentangan ini masih ada, tapi pada Alkitab terbitan Lembaga Alkitab
Indonesia, tahun 1999, ternyata pertentangan ini “dikoreksi” sehingga
masa
kelaparan jadi 3 tahun saja. Benar2 aneh? Setelah ribuan tahun salah, di
Indonesia kesalahan itu akhirnya “direvisi.” Jangan2 yang benar malah 7
tahun, he he he…:)
Cerdik juga ahli Alkitab Indonesia ini dalam merubah2 ayat Alkitab
mereka,
sehingga “terlihat” benar, he he he…:)
“Kemudian datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya:
“Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih: TIGA TAHUN
kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan
lawanmu,
sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN,
yakni penyakit sampar, ada di negeri ini dan malaikat TUHAN
mendatangkan
kemusnahan di Seluruh daerah orang Israel. Maka sekarang, timbanglah
jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku” (1
Tawarikh
21:11-12)
“Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan
berkata kepadanya: “Akan datangkah menimpa engkau tiga tahun
kelaparan di
negerimu? Atau maukah engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari
hadapan lawanmu, pedang mereka itu mengejar engkau? Atau, akan adakah 3
hari
penyakit sampar di negerimu? Maka sekarang, pikirkanlah dan timbanglah,
jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku” (2 Samuel
24:13)
Pada 2 Tawarikh 36:9, Yoyakhin jadi raja pada umur 8 tahun, sementara
pada 2
Raja-raja 24:8 berumur 18 tahun.
Jehoiachin was EIGHTEEN years old when he began to reign, and he
reigned
in Jerusalem three months. And his mother’s name was Nehushta, the
daughter of Elnathan of Jerusalem. (2 Kings 24:8)
Jehoiachin was EIGHT years old when he began to reign, and he reigned
three months and ten days in Jerusalem: and he did that which was
evil in
the sight of the LORD. (2 Chronicles 36:9)
Pada versi Inggris, King James Version of the Bible dari www.bible.com,
pertentangan ini masih ada, tapi pada Alkitab terbitan Lembaga Alkitab
Indonesia, tahun 1999, ternyata pertentangan ini “dikoreksi” sehingga
umur
Yoyakhin jadi 18 tahun. Benar2 aneh? Setelah ribuan tahun salah, di
Indonesia kesalahan itu akhirnya “direvisi.” Jangan2 yang benar malah
umur 8
tahun, he he he…:)
Pada 2 Samuel 24:1 TUHAN yang menghasut Daud, tapi pada 1 Tawarikh 21:1
IBLIS yang menghasut Daud.
“Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud
melawan mereka, firman-Nya: “Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang
Yehuda” (2 Samuel 24:1)
“IBLIS bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk
menghitung
orang Israel” (1 Tawarikh 21:9)
Perbedaan Iblis dengan Tuhan itu tentu jauh jauh sekali! Bagaimana kita
tahu
kalau sebenarnya orang Kristen sekarang ini tidak menyembah Iblis, kalau
Alkitabnya mengandung kesalahan separah itu? Jangan2 sebenarnya Yesus
itu
sama sekali bukan Tuhan karena memang Alkitab mengandung kesalahan yang
fatal.
Pada 2 Samuel 10:18 Daud membunuh 700 ekor kuda dan 40.000 orang pasukan
berkuda, sementara pada 1 Tawarikh justru 7000 ekor kuda dan 40.000
orang
pasukan berjalan kaki.
“Tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh
dari orang Aram itu TUJUH RATUS ekor kuda kereta dan empat puluh ribu
orang
pasukan berkuda. Sobakh, panglima tentara mereka, dilukainya sedemikian,
hingga ia mati di sana” (2 Samuel 10:18)
“tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh
dari orang Aram itu TUJUH RIBU ekor kuda kereta dan empat puluh ribu
orang
pasukan BERJALAN KAKI; juga Sofakh, panglima tentara itu dibunuhnya” (1
Tawarikh 19:18)
Lihat perbedaan di atas, ada orang Kristen yang berargumen bahwa jika
si A
melihat pertemuan kemudian pulang ketika jumlah peserta ada 700,
sementara
si B baru pulang setelah jumlah peserta ada 7000, maka jika si A
menulis 700
dan si B 7000, maka tidak ada pertentangan. Dua2nya benar.
Tapi hal di atas menunjukkan bahwa Alkitab itu bukan firman Tuhan yang
dicatat oleh manusia. Tapi sekedar catatan sejarah menurut pemikiran
manusia. Bedanya Alkitab dgn buku sejarah pada umumnya adalah, Alkitab
mengandung banyak kesalahan yang tidak konsisten, sedang buku sejarah
tidak.
Pada 2 Tawarikh 9:25, Sulaiman punya 4.000 kandang, sementara pada 1
Raja-raja 4:26 ada 40.000.
“Salomo mempunyai juga EMPAT RIBU kandang untuk kuda-kudanya dan
kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda, yang ditempatkan
dalam
kota-kota kereta dan dekat raja di Yerusalem” (2 Tawarikh 9:25)
“Lagipula Salomo mempunyai kuda EMPAT PULUH RIBU kandang untuk
kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda” (1 Raja-Raja 4:26)
sumber: http://chodet22.wordpress.com/2010/02/11/sebuah-revisi-kesalahan-ajaran-kristen/
(TRINITAS)
Yesus bukanlah Tuhan dengan bukti sebagai berikut:
Yesus Dilahirkan Maryam
Jika Nabi Adam dan Hawa yang manusia saja tidak perlu dilahirkan dari
kemaluan wanita, lha kok Yesus yang dianggap sebagai Tuhan oleh orang
Kristen lahir dari kemaluan wanita?
“Tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud”
(Roma 1:3)
“Yakub memperanakan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang
disebut Kristus”(Matius 1:16)
“Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin”
(Lukas 2:6)
Kasihan sekali nenek moyang Yesus, yaitu Nabi Daud, karena “Tuhan” Yesus
lahir belakangan, Daud tak bisa menyembah Yesus. Benar2 tidak masuk di
akal.
Menurut konsep yang benar, Tuhan itu adalah pencipta segalanya,
bagaimana
Yesus menciptakan Daud, Maryam, dll, jika Yesus sendiri adalah keturunan
dari orang2 tsb?
Yesus Menyusu Susu Ibunya
“Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara
orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah
mengandung Engkau dan SUSU yang telah MENYUSUI Engkau” (Lukas 11:27)
Sesungguhnya Allah telah memberikan mukjizat pada beberapa Nabi, seperti
Ibrahim yang tak mempan dibakar, Musa yang bisa membelah lautan Merah,
demikian pula Yesus yang bisa berbicara ketika lahir atas izin Allah.
Tapi mereka semua adalah manusia biasa. Masak Tuhan menyusu air susu
ibu,
yang bener saja! Nabi Adam dan Hawa yang manusia saja tidak menyusu.
“Tuhan Yesus Disunat (Pria)”
“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama
Yesus, yaitu nama yang disebut oleh Malaikat sebelum Ia dikandung
ibu-Nya”
(Lukas 2:21)
Bayangkan, masak Tuhan seperti manusia! Disunat dan dikandung ibu-Nya.
Tuhan
apa itu?
“Tuhan” Yesus Ditampar dan Diludahi Manusia
“Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia.
Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas
kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan
mereka berkata: “Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar
muka-Nya” (Yohanes 19: 1-3)
“Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut
menyembahNya. Sesudah mengolok-olokan Dia mereka menanggalkan jubah
ungu itu
dari pada-Nya dan mengenakan pakaian-Nya kepada-Nya” (Markus 15: 19-20a)
Coba renungkanlah, adakah Tuhan selemah itu. Bisa dihina, ditampar, dan
diludahi oleh manusia? Jika Yesus itu adalah Tuhan dan dia selemah itu,
niscaya milyaran manusia bisa mengeroyok Yesus jika dia berani
memasukkan
mereka ke neraka. Tidak benar.
Bukan cuma Yesus yang digambarkan lemah, tapi juga Allah:
“Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki
BERGULAT dengan dia SAMPAI FAJAR MENYINGSING. KETIKA ORANG ITU MELIHAT,
BAHWA IA TIDAK DAPAT MENGALAHKANNYA, ia memukul sendi pangkal paha
Yakub,
sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan
orang
itu. Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah
menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika
engkau tidak memberkati aku.” Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah
namamu?” Sahutnya: “Yakub.” Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan
disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab ENGKAU TELAH BERGUMUL
MELAWAN
ALLAH DAN MANUSIA, DAN ENGKAU MENANG.” (Kejadian (Pergumulan Yakub
dengan
Allah 32:24-30))
“…Jika Tuhan menghendaki, Dia bisa memusnahkan kamu semua dan
menggantimu
dengan makhluk yang baru. Demikian itu tidak sukar bagi Allah.”
(Ibrahim:19-20)
Pengakuan Yesus bahwa Dia Bukan Tuhan
“Yesus mendekati mereka dan berkata, “KepadaKu telah Diberikan segala
kuasa
di sorga dan di bumi” (Matius 28:18)
Jika Yesus cuma diberikan kuasa, tentulah ada yang lebih Maha Kuasa yang
MEMBERIKAN KUASA tsb kepada Yesus.
“Aku TIDAK DAPAT BERBUAT APA2 dari diriKu sendiri; Aku menghakimi sesuai
dengan apa yang Aku dengar…” (Yohannes 5:30)
“… Aku mengusir s*t*n dengan kuasa Allah…” (Lukas 11:20)
“… Lalu Yesus menengadah ke atas (ke arah sorga) dan berkata, “Bapa,
Aku
mengucapkan syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku
tahu
bahwa Engkau selalu MENDENGARKAN AKU, tetapi oleh orang banyak yang
berdiri
di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya (dengan keras), supaya
mereka
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku…” (Yohannes 11:41-43)
Yesus itu menurut Islam adalah manusia yang diutus Allah sebagai Nabi
seperti Nabi Muhammad, inilah penjelasan Al Qur’an yang mengkoreksi
penyimpangan yang ada di Alkitab:
Alkitab sebenarnya menyatakan Tuhan itu satu:
“Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa TUHANLAH ALLAH, TIDAK
ADA yang lain KECUALI DIA” (Ulangan 4:35)
Yesus Tidak Tahu Tentang Hari Kemudian
“Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan ANAKPUN TIDAK, hanya Bapa saja”
(Markus 13:32)
Tuhan Tidak Mengenal Musim Buah
“Dan dari jauh ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya
untuk melihat kalau-kalau ia mendapat apa-apa dari pohon itu. Tetapi
waktu
ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab
MEMANG BUKAN MUSIM BUAH ARA” (Markus 11:13)
Jadi jika Tuhan menurut pandangan Islam itu Maha Tahu, bahkan tak ada
sehelai daunpun yang gugur tanpa Dia mengetahuinya, maka Alkitab
menceritakan bagaimana “Tuhan” Yesus tidak tahu kalau saat itu bukan
musim
buah Ara. Padahal jangankan Tuhan, manusia seperti Petanipun tahu kalau
sedang tidak musim buah Ara, maka tidak akan didapati buahnya. Tapi
sayangnya “Tuhan” Yesus yang seharusnya Maha Tahu, TIDAK MENGETAHUI hal
ini, dan terus berjalan mendekati pohon Ara tsb.
Dari ayat di atas jelas Yesus bukan Tuhan, karena dia tidak Maha
Mengetahui.
Anak Allah Selain Yesus:
“anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah” (Lukas 3:38)
Melkisedek tidak berbapa beribu, dan sama dgn Yesus (Ibrani 7:3)
Baca juga Kejadian 6:2-4, Mazmur 2:7, Roma 8:14. Pada Injil Yohannes
5:19-47
(Kesaksian Yesus Tentang diri-Nya) dan juga Ibrani, begitu banyak
pertentangan tentang konsep Trinitas ini.
2.. PENEBUSAN DOSA MANUSIA DENGAN PENYALIBAN YESUS
Dalam ajaran Kristen yang diajarkan oleh Paulus, seluruh manusia berdosa
karena nenek moyang mereka, Adam dan Hawa, memakan buah terlarang. Hal
ini juga bertentangan dengan ajaran Alkitab itu sendiri:
“Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut
menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung
kesalahan
anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan
orang
fasik akan tertanggung atasnya” (Yehezkiel 18:20)
Jadi tak mungkin Tuhan bersikap tidak adil, misalnya si Fulan
membunuh seseorang, kemudian anak serta cucunya dan seluruh keturunannya
yang belum lahir ketika pembunuhan terjadi ikut mewarisi dosanya, dan
harus ikut dibunuh.
Jadi konsep bahwa Yesus turun ke dunia untuk menebus dosa
seluruh manusia hanya karena nenek moyang mereka, Adam dan Hawa, makan
buah
terlarang itu jelas bertentangan dengan akal dan nilai2 keadilan. Lagi
pula
haruskah dosa warisan tsb ditebus dengan dosa yang lebih besar, yaitu
menyalib Yesus? Kemudian jika Penyaliban itu dianggap keharusan untuk
menebus dosa manusia, kenapa Yudas Iskariot di Alkitab (Markus
14:10;Matius
26:14;Lukas 22:3) disebut sebagai pengkhianat? Bukankah dia telah
membantu
terjadinya penyaliban tsb?
Jika Yesus memang bersedia disalib, kenapa dia menyebut Yudas
pengkhianat, dan kenapa dia memanggil-manggil Tuhan:
“Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi,
Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” (Markus 15:34).
Lagipula jika jiwa Yesus itu benar2 Tuhan, tentulah jiwanya
sanggup menahan itu. Bukankah banyak orang2 seperti suku Indian yang
dapat
menahan siksa dan diam saja ketika disiksa?
Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengampun, dia mengampuni hambanya
yang bertobat:
“Kemudian Adam memperoleh beberapa kalimat dari Tuhannya (ia
minta ampun), lalu Allah menerima taubatnya, sesungguhnya Dia Penerima
taubat lagi Penyayang.” (Al Baqarah 2:37)
“Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang
dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan
keadilan
dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati” (Yehezkiel 18:21)
3.. PERTENTANGAN AYAT ALKITAB (Tanda Pemalsuan)
Pada 2 Samuel 24:13 disebut 7 tahun kelaparan, sementara di 1 Tawarikh
21:11-12 cuma 3 tahun.
So Gad came to David, and said unto him, Thus saith the LORD, Choose
thee
Either three years’ famine; or three months to be destroyed before thy
foes,
while that the sword of thine enemies overtaketh thee; or else three
days
the sword of the LORD, even the pestilence, in the land, and the angel
of
the LORD destroying throughout all the coasts of Israel. Now therefore
advise thyself what word I shall bring again to him that sent me. (2
Chronicles 21:11-12)
So Gad came to David, and told him, and said unto him, Shall seven
years
of famine come unto thee in thy land? or wilt thou flee three months
before
thine enemies, while they pursue thee? or that there be three days’
pestilence in thy land? now advise, and see what answer I shall return
to
him that sent me. (2 Samuel 24:13)
Pada versi Inggris, King James Version of the Bible dari www.bible.com,
pertentangan ini masih ada, tapi pada Alkitab terbitan Lembaga Alkitab
Indonesia, tahun 1999, ternyata pertentangan ini “dikoreksi” sehingga
masa
kelaparan jadi 3 tahun saja. Benar2 aneh? Setelah ribuan tahun salah, di
Indonesia kesalahan itu akhirnya “direvisi.” Jangan2 yang benar malah 7
tahun, he he he…:)
Cerdik juga ahli Alkitab Indonesia ini dalam merubah2 ayat Alkitab
mereka,
sehingga “terlihat” benar, he he he…:)
“Kemudian datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya:
“Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih: TIGA TAHUN
kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan
lawanmu,
sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN,
yakni penyakit sampar, ada di negeri ini dan malaikat TUHAN
mendatangkan
kemusnahan di Seluruh daerah orang Israel. Maka sekarang, timbanglah
jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku” (1
Tawarikh
21:11-12)
“Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan
berkata kepadanya: “Akan datangkah menimpa engkau tiga tahun
kelaparan di
negerimu? Atau maukah engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari
hadapan lawanmu, pedang mereka itu mengejar engkau? Atau, akan adakah 3
hari
penyakit sampar di negerimu? Maka sekarang, pikirkanlah dan timbanglah,
jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku” (2 Samuel
24:13)
Pada 2 Tawarikh 36:9, Yoyakhin jadi raja pada umur 8 tahun, sementara
pada 2
Raja-raja 24:8 berumur 18 tahun.
Jehoiachin was EIGHTEEN years old when he began to reign, and he
reigned
in Jerusalem three months. And his mother’s name was Nehushta, the
daughter of Elnathan of Jerusalem. (2 Kings 24:8)
Jehoiachin was EIGHT years old when he began to reign, and he reigned
three months and ten days in Jerusalem: and he did that which was
evil in
the sight of the LORD. (2 Chronicles 36:9)
Pada versi Inggris, King James Version of the Bible dari www.bible.com,
pertentangan ini masih ada, tapi pada Alkitab terbitan Lembaga Alkitab
Indonesia, tahun 1999, ternyata pertentangan ini “dikoreksi” sehingga
umur
Yoyakhin jadi 18 tahun. Benar2 aneh? Setelah ribuan tahun salah, di
Indonesia kesalahan itu akhirnya “direvisi.” Jangan2 yang benar malah
umur 8
tahun, he he he…:)
Pada 2 Samuel 24:1 TUHAN yang menghasut Daud, tapi pada 1 Tawarikh 21:1
IBLIS yang menghasut Daud.
“Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud
melawan mereka, firman-Nya: “Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang
Yehuda” (2 Samuel 24:1)
“IBLIS bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk
menghitung
orang Israel” (1 Tawarikh 21:9)
Perbedaan Iblis dengan Tuhan itu tentu jauh jauh sekali! Bagaimana kita
tahu
kalau sebenarnya orang Kristen sekarang ini tidak menyembah Iblis, kalau
Alkitabnya mengandung kesalahan separah itu? Jangan2 sebenarnya Yesus
itu
sama sekali bukan Tuhan karena memang Alkitab mengandung kesalahan yang
fatal.
Pada 2 Samuel 10:18 Daud membunuh 700 ekor kuda dan 40.000 orang pasukan
berkuda, sementara pada 1 Tawarikh justru 7000 ekor kuda dan 40.000
orang
pasukan berjalan kaki.
“Tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh
dari orang Aram itu TUJUH RATUS ekor kuda kereta dan empat puluh ribu
orang
pasukan berkuda. Sobakh, panglima tentara mereka, dilukainya sedemikian,
hingga ia mati di sana” (2 Samuel 10:18)
“tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh
dari orang Aram itu TUJUH RIBU ekor kuda kereta dan empat puluh ribu
orang
pasukan BERJALAN KAKI; juga Sofakh, panglima tentara itu dibunuhnya” (1
Tawarikh 19:18)
Lihat perbedaan di atas, ada orang Kristen yang berargumen bahwa jika
si A
melihat pertemuan kemudian pulang ketika jumlah peserta ada 700,
sementara
si B baru pulang setelah jumlah peserta ada 7000, maka jika si A
menulis 700
dan si B 7000, maka tidak ada pertentangan. Dua2nya benar.
Tapi hal di atas menunjukkan bahwa Alkitab itu bukan firman Tuhan yang
dicatat oleh manusia. Tapi sekedar catatan sejarah menurut pemikiran
manusia. Bedanya Alkitab dgn buku sejarah pada umumnya adalah, Alkitab
mengandung banyak kesalahan yang tidak konsisten, sedang buku sejarah
tidak.
Pada 2 Tawarikh 9:25, Sulaiman punya 4.000 kandang, sementara pada 1
Raja-raja 4:26 ada 40.000.
“Salomo mempunyai juga EMPAT RIBU kandang untuk kuda-kudanya dan
kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda, yang ditempatkan
dalam
kota-kota kereta dan dekat raja di Yerusalem” (2 Tawarikh 9:25)
“Lagipula Salomo mempunyai kuda EMPAT PULUH RIBU kandang untuk
kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda” (1 Raja-Raja 4:26)
sumber: http://chodet22.wordpress.com/2010/02/11/sebuah-revisi-kesalahan-ajaran-kristen/
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: sebuah revisi kesalahan ajaran kristen
ichreza wrote:1.. MENYEMBAH MANUSIA YESUS SEBAGAI TUHAN DI ANTARA 3 OKNUM TUHAN MEREKA
(TRINITAS)
Yesus bukanlah Tuhan dengan bukti sebagai berikut:
Yesus Dilahirkan Maryam
Jika Nabi Adam dan Hawa yang manusia saja tidak perlu dilahirkan dari
kemaluan wanita, lha kok Yesus yang dianggap sebagai Tuhan oleh orang
Kristen lahir dari kemaluan wanita?
Maria beroleh anugerah..
anak yang dikandungnya dari Roh Kudus
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: sebuah revisi kesalahan ajaran kristen
Gmn perasaan maria pd saat melahir kan Yesus..??
KUBIL- SERSAN SATU
-
Posts : 102
Kepercayaan : Islam
Location : Krw
Join date : 26.07.12
Reputation : 0
Re: sebuah revisi kesalahan ajaran kristen
Penuh sukacita dan damai sejahtera.KUBIL wrote:Gmn perasaan maria pd saat melahir kan Yesus..??
Tidak perlu takut atau malu sampai harus mengucilkan diri di bawah pohon korma.
Maria tau kandungannya bukanlah aib yg harus disembunyikan.
jakajayagiri-2- LETNAN DUA
-
Posts : 995
Kepercayaan : Protestan
Location : bandung
Join date : 04.09.12
Reputation : 27
Re: sebuah revisi kesalahan ajaran kristen
1.Tentang Allah Tritunggal
Karna Kepanjangan silahkan Anda Baca Sendiri Di Link Ini Klick Sini
2.Apakah Orang katolik Di Jamin Pasti Selamat?
Keselamatan bagi kita umat Katolik merupakan rahmat Allah, namun kitapun harus bekerja sama dengan rahmat tersebut. Artinya jika kita yang sudah dibaptis tetapi tidak hidup sesuai dengan janji baptis kita, dan jatuh dalam dosa berat dan tidak bertobat, maka kita tidak dapat diselamatkan<<Gereja Katolik, berpegang pada ajaran Alkitab, percaya bahwa keselamatan adalah suatu yang telah (past), sedang (present), dan akan datang (future):
Telah diselamatkan (Rom 8:24; Ef 2:5,8; 2 Tim 1:9; Tit 3:5)
Sedang dalam proses (1 Kor 1:18; 2 Kor 2:15; Fil. 2:12; 1 Pet 1:9)
Akan diselamatkan (Mt 10:22, 24:13; Mk 13:13; Mk 16:16; Kis 15:11; Rm 5:9-10; Rm 13:11; 1 Kor 3:15; 2 Tim. 2:11-12; Ibr. 9:28).
Bagaimana dengan umat Katolik sendiri?Dalam Lumen Gentium 14 ditegaskan akan pentingnya untuk terus berjuang hidup kudus, yaitu dengan mempraktekkan kasih kepada Tuhan dan sesama. Orang Katolik yang tidak mempraktekkan kasih, hanyalah menjadi anggota Gereja secara jasmaniah, namun bukan secara spiritual, tidak dapat diselamatkan.[17] Hal ini disebabkan karena mereka sudah mengetahui hal yang benar, namun mereka tidak melakukannya (Lih. Luk 12:47-48).
Lumen Gentium 14, mengatakan,“Tetapi tidak diselamatkan orang, yang meskipun termasuk anggota Gereja namun tidak bertambah dalam cinta-kasih[/u];jadi yang “dengan badan” memang berada dalam pangkuan Gereja, melainkan tidak “dengan hatinya”[26]. Pun,hendaklah semua Putera Gereja menyadari, bahwa mereka menikmati keadaan yang istimewa itu bukan karena jasa-jasa mereka sendiri, melainkan berkat rahmat Kristus[/u]yang istimewa pula. Dan bila mereka tidak menanggapi rahmat itu dengan pikiran, perkataan dan perbuatan, mereka bukan saja tidak diselamatkan, malahan akan diadili lebih keras[27].”
-Karena kepenuhan kebenaran ada di Gereja Katolik, umat Katolik seharusnya dapat hidup lebih kudus, karena berkat-berkat yang mengalir dari Sakramen-sakramen, seperti: Ekaristi, Pengampunan Dosa.
-Namun demikian, kita tidak dapat mengatakan bahwa orang yang tidak dibaptis air (secara sakramen) pasti masuk neraka, sebab ada kondisi-kondisi lain (yang telah disebutkan di atas) yang diperhitungkan. Yang terpenting adalah,satu-satunya keselamatan hanya melalui Kristus dan melalui pembaptisan.Tetapi bagi orang-orang yang dalam kondisi “bukan karena kesalahannya sendiri” tidak dapat mengenal Kristus dan Gereja-Nya, dan juga mereka berbuat kasih dan mengalami pertobatan, orang tersebut sebetulnya mengalami “baptism of desire”(lih KGK, 1258-1259). Silakan membaca tentang Baptisan Rindu/ Baptism of desire ini dalam tulisan ini [[Shalom Andreas,
Baptis Rindu/ “Baptism of desire” memang diajarkan oleh St.Thomas Aquinas, namun bukan berarti St Thomas-lah yang ‘menciptakan’ ajaran tentang baptis rindu tersebut. St. Thomas hanya melanjutkan apa yang telah diajarkan oleh para Bapa Gereja sebelumnya, terutama yang diajarkan oleh St. Ambrosius dan St. Agustinus. Dalam Summa Theologica, III, q.68, a.2, St. Thomas Aquinas membahas tentang Baptis Rindu/ Baptism of desire ini. Berikut ini saya terjemahkan, dan silakan melihat teksnya dalam bahasa Inggris pada link ini, dan melihat pada point artikel #2 (http://www.newadvent.org/summa/4068.htm).
Keberatan 1. Kelihatannya, tidak ada seorangpun yang dapat diselamatkan tanpa Pembaptisan. Sebab Tuhan kita berkata (Yoh 3:5), “…sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk dalam Kerajaan Allah.” Tetapi mereka yang masuk dalam Kerajaan Allah adalah mereka yang diselamatkan. Maka, tak seorangpun dapat diselamatkan tanpa Pembaptisan, yang olehnya seseorang dilahirkan kembali dalam air dan Roh Kudus.
Keberatan 2. Lebih lanjut, dalam buku De Eccl. Dogm. xli, ada tertulis, “Kita percaya bahwa tidak ada seorang katekumen-pun yang akan memperoleh kehidupan kekal, kecuali apabila ia menjadi martir, yang mengandung nilai-nilai kebajikan sakramental dari Pembaptisan.” Namun, jika mungkin seseorang dapat diselamatkan tanpa Pembaptisan, ini secara istimewa terjadi pada para katekumen yang melakukan banyak perbuatan-perbuatan baik, sebab kepada mereka berlaku “iman yang bekerja melalui kasih” (Gal 5:6) Maka, kelihatannya tak seorangpun dapat diselamatkan tanpa Pembaptisan.
Keberatan 3: Selanjutnya, seperti disebutkan di atas (I; 65, 4) Sakramen Baptis adalah perlu untuk keselamatan. Pembaptisan adalah sesuatu yang penting, yang ‘tanpanya sesuatu tidak dapat terjadi’ (Metaph. v) Maka, kelihatannya tak seorangpun dapat diselamatkan tanpa Pembaptisan.
Sebaliknya, St. Agustinus berkata (Super Levit. lxxxiv), bahwa “beberapa orang menerima pengudusan yang tak kelihatan tanpa sakramen yang kelihatan, dan itu mendatangkan kebaikan; namun meskipun mungkin [juga] untuk memperoleh pengudusan yang kelihatan, tanpa pengudusan yang tak kelihatan, yang [dalam hal ini] tidak mendatangkan kebaikan/ profit. Sebab, oleh karena sakramen Pembaptisan berkaitan dengan hal pengudusan yang kelihatan, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat memperoleh keselamatan tanpa sakramen Pembaptisan, [namun] dengan cara pengudusan yang tidak kelihatan.
Saya menjawab, bahwa Sakramen Pembaptisan tidak terdapat dalam seseorang dengan dua cara. Pertama, keduanya dalam kenyataan dan keinginan, seperti pada kasus mereka yang tidak dibaptis, ataupun tidak ingin dibaptis: yang dengan tegas membenci sakramen ini, berkaitan dengan mereka yang dengan menggunakan kehendak bebasnya [menolak sakramen ini]. Maka, pada mereka ini tidak ada Sakramen Pembaptisan, dan mereka tidak dapat memproleh keselamatan, karena mereka baik secara sakramental maupun mental tidak tergabung di dalam Kristus, yang hanya melalui-Nya keselamatan dapat diperoleh.
Kedua, Sakramen Pembaptisan dapat saja tidak dialami secara real/ nyata, tetapi dapat dialami dalam keinginan: contohnya, ketika seseorang berkeinginan untuk dibaptis, tetapi oleh suatu keadaan yang tak menguntungkan, ia sudah meninggal dunia, sebelum ia menerima Pembaptisan. Dan orang seperti ini dapat menerima keselamatan tanpa menerima Pembaptisan, karena ia berkeinginan untuk dibaptis; dan keinginan ini adalah hasil dari “iman yang bekerja melalui kasih” , dimana Tuhan yang kuasa-Nya tidak terbatas pada sakramen yang kelihatan, menguduskan orang tersebut dari dalam. Maka, St. Ambrosius berkata tentang Valentinian, yang wafat pada saat masih menjadi katekumen, “Aku kehilangan dia yang akan saya baptis: namun ia tidak kehilangan rahmat yang dimohonkan olehnya.”
Jawaban atas Keberatan 1. Seperti telah tertulis (1 Samuel 16:7), “…Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” Sekarang seseorang yang berkeinginan/ rindu agar “dilahirkan oleh air dan Roh Kudus” dengan Pembaptisan, dilahirkan kembali di dalam hati, meskipun tidak di dalam badan. Maka Rasul [Paulus] berkata, (Rom 2:29), “…sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.”
Jawaban atas Keberatan 2. Tak seorang-pun memperoleh kehidupan kekal tanpa ia dibebaskan dari segala rasa bersalah dan hukuman. Sekarang, absolusi total ini diberikan pada saat seseorang menerima Pembaptisan, atau menjadi martir: yang dengan alasan dikatakan bahwa kemartiran “mengandung semua kebajikan sakramental dari Pembaptisan”, yaitu pembebasan total dari segala rasa bersalah dan hukuman. Maka seandainya, seorang katekumen memiliki keinginan untuk dibaptis (jika tidak, ia tidak dapat dikatakan meninggal dalam keadaan melakukan/ di dalam perbuatan baik, dan tidak dapat tanpa “iman yang bekerja melalui kasih”) ia itu, seandainya ia meninggal, tidak akan dengan segera memasuki kehidupan kekal, namun akan menerima hukuman atas dosa-dosanya di waktu yang lalu, “tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” (1 Kor 3:15)
Jawaban atas Keberatan 3. Sakramen Pembaptisan dikatakan sebagai mutlak untuk keselamatan, bahwa seseorang tidak dapat diselamatkan tanpa, minimal, memiliki keinginan untuk dibaptis; “yang, dengan Tuhan, memperhitungkan segala perbuatan/ which, with God, counts for the deed” (Augustine, Enarr. Mzm 57).
Atas dasar pengajaran para Bapa Gereja yang juga didasari dari Alkitab inilah, maka dalam Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:
KGK 1259 Bagi para katekumen yang mati sebelum Pembaptisan, kerinduan yang jelas untuk menerima Pembaptisan, penyesalan atas dosa-dosanya, dan cinta kasih sudah menjamin keselamatan yang tidak dapat mereka terima melalui Sakramen itu.
KGK 1260 “Sebab karena Kristus telah wafat bagi semua orang, dan panggilan terakhir manusia benar-benar hanya satu, yakni bersifat ilahi, kita harus berpegang teguh, bahwa Roh Kudus membuka kemungkinan bagi semua orang, untuk bergabung dengan cara yang diketahui oleh Allah dengan misteri Paska itu” (GS 22) Bdk. LG 16; AG 7. Setiap manusia yang tidak mengenal Injil Kristus dan Gereja-Nya, tetapi mencari kebenaran dan melakukan kehendak Allah sesuai dengan pemahamannya akan hal itu, dapat diselamatkan. Orang dapat mengandaikan bahwa orang-orang semacam itu memang menginginkan Pembaptisan, seandainya mereka sadar akan peranannya demi keselamatan.
Demikiam penjelasan yang dapat saya sampaikan tentang Baptis Rindu/ “Baptism of desire“.]]
Adapula kondisi lain, yaitu bagi orang-orang yang mengalami kematian karena iman akan Kristus, yaitu seperti para martir, tanpa sebelumnya menerima Pembaptisan, mereka juga dapat diselamatkan karena mereka telah menerima,“Baptisan darah”(KGK, 1258). Faktor-faktor tersebut di atas adalah syarat bagi seseorang untuk memperoleh keselamatan. Atau, dengan kata lain, Gereja tidak mengenal cara lain selain pembaptisan untuk masuk surga (KGK, 1257). Akan tetapi, bagi orang yang telah dibaptis namun tidak menjalankan kasih, ia dapat kehilangan keselamatannya.
-Kalau begitu apakah kita harus membawa orang kepada Kristus? Tentu saja. Kristus adalah harta terbesar yang kita miliki. Adalah menjadi perbuatan kasih kalau kita membagikan harta terbesar ini kepada semua orang. Namun tentu saja kita harus melakukannya dengan bijaksana dan penuh kasih.
+No.3 Sebelum saya Jawab Saya nanya Dulu
1. Sdr mengimani Alkitab, baik Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru sebagai Kitab Suci atau tidak?
2. Kalau mengimani, apakah Sdr menerima bahwa semua ayat di Alkitab mengatakan kebenaran?
3. Kalau tidak mengimani: utk maksud apa sdr mengutip ayat² Alkitab?
4. Kalau untuk menunjukkan bahwa ayat² itu salah dan mau membuktikan bahwa Alkitab bukan kitab suci, alias mau menunjukkan pendapat Anda yg benar, mengapa menggunakan sarana yang salah? Bukankah dengan demikian argumen anda menjadi salah juga?
5. Kalau utk menunjukkan ayat² yg anda kutip itu benar, mengapa anda tidak menerima kebenaran dari ayat² yang lain?
6. Kalau anda katakan bahwa di Alkitab ada sebagian ayat yg benar dan sebagian salah atau palsu, kriteria apa yg anda pakai utk menentukan hal itu? Dan bisakah Anda tunjukkan persisnya…? krn selama ini selalu dituduhkan begitu, tapi tak pernah disertai bukti yg memadai.
7. Itu saja; intinya kalau Anda tidak mengimani alkitab sebagai kitab suci, ayat² yg anda kutip dengan sendirinya tak berkekuatan sebagai argumen apapun utk membenarkan pendapat anda. tapi bila utk membenarkan pendapat anda, mustinya anda terima dulu sebagai benar.
8. Sebetulnya sudah terbukti selama ini serangan kepada Iman Katolik dengan menggunakan ayat² alkitab, hanya sia-sia saja. Bukan hal yg baru. Dan sama sekali takkan menggoyahkan iman katolik. Tapi baik juga bahwa pertanyaan² itu anda munculkan di sini, supaya paling tidak kami umat katolik makin diperkaya soal bagaimana selama ini Gereja berapologi terhadap berbagai serangan, baik dari para bidaah maupun dr luar, seperti anda.
Karna Kepanjangan silahkan Anda Baca Sendiri Di Link Ini Klick Sini
2.Apakah Orang katolik Di Jamin Pasti Selamat?
Keselamatan bagi kita umat Katolik merupakan rahmat Allah, namun kitapun harus bekerja sama dengan rahmat tersebut. Artinya jika kita yang sudah dibaptis tetapi tidak hidup sesuai dengan janji baptis kita, dan jatuh dalam dosa berat dan tidak bertobat, maka kita tidak dapat diselamatkan<<
Telah diselamatkan (Rom 8:24; Ef 2:5,8; 2 Tim 1:9; Tit 3:5)
Sedang dalam proses (1 Kor 1:18; 2 Kor 2:15; Fil. 2:12; 1 Pet 1:9)
Akan diselamatkan (Mt 10:22, 24:13; Mk 13:13; Mk 16:16; Kis 15:11; Rm 5:9-10; Rm 13:11; 1 Kor 3:15; 2 Tim. 2:11-12; Ibr. 9:28).
Bagaimana dengan umat Katolik sendiri?Dalam Lumen Gentium 14 ditegaskan akan pentingnya untuk terus berjuang hidup kudus, yaitu dengan mempraktekkan kasih kepada Tuhan dan sesama. Orang Katolik yang tidak mempraktekkan kasih, hanyalah menjadi anggota Gereja secara jasmaniah, namun bukan secara spiritual, tidak dapat diselamatkan.[17] Hal ini disebabkan karena mereka sudah mengetahui hal yang benar, namun mereka tidak melakukannya (Lih. Luk 12:47-48).
Lumen Gentium 14, mengatakan,“Tetapi tidak diselamatkan orang, yang meskipun termasuk anggota Gereja namun tidak bertambah dalam cinta-kasih[/u];jadi yang “dengan badan” memang berada dalam pangkuan Gereja, melainkan tidak “dengan hatinya”[26]. Pun,hendaklah semua Putera Gereja menyadari, bahwa mereka menikmati keadaan yang istimewa itu bukan karena jasa-jasa mereka sendiri, melainkan berkat rahmat Kristus[/u]yang istimewa pula. Dan bila mereka tidak menanggapi rahmat itu dengan pikiran, perkataan dan perbuatan, mereka bukan saja tidak diselamatkan, malahan akan diadili lebih keras[27].”
-Karena kepenuhan kebenaran ada di Gereja Katolik, umat Katolik seharusnya dapat hidup lebih kudus, karena berkat-berkat yang mengalir dari Sakramen-sakramen, seperti: Ekaristi, Pengampunan Dosa.
-Namun demikian, kita tidak dapat mengatakan bahwa orang yang tidak dibaptis air (secara sakramen) pasti masuk neraka, sebab ada kondisi-kondisi lain (yang telah disebutkan di atas) yang diperhitungkan. Yang terpenting adalah,satu-satunya keselamatan hanya melalui Kristus dan melalui pembaptisan.Tetapi bagi orang-orang yang dalam kondisi “bukan karena kesalahannya sendiri” tidak dapat mengenal Kristus dan Gereja-Nya, dan juga mereka berbuat kasih dan mengalami pertobatan, orang tersebut sebetulnya mengalami “baptism of desire”(lih KGK, 1258-1259). Silakan membaca tentang Baptisan Rindu/ Baptism of desire ini dalam tulisan ini [[Shalom Andreas,
Baptis Rindu/ “Baptism of desire” memang diajarkan oleh St.Thomas Aquinas, namun bukan berarti St Thomas-lah yang ‘menciptakan’ ajaran tentang baptis rindu tersebut. St. Thomas hanya melanjutkan apa yang telah diajarkan oleh para Bapa Gereja sebelumnya, terutama yang diajarkan oleh St. Ambrosius dan St. Agustinus. Dalam Summa Theologica, III, q.68, a.2, St. Thomas Aquinas membahas tentang Baptis Rindu/ Baptism of desire ini. Berikut ini saya terjemahkan, dan silakan melihat teksnya dalam bahasa Inggris pada link ini, dan melihat pada point artikel #2 (http://www.newadvent.org/summa/4068.htm).
Keberatan 1. Kelihatannya, tidak ada seorangpun yang dapat diselamatkan tanpa Pembaptisan. Sebab Tuhan kita berkata (Yoh 3:5), “…sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk dalam Kerajaan Allah.” Tetapi mereka yang masuk dalam Kerajaan Allah adalah mereka yang diselamatkan. Maka, tak seorangpun dapat diselamatkan tanpa Pembaptisan, yang olehnya seseorang dilahirkan kembali dalam air dan Roh Kudus.
Keberatan 2. Lebih lanjut, dalam buku De Eccl. Dogm. xli, ada tertulis, “Kita percaya bahwa tidak ada seorang katekumen-pun yang akan memperoleh kehidupan kekal, kecuali apabila ia menjadi martir, yang mengandung nilai-nilai kebajikan sakramental dari Pembaptisan.” Namun, jika mungkin seseorang dapat diselamatkan tanpa Pembaptisan, ini secara istimewa terjadi pada para katekumen yang melakukan banyak perbuatan-perbuatan baik, sebab kepada mereka berlaku “iman yang bekerja melalui kasih” (Gal 5:6) Maka, kelihatannya tak seorangpun dapat diselamatkan tanpa Pembaptisan.
Keberatan 3: Selanjutnya, seperti disebutkan di atas (I; 65, 4) Sakramen Baptis adalah perlu untuk keselamatan. Pembaptisan adalah sesuatu yang penting, yang ‘tanpanya sesuatu tidak dapat terjadi’ (Metaph. v) Maka, kelihatannya tak seorangpun dapat diselamatkan tanpa Pembaptisan.
Sebaliknya, St. Agustinus berkata (Super Levit. lxxxiv), bahwa “beberapa orang menerima pengudusan yang tak kelihatan tanpa sakramen yang kelihatan, dan itu mendatangkan kebaikan; namun meskipun mungkin [juga] untuk memperoleh pengudusan yang kelihatan, tanpa pengudusan yang tak kelihatan, yang [dalam hal ini] tidak mendatangkan kebaikan/ profit. Sebab, oleh karena sakramen Pembaptisan berkaitan dengan hal pengudusan yang kelihatan, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat memperoleh keselamatan tanpa sakramen Pembaptisan, [namun] dengan cara pengudusan yang tidak kelihatan.
Saya menjawab, bahwa Sakramen Pembaptisan tidak terdapat dalam seseorang dengan dua cara. Pertama, keduanya dalam kenyataan dan keinginan, seperti pada kasus mereka yang tidak dibaptis, ataupun tidak ingin dibaptis: yang dengan tegas membenci sakramen ini, berkaitan dengan mereka yang dengan menggunakan kehendak bebasnya [menolak sakramen ini]. Maka, pada mereka ini tidak ada Sakramen Pembaptisan, dan mereka tidak dapat memproleh keselamatan, karena mereka baik secara sakramental maupun mental tidak tergabung di dalam Kristus, yang hanya melalui-Nya keselamatan dapat diperoleh.
Kedua, Sakramen Pembaptisan dapat saja tidak dialami secara real/ nyata, tetapi dapat dialami dalam keinginan: contohnya, ketika seseorang berkeinginan untuk dibaptis, tetapi oleh suatu keadaan yang tak menguntungkan, ia sudah meninggal dunia, sebelum ia menerima Pembaptisan. Dan orang seperti ini dapat menerima keselamatan tanpa menerima Pembaptisan, karena ia berkeinginan untuk dibaptis; dan keinginan ini adalah hasil dari “iman yang bekerja melalui kasih” , dimana Tuhan yang kuasa-Nya tidak terbatas pada sakramen yang kelihatan, menguduskan orang tersebut dari dalam. Maka, St. Ambrosius berkata tentang Valentinian, yang wafat pada saat masih menjadi katekumen, “Aku kehilangan dia yang akan saya baptis: namun ia tidak kehilangan rahmat yang dimohonkan olehnya.”
Jawaban atas Keberatan 1. Seperti telah tertulis (1 Samuel 16:7), “…Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” Sekarang seseorang yang berkeinginan/ rindu agar “dilahirkan oleh air dan Roh Kudus” dengan Pembaptisan, dilahirkan kembali di dalam hati, meskipun tidak di dalam badan. Maka Rasul [Paulus] berkata, (Rom 2:29), “…sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.”
Jawaban atas Keberatan 2. Tak seorang-pun memperoleh kehidupan kekal tanpa ia dibebaskan dari segala rasa bersalah dan hukuman. Sekarang, absolusi total ini diberikan pada saat seseorang menerima Pembaptisan, atau menjadi martir: yang dengan alasan dikatakan bahwa kemartiran “mengandung semua kebajikan sakramental dari Pembaptisan”, yaitu pembebasan total dari segala rasa bersalah dan hukuman. Maka seandainya, seorang katekumen memiliki keinginan untuk dibaptis (jika tidak, ia tidak dapat dikatakan meninggal dalam keadaan melakukan/ di dalam perbuatan baik, dan tidak dapat tanpa “iman yang bekerja melalui kasih”) ia itu, seandainya ia meninggal, tidak akan dengan segera memasuki kehidupan kekal, namun akan menerima hukuman atas dosa-dosanya di waktu yang lalu, “tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” (1 Kor 3:15)
Jawaban atas Keberatan 3. Sakramen Pembaptisan dikatakan sebagai mutlak untuk keselamatan, bahwa seseorang tidak dapat diselamatkan tanpa, minimal, memiliki keinginan untuk dibaptis; “yang, dengan Tuhan, memperhitungkan segala perbuatan/ which, with God, counts for the deed” (Augustine, Enarr. Mzm 57).
Atas dasar pengajaran para Bapa Gereja yang juga didasari dari Alkitab inilah, maka dalam Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:
KGK 1259 Bagi para katekumen yang mati sebelum Pembaptisan, kerinduan yang jelas untuk menerima Pembaptisan, penyesalan atas dosa-dosanya, dan cinta kasih sudah menjamin keselamatan yang tidak dapat mereka terima melalui Sakramen itu.
KGK 1260 “Sebab karena Kristus telah wafat bagi semua orang, dan panggilan terakhir manusia benar-benar hanya satu, yakni bersifat ilahi, kita harus berpegang teguh, bahwa Roh Kudus membuka kemungkinan bagi semua orang, untuk bergabung dengan cara yang diketahui oleh Allah dengan misteri Paska itu” (GS 22) Bdk. LG 16; AG 7. Setiap manusia yang tidak mengenal Injil Kristus dan Gereja-Nya, tetapi mencari kebenaran dan melakukan kehendak Allah sesuai dengan pemahamannya akan hal itu, dapat diselamatkan. Orang dapat mengandaikan bahwa orang-orang semacam itu memang menginginkan Pembaptisan, seandainya mereka sadar akan peranannya demi keselamatan.
Demikiam penjelasan yang dapat saya sampaikan tentang Baptis Rindu/ “Baptism of desire“.]]
Adapula kondisi lain, yaitu bagi orang-orang yang mengalami kematian karena iman akan Kristus, yaitu seperti para martir, tanpa sebelumnya menerima Pembaptisan, mereka juga dapat diselamatkan karena mereka telah menerima,“Baptisan darah”(KGK, 1258). Faktor-faktor tersebut di atas adalah syarat bagi seseorang untuk memperoleh keselamatan. Atau, dengan kata lain, Gereja tidak mengenal cara lain selain pembaptisan untuk masuk surga (KGK, 1257). Akan tetapi, bagi orang yang telah dibaptis namun tidak menjalankan kasih, ia dapat kehilangan keselamatannya.
-Kalau begitu apakah kita harus membawa orang kepada Kristus? Tentu saja. Kristus adalah harta terbesar yang kita miliki. Adalah menjadi perbuatan kasih kalau kita membagikan harta terbesar ini kepada semua orang. Namun tentu saja kita harus melakukannya dengan bijaksana dan penuh kasih.
+No.3 Sebelum saya Jawab Saya nanya Dulu
1. Sdr mengimani Alkitab, baik Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru sebagai Kitab Suci atau tidak?
2. Kalau mengimani, apakah Sdr menerima bahwa semua ayat di Alkitab mengatakan kebenaran?
3. Kalau tidak mengimani: utk maksud apa sdr mengutip ayat² Alkitab?
4. Kalau untuk menunjukkan bahwa ayat² itu salah dan mau membuktikan bahwa Alkitab bukan kitab suci, alias mau menunjukkan pendapat Anda yg benar, mengapa menggunakan sarana yang salah? Bukankah dengan demikian argumen anda menjadi salah juga?
5. Kalau utk menunjukkan ayat² yg anda kutip itu benar, mengapa anda tidak menerima kebenaran dari ayat² yang lain?
6. Kalau anda katakan bahwa di Alkitab ada sebagian ayat yg benar dan sebagian salah atau palsu, kriteria apa yg anda pakai utk menentukan hal itu? Dan bisakah Anda tunjukkan persisnya…? krn selama ini selalu dituduhkan begitu, tapi tak pernah disertai bukti yg memadai.
7. Itu saja; intinya kalau Anda tidak mengimani alkitab sebagai kitab suci, ayat² yg anda kutip dengan sendirinya tak berkekuatan sebagai argumen apapun utk membenarkan pendapat anda. tapi bila utk membenarkan pendapat anda, mustinya anda terima dulu sebagai benar.
8. Sebetulnya sudah terbukti selama ini serangan kepada Iman Katolik dengan menggunakan ayat² alkitab, hanya sia-sia saja. Bukan hal yg baru. Dan sama sekali takkan menggoyahkan iman katolik. Tapi baik juga bahwa pertanyaan² itu anda munculkan di sini, supaya paling tidak kami umat katolik makin diperkaya soal bagaimana selama ini Gereja berapologi terhadap berbagai serangan, baik dari para bidaah maupun dr luar, seperti anda.
Bonifasius- KOPRAL
-
Posts : 28
Kepercayaan : Lain-lain
Location : BALI
Join date : 28.11.12
Reputation : 1
Re: sebuah revisi kesalahan ajaran kristen
bonaficious wrote:2.Apakah Orang katolik Di Jamin Pasti Selamat?
Keselamatan bagi kita umat Katolik merupakan rahmat Allah, namun kitapun harus bekerja sama dengan rahmat tersebut. Artinya jika kita yang sudah dibaptis tetapi tidak hidup sesuai dengan janji baptis kita, dan jatuh dalam dosa berat dan tidak bertobat, maka kita tidak dapat diselamatkan<Telah diselamatkan (Rom 8:24; Ef 2:5,8; 2 Tim 1:9; Tit 3:5)
Sedang dalam proses (1 Kor 1:18; 2 Kor 2:15; Fil. 2:12; 1 Pet 1:9)
janji tuhan dalam alkitab tidak pasti dan membingungkan umatnya kalau begini. sudah berapa tahun ini.....?
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: sebuah revisi kesalahan ajaran kristen
gak pasti dan bingungnya dimana, cong?
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: sebuah revisi kesalahan ajaran kristen
keroncong wrote:
2.. PENEBUSAN DOSA MANUSIA DENGAN PENYALIBAN YESUS
Dalam ajaran Kristen yang diajarkan oleh Paulus, seluruh manusia berdosa
karena nenek moyang mereka, Adam dan Hawa, memakan buah terlarang. Hal
ini juga bertentangan dengan ajaran Alkitab itu sendiri:/
paulus aja ikut (ajaran) Yesus, asal mangap aja kau...
bukan mewarisi dosanya adam, cong
tetapi punya kecenderungan melakukan dosa seperti adam
dosanya ya akibat perbuatannya sendiri dan harus dipertanggung-jawabkannya sendiri
kalau menolak pengampunan oleh Yesus secara mengikuti-Nya
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Similar topics
» Kristen,sebuah ajaran sufi yang disalahpahami
» Ajaran YESUS vs ajaran KRISTEN
» kesesatan ajaran yahudi dan kristen
» BUKTI AJARAN Yesus penuh KASIH
» Inikah ajaran kasih Kristen???
» Ajaran YESUS vs ajaran KRISTEN
» kesesatan ajaran yahudi dan kristen
» BUKTI AJARAN Yesus penuh KASIH
» Inikah ajaran kasih Kristen???
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik