waw qasam...belajar sampe habis

berawal dari

forever_muslim wrote:numpang OOT bentar,

saya pengen belajar dgn mbah abu....

wawu pada awal ayat 4:157 tsb jika dikatakan wawu athof sangat dimungkinkan karena di athofkan kepada ayat 155 lafaz " fabimaa naqdhihim" .. jika dikatakan wawu haliyah juga dapat dimungkinkan karena sesuai dengan siyaqul kalamnya dimana shohibul halnya yaitu dlomir " hum" pada kalimat "qoulihim ", ketika orang yahudi mengatakan bahwa mereka telah membunuh Isa.... وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ
atau bisa juga wawu istinaf mengingat letaknya diawal ayat...
nah jika mbah abu mengatakan itu wawu qasam, yang menjadi pertanyaan saya apakah lafaz sesudah wawu tsb terdapat penggunaan asma Allah ???

afwan mbah abu, saya hanya sekedar ingin mengetahui apa yang tidak/belum saya ketahui dari keterangan mbah abu tentang wawu qasam ini... syukron sebelumnya...

pertanyaan dari akang ttg penggunaan asma allah di waw yg dikamsut ayat uda tentu sayah jawab tiada penggunaan asma allah dari segi apapun.
mengapa sayah cenderung menggunakan waw qasam?
disini mungkin letak perbedaan cara pandang...dalam hal ini sayah memandang sumpah adalah penguatan/penegasan dari suatu berita/kabar yg gak jelas ujung pangkalnyah untuk dijelaskan SEBENARNYAH..bahasa aliennyah untuk menjelaskan sejelasnyah kepada pembaca sehingga waw qasam tidak selalu harus sebuah sumpah yg biasa kita pahami..

meskipun demikian...
waw yg qasam pada an nisa 157 menggunakan objek/maqsum bih adalah perkataan kafirin yahudi.dan itu pernah diungkit oleh kang ht dan beliow menyarankan penggunaan athof agar tidak membingungkan pembaca.saat itu sih sayah oke aja,tapi disini dalam rangka belajar maka sayah akan mencoba dan menguji teori waw qasamnyah sayah dengan ditemani kang fm dan kang ht sebagai dosen penguji...

bahwa;
waw qasam di an nisa 157 diikuti oleh benda abstrak sebagaimana dhuha dan waktu dan tidak membutuhkan jawabul qasam melainkan saling menguatkan.

hehehe...kang ht bilang sayah nabrak kaidah mas,tetapi sayah kok gak merasa nabrak siapapun..

lanjutan....kelas siang...
apabila orang yang berbicara melihat lawan bicaranya ragu terhadap apa yang diungkapkannya, maka dia akan menegaskan ucapannya dengan salah satu penegas. Penegas yang paling penting adalah sumpah.apabila lawan bicaranya mengingkari ucapannya, maka mempergunakan penegas (taukid) dalam ucapan itu lebih utama dan lebih dipastikan.

secara etimologi kata “al-Qasam” sama dengan kata “al-Yamīn” yang berarti: “sumpah”.
Kata “al-Half” juga sama artinya dengan “al-Qasam, karena sama tujuannya, yaitu untuk menghilangkan pertentangan atau bantahan.

Kata “aqsama bi Allāh” sama dengan “ahlafa bih” yang berarti bersumpah dengan nama Allah.Namun ada perbedaan yang sangat kecil antara “al-Qasam” dengan “al-half”, yaitu 1.“al-Qasam lebih balaghah dari kata “al-half”, karena apabila dikatakan aqsama bi Āllah, berarti ia menghilangkan pertentangan dengan nama Allah dan apa yang dipertentangkannya itu dapat dipertahankannya.

2.kata halafa bi Āllah, hanya bisa menghilangkan pertentangannya saja, belum tentu dapat mempertahankannya.

Sabab al-Qasam adalah sebab sumpah, yaitu sebab atau latar belakang terjadinya sumpah.sumpah Allah itu bervariasi seperti bersumpah dengan masa, tempat dan lain sebagainya.

kang ht wal kang fm silahkan menambah...diskusinyah belakangan dah...hehehehe...namanyah juga belajar sampe habis,bukan diskusi sampe lapar....

abu hanan wrote:berawal dari

forever_muslim wrote:numpang OOT bentar,

saya pengen belajar dgn mbah abu....

wawu pada awal ayat 4:157 tsb jika dikatakan wawu athof sangat dimungkinkan karena di athofkan kepada ayat 155 lafaz " fabimaa naqdhihim" .. jika dikatakan wawu haliyah juga dapat dimungkinkan karena sesuai dengan siyaqul kalamnya dimana shohibul halnya yaitu dlomir " hum" pada kalimat "qoulihim ", ketika orang yahudi mengatakan bahwa mereka telah membunuh Isa.... وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ
atau bisa juga wawu istinaf mengingat letaknya diawal ayat...
nah jika mbah abu mengatakan itu wawu qasam, yang menjadi pertanyaan saya apakah lafaz sesudah wawu tsb terdapat penggunaan asma Allah ???

afwan mbah abu, saya hanya sekedar ingin mengetahui apa yang tidak/belum saya ketahui dari keterangan mbah abu tentang wawu qasam ini... syukron sebelumnya...

pertanyaan dari akang ttg penggunaan asma allah di waw yg dikamsut ayat uda tentu sayah jawab tiada penggunaan asma allah dari segi apapun.
mengapa sayah cenderung menggunakan waw qasam?
disini mungkin letak perbedaan cara pandang...dalam hal ini sayah memandang sumpah adalah penguatan/penegasan dari suatu berita/kabar yg gak jelas ujung pangkalnyah untuk dijelaskan SEBENARNYAH..bahasa aliennyah untuk menjelaskan sejelasnyah kepada pembaca sehingga waw qasam tidak selalu harus sebuah sumpah yg biasa kita pahami..

meskipun demikian...
waw yg qasam pada an nisa 157 menggunakan objek/maqsum bih adalah perkataan kafirin yahudi.dan itu pernah diungkit oleh kang ht dan beliow menyarankan penggunaan athof agar tidak membingungkan pembaca.saat itu sih sayah oke aja,tapi disini dalam rangka belajar maka sayah akan mencoba dan menguji teori waw qasamnyah sayah dengan ditemani kang fm dan kang ht sebagai dosen penguji...

bahwa;
waw qasam di an nisa 157 diikuti oleh benda abstrak sebagaimana dhuha dan waktu dan tidak membutuhkan jawabul qasam melainkan saling menguatkan.

hehehe...kang ht bilang sayah nabrak kaidah mas,tetapi sayah kok gak merasa nabrak siapapun..

heheee.. krn kang mas abu menghindar makanya gak jd deh ketabraknya....

yadah kita ulangi deh kang mas.... bener seperti kang mas bilang bahwa gak semua waw qasam membutuhkan jawaban... karna jawab qasam dihilangkan/dibuang dgn alasan sbb:
1. di dalam muqsam bih nya sudah terkandung makna muqsam ‘alaih.
2. qasam tidak memerlukan jawaban karena sudah dapat dipahami dari redaksi ayat.....

2 alasan tsb emang bener2 gada jawab qasamnya yg zhahir dlm ayat tsb... persoalan di annisa 157 ada jawab qasamnya secara zhahir yaitu inna.. maka gak berlaku 2 alasan tsb kang mas abu.... coba deh kang mas kasih saya 1 contoh qasam ada jawabul qasam tapi gak pake jawabul qasam tsb.....

lha si akang....karena lapak inih berada di lingkup basa arab mbok yah dibagi2 lah ilmunyah dolo..pembahasan mah belakang dan kita bisa mulai dari alif lam mim hingga wannaas....idenyah lahir dari an nisa 157...

bugitu....setuju?
lanjut.......isi absen dolo...gak absen gak dapat uang makan...

rukun sumpah yang merupakan unsur-unsur sumpah muncul. Nashruddin Baidan mengungkapkan bahwa rukun sumpah ada 4, yaitu:
1.Muqsim (pelaku sumpah).
2.Muqsam Bih (sesuatu yang dipakai sumpah).
3.Adat Qasam (alat untuk bersumpah).
4.Muqsam “Alaih (berita yang dijadikan isi sumpah atau disebut juga dengan jawab sumpah

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin mengatakan bahwa faedah dalam bersumpah adalah:
1.Menjelaskan tentang agungnya al-muqsam bihi (yang dijadikan landasan atau dasar sumpah).
2.Menjelaskan tentang pentingnya al-muqsam ‘alaih (sesuatu yang disumpahkan) dan sebagai bentuk penguat atasnya.

Oleh karena itu, tidaklah tepat bersumpah kecuali dalam keadaan berikut :
1.Hendaknya sesuatu yang disumpahkan (al-muqsam ‘alaih) itu adalah sesuatu yang penting.
2.Adanya keraguan dari mukhaththab (orang yang diajak bicara).
3.Adanya pengingkaran dari mukhaththab (orang yang diajak bicara).

melanjutkan pelajaran bab qasam...

Jawab al-Qasam

Jawab Qasam terbagi menjadi tiga, yaitu:

1) Jawab qasam jumlah ismiyah

Pada jawab qasam jumlah ismiyah, haruslah jawab itu ditaukidkan dgan huruf أنّ & اللام atau dengan إنّ saja, contoh:

والله إنّ فاعل الخير لمحبوبا / والله إنّ فاعل الخيرمحبوبا

2) Jawab qasam jumlah fi`liyah

a) Jika fi`il tersebut fi`il madhi mutsbat, maka jawabnya harus ditaukidkan dengan قد & الام atau dengan قد saja, contoh:

تالله لقد أطعت أمرك / تالله قد أطعت أمرك

b) Jika fi`il tersebut fi`il mudhori mutsbat, maka jawabnya harus ditaukidkan dengan لام القسم & نون التوكود, contoh:

والله لأصلبنّكم أجمعين

3) Jawab qasam yang didahului huruf nafyi

Huruf nafyi bekerja sebagai menafyikan suatu perkara, ia masuk kedalam jumlah fi`liyah dan ismiyah. Antara lain hurufnya adalah ما & لا. Perbedaan jawab pada jumlah huruf nafyi dengan jumlah lain adalah “ia tidak perlu di ta`kid kan”. Contohnya:

والله لا إله إلّ الله

sayah pikir uda cukup pembukanyah...sayah persilahkeun kang fm dan kang ht untuk memulai pelajarannyah....

baiklah kang mas kalo emang dah cukup pembukaannya.... dah bs kita mulai ya...

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
(QS. Al-Qalam: 4)

wawu diawal ayat tsb memenuhi syarat gak ya sebagai wawu qasam.... silakan temen2....

waduh kang abu, manalah saya berani menguji pendapat orang lain apalagi
pendapat kang abu yang tentunya pengetahuannya melebihi dari saya yang
awam ini...

pengetahuan saya tentang nahwu shorof masih sangat awam sekali dan
mungkin belum nyampe dirasah I'rab Qur'an, jadi apa yang saya sampaikan
sebatas yang pernah saya tahu, saya baca dan dengar dari para assatidz
yang menjadi panutan saya...

saya coba kembali ke Qs.4:157 pada awal ayat :

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ

jika kang abu lebih prefer bahwa wawu disitu adalah wawu haraf qasam
maka saya mentelaahnya lebih kepada siyaqul kalam ayat tersebut yang
menurut saya berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya dimana terdapat
beberapa wawu juga sebelumnya pada ayat-ayat sebelumnya tersebut....

Ayat itu dimulai dari ayat ini :

فَبِما نَقْضِهِمْ مِيثاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآياتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ
الْأَنْبِياءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ
اللَّهُ عَلَيْها بِكُفْرِهِمْ فَلا يُؤْمِنُونَ إِلاَّ قَلِيلاً

i'rabin ringkasnya

(فَبِما نَقْضِهِمْ) الفاء استئنافية الباء حرف جر ما زائدة نقضهم اسم
مجرور بالباء والجار والمجرور متعلقان بمحذوف تقديره: فعلنا ما فعلنا بهم
بسبب نقضهم
(مِيثاقَهُمْ) مفعول به للمصدر نقضهم

Fa disitu fa yang menunjukkan arti permulaan, Ba' huruf jar yang
bermakna sabab, Maa' huruf zaaidah.... Naqdhihim itu majrur dgn ba'.
Muta'alliqnya dibuang dgn taqdir " Aku perbuat apa yang aku perbuat
dengan sebab pelanggaran mereka ", Mitsaqahum : maf'ul bih dari masdar
Naqdhihim....

artinya " Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan disebabkan mereka melanggar perjanjian itu "...

(وَكُفْرِهِمْ بِآياتِ اللَّهِ) عطف على نقضهم والجار والمجرور متعلقان بالمصدر كفر

Wawu dalam ayat itu adalah wawu athaf atas Naqdhihim...

artinya " aku lakukan terhadap mereka beberapa tindakan disebabkan :
Pertama mereka melanggar perjanjian, Kedua sebab kekafiran mereka
terhadap ayat-ayat Allah "....

(وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِياءَ بِغَيْرِ حَقٍّ) الأنبياء مفعول به للمصدر قتل الذي تعلق به الجار والمجرور.

Wawu dalam ayat itu juga wawu athaf atas kufrihim...

sehingga artinya " aku lakukan terhadap mereka beberapa tindakan
disebabkan : Pertama mereka melanggar perjanjian, Kedua sebab kekafiran
mereka terhadap ayat-ayat Allah, Ketiga sebab pembunuhan mereka kepada
para nabi tanpa haq "...

(وَقَوْلِهِمْ) عطف على قتلهم
(قُلُوبُنا غُلْفٌ) مبتدأ وخبر والجملة مقول القول

Wawu dalam ayat itu juga wawu athaf, dan Qulubuna itu mubtada, ghuluf khobar...

sehingga artinya " aku lakukan terhadap mereka beberapa tindakan
disebabkan : Pertama mereka melanggar perjanjian, Kedua sebab kekafiran
mereka terhadap ayat-ayat Allah, Ketiga sebab pembunuhan mereka kepada
para nabi tanpa haq, Keempat sebab ucapan mereka hati kami tertutup
".....

(بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْها) بل حرف إضراب وفعل ماض تعلق به الجار والمجرور ولفظ الجلالة فاعله

Bal di ayat itu huruf athaf li idhrab, sehingga artinya " Bahkan sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka "....

(بِكُفْرِهِمْ) متعلقان بطبع والجملة مستأنفة

Bi kufrihim : Jar majrur yang muta'alliq ke Thoba'a, sehingga
artinya " Bahkan sebenarnya Allah mengunci mati hati mereka sebab
kekafiran mereka ".

(فَلا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا) فعل مضارع والواو فاعله وقليلا مفعول مطلق إلا أداة حصر والجملة معطوفة

Ayat ini ma'thufah dari kalimat sebelumnya sehingga artinya " Bahkan
sebenarnya Allah mengunci mati hati mereka sebab kekafiran mereka
sehingga mereka tidak beriman kecuali sedikit "....

‫(وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ) عطف على (فَبِما نَقْضِهِمْ)
(عَلى مَرْيَمَ) متعلقان بالمصدر قولهم.
(بُهْتاناً) مفعول به لهذا المصدر (عَظِيماً) صفة.

Wawu di ayat itu huruf athof atas fa bimaa naqdhihim....
'ala maryama muta'alliq pada qoulihim....
Butaanan maf'ul bih dan Adzhima itu sifat utk Buhtanan....
sehingga artinya " Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan
tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina) ".

Nah sekarang masuk pembahasan dari ayat 157 nya ...

dari rangkaian ayat-ayat sebelumnya maka wawu pada awal ayat tersebut
yang saya pahami adalah wawu athof sesuai dengan siyaqul kalamnya yang
menceritakan beberapa sebab kedurhakaan bani israil saat itu..

وَقَوْلِهِمْ) عطف على قولهم قبلها
(إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ) إن ونا اسمها والجملة الفعلية بعدها خبرها وجملة
(إِنَّا) مقول القول

Innaa itu mubtada dan jumlah setelahnya adalah khobar....

(عِيسَى) بدل من المسيح
(ابْنَ) صفة أو بدل من عيسى (مَرْيَمَ) مضاف إليه مجرور بالفتحة للعلمية وللتأنيث
(رَسُولَ اللَّهِ) بدل من المسيح أو صفة اللّه لفظ الجلالة اللّه مضاف إليه

Isa itu badal dari masih....
Ibnu bisa jadi badal dan bisa jadi sifat dari Isa...
Maryam adalah mudhof ilaih...
Rasulullah : badal dari Masih atau bisa juga sifat...
Lafadz Allah jadi mudhaf ilaih...

yang artinya : " - dan - karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah ",.....

Maka arti lengkapnya dari ayat 155 sampai awal ayat 157 adalah :

Aku lakukan terhadap mereka beberapa tindakan disebabkan :
Pertama pelanggaran janji mereka, Kedua kekafiran mereka terhadap ayat2
Allah, Ketiga pembunuhan para nabi tanpa haq, Keempat sebab ucapan
mereka " hati kami tertutup " bahkan Allah mengunci mati hati mereka dgn
sebab kekafiran mereka itu sehingga mereka tidak beriman kecuali
sedikit, Kelima sebab ucapan mereka yang telah menuduh maryam, Keenam
sebab ucapan mereka yg mengatakan kami telah membunuh Isa bin maryam
"......

dan saya juga mencari dari 2 kitab I'rab Al-Qur'an yang baru yang ada maktabah syamilah :
إعراب القرآن وبيانه
الجدول في إعراب القرآن الكريم

dan satu kitab I'rab Al-Qur'an lama:
أبو البقاء عبد الله بن الحسين بن عبد الله العكبري :
التبيان في إعراب القرآن (1/ 405)
قَوْلُهُ تَعَالَى: (وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا) : هُوَ مَعْطُوفٌ عَلَى: وَكُفْرِهِمْ

dan maaf saya belum menemukan dari ketiga kitab tsb ada yang mengatakan
salah satunya adalah wawu qasam seperti yang disampaikan kang abu....

jadi untuk sementara saya memahaminya bahwa wawu pada awal ayat 157 ini
adalah wawu athof dengan alasan seperti yang saya uraikan diatas juga
merujuk dari keterangan pada ketiga kita I'rab tersebut..

sependek yang saya tahu jika wawu sebagai haraf qasam maka dapat
dipastikan yang bersumpah itu adalah Allah dan penggunaan wawu sebagai
haraf qasam itu dirinci dalam dua bagian yaitu :

pertama, setelah huruf-huruf muqaththa'ah ( potongan-potongan huruf yang
terdapat di awal surat).... Adakalanya huruf muqaththa'ah terdiri satu
huruf, seperti nun (ﻥ ), dua huruf,seperti yasin (ﺲﯾ ), tiga huruf,
seperti alif lam mim ( ﻢﻠﺍ ), empat huruf, seperti alif lam mim ra (ﺭﻤﻠﺍ
), ataupun lima huruf, seperti kaf ha ya 'ayn shad...

Di dalam Al-Qur'an surat-surat yang di mulai dengan huruf-huruf
muqaththa'ah terdapat pada 29 surat.... dan dari 29 surat hanya 6 surat
yang menyebutkan waw al-Qasam setelah huruf muqaththa’ah. Yaitu: surat
Yāsīn, surat al-Shād, surat al-Zukhruf, surat al-Dukhān, surat Qāf dan
surat al-Qalm.... Adapun surat yang di awali huruf muqaththa'ah selain
surat tersebut di atas, tidak terdapat huruf sumpah wawu....

kedua, Pada pembukaan-pembukaan (Fawatih) surah yang padanya ada haraf
wawu qasam... Menurut Imam al-Zarkasyi, pembukaan-pembukaan surat yang
di awali dengan huruf sumpah waw ada 15 surat, yaitu: surat al-Shaffat,
al-Zariyat, al-Tur, al-Najm, al-Mursalat, al-Nazi'at, al-Buruj,
al-Thariq, al-Fajr, al-Syams, al-Lail, al-Dhuha, al-Tin, al-'Adiyat, dan
al-'Asr....

itu sependek yang saya tahu kang abu, mungkin panjangnya bisa saya dapatkan dari kang abu... mohon koreksi...

Wallohul Musta'an...

@yang mulia,kang ht wal kang fm....
sementara sayah tampung dolo masukannyah....sambil nunggu sodara2 laen pada masuk isi absen....hehehehe....

hamba tuhan wrote:baiklah kang mas kalo emang dah cukup pembukaannya.... dah bs kita mulai ya...

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
(QS. Al-Qalam: 4)

wawu diawal ayat tsb memenuhi syarat gak ya sebagai wawu qasam.... silakan temen2....

jawaban pertama;

ah wrote:dalam hal ini sayah memandang sumpah adalah penguatan/penegasan dari suatu berita/kabar yg gak jelas ujung pangkalnyah untuk dijelaskan SEBENARNYAH..bahasa aliennyah untuk menjelaskan sejelasnyah kepada pembaca sehingga waw qasam tidak selalu harus sebuah sumpah yg biasa kita pahami..

jawaban kedua;
kalow mengikuti kaidah maka kalimat tersebut merupakan jawabul qasam (berarti kita melihat bahwa ada qasam dalam arti SUMPAH yg sebenarnyah yaitu di ayat 2)..

demikian darinyah sayah yg sering bolos dari kelas....

@kang fm...
uraian darinyah akang yang sayah pahami adalah es be be;
ayat 155 adalah penyambung dari keluasan (ttg bani israil dimasa lalu) menuju ke-sempit-an (sikap bani israel thd nabi isa)..

mhn dikoreksi....
mhn maaf sayah belum sempat tanggapi posting akang karena emang LUAR BIYASA....enam jempol sayah kasi dah.... :lkj:

abu hanan wrote:

hamba tuhan wrote:baiklah kang mas kalo emang dah cukup pembukaannya.... dah bs kita mulai ya...

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
(QS. Al-Qalam: 4)

wawu diawal ayat tsb memenuhi syarat gak ya sebagai wawu qasam.... silakan temen2....

jawaban pertama;

ah wrote:dalam hal ini sayah memandang sumpah adalah penguatan/penegasan dari suatu berita/kabar yg gak jelas ujung pangkalnyah untuk dijelaskan SEBENARNYAH..bahasa aliennyah untuk menjelaskan sejelasnyah kepada pembaca sehingga waw qasam tidak selalu harus sebuah sumpah yg biasa kita pahami..

jawaban kedua;
kalow mengikuti kaidah maka kalimat tersebut merupakan jawabul qasam (berarti kita melihat bahwa ada qasam dalam arti SUMPAH yg sebenarnyah yaitu di ayat 2)..

demikian darinyah sayah yg sering bolos dari kelas....

ayat diatas erat maknanya dengan Rasulullah sebagai uswatun hasanah....teladan yang terbaik.. makanya ALLAH SWT memberikan pujian terhadapa Rasulullah....

Jika ditelaah, ayat di atas terdiri dari:
1. Huruf wawu qasam bermakna sumpah......Allah menggunakan redaksional wawu qasam biasanya menunjuk pada sesuatu yang mengandung arti dahsyat, hebat, luar biasa, sempurna, atau rumit.....
2. Huruf inna bermakna sesungguhnya..... Inna atau anna dalam bahasa Arab biasa digunakan untuk menguatkan (penekanan makna) kondisi khabar bagi mubtada.... mubtada itu gampangnya adalah apa yang kita kenal sebagai subyek kalimat..... sedangkan khabar adalah predikatnya...dlm ayat tsb, semoga saya tidak salah.... mubtadanya adalah ka(kamu) yakni yang dimaksud Rasulullah Muhammad SAW.... sedangkan khabarnya adalah la'alaa khuluqin 'adhiim(benar2 berbudi pekerti yang agung).... sehingga, inna tsb menekankan bahwa benar2 berbudi pekerti yang agung itu... sesungguhnya terdapat pada diri Rasulullah.....
3. Huruf lam di depan ‘alaa..... huruf itu dalam nahwu disebut Lam atta’qid, huruf lam atta’qid tsb berfungsi untuk menguatkan sesuatu setelahnya.... biasanya diartikan sungguh atau benar2.....

mohon akhi2 koreksi jika ada kesalahan... biar gada kesalahan.... :surban:

forever_muslim wrote:waduh kang abu, manalah saya berani menguji pendapat orang lain apalagi pendapat kang abu yang tentunya pengetahuannya melebihi dari saya yang
awam ini...

pengetahuan saya tentang nahwu shorof masih sangat awam sekali dan
mungkin belum nyampe dirasah I'rab Qur'an, jadi apa yang saya sampaikan
sebatas yang pernah saya tahu, saya baca dan dengar dari para assatidz
yang menjadi panutan saya...

saya coba kembali ke Qs.4:157 pada awal ayat :

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ

jika kang abu lebih prefer bahwa wawu disitu adalah wawu haraf qasam
maka saya mentelaahnya lebih kepada siyaqul kalam ayat tersebut yang
menurut saya berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya dimana terdapat
beberapa wawu juga sebelumnya pada ayat-ayat sebelumnya tersebut....

Ayat itu dimulai dari ayat ini :

فَبِما نَقْضِهِمْ مِيثاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآياتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ
الْأَنْبِياءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ
اللَّهُ عَلَيْها بِكُفْرِهِمْ فَلا يُؤْمِنُونَ إِلاَّ قَلِيلاً

i'rabin ringkasnya

(فَبِما نَقْضِهِمْ) الفاء استئنافية الباء حرف جر ما زائدة نقضهم اسم
مجرور بالباء والجار والمجرور متعلقان بمحذوف تقديره: فعلنا ما فعلنا بهم
بسبب نقضهم
(مِيثاقَهُمْ) مفعول به للمصدر نقضهم

Fa disitu fa yang menunjukkan arti permulaan, Ba' huruf jar yang
bermakna sabab, Maa' huruf zaaidah.... Naqdhihim itu majrur dgn ba'.
Muta'alliqnya dibuang dgn taqdir " Aku perbuat apa yang aku perbuat
dengan sebab pelanggaran mereka ", Mitsaqahum : maf'ul bih dari masdar
Naqdhihim....

artinya " Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan disebabkan mereka melanggar perjanjian itu "...

(وَكُفْرِهِمْ بِآياتِ اللَّهِ) عطف على نقضهم والجار والمجرور متعلقان بالمصدر كفر

Wawu dalam ayat itu adalah wawu athaf atas Naqdhihim...

artinya " aku lakukan terhadap mereka beberapa tindakan disebabkan :
Pertama mereka melanggar perjanjian, Kedua sebab kekafiran mereka
terhadap ayat-ayat Allah "....

(وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِياءَ بِغَيْرِ حَقٍّ) الأنبياء مفعول به للمصدر قتل الذي تعلق به الجار والمجرور.

Wawu dalam ayat itu juga wawu athaf atas kufrihim...

sehingga artinya " aku lakukan terhadap mereka beberapa tindakan
disebabkan : Pertama mereka melanggar perjanjian, Kedua sebab kekafiran
mereka terhadap ayat-ayat Allah, Ketiga sebab pembunuhan mereka kepada
para nabi tanpa haq "...

(وَقَوْلِهِمْ) عطف على قتلهم
(قُلُوبُنا غُلْفٌ) مبتدأ وخبر والجملة مقول القول

Wawu dalam ayat itu juga wawu athaf, dan Qulubuna itu mubtada, ghuluf khobar...

sehingga artinya " aku lakukan terhadap mereka beberapa tindakan
disebabkan : Pertama mereka melanggar perjanjian, Kedua sebab kekafiran
mereka terhadap ayat-ayat Allah, Ketiga sebab pembunuhan mereka kepada
para nabi tanpa haq, Keempat sebab ucapan mereka hati kami tertutup
".....

(بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْها) بل حرف إضراب وفعل ماض تعلق به الجار والمجرور ولفظ الجلالة فاعله

Bal di ayat itu huruf athaf li idhrab, sehingga artinya " Bahkan sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka "....

(بِكُفْرِهِمْ) متعلقان بطبع والجملة مستأنفة

Bi kufrihim : Jar majrur yang muta'alliq ke Thoba'a, sehingga
artinya " Bahkan sebenarnya Allah mengunci mati hati mereka sebab
kekafiran mereka ".

(فَلا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا) فعل مضارع والواو فاعله وقليلا مفعول مطلق إلا أداة حصر والجملة معطوفة

Ayat ini ma'thufah dari kalimat sebelumnya sehingga artinya " Bahkan
sebenarnya Allah mengunci mati hati mereka sebab kekafiran mereka
sehingga mereka tidak beriman kecuali sedikit "....

Sampai disini sayah gak bisa komen apapun karena emang begitulah kaidahnyah..tetapi sayah menyukai waw qasam sbg awal dari 156 dan 157 adalah ; sudut pandang yg berbeda.

Sebagaimana diketahui bahwa FA sering diterapkan sbg awal dari sebuah berita/penjelasan.pada ayat 155
وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ
Adalah wawu athof sesuai uraian dari akang.gak ada yg terlewat dari apa yg telah akang pelajari,insya allah.

Namun sayah - yg sering bolos- wawu athaf pada frasa kalimat itu menunjukkan ada khabar ganda/rangkap.pada frasa sebelumnyah khabar adalah penjelasan ttg perilaku amaliah kafir Yahudi sedangkan frasa setelahnyah adalah perilaku batiniah.dan 155 pun memenuhi syarat jika dikatakan memiliki khabar ganda.ada wawu athof dan memang seperti menjelaskan kebisuan dan ketulian menuju satu objek.struktur kalimat tidak mengarah ke satu perkara seperti contoh ;
Sayah beranak dua.
Kemudian untuk menegaskan/cermin kesungguhan bahwa hati kami tertutup maka allah mengangkat kasus nabi isa.mengapa hal itu sayah pilih?karena ada simpang siur di kalangan intern mereka ttg siapa dan mereka pun menyadari bahwa ada unsur yg tidak terpenuhi sedangkan unsur yg tidak terpenuhi TIDAK DIKETAHUI banyak orang (waktu itu) dan berkembang menjadi bisik2 tetangga hingga ratusan tahun.
Dalam hal menjelaskan = sayah beranak dua….
Kemudian sayah merinci…sungguh,anakku hanya 2.yg besar uda TK dan yg satu masih merangkak.
Sehingga menjadi
وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَىٰ مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا
(sungguh-maaf kata DEMI sayah tinggalkan karena kita uda masuk ke ranah belajar basa),dengan kelingkaran mereka sampai akhir ayat
وَقَوْلِهِمْ
Dan (sungguh) mereka berkata ;sampai akhir ayat..

tentulah akan menjadi pertanyaan,mengapa tidak pake redaksi dan sesungguhnya?lha uda jelas gak perlu pake karena bakal ada pemborosan dari segi uslub dan keindahan...

segitu dulu darinyah sayah......
‫

Seginih darinyah sayah yg sedang berguru pada kedua akang…

Secuil ttg kaidah yg sayah gunakan sbg dasar dari wawu qasam telah sayah sampaikan dan sayah berharap ada koreksi dari kedua akang yg merupakan salah banyak dari gurunyah sayah..
Dan berikut adalah asar lain yg menyebabkan sayah memilih wawu qasam.
1.an nisa 156
وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَىٰ مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا
Dan (sungguh) karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),

-->kekafiran itu tidak hanya sebatas penolakan kenabian isa melainkan juga tuduhan isa sbg anak allah dan tuhan telah berzina dengan manusia.
Mukjizat nabi isa yg uda mampu bicara fasih saat masih di buaian adalah salah dua dari upaya menjelaskan eksistensi beliow yg HANYA makhluk dari proses ajaib.
Maryam 19/29
فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ ۖ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا
maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?"

dan seterusnyah hingga ayat 40.suatu perkataan yg hampir memecahkan alam raya;
تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا
hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh,

sehingga wawu qasam sayah adalah berdasarkan korelasi TA taukid pd ayat 19/88 diatas.kaidah af’alul muqarabah yg diimbuhi TA sbg bagian dari aqsam (kesungguhan) bahwa ucapan itu begitu keji hingga hampir saja menyebabkan kiamat tiba sebelum waktunyah.

Logika manusia bahwa anak berasal dari hubungan biologis menyebabkan fitnah yg tak kalah keji (tuhan berzina dg maryam,indikasi 19/29 diatas) dan 19/88 telah MEWAKILI maksud dan tujuan dari 156 ttg kekafiran dan tuduhan bani israil kepada isa dan sang mama.
2.an nisa 157
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ ال
dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah",

seperti yg telah sayah sampaikan diatas ttg 155 frase وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ bahwa ucapan kafirin Yahudi pada 157 BERTOLAK BELAKANG dg tuduhan semula yaitu isa anak allah.gelar al masih dan rasul uda tentu merupakan ejekan karena mereka menolak tetapi frase isa bin maryam adalah kebingungan mereka terhadap eksistensi ke-manusia-an nabi isa.QS 19/37
فَاخْتَلَفَ الْأَحْزَابُ مِنْ بَيْنِهِمْ
Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka.

Apa kamsutnyah?ada sebagian yg menerima keajaiban sesuai informasi sang nabi,ada yg berpikir isa anak tuhan dan boleh jadi ada pula yg berpendapat ngawur seperti anak jin atow pungut anak di warung kopi dan sebagainyah tetapi pada prinsipnyah tiada yg menerima kenabian beliow alaihis salam.dan perselisihan itu telah menjadi tradisi yg mendarah daging hingga ayat 157 dari an nisa kembali menggambarkan
وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa,

Sehingga sampailah sayah pada kesimpulan bahwa frase وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ yg wawu athof adalah pembatas perilaku amaliah dan perilaku batiniah/hati dari kafirin Yahudi.yg kemudian dari وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ dirinci lebih khusus dan mendalam pada kasus nabi isa as seperti yg sayah uraikan diatas bahwa ;
Hati kami tertutup DIPERKUAT dengan perilaku moral/batin yg penuh prasangka,dari kelahiran beliow hingga prosesi hukuman yg dijalani beliow/nabi isa dan untuk menegaskan perilaku tersebut maka wawu qasam adalah pilihan sayah karena ada khobar ganda pada ayat 155 dengan tanda wawu athof.

Mohon dikoreksi…demikian darinyah sayah,makhluk melata

Mohon maaf sebelumnya kang abu jika saya terlambat menanggapi postingan kang abu, karena untuk beberapa saat yg lalu saya harus out station lagi karena tugas kantor dan juga tugas untuk keluarga

membaca kesimpulan kang abu, semakin membuat saya mengagumi pola pikir kang abu yang sangat jauh mendahului saya, oleh karenanya pantaslah jika kang abu saya anggap salah satu guru saya dan saya sangat tercerahkan atas kesimpulan kang abu diatas sehingga saya tidak berani mengkoreksi apapun atas penjelasan kang abu....

uslub qasam pada Al-Qur'an dalam balaghoh memang salah duanya konteksnya adalah taukid untuk kebenaran berita yang disampaikan Allah SWT kepada manusia, namun sependek yang saya tahu ilmu balaghoh juga berada pada qowaid yang sama dengan ilmu nahwu dan shorof, jadi ilmu balaghoh, nahwu dan shorof itu sama-sama membahas tentang kaidah-kaidah yang ada dalam bahasa Arab sehingga uslub qasam juga tidak terlepas dari kaedah yang berlaku utk itu seperti rukun qasam yang kang abu jelaskan sebelumnya diatas.... jadi mungkin sedikit yang masih harus dijelaskan oleh kang abu, kaedah uslub qasam sesuai dengan rukun-rukunnya pada ayat 157 ini, sehingga perlu ditunjukkan oleh kang abu seperti :
-. sabab qasam yang menjadi sebab dari kondisi thalaby dan inkari dari mukhatab pada khobar ayat tsb...
-. adat al qasam, jika digunakan huruf wawu sebagai pengganti fi'il qasam maka isim zahir setelahnya yg merupakan al muqsam bih yg majrur itu pada lafazh apa...
-. jumlah dari muqasam 'alaih yang posisinya menjadi taukid sebagai jawaban qasam pada ayat itu....

dan takrif seperti ini sangatlah berguna bagi saya yang pemula dan mungkin pembaca pasif di thread ini sehingga bisa lebih banyak lagi belajar dari kang abu dan mungkin dari sini kita bisa diskusikan lebih lanjut materi wawu qasam pada ayat 157 ini sebagai pembelajaran antara saya sebagai murid dan kang abu sebagai guru saya......

barakallahu fik..

disundul padahal disiapin aja belom hahahahaha....

sehingga perlu ditunjukkan oleh kang abu seperti :
-. sabab qasam yang menjadi sebab dari kondisi thalaby dan inkari dari mukhatab pada khobar ayat tsb...
-. adat al qasam, jika digunakan huruf wawu sebagai pengganti fi'il qasam maka isim zahir setelahnya yg merupakan al muqsam bih yg majrur itu pada lafazh apa...
-. jumlah dari muqasam 'alaih yang posisinya menjadi taukid sebagai jawaban qasam pada ayat itu....

agar menjadi mudah bagi para pemirsa,alangkah indah dan baik apabila kangmas fm bersedia memudahkan/menyederhanakan bahasa di quote.kamsutnyah sayah,istilah basa arab diatas di-gaul-kan menjadi seperti;
1.mana yg menjadi dasar sumpah
2.mana yg menjadi penjelasan dari sumpah
3.kang fm bisa meneruskan...

numpang ijin menyimak

wah kangen sayah sama penyiar radio swara muslim jaya..