nubuat Daud dalam alkitab...TUANKU
Halaman 1 dari 1 • Share
nubuat Daud dalam alkitab...TUANKU
Menurut Prof.David Benjamin Keldani
א לְדָוִד, מִזְמוֹר:
נְאֻם יְהוָה, לַאדֹנִי--שֵׁב לִימִינִי; עַד-אָשִׁית אֹיְבֶיךָ, הֲדֹם לְרַגְלֶיךָ.
ledavid mizmor
neum HaShem (YHWH) la Adoni shev limini 'ad -ashit oyveyka hadom l'ragleyka
“YHWH berkata kepada Adonku. Duduklah disebelah kananku sampai aku tempatkan musuh-musuhmu sebagai ganjal dibawah kakimu” (Mazmur 110:1)
Ayat Mazmur ini kemudian dikutip oleh Matius (22:44), Markus (12:36), dan Lukas (20:42). Dalam Bible berbagai bahasa ayat tersebut berbunyi “The Lord said unto my Lord” (Tuhan berkata kepada Tuhanku). Sudah pasti, jika Lord yang pertama adalah Tuhan, maka Lord yang kedua juga Tuhan. Tidak ada argumen yang lebih tepat dan pantas untuk seorang pendeta atau pastur Kristen daripada ini, yakni si pembicara adalah Tuhan dan yang diajak bicara juga Tuhan. Sehingga Daud mengenal dua Tuhan! Tidak ada yang masuk akal daripada jalan pikiran ini! Diantara dua domini ini, mana yang termasuk Lord nya Daud?
Seandainya Daud menulis, ”Dominus meus dixit Domino meo” , maka ia membuat dirinya menggelikan, karena dengan demikian ia mengakui dirinya adalah hamba dari dua Tuhan, tanpa menyebut nama diri mereka. Itu berarti Lord kedua nya Daud telah berlindung kepada Lord pertamanya, yang memerintah dia untuk duduk disebelah kanannya sampai ia meletakkan musuh-musuhnya sebagai ganjal dibawah kakinya. Alasan ini membawa kita pada pengakuan bahwa untuk mengetahui Agama anda dengan benar, maka Anda harus memahami bahasa aslinya dan tidak tergantung pada terjemahan.
Saya sengaja menulis kata aslinya dalam bahasa Ibrani “YaHWeh dan Adon”, guna menghindari ambiguitas dan kesalahpahaman dari pengertian yang disampaikan oleh kedua kata tersebut.
Tetragram YHWH biasa diucapkan HaShem/Adonai di dalam bahasa arab adalah Ar Rabb, tetapi kini diucapkan Yahweh oleh kebanyakan kristen. Kata ini adalah nama diri Tuhan Yang Maha Kuasa. Kata Adon berarti pemilik, tuan, dan pemimpin atau sama dengan kata benda Arab dan Turki yakni Amir, Sayyid, dan Agha . Adon berlaku sebagai lawan kata dari prajurit, budak dan barang milik. Konsekuensinya, bagian pertama dari ayat Mazmur 110:1 harus diterjemahkan sebagai “Tuhan berkata kepada tuanku”.
Daud dalam kapasitasnya sebagai seorang raja, adalah tuan dan pemimpin dari bani Israel dan pemilik kerajaan. Lantas “hamba” siapakah gerangan dia?
Daud, sebagai raja kuat, sesungguhnya tidak mungkin menjadi budak atau hamba dari manusia hidup mana pun. Juga tidak bisa dibayangkan kalau dia memanggil Tuan kepada seorang nabi yang sudah meninggal seperti Ibrahim atau Yaqub, karena istilah yang layak bagi mereka adalah “Bapak”. Juga ada kemungkinan bahwa Daud tidak akan menggunakan sebutan “Tuanku” bagi siapa pun dari keturunannya sendiri, yang bagi mereka pun, istilah yang biasa adalah “anak”. Tetap saja, disamping Tuhan, tidak ada wujud yang menjadi tuannya Daud, kecuali manusia yang paling luhur dari ras manusia.
Sangat dapat dimengerti kalau mengira bahwa dalam pandangan dan pilihan Tuhan pasti ada seorang manusia yang paling mulia, paling terpuji, dan paling dirindukan diantara semua manusia. Sudah pasti para ahli ramal dan para nabi terdahulu mengetahui tokoh suci ini dan seperti Daud memanggilnya “Tuanku”.
Tentu saja, para pendeta Yahudi dan Kristen memahami ungkapan ini sebagai mesias yang merupakan keturunan Daud sendiri. Dan dengan demikian menjawab pertanyaan yang diberikan pada mereka oleh Yesus sebagaimana dikutip oleh Matius (pasal 22) dan Injil Synoptic lainnya. Yesus dengan tegas menyangkal kaum Yahudi ketika Yesus menanyai mereka dengan pertanyaan kedua :
“Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" (Matius 22:45)
Pertanyaan Yesus ini membungkam pendengarnya, karena mereka tidak dapat menemukan jawabannya.
Para pengabar Injil dengan tiba-tiba memotong subjek diskusi yang penting ini. Menghentikan tanpa penjelasan lebih jauh adalah tidak layak bagi Yesus atau bagi para pelapornya. Karena dengan meninggalkan pertanyaan tentang ketuahannya dan bahkan ciri kenabiannya, Yesus sebagai seorang guru wajib untuk memecahkan persoalan yang ditimbulkan oleh dia sendiri ketika ia melihat bahwa murid dan para pendengarnya tidak sanggup mengenali siapa gerangan sang Tuannya Daud itu!
Lewat ungkapan bahwa Tuan atau Adon itu tidaklah mungkin anak Daud, artinya Yesus bukanlah Tuannya Daud. Pengakuan ini sangat menentukan dan harusnya membangkitkan guru-guru agama Kristen untuk menempatkan status Yesus yang sebenarnya sebagai hamba Tuhan.
Saya tidak dapat membayangkan seorang guru yang ketika murid-muridnya tidak mempu menjawab pertanyaan dia harus diam seribu bahasa, kalau bukan dia sendiri bodoh seperti mereka dan tidak sanggup memberikan solusinya. Tetapi Yesus bukanlah orang bodoh dan bukan seorang guru berhati dengki. Yesus adalah seorang nabi dengan cinta yang membara kepada Tuhan dan manusia. Dia tidak meninggalkan masalah tanpa terpecahkan atau pertanyaan tanpa jawaban.
Kitab-kitab Injil Gereja tidak melaporkan jawaban Yesus terhadap pertanyaan “Siapakah Tuannya Daud?” Namun Injil Barnabas memberikannya. Kitab Injil ini telah ditolak oleh gereja-gereja karena bahasanya lebih sesuai dengan kitab-kitab suci yang diwahyukan, dan karena ia sangat eksplisit tentang misi kenabian Yesus. Injil Barnabas mencatat :
“…..Ia (Yesus) bersabda bahwa Mesias tidak akan berasal dari benih (keturunan) Daud , tetapi ia (Mesias) akan berasal dari benih (Keturunan) Ismail, dan janji terdahulu dibuat untuk Ismail bukan Ishaq (Barnabas 142:3)
Dalam Injil Barnabas pula Yesus berulangkali dilaporkan telah berbicara tentang Muhammad yang roh dan jiwanya telah ia lihat di surga.
Tidak ada keraguan bahwa penglihatan nubuat Daniel yang melihat Barnasha yang agung, yakni Muhammad, melalui kekuatan supranatural yang luar biasa, adalah sama dengan nubuatnya Daud. Manusia yang paling mulia dan terpuji inilah yang dilihat oleh Ayub (19:25) sebagai “juru selamat” dari kekuasaan Iblis.
Lantas apakah Muhammad adalah yang dipanggil Daud dengan seruan “Tuanku” atau “Adonku”? Mari kita lihat.
Argumen-argumen yang mendukung Muhammad yang disebut “Sayyidul Mursalin” , sama artinya dengan “Adon para nabi”, sangat meyakinkan: Argumen-argumen tersebut begiitu jelas dan tegas dalam kata-kata Perjanjian Lama sehingga kita merasa heran dengan kebodohan dan sifat keras kepala orang-orang yang tidak mau mengerti dan mentaati.
1. Nabi dan Adon terbesar, dalam pandangan Tuhan dan manusia bukanlah penakluk dan perusak dimuka bumi, bukanlah pula seorang pertapa yang menghabiskan hidupnya didalam kuil untuk bersemedi pada Tuhan hanya demi menyelamatkan dirinya sendiri, melainkan orang yang memberikan lebih banyak kebaikan dan pelayanan kepada umat manusia dengan membawa mereka kepada cahaya pengetahuian tentang Tuhan sejati Yang Esa, dan sama sekali menghancurkan kuasa iblis dan berhala-berhalanya yang buruk sekali dan istitusi-institusinya yang jahat.
Muhammad lah yang membuat memar sang kepala ular dan itulah sebabnya mengapa al-Qur’an dengan tepat menyebut Iblis/Devil yakni “yang dilukai sampai memar”! Muhammad membersihkan Bait Ka’bah dari semua berhala Arabia dan memberikan cahaya, agama, dan kegembiraan, dan kekuatan kepada kaum musyrikin Arab yang bodoh, yang dalam waktu singkat menyebarkan cahaya itu keempat penjuru bumi.
Dalam kebaktian kepada Tuhan, karya dan keberhasilan Muhammad tidak dapat disamai dan tertandingi.
Para nabi dan orang suci dan syuhada membentuk tentara Tuhan melawan kuasa Iblis, dan Muhammad sendiri sudah pasti jadi panglima tertinggi mereka semua. Sebenarnya, ia sendiri bukan hanya Adon dan Tuannya Daud, tetapi juga Adon nya semua nabi, karena ia telah membersihkan Palestina dan semua negeri yang dikunjungi oleh Ibrahim dari kemusyrikan dan penindasan asing.
2. Karena Yesus mengakui bahwa dirinya bukanlah Tuan nya Daud, juga bukan mesias keturunan Daud (Matius 22:45), maka tetap tidak ada diantara para nabi, selain Muhammad yang menjadi Adon atau Tuan nya Daud. Dan ketika sampai pada membandingkan revolusi keagamaan yang patut dipuji yang dibawakan oleh anak keturunan Ismail yang mulia kedunia ini, maka kita mesti sampai pada kesimpulan bahwa hanya Muhammad saja yang patut mendapat gelar kehormatan Adon atau Tuan.
3. Bagaimana Daud tahu bahwa “YHWH berkata kepada Adonku. Duduklah disebelah kananku sampai aku tempatkan musuh-musuhmu sebagai ganjal dibawah kakimu” (Mazmur 110:1) ? dan kapan pula Daud mendengar ucapan Tuhan ini? Yesus sendiri memberikan jawabannya yakni “Roh Daud menuliskan ini”. Ia melihat sang Adon Muhammad persis seperti Daniel melihat dia (Daniel pasal 7).
Tentu saja misteri “Duduklah disebelah kananku” ini disembuyikan dari kita. Namun kita bisa menerka dengan aman bahwa pentasbihan resmi dengan kehormatan untuk menundukkan diri disebelah kanan singgasana Tuhan ini, dan karenanya naik ke martabat Adon, tidak hanya dari para nabi, tetapi juga dari seluruh makhluk, berlangsung pada peristiwa malam Mi’roj nabi Muhammad yang terkenal itu.
4. Satu-satu keberatan utama pada misi kenabian Muhamamd dan superioritasnya adalah pengutukannya kepada doktrin Trinitas. Tetapi patut diingat, bahwa Perjanjian Lama tidak mengenal ada Tuhan selain dari Allah. Dan Tuannya Daud tidak duduk di sebelah kanan dari Tuhan yang tiga, tetapi dari sebelah kanan Allah Yang Esa. Karena itu, diantara para nabi yang beriman kepada Allah, tidak seorang pun yang begitu hebat dan memberikan pelayanan yang demikian menakjubkan kepada Allah dan umat manusia, seperti Muhammad...
א לְדָוִד, מִזְמוֹר:
נְאֻם יְהוָה, לַאדֹנִי--שֵׁב לִימִינִי; עַד-אָשִׁית אֹיְבֶיךָ, הֲדֹם לְרַגְלֶיךָ.
ledavid mizmor
neum HaShem (YHWH) la Adoni shev limini 'ad -ashit oyveyka hadom l'ragleyka
“YHWH berkata kepada Adonku. Duduklah disebelah kananku sampai aku tempatkan musuh-musuhmu sebagai ganjal dibawah kakimu” (Mazmur 110:1)
Ayat Mazmur ini kemudian dikutip oleh Matius (22:44), Markus (12:36), dan Lukas (20:42). Dalam Bible berbagai bahasa ayat tersebut berbunyi “The Lord said unto my Lord” (Tuhan berkata kepada Tuhanku). Sudah pasti, jika Lord yang pertama adalah Tuhan, maka Lord yang kedua juga Tuhan. Tidak ada argumen yang lebih tepat dan pantas untuk seorang pendeta atau pastur Kristen daripada ini, yakni si pembicara adalah Tuhan dan yang diajak bicara juga Tuhan. Sehingga Daud mengenal dua Tuhan! Tidak ada yang masuk akal daripada jalan pikiran ini! Diantara dua domini ini, mana yang termasuk Lord nya Daud?
Seandainya Daud menulis, ”Dominus meus dixit Domino meo” , maka ia membuat dirinya menggelikan, karena dengan demikian ia mengakui dirinya adalah hamba dari dua Tuhan, tanpa menyebut nama diri mereka. Itu berarti Lord kedua nya Daud telah berlindung kepada Lord pertamanya, yang memerintah dia untuk duduk disebelah kanannya sampai ia meletakkan musuh-musuhnya sebagai ganjal dibawah kakinya. Alasan ini membawa kita pada pengakuan bahwa untuk mengetahui Agama anda dengan benar, maka Anda harus memahami bahasa aslinya dan tidak tergantung pada terjemahan.
Saya sengaja menulis kata aslinya dalam bahasa Ibrani “YaHWeh dan Adon”, guna menghindari ambiguitas dan kesalahpahaman dari pengertian yang disampaikan oleh kedua kata tersebut.
Tetragram YHWH biasa diucapkan HaShem/Adonai di dalam bahasa arab adalah Ar Rabb, tetapi kini diucapkan Yahweh oleh kebanyakan kristen. Kata ini adalah nama diri Tuhan Yang Maha Kuasa. Kata Adon berarti pemilik, tuan, dan pemimpin atau sama dengan kata benda Arab dan Turki yakni Amir, Sayyid, dan Agha . Adon berlaku sebagai lawan kata dari prajurit, budak dan barang milik. Konsekuensinya, bagian pertama dari ayat Mazmur 110:1 harus diterjemahkan sebagai “Tuhan berkata kepada tuanku”.
Daud dalam kapasitasnya sebagai seorang raja, adalah tuan dan pemimpin dari bani Israel dan pemilik kerajaan. Lantas “hamba” siapakah gerangan dia?
Daud, sebagai raja kuat, sesungguhnya tidak mungkin menjadi budak atau hamba dari manusia hidup mana pun. Juga tidak bisa dibayangkan kalau dia memanggil Tuan kepada seorang nabi yang sudah meninggal seperti Ibrahim atau Yaqub, karena istilah yang layak bagi mereka adalah “Bapak”. Juga ada kemungkinan bahwa Daud tidak akan menggunakan sebutan “Tuanku” bagi siapa pun dari keturunannya sendiri, yang bagi mereka pun, istilah yang biasa adalah “anak”. Tetap saja, disamping Tuhan, tidak ada wujud yang menjadi tuannya Daud, kecuali manusia yang paling luhur dari ras manusia.
Sangat dapat dimengerti kalau mengira bahwa dalam pandangan dan pilihan Tuhan pasti ada seorang manusia yang paling mulia, paling terpuji, dan paling dirindukan diantara semua manusia. Sudah pasti para ahli ramal dan para nabi terdahulu mengetahui tokoh suci ini dan seperti Daud memanggilnya “Tuanku”.
Tentu saja, para pendeta Yahudi dan Kristen memahami ungkapan ini sebagai mesias yang merupakan keturunan Daud sendiri. Dan dengan demikian menjawab pertanyaan yang diberikan pada mereka oleh Yesus sebagaimana dikutip oleh Matius (pasal 22) dan Injil Synoptic lainnya. Yesus dengan tegas menyangkal kaum Yahudi ketika Yesus menanyai mereka dengan pertanyaan kedua :
“Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" (Matius 22:45)
Pertanyaan Yesus ini membungkam pendengarnya, karena mereka tidak dapat menemukan jawabannya.
Para pengabar Injil dengan tiba-tiba memotong subjek diskusi yang penting ini. Menghentikan tanpa penjelasan lebih jauh adalah tidak layak bagi Yesus atau bagi para pelapornya. Karena dengan meninggalkan pertanyaan tentang ketuahannya dan bahkan ciri kenabiannya, Yesus sebagai seorang guru wajib untuk memecahkan persoalan yang ditimbulkan oleh dia sendiri ketika ia melihat bahwa murid dan para pendengarnya tidak sanggup mengenali siapa gerangan sang Tuannya Daud itu!
Lewat ungkapan bahwa Tuan atau Adon itu tidaklah mungkin anak Daud, artinya Yesus bukanlah Tuannya Daud. Pengakuan ini sangat menentukan dan harusnya membangkitkan guru-guru agama Kristen untuk menempatkan status Yesus yang sebenarnya sebagai hamba Tuhan.
Saya tidak dapat membayangkan seorang guru yang ketika murid-muridnya tidak mempu menjawab pertanyaan dia harus diam seribu bahasa, kalau bukan dia sendiri bodoh seperti mereka dan tidak sanggup memberikan solusinya. Tetapi Yesus bukanlah orang bodoh dan bukan seorang guru berhati dengki. Yesus adalah seorang nabi dengan cinta yang membara kepada Tuhan dan manusia. Dia tidak meninggalkan masalah tanpa terpecahkan atau pertanyaan tanpa jawaban.
Kitab-kitab Injil Gereja tidak melaporkan jawaban Yesus terhadap pertanyaan “Siapakah Tuannya Daud?” Namun Injil Barnabas memberikannya. Kitab Injil ini telah ditolak oleh gereja-gereja karena bahasanya lebih sesuai dengan kitab-kitab suci yang diwahyukan, dan karena ia sangat eksplisit tentang misi kenabian Yesus. Injil Barnabas mencatat :
“…..Ia (Yesus) bersabda bahwa Mesias tidak akan berasal dari benih (keturunan) Daud , tetapi ia (Mesias) akan berasal dari benih (Keturunan) Ismail, dan janji terdahulu dibuat untuk Ismail bukan Ishaq (Barnabas 142:3)
Dalam Injil Barnabas pula Yesus berulangkali dilaporkan telah berbicara tentang Muhammad yang roh dan jiwanya telah ia lihat di surga.
Tidak ada keraguan bahwa penglihatan nubuat Daniel yang melihat Barnasha yang agung, yakni Muhammad, melalui kekuatan supranatural yang luar biasa, adalah sama dengan nubuatnya Daud. Manusia yang paling mulia dan terpuji inilah yang dilihat oleh Ayub (19:25) sebagai “juru selamat” dari kekuasaan Iblis.
Lantas apakah Muhammad adalah yang dipanggil Daud dengan seruan “Tuanku” atau “Adonku”? Mari kita lihat.
Argumen-argumen yang mendukung Muhammad yang disebut “Sayyidul Mursalin” , sama artinya dengan “Adon para nabi”, sangat meyakinkan: Argumen-argumen tersebut begiitu jelas dan tegas dalam kata-kata Perjanjian Lama sehingga kita merasa heran dengan kebodohan dan sifat keras kepala orang-orang yang tidak mau mengerti dan mentaati.
1. Nabi dan Adon terbesar, dalam pandangan Tuhan dan manusia bukanlah penakluk dan perusak dimuka bumi, bukanlah pula seorang pertapa yang menghabiskan hidupnya didalam kuil untuk bersemedi pada Tuhan hanya demi menyelamatkan dirinya sendiri, melainkan orang yang memberikan lebih banyak kebaikan dan pelayanan kepada umat manusia dengan membawa mereka kepada cahaya pengetahuian tentang Tuhan sejati Yang Esa, dan sama sekali menghancurkan kuasa iblis dan berhala-berhalanya yang buruk sekali dan istitusi-institusinya yang jahat.
Muhammad lah yang membuat memar sang kepala ular dan itulah sebabnya mengapa al-Qur’an dengan tepat menyebut Iblis/Devil yakni “yang dilukai sampai memar”! Muhammad membersihkan Bait Ka’bah dari semua berhala Arabia dan memberikan cahaya, agama, dan kegembiraan, dan kekuatan kepada kaum musyrikin Arab yang bodoh, yang dalam waktu singkat menyebarkan cahaya itu keempat penjuru bumi.
Dalam kebaktian kepada Tuhan, karya dan keberhasilan Muhammad tidak dapat disamai dan tertandingi.
Para nabi dan orang suci dan syuhada membentuk tentara Tuhan melawan kuasa Iblis, dan Muhammad sendiri sudah pasti jadi panglima tertinggi mereka semua. Sebenarnya, ia sendiri bukan hanya Adon dan Tuannya Daud, tetapi juga Adon nya semua nabi, karena ia telah membersihkan Palestina dan semua negeri yang dikunjungi oleh Ibrahim dari kemusyrikan dan penindasan asing.
2. Karena Yesus mengakui bahwa dirinya bukanlah Tuan nya Daud, juga bukan mesias keturunan Daud (Matius 22:45), maka tetap tidak ada diantara para nabi, selain Muhammad yang menjadi Adon atau Tuan nya Daud. Dan ketika sampai pada membandingkan revolusi keagamaan yang patut dipuji yang dibawakan oleh anak keturunan Ismail yang mulia kedunia ini, maka kita mesti sampai pada kesimpulan bahwa hanya Muhammad saja yang patut mendapat gelar kehormatan Adon atau Tuan.
3. Bagaimana Daud tahu bahwa “YHWH berkata kepada Adonku. Duduklah disebelah kananku sampai aku tempatkan musuh-musuhmu sebagai ganjal dibawah kakimu” (Mazmur 110:1) ? dan kapan pula Daud mendengar ucapan Tuhan ini? Yesus sendiri memberikan jawabannya yakni “Roh Daud menuliskan ini”. Ia melihat sang Adon Muhammad persis seperti Daniel melihat dia (Daniel pasal 7).
Tentu saja misteri “Duduklah disebelah kananku” ini disembuyikan dari kita. Namun kita bisa menerka dengan aman bahwa pentasbihan resmi dengan kehormatan untuk menundukkan diri disebelah kanan singgasana Tuhan ini, dan karenanya naik ke martabat Adon, tidak hanya dari para nabi, tetapi juga dari seluruh makhluk, berlangsung pada peristiwa malam Mi’roj nabi Muhammad yang terkenal itu.
4. Satu-satu keberatan utama pada misi kenabian Muhamamd dan superioritasnya adalah pengutukannya kepada doktrin Trinitas. Tetapi patut diingat, bahwa Perjanjian Lama tidak mengenal ada Tuhan selain dari Allah. Dan Tuannya Daud tidak duduk di sebelah kanan dari Tuhan yang tiga, tetapi dari sebelah kanan Allah Yang Esa. Karena itu, diantara para nabi yang beriman kepada Allah, tidak seorang pun yang begitu hebat dan memberikan pelayanan yang demikian menakjubkan kepada Allah dan umat manusia, seperti Muhammad...
hamba tuhan- LETNAN SATU
-
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19
Re: nubuat Daud dalam alkitab...TUANKU
he he he...mulai DEMEN nih keknya ngutak ngatik PL.... hi hihi..
katanya mo pegang pendapat JUMHUR ULAMA sajah....
katanya mo pegang pendapat JUMHUR ULAMA sajah....
mang odoy- KAPTEN
- Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86
Re: nubuat Daud dalam alkitab...TUANKU
mang odoy wrote:he he he...mulai DEMEN nih keknya ngutak ngatik PL.... hi hihi..
katanya mo pegang pendapat JUMHUR ULAMA sajah....
heheeee... amangku sayang blum kenal saya, bukan sombong amangku... sejak 2005 dah aktif kalo mslah debat antar agama.... di MK kan dl hanya iseng2 aja....
hamba tuhan- LETNAN SATU
-
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19
Re: nubuat Daud dalam alkitab...TUANKU
hamba tuhan wrote:mang odoy wrote:he he he...mulai DEMEN nih keknya ngutak ngatik PL.... hi hihi..
katanya mo pegang pendapat JUMHUR ULAMA sajah....
heheeee... amangku sayang blum kenal saya, bukan sombong amangku... sejak 2005 dah aktif kalo mslah debat antar agama.... di MK kan dl hanya iseng2 aja....
OOOOoooooooooooooooooo.......gitchuuu thooo....
mang odoy- KAPTEN
- Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86
Re: nubuat Daud dalam alkitab...TUANKU
hamba tuhan wrote:Menurut Prof.David Benjamin Keldani
א לְדָוִד, מִזְמוֹר:
נְאֻם יְהוָה, לַאדֹנִי--שֵׁב לִימִינִי; עַד-אָשִׁית אֹיְבֶיךָ, הֲדֹם לְרַגְלֶיךָ.
ledavid mizmor
neum HaShem (YHWH) la Adoni shev limini 'ad -ashit oyveyka hadom l'ragleyka
“YHWH berkata kepada Adonku. Duduklah disebelah kananku sampai aku tempatkan musuh-musuhmu sebagai ganjal dibawah kakimu” (Mazmur 110:1)
Ayat Mazmur ini kemudian dikutip oleh Matius (22:44), Markus (12:36), dan Lukas (20:42). Dalam Bible berbagai bahasa ayat tersebut berbunyi “The Lord said unto my Lord” (Tuhan berkata kepada Tuhanku). Sudah pasti, jika Lord yang pertama adalah Tuhan, maka Lord yang kedua juga Tuhan. Tidak ada argumen yang lebih tepat dan pantas untuk seorang pendeta atau pastur Kristen daripada ini, yakni si pembicara adalah Tuhan dan yang diajak bicara juga Tuhan. Sehingga Daud mengenal dua Tuhan! Tidak ada yang masuk akal daripada jalan pikiran ini! Diantara dua domini ini, mana yang termasuk Lord nya Daud?
Seandainya Daud menulis, ”Dominus meus dixit Domino meo” , maka ia membuat dirinya menggelikan, karena dengan demikian ia mengakui dirinya adalah hamba dari dua Tuhan, tanpa menyebut nama diri mereka. Itu berarti Lord kedua nya Daud telah berlindung kepada Lord pertamanya, yang memerintah dia untuk duduk disebelah kanannya sampai ia meletakkan musuh-musuhnya sebagai ganjal dibawah kakinya. Alasan ini membawa kita pada pengakuan bahwa untuk mengetahui Agama anda dengan benar, maka Anda harus memahami bahasa aslinya dan tidak tergantung pada terjemahan.
Saya sengaja menulis kata aslinya dalam bahasa Ibrani “YaHWeh dan Adon”, guna menghindari ambiguitas dan kesalahpahaman dari pengertian yang disampaikan oleh kedua kata tersebut.
Tetragram YHWH biasa diucapkan HaShem/Adonai di dalam bahasa arab adalah Ar Rabb, tetapi kini diucapkan Yahweh oleh kebanyakan kristen. Kata ini adalah nama diri Tuhan Yang Maha Kuasa. Kata Adon berarti pemilik, tuan, dan pemimpin atau sama dengan kata benda Arab dan Turki yakni Amir, Sayyid, dan Agha . Adon berlaku sebagai lawan kata dari prajurit, budak dan barang milik. Konsekuensinya, bagian pertama dari ayat Mazmur 110:1 harus diterjemahkan sebagai “Tuhan berkata kepada tuanku”.
Daud dalam kapasitasnya sebagai seorang raja, adalah tuan dan pemimpin dari bani Israel dan pemilik kerajaan. Lantas “hamba” siapakah gerangan dia?
Daud, sebagai raja kuat, sesungguhnya tidak mungkin menjadi budak atau hamba dari manusia hidup mana pun. Juga tidak bisa dibayangkan kalau dia memanggil Tuan kepada seorang nabi yang sudah meninggal seperti Ibrahim atau Yaqub, karena istilah yang layak bagi mereka adalah “Bapak”. Juga ada kemungkinan bahwa Daud tidak akan menggunakan sebutan “Tuanku” bagi siapa pun dari keturunannya sendiri, yang bagi mereka pun, istilah yang biasa adalah “anak”. Tetap saja, disamping Tuhan, tidak ada wujud yang menjadi tuannya Daud, kecuali manusia yang paling luhur dari ras manusia.
Sangat dapat dimengerti kalau mengira bahwa dalam pandangan dan pilihan Tuhan pasti ada seorang manusia yang paling mulia, paling terpuji, dan paling dirindukan diantara semua manusia. Sudah pasti para ahli ramal dan para nabi terdahulu mengetahui tokoh suci ini dan seperti Daud memanggilnya “Tuanku”.
Tentu saja, para pendeta Yahudi dan Kristen memahami ungkapan ini sebagai mesias yang merupakan keturunan Daud sendiri. Dan dengan demikian menjawab pertanyaan yang diberikan pada mereka oleh Yesus sebagaimana dikutip oleh Matius (pasal 22) dan Injil Synoptic lainnya. Yesus dengan tegas menyangkal kaum Yahudi ketika Yesus menanyai mereka dengan pertanyaan kedua :
“Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" (Matius 22:45)
Pertanyaan Yesus ini membungkam pendengarnya, karena mereka tidak dapat menemukan jawabannya.
Para pengabar Injil dengan tiba-tiba memotong subjek diskusi yang penting ini. Menghentikan tanpa penjelasan lebih jauh adalah tidak layak bagi Yesus atau bagi para pelapornya. Karena dengan meninggalkan pertanyaan tentang ketuahannya dan bahkan ciri kenabiannya, Yesus sebagai seorang guru wajib untuk memecahkan persoalan yang ditimbulkan oleh dia sendiri ketika ia melihat bahwa murid dan para pendengarnya tidak sanggup mengenali siapa gerangan sang Tuannya Daud itu!
Lewat ungkapan bahwa Tuan atau Adon itu tidaklah mungkin anak Daud, artinya Yesus bukanlah Tuannya Daud. Pengakuan ini sangat menentukan dan harusnya membangkitkan guru-guru agama Kristen untuk menempatkan status Yesus yang sebenarnya sebagai hamba Tuhan.
Saya tidak dapat membayangkan seorang guru yang ketika murid-muridnya tidak mempu menjawab pertanyaan dia harus diam seribu bahasa, kalau bukan dia sendiri bodoh seperti mereka dan tidak sanggup memberikan solusinya. Tetapi Yesus bukanlah orang bodoh dan bukan seorang guru berhati dengki. Yesus adalah seorang nabi dengan cinta yang membara kepada Tuhan dan manusia. Dia tidak meninggalkan masalah tanpa terpecahkan atau pertanyaan tanpa jawaban.
Kitab-kitab Injil Gereja tidak melaporkan jawaban Yesus terhadap pertanyaan “Siapakah Tuannya Daud?” Namun Injil Barnabas memberikannya. Kitab Injil ini telah ditolak oleh gereja-gereja karena bahasanya lebih sesuai dengan kitab-kitab suci yang diwahyukan, dan karena ia sangat eksplisit tentang misi kenabian Yesus. Injil Barnabas mencatat :
“…..Ia (Yesus) bersabda bahwa Mesias tidak akan berasal dari benih (keturunan) Daud , tetapi ia (Mesias) akan berasal dari benih (Keturunan) Ismail, dan janji terdahulu dibuat untuk Ismail bukan Ishaq (Barnabas 142:3)
Dalam Injil Barnabas pula Yesus berulangkali dilaporkan telah berbicara tentang Muhammad yang roh dan jiwanya telah ia lihat di surga.
Tidak ada keraguan bahwa penglihatan nubuat Daniel yang melihat Barnasha yang agung, yakni Muhammad, melalui kekuatan supranatural yang luar biasa, adalah sama dengan nubuatnya Daud. Manusia yang paling mulia dan terpuji inilah yang dilihat oleh Ayub (19:25) sebagai “juru selamat” dari kekuasaan Iblis.
Lantas apakah Muhammad adalah yang dipanggil Daud dengan seruan “Tuanku” atau “Adonku”? Mari kita lihat.
Argumen-argumen yang mendukung Muhammad yang disebut “Sayyidul Mursalin” , sama artinya dengan “Adon para nabi”, sangat meyakinkan: Argumen-argumen tersebut begiitu jelas dan tegas dalam kata-kata Perjanjian Lama sehingga kita merasa heran dengan kebodohan dan sifat keras kepala orang-orang yang tidak mau mengerti dan mentaati.
1. Nabi dan Adon terbesar, dalam pandangan Tuhan dan manusia bukanlah penakluk dan perusak dimuka bumi, bukanlah pula seorang pertapa yang menghabiskan hidupnya didalam kuil untuk bersemedi pada Tuhan hanya demi menyelamatkan dirinya sendiri, melainkan orang yang memberikan lebih banyak kebaikan dan pelayanan kepada umat manusia dengan membawa mereka kepada cahaya pengetahuian tentang Tuhan sejati Yang Esa, dan sama sekali menghancurkan kuasa iblis dan berhala-berhalanya yang buruk sekali dan istitusi-institusinya yang jahat.
Muhammad lah yang membuat memar sang kepala ular dan itulah sebabnya mengapa al-Qur’an dengan tepat menyebut Iblis/Devil yakni “yang dilukai sampai memar”! Muhammad membersihkan Bait Ka’bah dari semua berhala Arabia dan memberikan cahaya, agama, dan kegembiraan, dan kekuatan kepada kaum musyrikin Arab yang bodoh, yang dalam waktu singkat menyebarkan cahaya itu keempat penjuru bumi.
Dalam kebaktian kepada Tuhan, karya dan keberhasilan Muhammad tidak dapat disamai dan tertandingi.
Para nabi dan orang suci dan syuhada membentuk tentara Tuhan melawan kuasa Iblis, dan Muhammad sendiri sudah pasti jadi panglima tertinggi mereka semua. Sebenarnya, ia sendiri bukan hanya Adon dan Tuannya Daud, tetapi juga Adon nya semua nabi, karena ia telah membersihkan Palestina dan semua negeri yang dikunjungi oleh Ibrahim dari kemusyrikan dan penindasan asing.
2. Karena Yesus mengakui bahwa dirinya bukanlah Tuan nya Daud, juga bukan mesias keturunan Daud (Matius 22:45), maka tetap tidak ada diantara para nabi, selain Muhammad yang menjadi Adon atau Tuan nya Daud. Dan ketika sampai pada membandingkan revolusi keagamaan yang patut dipuji yang dibawakan oleh anak keturunan Ismail yang mulia kedunia ini, maka kita mesti sampai pada kesimpulan bahwa hanya Muhammad saja yang patut mendapat gelar kehormatan Adon atau Tuan.
3. Bagaimana Daud tahu bahwa “YHWH berkata kepada Adonku. Duduklah disebelah kananku sampai aku tempatkan musuh-musuhmu sebagai ganjal dibawah kakimu” (Mazmur 110:1) ? dan kapan pula Daud mendengar ucapan Tuhan ini? Yesus sendiri memberikan jawabannya yakni “Roh Daud menuliskan ini”. Ia melihat sang Adon Muhammad persis seperti Daniel melihat dia (Daniel pasal 7).
Tentu saja misteri “Duduklah disebelah kananku” ini disembuyikan dari kita. Namun kita bisa menerka dengan aman bahwa pentasbihan resmi dengan kehormatan untuk menundukkan diri disebelah kanan singgasana Tuhan ini, dan karenanya naik ke martabat Adon, tidak hanya dari para nabi, tetapi juga dari seluruh makhluk, berlangsung pada peristiwa malam Mi’roj nabi Muhammad yang terkenal itu.
4. Satu-satu keberatan utama pada misi kenabian Muhamamd dan superioritasnya adalah pengutukannya kepada doktrin Trinitas. Tetapi patut diingat, bahwa Perjanjian Lama tidak mengenal ada Tuhan selain dari Allah. Dan Tuannya Daud tidak duduk di sebelah kanan dari Tuhan yang tiga, tetapi dari sebelah kanan Allah Yang Esa. Karena itu, diantara para nabi yang beriman kepada Allah, tidak seorang pun yang begitu hebat dan memberikan pelayanan yang demikian menakjubkan kepada Allah dan umat manusia, seperti Muhammad...
mencari petunjuk- SERSAN SATU
- Posts : 192
Join date : 27.10.11
Reputation : 6
Re: nubuat Daud dalam alkitab...TUANKU
@atas
lhaa...kirain mo komen...
lhaa...kirain mo komen...
mang odoy- KAPTEN
- Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86
nubuat Daud dalam alkitab...TUANKU
hamba tuhan wrote:Menurut Prof.David Benjamin Keldani
א לְדָוִד, מִזְמוֹר:
נְאֻם יְהוָה, לַאדֹנִי--שֵׁב לִימִינִי; עַד-אָשִׁית אֹיְבֶיךָ, הֲדֹם לְרַגְלֶיךָ.
ledavid mizmor
neum HaShem (YHWH) la Adoni shev limini 'ad -ashit oyveyka hadom l'ragleyka
“YHWH berkata kepada Adonku. Duduklah disebelah kananku sampai aku tempatkan musuh-musuhmu sebagai ganjal dibawah kakimu” (Mazmur 110:1)
Ayat Mazmur ini kemudian dikutip oleh Matius (22:44), Markus (12:36), dan Lukas (20:42). Dalam Bible berbagai bahasa ayat tersebut berbunyi “The Lord said unto my Lord” (Tuhan berkata kepada Tuhanku). Sudah pasti, jika Lord yang pertama adalah Tuhan, maka Lord yang kedua juga Tuhan. Tidak ada argumen yang lebih tepat dan pantas untuk seorang pendeta atau pastur Kristen daripada ini, yakni si pembicara adalah Tuhan dan yang diajak bicara juga Tuhan. Sehingga Daud mengenal dua Tuhan! Tidak ada yang masuk akal daripada jalan pikiran ini! Diantara dua domini ini, mana yang termasuk Lord nya Daud?
Seandainya Daud menulis, ”Dominus meus dixit Domino meo” , maka ia membuat dirinya menggelikan, karena dengan demikian ia mengakui dirinya adalah hamba dari dua Tuhan, tanpa menyebut nama diri mereka. Itu berarti Lord kedua nya Daud telah berlindung kepada Lord pertamanya, yang memerintah dia untuk duduk disebelah kanannya sampai ia meletakkan musuh-musuhnya sebagai ganjal dibawah kakinya. Alasan ini membawa kita pada pengakuan bahwa untuk mengetahui Agama anda dengan benar, maka Anda harus memahami bahasa aslinya dan tidak tergantung pada terjemahan.
Saya sengaja menulis kata aslinya dalam bahasa Ibrani “YaHWeh dan Adon”, guna menghindari ambiguitas dan kesalahpahaman dari pengertian yang disampaikan oleh kedua kata tersebut.
Tetragram YHWH biasa diucapkan HaShem/Adonai di dalam bahasa arab adalah Ar Rabb, tetapi kini diucapkan Yahweh oleh kebanyakan kristen. Kata ini adalah nama diri Tuhan Yang Maha Kuasa. Kata Adon berarti pemilik, tuan, dan pemimpin atau sama dengan kata benda Arab dan Turki yakni Amir, Sayyid, dan Agha . Adon berlaku sebagai lawan kata dari prajurit, budak dan barang milik. Konsekuensinya, bagian pertama dari ayat Mazmur 110:1 harus diterjemahkan sebagai “Tuhan berkata kepada tuanku”.
Daud dalam kapasitasnya sebagai seorang raja, adalah tuan dan pemimpin dari bani Israel dan pemilik kerajaan. Lantas “hamba” siapakah gerangan dia?
Daud, sebagai raja kuat, sesungguhnya tidak mungkin menjadi budak atau hamba dari manusia hidup mana pun. Juga tidak bisa dibayangkan kalau dia memanggil Tuan kepada seorang nabi yang sudah meninggal seperti Ibrahim atau Yaqub, karena istilah yang layak bagi mereka adalah “Bapak”. Juga ada kemungkinan bahwa Daud tidak akan menggunakan sebutan “Tuanku” bagi siapa pun dari keturunannya sendiri, yang bagi mereka pun, istilah yang biasa adalah “anak”. Tetap saja, disamping Tuhan, tidak ada wujud yang menjadi tuannya Daud, kecuali manusia yang paling luhur dari ras manusia.
Sangat dapat dimengerti kalau mengira bahwa dalam pandangan dan pilihan Tuhan pasti ada seorang manusia yang paling mulia, paling terpuji, dan paling dirindukan diantara semua manusia. Sudah pasti para ahli ramal dan para nabi terdahulu mengetahui tokoh suci ini dan seperti Daud memanggilnya “Tuanku”.
Tentu saja, para pendeta Yahudi dan Kristen memahami ungkapan ini sebagai mesias yang merupakan keturunan Daud sendiri. Dan dengan demikian menjawab pertanyaan yang diberikan pada mereka oleh Yesus sebagaimana dikutip oleh Matius (pasal 22) dan Injil Synoptic lainnya. Yesus dengan tegas menyangkal kaum Yahudi ketika Yesus menanyai mereka dengan pertanyaan kedua :
“Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" (Matius 22:45)
Pertanyaan Yesus ini membungkam pendengarnya, karena mereka tidak dapat menemukan jawabannya.
Para pengabar Injil dengan tiba-tiba memotong subjek diskusi yang penting ini. Menghentikan tanpa penjelasan lebih jauh adalah tidak layak bagi Yesus atau bagi para pelapornya. Karena dengan meninggalkan pertanyaan tentang ketuahannya dan bahkan ciri kenabiannya, Yesus sebagai seorang guru wajib untuk memecahkan persoalan yang ditimbulkan oleh dia sendiri ketika ia melihat bahwa murid dan para pendengarnya tidak sanggup mengenali siapa gerangan sang Tuannya Daud itu!
Lewat ungkapan bahwa Tuan atau Adon itu tidaklah mungkin anak Daud, artinya Yesus bukanlah Tuannya Daud. Pengakuan ini sangat menentukan dan harusnya membangkitkan guru-guru agama Kristen untuk menempatkan status Yesus yang sebenarnya sebagai hamba Tuhan.
Saya tidak dapat membayangkan seorang guru yang ketika murid-muridnya tidak mempu menjawab pertanyaan dia harus diam seribu bahasa, kalau bukan dia sendiri bodoh seperti mereka dan tidak sanggup memberikan solusinya. Tetapi Yesus bukanlah orang bodoh dan bukan seorang guru berhati dengki. Yesus adalah seorang nabi dengan cinta yang membara kepada Tuhan dan manusia. Dia tidak meninggalkan masalah tanpa terpecahkan atau pertanyaan tanpa jawaban.
Kitab-kitab Injil Gereja tidak melaporkan jawaban Yesus terhadap pertanyaan “Siapakah Tuannya Daud?” Namun Injil Barnabas memberikannya. Kitab Injil ini telah ditolak oleh gereja-gereja karena bahasanya lebih sesuai dengan kitab-kitab suci yang diwahyukan, dan karena ia sangat eksplisit tentang misi kenabian Yesus. Injil Barnabas mencatat :
“…..Ia (Yesus) bersabda bahwa Mesias tidak akan berasal dari benih (keturunan) Daud , tetapi ia (Mesias) akan berasal dari benih (Keturunan) Ismail, dan janji terdahulu dibuat untuk Ismail bukan Ishaq (Barnabas 142:3)
Dalam Injil Barnabas pula Yesus berulangkali dilaporkan telah berbicara tentang Muhammad yang roh dan jiwanya telah ia lihat di surga.
Tidak ada keraguan bahwa penglihatan nubuat Daniel yang melihat Barnasha yang agung, yakni Muhammad, melalui kekuatan supranatural yang luar biasa, adalah sama dengan nubuatnya Daud. Manusia yang paling mulia dan terpuji inilah yang dilihat oleh Ayub (19:25) sebagai “juru selamat” dari kekuasaan Iblis.
Lantas apakah Muhammad adalah yang dipanggil Daud dengan seruan “Tuanku” atau “Adonku”? Mari kita lihat.
Argumen-argumen yang mendukung Muhammad yang disebut “Sayyidul Mursalin” , sama artinya dengan “Adon para nabi”, sangat meyakinkan: Argumen-argumen tersebut begiitu jelas dan tegas dalam kata-kata Perjanjian Lama sehingga kita merasa heran dengan kebodohan dan sifat keras kepala orang-orang yang tidak mau mengerti dan mentaati.
1. Nabi dan Adon terbesar, dalam pandangan Tuhan dan manusia bukanlah penakluk dan perusak dimuka bumi, bukanlah pula seorang pertapa yang menghabiskan hidupnya didalam kuil untuk bersemedi pada Tuhan hanya demi menyelamatkan dirinya sendiri, melainkan orang yang memberikan lebih banyak kebaikan dan pelayanan kepada umat manusia dengan membawa mereka kepada cahaya pengetahuian tentang Tuhan sejati Yang Esa, dan sama sekali menghancurkan kuasa iblis dan berhala-berhalanya yang buruk sekali dan istitusi-institusinya yang jahat.
Muhammad lah yang membuat memar sang kepala ular dan itulah sebabnya mengapa al-Qur’an dengan tepat menyebut Iblis/Devil yakni “yang dilukai sampai memar”! Muhammad membersihkan Bait Ka’bah dari semua berhala Arabia dan memberikan cahaya, agama, dan kegembiraan, dan kekuatan kepada kaum musyrikin Arab yang bodoh, yang dalam waktu singkat menyebarkan cahaya itu keempat penjuru bumi.
Dalam kebaktian kepada Tuhan, karya dan keberhasilan Muhammad tidak dapat disamai dan tertandingi.
Para nabi dan orang suci dan syuhada membentuk tentara Tuhan melawan kuasa Iblis, dan Muhammad sendiri sudah pasti jadi panglima tertinggi mereka semua. Sebenarnya, ia sendiri bukan hanya Adon dan Tuannya Daud, tetapi juga Adon nya semua nabi, karena ia telah membersihkan Palestina dan semua negeri yang dikunjungi oleh Ibrahim dari kemusyrikan dan penindasan asing.
2. Karena Yesus mengakui bahwa dirinya bukanlah Tuan nya Daud, juga bukan mesias keturunan Daud (Matius 22:45), maka tetap tidak ada diantara para nabi, selain Muhammad yang menjadi Adon atau Tuan nya Daud. Dan ketika sampai pada membandingkan revolusi keagamaan yang patut dipuji yang dibawakan oleh anak keturunan Ismail yang mulia kedunia ini, maka kita mesti sampai pada kesimpulan bahwa hanya Muhammad saja yang patut mendapat gelar kehormatan Adon atau Tuan.
3. Bagaimana Daud tahu bahwa “YHWH berkata kepada Adonku. Duduklah disebelah kananku sampai aku tempatkan musuh-musuhmu sebagai ganjal dibawah kakimu” (Mazmur 110:1) ? dan kapan pula Daud mendengar ucapan Tuhan ini? Yesus sendiri memberikan jawabannya yakni “Roh Daud menuliskan ini”. Ia melihat sang Adon Muhammad persis seperti Daniel melihat dia (Daniel pasal 7).
Tentu saja misteri “Duduklah disebelah kananku” ini disembuyikan dari kita. Namun kita bisa menerka dengan aman bahwa pentasbihan resmi dengan kehormatan untuk menundukkan diri disebelah kanan singgasana Tuhan ini, dan karenanya naik ke martabat Adon, tidak hanya dari para nabi, tetapi juga dari seluruh makhluk, berlangsung pada peristiwa malam Mi’roj nabi Muhammad yang terkenal itu.
4. Satu-satu keberatan utama pada misi kenabian Muhamamd dan superioritasnya adalah pengutukannya kepada doktrin Trinitas. Tetapi patut diingat, bahwa Perjanjian Lama tidak mengenal ada Tuhan selain dari Allah. Dan Tuannya Daud tidak duduk di sebelah kanan dari Tuhan yang tiga, tetapi dari sebelah kanan Allah Yang Esa. Karena itu, diantara para nabi yang beriman kepada Allah, tidak seorang pun yang begitu hebat dan memberikan pelayanan yang demikian menakjubkan kepada Allah dan umat manusia, seperti Muhammad...
Kitab-kitab Injil Gereja tidak melaporkan jawaban Yesus terhadap pertanyaan “Siapakah Tuannya Daud?” Namun Injil Barnabas memberikannya. Kitab Injil ini telah ditolak oleh gereja-gereja karena bahasanya lebih sesuai dengan kitab-kitab suci yang diwahyukan, dan karena ia sangat eksplisit tentang misi kenabian Yesus. Injil Barnabas mencatat :
“…..Ia (Yesus) bersabda bahwa Mesias tidak akan berasal dari benih (keturunan) Daud , tetapi ia (Mesias) akan berasal dari benih (Keturunan) Ismail, dan janji terdahulu dibuat untuk Ismail bukan Ishaq (Barnabas 142:3)
Dalam Injil Barnabas pula Yesus berulangkali dilaporkan telah berbicara tentang Muhammad yang roh dan jiwanya telah ia lihat di surga.
Guru Besar Islam Mencap Injil Barnabas Injil Palsu
Tidak sedikit umat Muslim mengutip ayat-ayat dari Injil Barnabas untuk menyerang ke-Kristenan. Terkadang juga mereka mengutip ayat dari Injil ini. Tujuannya untuk memperkuat pernyataan mereka, bahwa nabi mereka adalah benar nabi terakhir dan penyempurna.
Sayangnya, hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat mendiang Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad. Seorang guru besar terkenal di Universitas Al Azhar di Cairo, Mesir. Dia mengajak umat Muslim sedunia untuk menjauhkan diri dari Injil Barnabas. Dalam bukunya “Hayatul Masih fit Tarikh was Kusyufil ‘ashril Hadiets”, (Cairo: Darul Hilal) ia menguraikan kepalsuan Injil tersebut. Ia berkesimpulan kitab ini bukan saja menyerang ajaran agama Kristen tetapi juga Islam.
Injil Barnabas Bertentangan Dengan Al-Quran
Sangat masuk akal bila mendiang Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad mengatakan Injil Barnabas palsu. Sebab terdapat beberapa ajaran dalam Injil Barnabas yang bertentangan dengan Al-Quran.
Pertama: Mesias adalah Isa, Bukan Muhammad
Al-Quran dengan jelas mengatakan Mesias adalah Isa Al-Masih. Bukan Muhammad. Sebaliknya, Injil Barnabas mengatakan “Muhammad adalah Mesias, dan Isa selalu menyangkal bahwa Ia bukan Mesias” (Lihat bab 3, 42, 82).
Sungguhkah Mesias itu adalah Muhammad, anak Abdullah dan bukan Isa Al-Masih anak Maryam?
Kedua: Langit Ada Tujuh, Bukan Sembilan
Sura Al-Baqarah ayat 29 mengatakan langit ada tujuh. Juga Sura Al-Isra ayat 44 memberi pernyataan yang sama. Tetapi Injil Barnabas bab 178 dengan tegas mengatakan bahwa langit ada sembilan.
Sepertinya penulis kitab ini membaca tulisan Dante yang mengarang khayalan terkenal “Divina Commedia” tentang sembilan langit menuju Firdaus.
Mana yang benar – sembilan atau tujuh?
Ketiga: Seorang Pria Dapat Menikahi Berapa Wanita?
Menurut Qs 4:3, “seorang laki-laki dapat menikahi dua, tiga, empat wanita” sekaligus. Bahkan Qs 70:30 menambahkan keempat isteri tersebut adalah “selain budak-budak yang mereka miliki”. Hal ini bertentangan dengan ajaran Injil Barnabas. Menurutnya “hendaklah seorang lelaki puas dengan seorang wanita yang dikaruniakan Allah baginya dan hendaklah dia melupakan wanita lainnya” (Injil Barnabas bab 115).
Manakah petunjuk Allah yang sesungguhnya – empat atau satu?
Keempat: Adakah Maryam Mengalami Sakit Saat Melahirkan?
Saat melahirkan Isa Al-Masih, “Maryam mengalami rasa sakit saat melahirkan” (Qs 19:23). Sedangkan Injil Barnabas bab 13 mengatakan, “Maryam ‘dikelilingi oleh cahaya terang yang luar biasa, seraya melahirkan puteranya tanpa sakit”.
Manakah yang benar – Siti Maryam sakit pada waktu melahirkan atau tidak?
Kelima: Allah Membutuhkan Manusia?
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya” (Qs 17:13).
“Ketika Allah menciptakan manusia dengan kebebasan agar dia boleh mengetahui bahwa Allah tidak membutuhkan manusia, sama seperti seorang raja yang memberikan kebebasan kepada hamba-hambanya” (Injil Barnabas bab 155)
Perhatikanlah dua ayat di atas, bukankah keduanya saling bertentangan?
Injil Barnabas Bertentangan Dengan Alkitab
Sangat jelas bahwa Injil Barnabas bertentangan dengan Alkitab. Inti Injil adalah Kabar Baik yang dibawa oleh Isa Al-Masih. Kabar Baik ini menegaskan sia-sialah segala usaha amal manusia untuk meraih keselamatan. Hal tersebut tidak dapat melepaskan manusia dari ikatan dosa dan iblis. Keselamatan hanya terdapat dalam Isa Al-Masih.
Bila amal ibadah dapat menghapus dosa, seberapa banyakkah amal yang harus dilakukan manusia agar dapat mengampuni dosa-dosanya? Jelas hal itu mustahil!
Isa Al-Masih Menghancurkan Kuasa Setan
Injil yang benar memberikan jawaban yang indah. Sesungguhnya manusia yang terikat oleh dosa tidak dapat mematahkan rantai iblis. Tetapi Isa Al-Masih, Tuhan yang turun dari sorga, sudah menghancurkan kuasa setan. “Bagi Dia (Isa Al-Masih), yang mengasihi kita dan telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya dan telah membuat kita menjadi suatu kerajaan…bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin” (Injil, Kitab Wahyu 1:6).
Kembali Injil Barnabas menyangkal fakta dalam Injil. Menurutnya, Isa Al-Masih tidak pernah mati disalib, melainkan Judas-lah yang dibuat Allah menyerupai wajah Isa Al-Masih. Sedangkan Isa sendiri diangkat Allah ke sorga.
Benarkah Isa Al-Masih takut menghadapi maut sehingga harus melarikan diri? Inilah perkataan Isa Al-Masih, “Sekarang jiwa-Ku (Isa Al-Masih) terharu dan apakah yang akan Ku katakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini (yaitu dari salib). Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, memuliakan nama-Mu!” (Injil, Rasul Besar Yohanes 12:27, 28).
Isa Al-Masih tidak pernah melarikan diri dari maut. Dia bersedia mengorbankan diri sebagai “Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29). Ia menghapus dosa semua manusia yang percaya kepada-Nya.
Injil yang benar menawarkan keselamatan cuma-cuma sebagai anugerah dari Allah. “Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, (Isa Al-Masih) Tuhan kita” (Injil, Surat Roma 6:23). Sambutlah Dia! Yakinlah akan janji Isa Al-Masih, “Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan dibuang” (Injil, Rasul Yohanes 6:37)
Tidak ada keraguan bahwa penglihatan nubuat Daniel yang melihat Barnasha yang agung, yakni Muhammad, melalui kekuatan supranatural yang luar biasa, adalah sama dengan nubuatnya Daud. Manusia yang paling mulia dan terpuji inilah yang dilihat oleh Ayub (19:25) sebagai “juru selamat” dari kekuasaan Iblis.
Job 19:25 Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.
TAFSIR GILL
"how that my Redeemer liveth"; let these be the words written, engraved, and cut out there: by my Redeemer, he means not any mere man that should rise up and vindicate him; for the account of his then living, and of his standing on the earth in the latter day, will not agree with such an one; nor God the Father, to whom the character of a Redeemer is seldom or ever given, nor did he ever appear or stand on earth, nor was his shape seen at any time, Joh_5:37; but the Son of God, the Lord Jesus Christ, who is our "Goel", the word here used, our near kinsman, and so our Redeemer, to whom the right of redemption belonged; and who was spoken of by all the holy prophets, from the beginning of the world, as the Redeemer of his people, who should redeem them from all their sins; from the law, its curses and condemnation; from Satan, and his principalities and powers; from death and hell, and everlasting destruction; and that by giving himself a ransom for them; all which was known in the times of Job, Job_33:24; and known by him, who speaks of him as living; he then existed not only as a divine Person, as he did from all eternity, but in his office capacity as Mediator, and under the character of a Redeemer; for the virtue of his future redemption reached to all the ages before it, from the foundation of the world; besides, the epithet "living" points at him as the "living God", as he is, Heb_3:12; and so equal to the work of redemption, and able to redeem, and mighty to save; of whom it is said, not that he has lived, or shall live, but "liveth"; ever lives; and so an expression of the eternity of Christ, who is from everlasting to everlasting, the same today, yesterday, and for ever; and who, though he died in human nature, yet is alive, and lives for evermore; he has life in and of himself, as he is God over all blessed for ever; and has life in him for all his people, as Mediator; and is the author of spiritual life in them, and the donor of eternal life to them; and because he lives, they shall live also. Now Job had an interest in him as the living Redeemer, and knew he had, which is the greatest blessing that can be enjoyed; an interest in Christ is of infinitely more worth than the whole world, and the knowledge of it exceeds all others; this knowledge was not merely speculative, nor only approbational and fiducial, though such Job had, Job_13:15; but the knowledge of assurance of interest; to know Christ as a Redeemer of men, and not our Redeemer, is of no avail; the devils know him to be a Redeemer, but not theirs: men may have an interest in Christ, and as yet not know it; interest is before knowledge; it is neither knowledge nor faith that gives interest, but God of his grace gives both interest and knowledge: and such a knowledge as here expressed is a peculiar favour; it is owing to an understanding given to know him that is true, and that we are in him that is true; and to the spirit of wisdom and revelation, in the knowledge of Christ, and to the testimony which he bears; and such knowledge will support under the greatest afflictions and sorest trials; under the ill usage of friends, and the loss of nearest and dearest relations, and in the views of death and eternity; all which was Job's case:
and that he shall stand at the latter day upon the earth; appear in the world in human nature; be the seed of the woman, and born of one, be made flesh, and dwell among men, and converse with them, as Jesus did; who stood upon the land of Judea, and walked through Galilee, and went about doing good to the bodies and souls of men; and this was in the last days, and at the end of the world, Heb_1:1; as a pledge of this there were frequent appearances of the son of God in an human form to the patriarchs; nor need it seem strange that Job, though not an Israelite, had knowledge of the incarnation of Christ, when it is said to (z) be the opinion of the Indian Brahmans that God often appeared in the form and habit of some great men, and conversed among men; and that Wistnavius, whom, they say, is the second Person of the triune God, had already assumed a body nine times, and sometimes also an human one; and that the same will once more be made by him; and Confucius, the Chinese philosopher (a), left it in writing, that the Word would be made flesh, and foresaw the year when it would be: or, "he shall rise the last out of the earth" (b); and so it may respect his resurrection from the dead; he was brought to the dust of death, and was laid in the grave, and buried, in the earth, and was raised out of it; and whose resurrection is of the greatest moment and importance, the justification, regeneration, and resurrection of his people depending on it: but this is not to be understood as if he was the last that should rise from the dead; for he is the firstfruits of them that sleep, and the firstborn from the dead, the first that rose to an immortal life; but that he who, as to his divine nature, is the first and the last; or that, in his state of humiliation, is the last, the meanest, and most abject of men (c); or rather, who, as the public and federal head of his people, is "the last Adam", 1Co_15:45; and who did rise as such for their justification, which makes the article of his resurrection an unspeakable benefit: or, "he shall stand over the earth in the latter day" (d) in the last times of all, in the close of time, at the end of the world, at his appearing and kingdom, when he shall come to judge the quick and dead; those that will be alive, and those that will be raised from the dead, who will meet him in the air over the earth, and shall be for ever with him; and even then "he shall stand upon the earth"; for it is expressly said, that when he shall come, and all the saints with him, "his feet shall stand on the mount of Olives", Zec_14:4; or, "he shall stand against the earth at the latter days" (e); in the resurrection morn, and shall exercise his authority over it, and command the earth and sea to give up their dead; and when at his all commanding voice the dead shall come out of their graves, as Lazarus came out of his, he shall stand then upon the dust of the earth, and tread upon it as a triumphant Conqueror, having subdued all his enemies, and now the last enemy, death, is destroyed by the resurrection of the dead: what a glorious and enlarged view had Job of the blessed Redeemer!
JELAS TIDAK PERLU KOMENTAR ATAS USAHA ANDA UNTUK MENDAPATKAN DUKUNGAN BAHWA MUHAMMAD DINUBUATKAN DALAM INJIL!!!!!
barabasmurtad- SERSAN MAYOR
- Age : 80
Posts : 408
Kepercayaan : Protestan
Location : bandung
Join date : 26.11.11
Reputation : 5
Re: nubuat Daud dalam alkitab...TUANKU
nyimak dulu...
gusti_bara- SERSAN MAYOR
-
Posts : 628
Location : braling
Join date : 12.08.12
Reputation : 19
Re: nubuat Daud dalam alkitab...TUANKU
barabasmurtad wrote:hamba tuhan wrote:Menurut Prof.David Benjamin Keldani
א לְדָוִד, מִזְמוֹר:
נְאֻם יְהוָה, לַאדֹנִי--שֵׁב לִימִינִי; עַד-אָשִׁית אֹיְבֶיךָ, הֲדֹם לְרַגְלֶיךָ.
ledavid mizmor
neum HaShem (YHWH) la Adoni shev limini 'ad -ashit oyveyka hadom l'ragleyka
“YHWH berkata kepada Adonku. Duduklah disebelah kananku sampai aku tempatkan musuh-musuhmu sebagai ganjal dibawah kakimu” (Mazmur 110:1)
Ayat Mazmur ini kemudian dikutip oleh Matius (22:44), Markus (12:36), dan Lukas (20:42). Dalam Bible berbagai bahasa ayat tersebut berbunyi “The Lord said unto my Lord” (Tuhan berkata kepada Tuhanku). Sudah pasti, jika Lord yang pertama adalah Tuhan, maka Lord yang kedua juga Tuhan. Tidak ada argumen yang lebih tepat dan pantas untuk seorang pendeta atau pastur Kristen daripada ini, yakni si pembicara adalah Tuhan dan yang diajak bicara juga Tuhan. Sehingga Daud mengenal dua Tuhan! Tidak ada yang masuk akal daripada jalan pikiran ini! Diantara dua domini ini, mana yang termasuk Lord nya Daud?
Seandainya Daud menulis, ”Dominus meus dixit Domino meo” , maka ia membuat dirinya menggelikan, karena dengan demikian ia mengakui dirinya adalah hamba dari dua Tuhan, tanpa menyebut nama diri mereka. Itu berarti Lord kedua nya Daud telah berlindung kepada Lord pertamanya, yang memerintah dia untuk duduk disebelah kanannya sampai ia meletakkan musuh-musuhnya sebagai ganjal dibawah kakinya. Alasan ini membawa kita pada pengakuan bahwa untuk mengetahui Agama anda dengan benar, maka Anda harus memahami bahasa aslinya dan tidak tergantung pada terjemahan.
Saya sengaja menulis kata aslinya dalam bahasa Ibrani “YaHWeh dan Adon”, guna menghindari ambiguitas dan kesalahpahaman dari pengertian yang disampaikan oleh kedua kata tersebut.
Tetragram YHWH biasa diucapkan HaShem/Adonai di dalam bahasa arab adalah Ar Rabb, tetapi kini diucapkan Yahweh oleh kebanyakan kristen. Kata ini adalah nama diri Tuhan Yang Maha Kuasa. Kata Adon berarti pemilik, tuan, dan pemimpin atau sama dengan kata benda Arab dan Turki yakni Amir, Sayyid, dan Agha . Adon berlaku sebagai lawan kata dari prajurit, budak dan barang milik. Konsekuensinya, bagian pertama dari ayat Mazmur 110:1 harus diterjemahkan sebagai “Tuhan berkata kepada tuanku”.
Daud dalam kapasitasnya sebagai seorang raja, adalah tuan dan pemimpin dari bani Israel dan pemilik kerajaan. Lantas “hamba” siapakah gerangan dia?
Daud, sebagai raja kuat, sesungguhnya tidak mungkin menjadi budak atau hamba dari manusia hidup mana pun. Juga tidak bisa dibayangkan kalau dia memanggil Tuan kepada seorang nabi yang sudah meninggal seperti Ibrahim atau Yaqub, karena istilah yang layak bagi mereka adalah “Bapak”. Juga ada kemungkinan bahwa Daud tidak akan menggunakan sebutan “Tuanku” bagi siapa pun dari keturunannya sendiri, yang bagi mereka pun, istilah yang biasa adalah “anak”. Tetap saja, disamping Tuhan, tidak ada wujud yang menjadi tuannya Daud, kecuali manusia yang paling luhur dari ras manusia.
Sangat dapat dimengerti kalau mengira bahwa dalam pandangan dan pilihan Tuhan pasti ada seorang manusia yang paling mulia, paling terpuji, dan paling dirindukan diantara semua manusia. Sudah pasti para ahli ramal dan para nabi terdahulu mengetahui tokoh suci ini dan seperti Daud memanggilnya “Tuanku”.
Tentu saja, para pendeta Yahudi dan Kristen memahami ungkapan ini sebagai mesias yang merupakan keturunan Daud sendiri. Dan dengan demikian menjawab pertanyaan yang diberikan pada mereka oleh Yesus sebagaimana dikutip oleh Matius (pasal 22) dan Injil Synoptic lainnya. Yesus dengan tegas menyangkal kaum Yahudi ketika Yesus menanyai mereka dengan pertanyaan kedua :
“Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" (Matius 22:45)
Pertanyaan Yesus ini membungkam pendengarnya, karena mereka tidak dapat menemukan jawabannya.
Para pengabar Injil dengan tiba-tiba memotong subjek diskusi yang penting ini. Menghentikan tanpa penjelasan lebih jauh adalah tidak layak bagi Yesus atau bagi para pelapornya. Karena dengan meninggalkan pertanyaan tentang ketuahannya dan bahkan ciri kenabiannya, Yesus sebagai seorang guru wajib untuk memecahkan persoalan yang ditimbulkan oleh dia sendiri ketika ia melihat bahwa murid dan para pendengarnya tidak sanggup mengenali siapa gerangan sang Tuannya Daud itu!
Lewat ungkapan bahwa Tuan atau Adon itu tidaklah mungkin anak Daud, artinya Yesus bukanlah Tuannya Daud. Pengakuan ini sangat menentukan dan harusnya membangkitkan guru-guru agama Kristen untuk menempatkan status Yesus yang sebenarnya sebagai hamba Tuhan.
Saya tidak dapat membayangkan seorang guru yang ketika murid-muridnya tidak mempu menjawab pertanyaan dia harus diam seribu bahasa, kalau bukan dia sendiri bodoh seperti mereka dan tidak sanggup memberikan solusinya. Tetapi Yesus bukanlah orang bodoh dan bukan seorang guru berhati dengki. Yesus adalah seorang nabi dengan cinta yang membara kepada Tuhan dan manusia. Dia tidak meninggalkan masalah tanpa terpecahkan atau pertanyaan tanpa jawaban.
Kitab-kitab Injil Gereja tidak melaporkan jawaban Yesus terhadap pertanyaan “Siapakah Tuannya Daud?” Namun Injil Barnabas memberikannya. Kitab Injil ini telah ditolak oleh gereja-gereja karena bahasanya lebih sesuai dengan kitab-kitab suci yang diwahyukan, dan karena ia sangat eksplisit tentang misi kenabian Yesus. Injil Barnabas mencatat :
“…..Ia (Yesus) bersabda bahwa Mesias tidak akan berasal dari benih (keturunan) Daud , tetapi ia (Mesias) akan berasal dari benih (Keturunan) Ismail, dan janji terdahulu dibuat untuk Ismail bukan Ishaq (Barnabas 142:3)
Dalam Injil Barnabas pula Yesus berulangkali dilaporkan telah berbicara tentang Muhammad yang roh dan jiwanya telah ia lihat di surga.
Tidak ada keraguan bahwa penglihatan nubuat Daniel yang melihat Barnasha yang agung, yakni Muhammad, melalui kekuatan supranatural yang luar biasa, adalah sama dengan nubuatnya Daud. Manusia yang paling mulia dan terpuji inilah yang dilihat oleh Ayub (19:25) sebagai “juru selamat” dari kekuasaan Iblis.
Lantas apakah Muhammad adalah yang dipanggil Daud dengan seruan “Tuanku” atau “Adonku”? Mari kita lihat.
Argumen-argumen yang mendukung Muhammad yang disebut “Sayyidul Mursalin” , sama artinya dengan “Adon para nabi”, sangat meyakinkan: Argumen-argumen tersebut begiitu jelas dan tegas dalam kata-kata Perjanjian Lama sehingga kita merasa heran dengan kebodohan dan sifat keras kepala orang-orang yang tidak mau mengerti dan mentaati.
1. Nabi dan Adon terbesar, dalam pandangan Tuhan dan manusia bukanlah penakluk dan perusak dimuka bumi, bukanlah pula seorang pertapa yang menghabiskan hidupnya didalam kuil untuk bersemedi pada Tuhan hanya demi menyelamatkan dirinya sendiri, melainkan orang yang memberikan lebih banyak kebaikan dan pelayanan kepada umat manusia dengan membawa mereka kepada cahaya pengetahuian tentang Tuhan sejati Yang Esa, dan sama sekali menghancurkan kuasa iblis dan berhala-berhalanya yang buruk sekali dan istitusi-institusinya yang jahat.
Muhammad lah yang membuat memar sang kepala ular dan itulah sebabnya mengapa al-Qur’an dengan tepat menyebut Iblis/Devil yakni “yang dilukai sampai memar”! Muhammad membersihkan Bait Ka’bah dari semua berhala Arabia dan memberikan cahaya, agama, dan kegembiraan, dan kekuatan kepada kaum musyrikin Arab yang bodoh, yang dalam waktu singkat menyebarkan cahaya itu keempat penjuru bumi.
Dalam kebaktian kepada Tuhan, karya dan keberhasilan Muhammad tidak dapat disamai dan tertandingi.
Para nabi dan orang suci dan syuhada membentuk tentara Tuhan melawan kuasa Iblis, dan Muhammad sendiri sudah pasti jadi panglima tertinggi mereka semua. Sebenarnya, ia sendiri bukan hanya Adon dan Tuannya Daud, tetapi juga Adon nya semua nabi, karena ia telah membersihkan Palestina dan semua negeri yang dikunjungi oleh Ibrahim dari kemusyrikan dan penindasan asing.
2. Karena Yesus mengakui bahwa dirinya bukanlah Tuan nya Daud, juga bukan mesias keturunan Daud (Matius 22:45), maka tetap tidak ada diantara para nabi, selain Muhammad yang menjadi Adon atau Tuan nya Daud. Dan ketika sampai pada membandingkan revolusi keagamaan yang patut dipuji yang dibawakan oleh anak keturunan Ismail yang mulia kedunia ini, maka kita mesti sampai pada kesimpulan bahwa hanya Muhammad saja yang patut mendapat gelar kehormatan Adon atau Tuan.
3. Bagaimana Daud tahu bahwa “YHWH berkata kepada Adonku. Duduklah disebelah kananku sampai aku tempatkan musuh-musuhmu sebagai ganjal dibawah kakimu” (Mazmur 110:1) ? dan kapan pula Daud mendengar ucapan Tuhan ini? Yesus sendiri memberikan jawabannya yakni “Roh Daud menuliskan ini”. Ia melihat sang Adon Muhammad persis seperti Daniel melihat dia (Daniel pasal 7).
Tentu saja misteri “Duduklah disebelah kananku” ini disembuyikan dari kita. Namun kita bisa menerka dengan aman bahwa pentasbihan resmi dengan kehormatan untuk menundukkan diri disebelah kanan singgasana Tuhan ini, dan karenanya naik ke martabat Adon, tidak hanya dari para nabi, tetapi juga dari seluruh makhluk, berlangsung pada peristiwa malam Mi’roj nabi Muhammad yang terkenal itu.
4. Satu-satu keberatan utama pada misi kenabian Muhamamd dan superioritasnya adalah pengutukannya kepada doktrin Trinitas. Tetapi patut diingat, bahwa Perjanjian Lama tidak mengenal ada Tuhan selain dari Allah. Dan Tuannya Daud tidak duduk di sebelah kanan dari Tuhan yang tiga, tetapi dari sebelah kanan Allah Yang Esa. Karena itu, diantara para nabi yang beriman kepada Allah, tidak seorang pun yang begitu hebat dan memberikan pelayanan yang demikian menakjubkan kepada Allah dan umat manusia, seperti Muhammad...
Kitab-kitab Injil Gereja tidak melaporkan jawaban Yesus terhadap pertanyaan “Siapakah Tuannya Daud?” Namun Injil Barnabas memberikannya. Kitab Injil ini telah ditolak oleh gereja-gereja karena bahasanya lebih sesuai dengan kitab-kitab suci yang diwahyukan, dan karena ia sangat eksplisit tentang misi kenabian Yesus. Injil Barnabas mencatat :
“…..Ia (Yesus) bersabda bahwa Mesias tidak akan berasal dari benih (keturunan) Daud , tetapi ia (Mesias) akan berasal dari benih (Keturunan) Ismail, dan janji terdahulu dibuat untuk Ismail bukan Ishaq (Barnabas 142:3)
Dalam Injil Barnabas pula Yesus berulangkali dilaporkan telah berbicara tentang Muhammad yang roh dan jiwanya telah ia lihat di surga.
Guru Besar Islam Mencap Injil Barnabas Injil Palsu
Tidak sedikit umat Muslim mengutip ayat-ayat dari Injil Barnabas untuk menyerang ke-Kristenan. Terkadang juga mereka mengutip ayat dari Injil ini. Tujuannya untuk memperkuat pernyataan mereka, bahwa nabi mereka adalah benar nabi terakhir dan penyempurna.
Sayangnya, hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat mendiang Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad. Seorang guru besar terkenal di Universitas Al Azhar di Cairo, Mesir. Dia mengajak umat Muslim sedunia untuk menjauhkan diri dari Injil Barnabas. Dalam bukunya “Hayatul Masih fit Tarikh was Kusyufil ‘ashril Hadiets”, (Cairo: Darul Hilal) ia menguraikan kepalsuan Injil tersebut. Ia berkesimpulan kitab ini bukan saja menyerang ajaran agama Kristen tetapi juga Islam.
Injil Barnabas Bertentangan Dengan Al-Quran
Sangat masuk akal bila mendiang Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad mengatakan Injil Barnabas palsu. Sebab terdapat beberapa ajaran dalam Injil Barnabas yang bertentangan dengan Al-Quran.
Pertama: Mesias adalah Isa, Bukan Muhammad
Al-Quran dengan jelas mengatakan Mesias adalah Isa Al-Masih. Bukan Muhammad. Sebaliknya, Injil Barnabas mengatakan “Muhammad adalah Mesias, dan Isa selalu menyangkal bahwa Ia bukan Mesias” (Lihat bab 3, 42, 82).
Sungguhkah Mesias itu adalah Muhammad, anak Abdullah dan bukan Isa Al-Masih anak Maryam?
Kedua: Langit Ada Tujuh, Bukan Sembilan
Sura Al-Baqarah ayat 29 mengatakan langit ada tujuh. Juga Sura Al-Isra ayat 44 memberi pernyataan yang sama. Tetapi Injil Barnabas bab 178 dengan tegas mengatakan bahwa langit ada sembilan.
Sepertinya penulis kitab ini membaca tulisan Dante yang mengarang khayalan terkenal “Divina Commedia” tentang sembilan langit menuju Firdaus.
Mana yang benar – sembilan atau tujuh?
Ketiga: Seorang Pria Dapat Menikahi Berapa Wanita?
Menurut Qs 4:3, “seorang laki-laki dapat menikahi dua, tiga, empat wanita” sekaligus. Bahkan Qs 70:30 menambahkan keempat isteri tersebut adalah “selain budak-budak yang mereka miliki”. Hal ini bertentangan dengan ajaran Injil Barnabas. Menurutnya “hendaklah seorang lelaki puas dengan seorang wanita yang dikaruniakan Allah baginya dan hendaklah dia melupakan wanita lainnya” (Injil Barnabas bab 115).
Manakah petunjuk Allah yang sesungguhnya – empat atau satu?
Keempat: Adakah Maryam Mengalami Sakit Saat Melahirkan?
Saat melahirkan Isa Al-Masih, “Maryam mengalami rasa sakit saat melahirkan” (Qs 19:23). Sedangkan Injil Barnabas bab 13 mengatakan, “Maryam ‘dikelilingi oleh cahaya terang yang luar biasa, seraya melahirkan puteranya tanpa sakit”.
Manakah yang benar – Siti Maryam sakit pada waktu melahirkan atau tidak?
Kelima: Allah Membutuhkan Manusia?
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya” (Qs 17:13).
“Ketika Allah menciptakan manusia dengan kebebasan agar dia boleh mengetahui bahwa Allah tidak membutuhkan manusia, sama seperti seorang raja yang memberikan kebebasan kepada hamba-hambanya” (Injil Barnabas bab 155)
Perhatikanlah dua ayat di atas, bukankah keduanya saling bertentangan?
Injil Barnabas Bertentangan Dengan Alkitab
Sangat jelas bahwa Injil Barnabas bertentangan dengan Alkitab. Inti Injil adalah Kabar Baik yang dibawa oleh Isa Al-Masih. Kabar Baik ini menegaskan sia-sialah segala usaha amal manusia untuk meraih keselamatan. Hal tersebut tidak dapat melepaskan manusia dari ikatan dosa dan iblis. Keselamatan hanya terdapat dalam Isa Al-Masih.
Bila amal ibadah dapat menghapus dosa, seberapa banyakkah amal yang harus dilakukan manusia agar dapat mengampuni dosa-dosanya? Jelas hal itu mustahil!
Isa Al-Masih Menghancurkan Kuasa Setan
Injil yang benar memberikan jawaban yang indah. Sesungguhnya manusia yang terikat oleh dosa tidak dapat mematahkan rantai iblis. Tetapi Isa Al-Masih, Tuhan yang turun dari sorga, sudah menghancurkan kuasa setan. “Bagi Dia (Isa Al-Masih), yang mengasihi kita dan telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya dan telah membuat kita menjadi suatu kerajaan…bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin” (Injil, Kitab Wahyu 1:6).
Kembali Injil Barnabas menyangkal fakta dalam Injil. Menurutnya, Isa Al-Masih tidak pernah mati disalib, melainkan Judas-lah yang dibuat Allah menyerupai wajah Isa Al-Masih. Sedangkan Isa sendiri diangkat Allah ke sorga.
Benarkah Isa Al-Masih takut menghadapi maut sehingga harus melarikan diri? Inilah perkataan Isa Al-Masih, “Sekarang jiwa-Ku (Isa Al-Masih) terharu dan apakah yang akan Ku katakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini (yaitu dari salib). Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, memuliakan nama-Mu!” (Injil, Rasul Besar Yohanes 12:27, 28).
Isa Al-Masih tidak pernah melarikan diri dari maut. Dia bersedia mengorbankan diri sebagai “Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29). Ia menghapus dosa semua manusia yang percaya kepada-Nya.
Injil yang benar menawarkan keselamatan cuma-cuma sebagai anugerah dari Allah. “Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, (Isa Al-Masih) Tuhan kita” (Injil, Surat Roma 6:23). Sambutlah Dia! Yakinlah akan janji Isa Al-Masih, “Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan dibuang” (Injil, Rasul Yohanes 6:37)
Tidak ada keraguan bahwa penglihatan nubuat Daniel yang melihat Barnasha yang agung, yakni Muhammad, melalui kekuatan supranatural yang luar biasa, adalah sama dengan nubuatnya Daud. Manusia yang paling mulia dan terpuji inilah yang dilihat oleh Ayub (19:25) sebagai “juru selamat” dari kekuasaan Iblis.
Job 19:25 Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.
TAFSIR GILL
"how that my Redeemer liveth"; let these be the words written, engraved, and cut out there: by my Redeemer, he means not any mere man that should rise up and vindicate him; for the account of his then living, and of his standing on the earth in the latter day, will not agree with such an one; nor God the Father, to whom the character of a Redeemer is seldom or ever given, nor did he ever appear or stand on earth, nor was his shape seen at any time, Joh_5:37; but the Son of God, the Lord Jesus Christ, who is our "Goel", the word here used, our near kinsman, and so our Redeemer, to whom the right of redemption belonged; and who was spoken of by all the holy prophets, from the beginning of the world, as the Redeemer of his people, who should redeem them from all their sins; from the law, its curses and condemnation; from Satan, and his principalities and powers; from death and hell, and everlasting destruction; and that by giving himself a ransom for them; all which was known in the times of Job, Job_33:24; and known by him, who speaks of him as living; he then existed not only as a divine Person, as he did from all eternity, but in his office capacity as Mediator, and under the character of a Redeemer; for the virtue of his future redemption reached to all the ages before it, from the foundation of the world; besides, the epithet "living" points at him as the "living God", as he is, Heb_3:12; and so equal to the work of redemption, and able to redeem, and mighty to save; of whom it is said, not that he has lived, or shall live, but "liveth"; ever lives; and so an expression of the eternity of Christ, who is from everlasting to everlasting, the same today, yesterday, and for ever; and who, though he died in human nature, yet is alive, and lives for evermore; he has life in and of himself, as he is God over all blessed for ever; and has life in him for all his people, as Mediator; and is the author of spiritual life in them, and the donor of eternal life to them; and because he lives, they shall live also. Now Job had an interest in him as the living Redeemer, and knew he had, which is the greatest blessing that can be enjoyed; an interest in Christ is of infinitely more worth than the whole world, and the knowledge of it exceeds all others; this knowledge was not merely speculative, nor only approbational and fiducial, though such Job had, Job_13:15; but the knowledge of assurance of interest; to know Christ as a Redeemer of men, and not our Redeemer, is of no avail; the devils know him to be a Redeemer, but not theirs: men may have an interest in Christ, and as yet not know it; interest is before knowledge; it is neither knowledge nor faith that gives interest, but God of his grace gives both interest and knowledge: and such a knowledge as here expressed is a peculiar favour; it is owing to an understanding given to know him that is true, and that we are in him that is true; and to the spirit of wisdom and revelation, in the knowledge of Christ, and to the testimony which he bears; and such knowledge will support under the greatest afflictions and sorest trials; under the ill usage of friends, and the loss of nearest and dearest relations, and in the views of death and eternity; all which was Job's case:
and that he shall stand at the latter day upon the earth; appear in the world in human nature; be the seed of the woman, and born of one, be made flesh, and dwell among men, and converse with them, as Jesus did; who stood upon the land of Judea, and walked through Galilee, and went about doing good to the bodies and souls of men; and this was in the last days, and at the end of the world, Heb_1:1; as a pledge of this there were frequent appearances of the son of God in an human form to the patriarchs; nor need it seem strange that Job, though not an Israelite, had knowledge of the incarnation of Christ, when it is said to (z) be the opinion of the Indian Brahmans that God often appeared in the form and habit of some great men, and conversed among men; and that Wistnavius, whom, they say, is the second Person of the triune God, had already assumed a body nine times, and sometimes also an human one; and that the same will once more be made by him; and Confucius, the Chinese philosopher (a), left it in writing, that the Word would be made flesh, and foresaw the year when it would be: or, "he shall rise the last out of the earth" (b); and so it may respect his resurrection from the dead; he was brought to the dust of death, and was laid in the grave, and buried, in the earth, and was raised out of it; and whose resurrection is of the greatest moment and importance, the justification, regeneration, and resurrection of his people depending on it: but this is not to be understood as if he was the last that should rise from the dead; for he is the firstfruits of them that sleep, and the firstborn from the dead, the first that rose to an immortal life; but that he who, as to his divine nature, is the first and the last; or that, in his state of humiliation, is the last, the meanest, and most abject of men (c); or rather, who, as the public and federal head of his people, is "the last Adam", 1Co_15:45; and who did rise as such for their justification, which makes the article of his resurrection an unspeakable benefit: or, "he shall stand over the earth in the latter day" (d) in the last times of all, in the close of time, at the end of the world, at his appearing and kingdom, when he shall come to judge the quick and dead; those that will be alive, and those that will be raised from the dead, who will meet him in the air over the earth, and shall be for ever with him; and even then "he shall stand upon the earth"; for it is expressly said, that when he shall come, and all the saints with him, "his feet shall stand on the mount of Olives", Zec_14:4; or, "he shall stand against the earth at the latter days" (e); in the resurrection morn, and shall exercise his authority over it, and command the earth and sea to give up their dead; and when at his all commanding voice the dead shall come out of their graves, as Lazarus came out of his, he shall stand then upon the dust of the earth, and tread upon it as a triumphant Conqueror, having subdued all his enemies, and now the last enemy, death, is destroyed by the resurrection of the dead: what a glorious and enlarged view had Job of the blessed Redeemer!
JELAS TIDAK PERLU KOMENTAR ATAS USAHA ANDA UNTUK MENDAPATKAN DUKUNGAN BAHWA MUHAMMAD DINUBUATKAN DALAM INJIL!!!!!
nak barabas... kebiasaan deh!!! ntar saya tanggapin yg nak barabas tulis itu malah melenceng dr topik thread ini, kalo nak barabas berkenan.. silakan aja buat thread baru tentang mslah tsb... ini dl ditanggapin nak barabas....
א לְדָוִד, מִזְמוֹר:
נְאֻם יְהוָה, לַאדֹנִי--שֵׁב לִימִינִי; עַד-אָשִׁית אֹיְבֶיךָ, הֲדֹם לְרַגְלֶיךָ.
ledavid mizmor
neum HaShem (YHWH) la Adoni shev limini 'ad -ashit oyveyka hadom l'ragleyka
“YHWH berkata kepada Adonku. Duduklah disebelah kananku sampai aku tempatkan musuh-musuhmu sebagai ganjal dibawah kakimu” (Mazmur 110:1)
Ayat Mazmur ini kemudian dikutip oleh Matius (22:44), Markus (12:36), dan Lukas (20:42). Dalam Bible berbagai bahasa ayat tersebut berbunyi “The Lord said unto my Lord” (Tuhan berkata kepada Tuhanku). Sudah pasti, jika Lord yang pertama adalah Tuhan, maka Lord yang kedua juga Tuhan. Tidak ada argumen yang lebih tepat dan pantas untuk seorang pendeta atau pastur Kristen daripada ini, yakni si pembicara adalah Tuhan dan yang diajak bicara juga Tuhan. Sehingga Daud mengenal dua Tuhan! Tidak ada yang masuk akal daripada jalan pikiran ini! Diantara dua domini ini, mana yang termasuk Lord nya Daud?
monggo nak barabas....
hamba tuhan- LETNAN SATU
-
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19
Similar topics
» Netter Kembali ke alkitab (Kristen) & Musicman (Muslim) "Nubuat dalam kekristenan"
» Nubuat Daud
» Beberapa Nubuat Alkitab yang Gagal
» DUNIA GAIB MENURUT ALKITAB OLEH EV DAUD TONY
» Believe it or not, nubuat tentang islam dalam bible
» Nubuat Daud
» Beberapa Nubuat Alkitab yang Gagal
» DUNIA GAIB MENURUT ALKITAB OLEH EV DAUD TONY
» Believe it or not, nubuat tentang islam dalam bible
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik