bertanya kepada paranormal
Halaman 1 dari 1 • Share
bertanya kepada paranormal
Bila kita melihat dari kacamata hukum Islam tentang bab pencurian, maka informasi yang berasal dari dunia ghaib seperti mimpi, wangsit, isyarat, firasat dan yang sejenisnya tidak bisa dijadikan dasar dari tuduhan atas pencurian yang dilakukan.
Sebaliknya, dasar yang bisa diterima persaksian, pengakuan pelaku dan pembuktian dengan metode ilmiyah lainnya seperti sidik jari dan seterusnya.
Sedngkan bila dilihat dari kacamata aqidah, maka meminta petunjuk dari alam metafisika seperti itu sangat erat praktek syirik kepada Allah. Karena umumnya hal itu dilakukan oleh paranormal yang lebih sering meminta bantuan jin. Padahal jin itu tidak menambahkan apa-apa kecuali kekafiran.
Karena meski kelihatannya jin itu mau menuruti kemauan manusia sebagai ‘tuannya’, pada hakekatnya justru manusia itu sendiri yang sedang dijerat oleh jin untuk dibawa ke dalam kesesatan.
Memang benar bahwa Insya Allah itu ada yang muslim dan kafir. Tetapi bila ada jin mengaku muslim, tidak otomatis dia adalah muslim yang sholeh.
Perhatikan firman Allah: “Dan sesungguhnya diantara kami ada yang saleh dan diantara kami ada yang tidak demikian halnya, adalah kami menempuh jalan yang berbeda”. (QS. Al-Jinn: 11) Apabila jin itu muslim, maka dia tidak pernah diperintah oleh Allah untuk ‘mengabdi’ kepada manusia. Karena jin adalah makhluk yang mukallaf, mereka wajib beriman kepada Allah serta beribadah seusai dengan syariat Nabi Muhammad SAW. Jadi buat apa jin itu memberi informasi tentang pencuri, sementara dalam hukum Islam, pembuktian pencuarian itu tidak pernah memberi celah kepada informasi dari jin. Sedangkan Rasulullah SAW sendiri sebagai Nabi bagi mereka juga, tidak pernah memanfaatkan ‘fasilitas’ muridnya dari bangsa jin demi membela perjuangan umat Islam. Pada setiap jihad yang beliau lakukan, tidak pernah diriwayatkan bahwa beliau meminta para jin untuk berpartisipasi. Karena para jin sudah punya tugas dan alam sendiri. Dan apabila jin itu kafir, tentu saja mereka punya kepentingan tertentu dengan berpura-pura mau dipelihara oleh manusia dan memberi informasi yang sekilas kelihatannya benar, tetapi bila dicermati lebih jauh ternyata penuh dengan tipu daya. Bahkan menggiring manusia untuk saling bermusuhan dan menumpahkan darah akibat fitnah yang mereka hembuskan.
Jadi paranormal itulah yang sedang ‘digarap’ oleh para jin. Dalam proses itu, bisa saja para jin itu berakting seolah-olah mereka memberi informasi yang benar, padahal mereka telah menyiapkan rencana dan langkah-langkah licik untuk menyeret ‘tuannya’ ke dalam kesesatan.
Mengenai beragamnya metode pendekatan yang mereka lakukan untuk menyesatkan manusia, Allah berfirman: “Iblis menjawab: Karena Engkau menghukum saya tersesat, saya akan benar-benar menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari kanan dan dari kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapati mereka bersyukur (ta’at)” (QS. Al-A’raf: 16-17)
Karena itu wajib bagi manusia untuk menghidarkan diri dari tipu daya para jin ini. “Hai anak-anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkannya dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman”. (QS. Al-A’raf: 27) Ada juga hadits berbunyi sbb: Nabi bersabda: “Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia sebagaimana mengalirnya darah, maka aku khawatir bahwa setan akan melontarkan sesuatu ke dalam hati kalian berdua (kejahatan). (HR. Bukhri dan Muslim)
Sedabgjab bila orang alim itu mengaku tidak menggunakan jin dan hal ghaib, maka kemungkinan besar dia adalah orang yang Allah berikan karamah. Namun perlu diperhatika bahwa karamah Allah itu tidak diberikan kecuali kepada hamba-Nya yang shalih dan sangat dekat dengan-Nya.
Untuk menentukan apakah itu merupakan karmah atau bukan, mudah saja. Kita bisa melihat sejauh mana dia benar-benar menerapkan hukum Allah baik bagi dirinya, keluarganya dan juga masyarakatnya.
Karamah itu tidak akan diberikan kepada mereka yang ingkar pada hukum Allah dan perintah Rasulullah SAW serta syariat Islam. Justru kedekatan kepada Allah dan taqwa itu hanya bisa dicapai dengan melaksanakan syariat sebaik-baiknya. Bagaimana mungkin Allah memberikan karamah kepada orang yang menginjak-injak hukum-Nya?
Wallahu A‘lam Bish-Showab,
Sebaliknya, dasar yang bisa diterima persaksian, pengakuan pelaku dan pembuktian dengan metode ilmiyah lainnya seperti sidik jari dan seterusnya.
Sedngkan bila dilihat dari kacamata aqidah, maka meminta petunjuk dari alam metafisika seperti itu sangat erat praktek syirik kepada Allah. Karena umumnya hal itu dilakukan oleh paranormal yang lebih sering meminta bantuan jin. Padahal jin itu tidak menambahkan apa-apa kecuali kekafiran.
Karena meski kelihatannya jin itu mau menuruti kemauan manusia sebagai ‘tuannya’, pada hakekatnya justru manusia itu sendiri yang sedang dijerat oleh jin untuk dibawa ke dalam kesesatan.
Memang benar bahwa Insya Allah itu ada yang muslim dan kafir. Tetapi bila ada jin mengaku muslim, tidak otomatis dia adalah muslim yang sholeh.
Perhatikan firman Allah: “Dan sesungguhnya diantara kami ada yang saleh dan diantara kami ada yang tidak demikian halnya, adalah kami menempuh jalan yang berbeda”. (QS. Al-Jinn: 11) Apabila jin itu muslim, maka dia tidak pernah diperintah oleh Allah untuk ‘mengabdi’ kepada manusia. Karena jin adalah makhluk yang mukallaf, mereka wajib beriman kepada Allah serta beribadah seusai dengan syariat Nabi Muhammad SAW. Jadi buat apa jin itu memberi informasi tentang pencuri, sementara dalam hukum Islam, pembuktian pencuarian itu tidak pernah memberi celah kepada informasi dari jin. Sedangkan Rasulullah SAW sendiri sebagai Nabi bagi mereka juga, tidak pernah memanfaatkan ‘fasilitas’ muridnya dari bangsa jin demi membela perjuangan umat Islam. Pada setiap jihad yang beliau lakukan, tidak pernah diriwayatkan bahwa beliau meminta para jin untuk berpartisipasi. Karena para jin sudah punya tugas dan alam sendiri. Dan apabila jin itu kafir, tentu saja mereka punya kepentingan tertentu dengan berpura-pura mau dipelihara oleh manusia dan memberi informasi yang sekilas kelihatannya benar, tetapi bila dicermati lebih jauh ternyata penuh dengan tipu daya. Bahkan menggiring manusia untuk saling bermusuhan dan menumpahkan darah akibat fitnah yang mereka hembuskan.
Jadi paranormal itulah yang sedang ‘digarap’ oleh para jin. Dalam proses itu, bisa saja para jin itu berakting seolah-olah mereka memberi informasi yang benar, padahal mereka telah menyiapkan rencana dan langkah-langkah licik untuk menyeret ‘tuannya’ ke dalam kesesatan.
Mengenai beragamnya metode pendekatan yang mereka lakukan untuk menyesatkan manusia, Allah berfirman: “Iblis menjawab: Karena Engkau menghukum saya tersesat, saya akan benar-benar menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari kanan dan dari kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapati mereka bersyukur (ta’at)” (QS. Al-A’raf: 16-17)
Karena itu wajib bagi manusia untuk menghidarkan diri dari tipu daya para jin ini. “Hai anak-anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkannya dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman”. (QS. Al-A’raf: 27) Ada juga hadits berbunyi sbb: Nabi bersabda: “Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia sebagaimana mengalirnya darah, maka aku khawatir bahwa setan akan melontarkan sesuatu ke dalam hati kalian berdua (kejahatan). (HR. Bukhri dan Muslim)
Sedabgjab bila orang alim itu mengaku tidak menggunakan jin dan hal ghaib, maka kemungkinan besar dia adalah orang yang Allah berikan karamah. Namun perlu diperhatika bahwa karamah Allah itu tidak diberikan kecuali kepada hamba-Nya yang shalih dan sangat dekat dengan-Nya.
Untuk menentukan apakah itu merupakan karmah atau bukan, mudah saja. Kita bisa melihat sejauh mana dia benar-benar menerapkan hukum Allah baik bagi dirinya, keluarganya dan juga masyarakatnya.
Karamah itu tidak akan diberikan kepada mereka yang ingkar pada hukum Allah dan perintah Rasulullah SAW serta syariat Islam. Justru kedekatan kepada Allah dan taqwa itu hanya bisa dicapai dengan melaksanakan syariat sebaik-baiknya. Bagaimana mungkin Allah memberikan karamah kepada orang yang menginjak-injak hukum-Nya?
Wallahu A‘lam Bish-Showab,
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» muallaf bertanya: Apakah boleh seorang isteri puasa sunnah tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya?
» Ada Perintah Tuhan kepada Musa tapi Tidak Ada Doa Yesus kepada Tuhan
» sihir, paranormal dan praktek perdukunan
» bagaimana cara paranormal kristen mengusir setan?
» "SEGOROWEDI": pertanyaan mengenai islam....
» Ada Perintah Tuhan kepada Musa tapi Tidak Ada Doa Yesus kepada Tuhan
» sihir, paranormal dan praktek perdukunan
» bagaimana cara paranormal kristen mengusir setan?
» "SEGOROWEDI": pertanyaan mengenai islam....
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik