Syariat Injil yang mana akan diamalkan Umat Kristen?
Halaman 2 dari 2 • Share
Halaman 2 dari 2 • 1, 2
Syariat Injil yang mana akan diamalkan Umat Kristen?
First topic message reminder :
Tujuh kata dalam Piagam Jakarta: “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,” kembali dipersoalkan kalangan Kristen di majalah Spektrum.
Syariat adalah peraturan atau undang-undang agama, yaitu kumpulan dari sistem dan peraturan yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW sebagai pegangan hidup untuk direalisasikan dalam bentuk amalan baik berupa ibadah (hubungan dengan Allah) maupun muamalah (hubungan sesama manusia).
Sebuah kewajaran bila umat Islam berusaha menegakkan syariat Islam, karena dasar hukumnya Islam tercantum dalam Al-Qur'an dan hadits atau sunnah yang ditetapkan Rasulullah SAW. Syariat Islam mencakup beberapa masalah fiqih: ibadah, muamalah, munakahat (perkawinan), jinayah (ketentuan hukum pidana Islam), dan fara’id mawarits (ketentuan pembagian harta warisan).
Aturan syariah Islam adalah universal dan mencakup segenap-aspek kehidupan umat manusia. Allah menetapkan aturan syariah Islamiyah adalah untuk kebaikan manusia dalam menata hidup di dunia, maka syariah Islam itu bersifat menjaga kehormatan agama, menjaga jiwa, harta dan keturunan. Tidak ada pilihan lain bagi seorang muslim dalam menata hidup dan kehidupan kecuali diatur sesuai dengan aturan syari'ah Islam.
“Kemudian kami menjadikan bagi kamu suatu syari’ah, maka ikutilah syari’ah itu, jangan ikuti hawa nafsu orang-orang yang memahami syari’ah” (Qs. Al-Jatsiyah 18).
Lumrah, jika umat Islam memperjuangkan tegaknya syariat Islam, karena semua ada ajarannya dalam kitab suci.
Hal ini berbeda dengan yang dialami oleh umat kristiani. Mereka tidak bisa memperjuangkan penerapan syariat Injil sesuai ajaran Yesus.
Dalam hal ibadah, Yesus juga tidak mengajarkan syariat ibadah dan amalan-amalan ritual yang detil. Injil tidak menyebutkan etika bersuci, puasa, sembahyang, dll. Akibatnya, tata cara ibadah (liturgi) umat Kristen di seluruh dunia berbeda-beda, karena tidak ada tuntunan yang detil dalam Injil. Umat kristiani di seluruh dunia beribadah dengan cara yang berbeda-beda, tanpa ada landasannya dalam Bibel, misalnya: kebaktian hari Minggu dan perayaan Natalan.
Dalam hal syariah muamalah, menurut Bibel, Yesus melarang pelacuran dan perzinaan, tapi Yesus tak pernah memberikan aturan berupa batasan-batasan maupun sanksi/hukuman bagi orang-orang yang melanggar larangan pelacuran. Padahal sebuah larangan tanpa sanksi tidak akan menjamin tercapainya disiplin sosial.
Dalam keempat kitab Injil, Yesus juga melarang pembunuhan dan pencurian, namun sama sekali tidak disertai ketetapan hukuman bagi para pembunuh dan pencuri. Hanya sebuah larangan saja tanpa konsekuensi hukuman, tidak cukup untuk membina masyarakat yang aman, adil dan makmur.
Bahkan Yesus melarang perlawanan terhadap kejahatan: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Matius 5:39).
Apa yang terjadi dalam suatu masyarakat jika kejahatan tidak dilawan? Perintah ini justru berbahaya dan menghancurkan ketertiban dan keamanan masyarakat maupun individu, secara sosial maupun etika.
Injil juga tidak mengajarkan syariat muamalat: jual-beli, hutang-piutang, waris, transaksi, hukuman perang, dll. Injil hanya menitikberatkan pada cerita orang tentang kelahiran Yesus, mukjizat Yesus dan kematian Yesus di tiang salib.
Karenanya, jika kalangan Kristen ingin mendirikan negara baru di kawasan Indonesia timur dengan wacana untuk menegakkan syariat Kristen atau Perda Injil, ini adalah ide yang menggelikan. Syariat Injil yang mana yang mau ditegakkan? Bukankah Injil sepi dari syariat ibadah, muamalah, dan ibadah?
Tujuh kata dalam Piagam Jakarta: “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,” kembali dipersoalkan kalangan Kristen di majalah Spektrum.
Syariat adalah peraturan atau undang-undang agama, yaitu kumpulan dari sistem dan peraturan yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW sebagai pegangan hidup untuk direalisasikan dalam bentuk amalan baik berupa ibadah (hubungan dengan Allah) maupun muamalah (hubungan sesama manusia).
Sebuah kewajaran bila umat Islam berusaha menegakkan syariat Islam, karena dasar hukumnya Islam tercantum dalam Al-Qur'an dan hadits atau sunnah yang ditetapkan Rasulullah SAW. Syariat Islam mencakup beberapa masalah fiqih: ibadah, muamalah, munakahat (perkawinan), jinayah (ketentuan hukum pidana Islam), dan fara’id mawarits (ketentuan pembagian harta warisan).
Aturan syariah Islam adalah universal dan mencakup segenap-aspek kehidupan umat manusia. Allah menetapkan aturan syariah Islamiyah adalah untuk kebaikan manusia dalam menata hidup di dunia, maka syariah Islam itu bersifat menjaga kehormatan agama, menjaga jiwa, harta dan keturunan. Tidak ada pilihan lain bagi seorang muslim dalam menata hidup dan kehidupan kecuali diatur sesuai dengan aturan syari'ah Islam.
“Kemudian kami menjadikan bagi kamu suatu syari’ah, maka ikutilah syari’ah itu, jangan ikuti hawa nafsu orang-orang yang memahami syari’ah” (Qs. Al-Jatsiyah 18).
Lumrah, jika umat Islam memperjuangkan tegaknya syariat Islam, karena semua ada ajarannya dalam kitab suci.
Hal ini berbeda dengan yang dialami oleh umat kristiani. Mereka tidak bisa memperjuangkan penerapan syariat Injil sesuai ajaran Yesus.
Dalam hal ibadah, Yesus juga tidak mengajarkan syariat ibadah dan amalan-amalan ritual yang detil. Injil tidak menyebutkan etika bersuci, puasa, sembahyang, dll. Akibatnya, tata cara ibadah (liturgi) umat Kristen di seluruh dunia berbeda-beda, karena tidak ada tuntunan yang detil dalam Injil. Umat kristiani di seluruh dunia beribadah dengan cara yang berbeda-beda, tanpa ada landasannya dalam Bibel, misalnya: kebaktian hari Minggu dan perayaan Natalan.
Dalam hal syariah muamalah, menurut Bibel, Yesus melarang pelacuran dan perzinaan, tapi Yesus tak pernah memberikan aturan berupa batasan-batasan maupun sanksi/hukuman bagi orang-orang yang melanggar larangan pelacuran. Padahal sebuah larangan tanpa sanksi tidak akan menjamin tercapainya disiplin sosial.
Dalam keempat kitab Injil, Yesus juga melarang pembunuhan dan pencurian, namun sama sekali tidak disertai ketetapan hukuman bagi para pembunuh dan pencuri. Hanya sebuah larangan saja tanpa konsekuensi hukuman, tidak cukup untuk membina masyarakat yang aman, adil dan makmur.
Bahkan Yesus melarang perlawanan terhadap kejahatan: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Matius 5:39).
Apa yang terjadi dalam suatu masyarakat jika kejahatan tidak dilawan? Perintah ini justru berbahaya dan menghancurkan ketertiban dan keamanan masyarakat maupun individu, secara sosial maupun etika.
Injil juga tidak mengajarkan syariat muamalat: jual-beli, hutang-piutang, waris, transaksi, hukuman perang, dll. Injil hanya menitikberatkan pada cerita orang tentang kelahiran Yesus, mukjizat Yesus dan kematian Yesus di tiang salib.
Karenanya, jika kalangan Kristen ingin mendirikan negara baru di kawasan Indonesia timur dengan wacana untuk menegakkan syariat Kristen atau Perda Injil, ini adalah ide yang menggelikan. Syariat Injil yang mana yang mau ditegakkan? Bukankah Injil sepi dari syariat ibadah, muamalah, dan ibadah?
hamba tuhan- LETNAN SATU
-
Posts : 1666
Kepercayaan : Islam
Location : Aceh - Pekanbaru
Join date : 07.10.11
Reputation : 19
Re: Syariat Injil yang mana akan diamalkan Umat Kristen?
bullstones wrote:Ha ha ha. Ini versi lain untuk om wedi. Asli bikin ngakak. Disini bukan nyanyi om wed! Leydekker Draft (1733)
SABDAweb Mrk 14:26
Dan satelah sudah marika 'itu
menjanji tahlil, maka kaluwarlah
'ija kapada bukit Zejtun.
Baca yang jelas. Disitu malah tertulis tahlil. Yang ane ngakak dari mana bibie kenal tahlil???
maksudnya: nyanyian pujian
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Syariat Injil yang mana akan diamalkan Umat Kristen?
bullstones wrote:Dan di ayat yang sama tidak ada tertulis ija bukan mereka???. Mana yang benar om wed?
'mereka' -> Yesus dan murid-murid-Nya
'Ia' -> Yesus, gak salah to wong bagian dari 'mereka'
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Syariat Injil yang mana akan diamalkan Umat Kristen?
SEGOROWEDI wrote:bullstones wrote:Dan di ayat yang sama tidak ada tertulis ija bukan mereka???. Mana yang benar om wed?
'mereka' -> Yesus dan murid-murid-Nya
'Ia' -> Yesus, gak salah to wong bagian dari 'mereka'
salahnya > dalam satu ayat beda versi terjemahan adalah terjemahan yang satu bilang MEREKA dan satu nya bilang IJA. Yang benar mana ?
bullstones- SERSAN DUA
-
Age : 25
Posts : 71
Kepercayaan : Islam
Location : Denpasar
Join date : 16.06.13
Reputation : 0
Re: Syariat Injil yang mana akan diamalkan Umat Kristen?
keduanya benar
'ija' bagian dari 'mereka'
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Halaman 2 dari 2 • 1, 2
Similar topics
» 73 golongan islam, yang mana yang akan masuk surga ???
» Dr. zakir Naik | Umat Islam Lebih Kristen Dari pada Umat Kristen
» menyikapi syariat muhammad dengan syariat kristen & yahudi
» Revisi .... Sunnah muhammad mana saja yang wajib diikuti muslim dan mana yang tidak ???
» Sebuah cermin Islam vs Ahmadiyah: mana yang palsu, mana yang asli?
» Dr. zakir Naik | Umat Islam Lebih Kristen Dari pada Umat Kristen
» menyikapi syariat muhammad dengan syariat kristen & yahudi
» Revisi .... Sunnah muhammad mana saja yang wajib diikuti muslim dan mana yang tidak ???
» Sebuah cermin Islam vs Ahmadiyah: mana yang palsu, mana yang asli?
Halaman 2 dari 2
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik