Kristenisasi ternyata juga meresahkan kaum Buddha
Halaman 2 dari 2 • Share
Halaman 2 dari 2 • 1, 2
Kristenisasi ternyata juga meresahkan kaum Buddha
First topic message reminder :
berikut pengakuannya
sumber: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,14439.msg234502.html#msg234502
berikut pengakuannya
dato' tono wrote:
siang ini pintu kamar saya di ketuk oleh pembantu, seharusnya jam istirahat malah terganggu oleh kedatangan beberapa orang chinese ibu-ibu, salah satu nya saya tau yaitu pengurus gereja. ketika saya tanya ada keperluan apa, mereka menanyakan keberadaan mama saya, setelah saya memanggil mama saya, langsung mereka menegur/menyapa mama saya (ternyata teman mama saya), kemudian terjadi obrolan ringan, setelah itu salah satu ibu-ibu gereja tadi menawarkan untuk datang ke gereja untuk kumpul-kumpul, kongkow-kongkow, main-main di gereja kamis malam (malam ini), mereka mengatakan ya seperti ibu-ibu PKK lah...
yang saya heran, kenapa masih terjadi tindakan memalukan seperti ini oleh umat kristen ? menjual gereja dan tuhan nya dari rumah ke rumah, dengan membawa bingkisan dan seperti sales yg mencoba menawarkan produk mereka, yang lucu nya lagi mereka berdoa dengan alasan keselamatan penghuni rumah, kesan nya wow... peduli sekali, tapi dibagian belakang doa, mereka mengatakan semoga tuhan dapat menjamah penghuni rumah ini... beh, embel-embel nya... itu tanda pengkristenisasi yang mereka lakukan secara halus...
padahal di rumah saya, ada pernak pernik buddhism, sayang saya dilarang mama saya tuk dialog dengan mereka, katanya ga enak karena ada teman nya, tapi di lain sisi teman mama saya itu malah ga malu tuk menawarkan gereja dah tuhan nya, saya cuma katakan pada beberapa karyawan saya, masih ada kah tindakan umat kristen yang mengelisahkan itu terjadi saat ini ?
lokasi gereja nya tidak dapat saya katakan, yang pasti gereja kristen protestan... sungguh menganggu tindakan mereka tersebut !
sumber: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,14439.msg234502.html#msg234502
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Kristenisasi ternyata juga meresahkan kaum Buddha
Persoalan sebelumnya belum Anda jawab kok malah sdh lari ke persoalan lain.Penyaran wrote:yg ini belum kejawab (ngikutin gayamu)Penyaran wrote:kalo argumen elu dipake, maka sama aja kalo:
Perintah menghormati orangtua bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
Perintah jangan membunuh bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
Perintah jangan mencuri bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
Perintah jangan berbohong bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
Perintah untuk berdoa bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
Perintah jangan menyembah berhala bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
Perintah untuk beribadah bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
& itu berarti
Jakajayagiri Analogy = FAIL!
Padahal kalau Anda jawab sebelumnya, tidak mungkin Anda menulis spt itu.
Bereskan saja dulu sesuai urutan kronologis diskusinya. Biar diskusinya masuk akal.
jakajayagiri-2- LETNAN DUA
-
Posts : 995
Kepercayaan : Protestan
Location : bandung
Join date : 04.09.12
Reputation : 27
Re: Kristenisasi ternyata juga meresahkan kaum Buddha
jakajayagiri-2 wrote:Persoalan sebelumnya belum Anda jawab kok malah sdh lari ke persoalan lain.Penyaran wrote:yg ini belum kejawab (ngikutin gayamu)Penyaran wrote:kalo argumen elu dipake, maka sama aja kalo:
Perintah menghormati orangtua bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
Perintah jangan membunuh bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
Perintah jangan mencuri bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
Perintah jangan berbohong bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
Perintah untuk berdoa bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
Perintah jangan menyembah berhala bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
Perintah untuk beribadah bukanlah segalanya dan gak bakalan masuk neraka jika melanggarnya = FAIL!
& itu berarti
Jakajayagiri Analogy = FAIL!
Padahal kalau Anda jawab sebelumnya, tidak mungkin Anda menulis spt itu.
Bereskan saja dulu sesuai urutan kronologis diskusinya. Biar diskusinya masuk akal.
udah dijawab tapi malah nentuin jawabannya apa
kek raja aja nih orang
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Kristenisasi ternyata juga meresahkan kaum Buddha
Ada teman perempuan saya, (sebut saja A) yang beragama Kong Hu Cu. Si A diajak teman perempuan saya yang lain (sebut saja B) untuk pindah ke Nasrani, tetapi terkendala dengan orang tua si A yang juga beragama Kong Hu Cu. Dalam perbincangan kecil (saya hadir pada saat itu) si B mengatakan kepada si A, bahwa susah orang tua jaman dulu, pemikiran mereka kuno, pemahaman mereka atas agama masih kolot sampai mereka masih bisa melarang anaknya untuk beragama Nasrani.
Saya bertanya, kenapa pemikiran orang tua si A bisa kolot ? si B menjelaskan bahwa agama Kong Hu Cu merupakan agama alam dan kuno yang sudah tidak sesuai, jadi untuk apa masih bertahan pada agama itu, sampai-sampai anaknya mau pindah ke Nasrani pun dilarang, itu kan hak asasi manusia.
Si B menyatakan statment itu karena ia kecewa, sebab orang tua A melarang anaknya untuk pindah dari agama asalnya. Tapi yang tersirat dalam pernyataan si B, bahwa agama Nasrani jauh lebih baik dari pada agama Kong Hu Cu. Saya bertanya kepada si B, memang nya ada masalah apa jika seseorang memeluk agama Kong Hu Cu ? Koq sampai anda bisa mengatakan orang yang mau mempertahankan agama anaknya sendiri, dikatakan kolot ? Kalo dikatakan tegas dan keras, itu baru benar.
Kejadian itu kebetulan terjadi dari sisi Kong Hu Cu, beberapa hari yang lalu ada kerabat jauh saya yang datang ke rumah, mau menginformasikan bahwa anak perempuannya mau dilamar pria dari palembang dan kerabat jauh saya mengatakan "Saya tidak memaksa kamu untuk masuk keagama Kristen, tapi karena keluarga saya Kristen, jadi kamu kalo mau dengan anak saya harus nikah dengan cara Kristen dan menerima Kristen". Lah koq pake acara maksa ? Waktu saya pertanyakan hal itu, kerabat jauh saya mengatakan itu bukan pemaksaan, tapi cuma menyatakan...
Kalo itu bukan memaksa, kenapa memakai kata "Harus" ? Kerabat jauh saya tidak bisa menjawab masalah itu dan saya rasa dia menginginkan anaknya dan calon menantunya memeluk agama Kristen, bukan karena dipaksa masuk ke Kristen, tapi karena suatu keharusan, ehm... apa bedanya ya ? Lah, kalo kita melihat kejadian itu dibandingkan kejadian sebelumnya, apa bedanya ? Jadi siapa yang kolot, siapa yang tidak ?
Jika kekolotan hanya dipandang dari sisi "upaya mempertahankan", maka saya rasa tidak ada beda nya, mau di Nasrani, mau di Kong Hu Cu, sama saja. Jika agama Kong Hu Cu dikatakan kolot dalam hal ini, maka tentunya saya boleh dan berhak mengatakan agama Nasrani juga kolot ! Betul ?
NB. Ini bukan sentimen pribadi, tapi kedewasaan berpikir dan memandang suatu hal dengan kritis. Saya bukan seorang beragama Kong Hu Cu, juga bukan beragama Nasrani. Tapi saya ingin menunjukan betapa kolot-nya orang yang bisa meng-kolot-kan agama orang lain.
jadi, Kristenisasi gak maksa = omong kosong
Saya bertanya, kenapa pemikiran orang tua si A bisa kolot ? si B menjelaskan bahwa agama Kong Hu Cu merupakan agama alam dan kuno yang sudah tidak sesuai, jadi untuk apa masih bertahan pada agama itu, sampai-sampai anaknya mau pindah ke Nasrani pun dilarang, itu kan hak asasi manusia.
Si B menyatakan statment itu karena ia kecewa, sebab orang tua A melarang anaknya untuk pindah dari agama asalnya. Tapi yang tersirat dalam pernyataan si B, bahwa agama Nasrani jauh lebih baik dari pada agama Kong Hu Cu. Saya bertanya kepada si B, memang nya ada masalah apa jika seseorang memeluk agama Kong Hu Cu ? Koq sampai anda bisa mengatakan orang yang mau mempertahankan agama anaknya sendiri, dikatakan kolot ? Kalo dikatakan tegas dan keras, itu baru benar.
Kejadian itu kebetulan terjadi dari sisi Kong Hu Cu, beberapa hari yang lalu ada kerabat jauh saya yang datang ke rumah, mau menginformasikan bahwa anak perempuannya mau dilamar pria dari palembang dan kerabat jauh saya mengatakan "Saya tidak memaksa kamu untuk masuk keagama Kristen, tapi karena keluarga saya Kristen, jadi kamu kalo mau dengan anak saya harus nikah dengan cara Kristen dan menerima Kristen". Lah koq pake acara maksa ? Waktu saya pertanyakan hal itu, kerabat jauh saya mengatakan itu bukan pemaksaan, tapi cuma menyatakan...
Kalo itu bukan memaksa, kenapa memakai kata "Harus" ? Kerabat jauh saya tidak bisa menjawab masalah itu dan saya rasa dia menginginkan anaknya dan calon menantunya memeluk agama Kristen, bukan karena dipaksa masuk ke Kristen, tapi karena suatu keharusan, ehm... apa bedanya ya ? Lah, kalo kita melihat kejadian itu dibandingkan kejadian sebelumnya, apa bedanya ? Jadi siapa yang kolot, siapa yang tidak ?
Jika kekolotan hanya dipandang dari sisi "upaya mempertahankan", maka saya rasa tidak ada beda nya, mau di Nasrani, mau di Kong Hu Cu, sama saja. Jika agama Kong Hu Cu dikatakan kolot dalam hal ini, maka tentunya saya boleh dan berhak mengatakan agama Nasrani juga kolot ! Betul ?
NB. Ini bukan sentimen pribadi, tapi kedewasaan berpikir dan memandang suatu hal dengan kritis. Saya bukan seorang beragama Kong Hu Cu, juga bukan beragama Nasrani. Tapi saya ingin menunjukan betapa kolot-nya orang yang bisa meng-kolot-kan agama orang lain.
jadi, Kristenisasi gak maksa = omong kosong
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Kristenisasi ternyata juga meresahkan kaum Buddha
jadi kamu kalo mau dengan anak saya harus nikah dengan cara Kristen dan menerima Kristen
itu syarat..
kalau gak mau ya gpp, gak ada yang maksa harus mau
itu syarat..
kalau gak mau ya gpp, gak ada yang maksa harus mau
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: Kristenisasi ternyata juga meresahkan kaum Buddha
Di Mongolia sendiri (Mongolia Luar), dulu terdapat ribuan wihara. Seluruhnya dihancurkan sebagian atau seluruhnya pada tahun 1937 atas perintah Stalin. Pada 1946, satu wihara dibuka kembali sebagai wihara boneka di Ulaan Baatar, ibukota, dan pada awal 1970-an perguruan tinggi tempat pelatihan lima-tahun bagi para biksu dimulai di sana. Perguruan tinggi tersebut menerapkan kurikulum yang sangat ringkas, dengan penekanan berat pada kajian Marxis. Para biksu diizinkan menyelenggarakan upacara dalam jumlah yang terbatas bagi masyarakat yang dengan teliti dipertanyakan oleh otoritas pemerintah. Dengan jatuhnya komunisme pada 1990, ada usaha pemulihan yang gencar dilakukan terhadap agama Buddha dengan bantuan dari orang Tibet di pengasingan di India. Banyak biksu baru dikirim ke India untuk mendapatkan pelatihan dan 150 wihara telah dibuka atau dibangun kembali dengan skala yang sedang, dengan beberapa guru yang berasal dari orang Tibet di India. Tidak seperti di Tibet dimana biksu tua yang telah ditanggalkan jubahya tidak bergabung kembali ke wihara, dan hanya bekerja untuk membangun ulang dan mendukung wihara-wihara tersebut, banyak biksu tua di Mongolia yang bergabung kembali. Karena sebagian besar dari mereka belum berhenti tinggal di rumah dengan istri mereka saat malam hari dan minum vodka, ada masalah besar terkait aturan-aturan kedisiplinan para biksu.
Akan tetapi, masalah paling pelik yang dihadapi agama Buddha di Mongolia kini adalah gesitnya siar agama oleh para misionaris Gereja Mormon Amerika dan Gereja Kristen Pembabtis. Awalnya datang untuk mengajar bahasa Inggris, mereka menawarkan uang dan bantuan bagi anak-anak masyarakat di sana untuk belajar di Amerika jika mereka pindah agama. Mereka membagikan secara gratis buku kecil tentang Yesus yang dicetak bagus dan ditulis dengan bahasa Mongol sehari-hari; mereka juga mempertontonkan film. Kaum Buddha tak mampu menyainginya. Belum ada buku tentang ajaran Buddha yang ditulis dalam bahasa sehari-hari, hanya yang klasik, hampir tak ada orang yang mampu membuat terjemahannya, dan tak ada pula uang untuk mencetak seandainya pun buku-buku itu bisa dibuat. Maka orang-orang dan kaum cendikiawan muda semakin terseret menjauh dari agama Buddha, menuju Kristen.
http://www.berzinarchives.com/web/id/archives/approaching_buddhism/world_today/current_sit_buddhism_world.html#nf7827b7567b2e30622
Akan tetapi, masalah paling pelik yang dihadapi agama Buddha di Mongolia kini adalah gesitnya siar agama oleh para misionaris Gereja Mormon Amerika dan Gereja Kristen Pembabtis. Awalnya datang untuk mengajar bahasa Inggris, mereka menawarkan uang dan bantuan bagi anak-anak masyarakat di sana untuk belajar di Amerika jika mereka pindah agama. Mereka membagikan secara gratis buku kecil tentang Yesus yang dicetak bagus dan ditulis dengan bahasa Mongol sehari-hari; mereka juga mempertontonkan film. Kaum Buddha tak mampu menyainginya. Belum ada buku tentang ajaran Buddha yang ditulis dalam bahasa sehari-hari, hanya yang klasik, hampir tak ada orang yang mampu membuat terjemahannya, dan tak ada pula uang untuk mencetak seandainya pun buku-buku itu bisa dibuat. Maka orang-orang dan kaum cendikiawan muda semakin terseret menjauh dari agama Buddha, menuju Kristen.
http://www.berzinarchives.com/web/id/archives/approaching_buddhism/world_today/current_sit_buddhism_world.html#nf7827b7567b2e30622
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Kristenisasi ternyata juga meresahkan kaum Buddha
Empat warga Kristen, termasuk dua warga Thailand, telah ditangkap di Laos, merupakan “bentuk penindasan agama,” demikian lapor sebuah kelompok hak agama.
Penangkapan keempat orang tersebut dilakukan di Provinsi Luang Namtha bagian utara terkait “menyebarkan Alkitab kepada seorang pria Laos di rumah seorang Kristen lokal,” kata Christian Solidarity Worldwide (CSW), Jumat.
Mereka belum didakwa, kata CSW, tetapi dibawa ke penjara provinsi itu. Ini adalah praktek biasa di Laos untuk menahan tersangka di desa atau distrik sementara penyelidikan dilakukan.
Pejabat Thailand tidak memberikan komentar dan tidak jelas apakah kedutaan Thailand di Vientiane telah melakukan intervensi.
Warga Thailand yang ditangkap tersebut, keduanya beragama Kristen, Jonasa Wiwatdamrong, 54, dan saudaranya Phnathakorn, 40, kata Sirikoon Prasertsee, direktur Rights Watch for Lao Religious Freedom, yang berbasis di AS.
Polisi menemukan sejumlah kepingan CD dan buku bergambar Alkitab dalam tas mereka, ia mengatakan kepada Worthy News, sebuah Kantor Berita Kristen Amerika Serikat.
Kejadian ini adalah yang terbaru dalam serangkaian kasus serupa baru-baru ini di Laos di mana orang Kristen telah menjadi target untuk mengekspresikan keyakinan agama mereka, demikian CSW.
Pada 6 Juni, seorang pendeta bernama Asa, 53, ditangkap di provinsi yang sama dan tetap dalam penahanan. CSW mengatakan bahwa dua tahun yang lalu ia dipaksa untuk bersumpah bahwa ia tidak akan menyebarkan agama Kristen.
Pada Maret, enam warga Kristen Thailand ditangkap di Luang Namtha terkait penyebaran agama. Mereka dibebaskan setelah membayar denda.
http://indonesia.ucanews.com/2012/07/03/otoritas-laos-tangkap-empat-warga-kristen/
Penangkapan keempat orang tersebut dilakukan di Provinsi Luang Namtha bagian utara terkait “menyebarkan Alkitab kepada seorang pria Laos di rumah seorang Kristen lokal,” kata Christian Solidarity Worldwide (CSW), Jumat.
Mereka belum didakwa, kata CSW, tetapi dibawa ke penjara provinsi itu. Ini adalah praktek biasa di Laos untuk menahan tersangka di desa atau distrik sementara penyelidikan dilakukan.
Pejabat Thailand tidak memberikan komentar dan tidak jelas apakah kedutaan Thailand di Vientiane telah melakukan intervensi.
Warga Thailand yang ditangkap tersebut, keduanya beragama Kristen, Jonasa Wiwatdamrong, 54, dan saudaranya Phnathakorn, 40, kata Sirikoon Prasertsee, direktur Rights Watch for Lao Religious Freedom, yang berbasis di AS.
Polisi menemukan sejumlah kepingan CD dan buku bergambar Alkitab dalam tas mereka, ia mengatakan kepada Worthy News, sebuah Kantor Berita Kristen Amerika Serikat.
Kejadian ini adalah yang terbaru dalam serangkaian kasus serupa baru-baru ini di Laos di mana orang Kristen telah menjadi target untuk mengekspresikan keyakinan agama mereka, demikian CSW.
Pada 6 Juni, seorang pendeta bernama Asa, 53, ditangkap di provinsi yang sama dan tetap dalam penahanan. CSW mengatakan bahwa dua tahun yang lalu ia dipaksa untuk bersumpah bahwa ia tidak akan menyebarkan agama Kristen.
Pada Maret, enam warga Kristen Thailand ditangkap di Luang Namtha terkait penyebaran agama. Mereka dibebaskan setelah membayar denda.
http://indonesia.ucanews.com/2012/07/03/otoritas-laos-tangkap-empat-warga-kristen/
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Kristenisasi ternyata juga meresahkan kaum Buddha
Polisi Laos menangkap pemimpin Kristen Bountheung dari desa Nongpong, distrik Khamkerd, di Provinsi Borikhamxai (Laos bagian tengah). Ia dituduh “telah melakukan konversi 300 warga Laos menjadi Kristen.”
Seperti dilaporkan Fides, penangkapan berlangsung seminggu yang lalu. Ia telah ditangkap dua kali pada Agustus. Pemimpin itu telah dipanggil dan dimintai keterangan oleh pemerintah provinsi itu. Pertanyaan difokuskan pada imannya dan konversi kepada sekitar 300 warga Laos ke Kristen, pada Mei.
Sebanyak 300 oraang, semua dari desa Nongpong, telah melihat dan bertemu pria itu, secara bebas mengajak warga untuk bergabung. Hal ini mengkhawatirkan pihak berwenang setempat. Surat perintah dikeluarkan untuk mengusir Bountheung dari desa itu dan meminta 300 warga Kristen di Nongpong untuk meninggalkan iman Kristen mereka bila mereka ingin tetap tinggal di desa itu.
Menurut “Human Rights Watch untuk Kebebasan Beragama di Laos”, sebuah LSM, surat perintah itu melanggar hak warga negara, karena Bountheung tinggal dan bekerja di desa itu, dan bersama dengan 300 warga lainnya, sebagai “penduduk tetap”.
LSM ini juga menambahkan, pengusiran itu melanggar hak untuk bergabung dengan agama apapun yang mereka pilih, dan dijamin oleh Konstitusi Laos.
Di desa lain, Nahoukou, sekitar 40 km dari kota Savannakhet, di provinsi yang sama, pemerintah daerah menginterogasi dan mengintimidasi Tongkoun Keohavong, pemimpin sekuler dari komunitas Kristen dari desa itu. Berbagai pertanyaan diajukan terkait pertumbuhan warga Kristen di desa itu.
Tongkoun menjelaskan bahwa, sejak Februari 2012, lebih dari 30 warga desa melaksanakan hak mereka untuk kebebasan beragama, memeluk agama Kristen, dan menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
Pihak berwenang memerintahkan dia dan jemaat lainnya untuk meninggalkan iman mereka dan menghentikan pertemuan ibadah agar mereka tidak diusir dari desa itu.
http://indonesia.ucanews.com/2012/08/30/pemimpin-kristen-ditangkap-akibat-konversi-300-orang/
Seperti dilaporkan Fides, penangkapan berlangsung seminggu yang lalu. Ia telah ditangkap dua kali pada Agustus. Pemimpin itu telah dipanggil dan dimintai keterangan oleh pemerintah provinsi itu. Pertanyaan difokuskan pada imannya dan konversi kepada sekitar 300 warga Laos ke Kristen, pada Mei.
Sebanyak 300 oraang, semua dari desa Nongpong, telah melihat dan bertemu pria itu, secara bebas mengajak warga untuk bergabung. Hal ini mengkhawatirkan pihak berwenang setempat. Surat perintah dikeluarkan untuk mengusir Bountheung dari desa itu dan meminta 300 warga Kristen di Nongpong untuk meninggalkan iman Kristen mereka bila mereka ingin tetap tinggal di desa itu.
Menurut “Human Rights Watch untuk Kebebasan Beragama di Laos”, sebuah LSM, surat perintah itu melanggar hak warga negara, karena Bountheung tinggal dan bekerja di desa itu, dan bersama dengan 300 warga lainnya, sebagai “penduduk tetap”.
LSM ini juga menambahkan, pengusiran itu melanggar hak untuk bergabung dengan agama apapun yang mereka pilih, dan dijamin oleh Konstitusi Laos.
Di desa lain, Nahoukou, sekitar 40 km dari kota Savannakhet, di provinsi yang sama, pemerintah daerah menginterogasi dan mengintimidasi Tongkoun Keohavong, pemimpin sekuler dari komunitas Kristen dari desa itu. Berbagai pertanyaan diajukan terkait pertumbuhan warga Kristen di desa itu.
Tongkoun menjelaskan bahwa, sejak Februari 2012, lebih dari 30 warga desa melaksanakan hak mereka untuk kebebasan beragama, memeluk agama Kristen, dan menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
Pihak berwenang memerintahkan dia dan jemaat lainnya untuk meninggalkan iman mereka dan menghentikan pertemuan ibadah agar mereka tidak diusir dari desa itu.
http://indonesia.ucanews.com/2012/08/30/pemimpin-kristen-ditangkap-akibat-konversi-300-orang/
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Re: Kristenisasi ternyata juga meresahkan kaum Buddha
Christian evangelists thrive due to disinterested Buddhists
by Aik Theng Chong, Singapore, The Buddhist Channel, Oct 9, 2010
I with in reference to your article “Buddhists under threat to embrace Christianity in Arunachal Pradesh”
When a religion have a doctrine that said “Go fore and save all non-believers before they are casted into the fire of eternal hell”; it would be a matter of time before some really committed or fanatical Evangelists would take up the challenge to do so with whatever means that is at their disposal. For the Buddhists, at the receiving end, it is a sad occasion.
Throughout human history and to this day, when certain religions survive and flourished, it is due in large part to the patronage and support of the government in existence then, or some powerful person of the period with all its resources available to be used when and where necessary.
Undesirable as it may be, but where extremists and militants existed in a religion, it acts as a deterrent to prevent other faiths from trying to convert the followers of that faith. When religions have Commandments, and when the breaking of such Commandments would entail immediate punishment, it ensure that followers stick to their particular faith. The Buddhists in the north eastern and other regions of Arunachal Pradesh do not have all these means at their disposals. At best, living conditions are likely to be rudimental.
To keep Christians Evangelists from carrying out further conversion of Buddhists in that region, there is certainly a need for the Indian Government to send someone influential, who is sympathetic to the Buddhists to put a check on all these forced conversion by the Evangelists presently in this area.
Most importantly, charitable Buddhist organizations with the resources, and also committed, experienced Buddhists in social works or with some life skills should come forward and offer their services in Arunachal Pradesh.
If no outside Buddhists and their organizations are prepare to come forward and serve as volunteers like the Christian Evangelists do, than it is inevitable that eventually the whole regions will be Christian dominated.
http://www.buddhistchannel.tv/index.php?id=22,9580,0,0,1,0
by Aik Theng Chong, Singapore, The Buddhist Channel, Oct 9, 2010
I with in reference to your article “Buddhists under threat to embrace Christianity in Arunachal Pradesh”
When a religion have a doctrine that said “Go fore and save all non-believers before they are casted into the fire of eternal hell”; it would be a matter of time before some really committed or fanatical Evangelists would take up the challenge to do so with whatever means that is at their disposal. For the Buddhists, at the receiving end, it is a sad occasion.
Throughout human history and to this day, when certain religions survive and flourished, it is due in large part to the patronage and support of the government in existence then, or some powerful person of the period with all its resources available to be used when and where necessary.
Undesirable as it may be, but where extremists and militants existed in a religion, it acts as a deterrent to prevent other faiths from trying to convert the followers of that faith. When religions have Commandments, and when the breaking of such Commandments would entail immediate punishment, it ensure that followers stick to their particular faith. The Buddhists in the north eastern and other regions of Arunachal Pradesh do not have all these means at their disposals. At best, living conditions are likely to be rudimental.
To keep Christians Evangelists from carrying out further conversion of Buddhists in that region, there is certainly a need for the Indian Government to send someone influential, who is sympathetic to the Buddhists to put a check on all these forced conversion by the Evangelists presently in this area.
Most importantly, charitable Buddhist organizations with the resources, and also committed, experienced Buddhists in social works or with some life skills should come forward and offer their services in Arunachal Pradesh.
If no outside Buddhists and their organizations are prepare to come forward and serve as volunteers like the Christian Evangelists do, than it is inevitable that eventually the whole regions will be Christian dominated.
http://www.buddhistchannel.tv/index.php?id=22,9580,0,0,1,0
Penyaran- LETNAN SATU
-
Posts : 2559
Join date : 03.01.12
Reputation : 115
Halaman 2 dari 2 • 1, 2
Similar topics
» lagu Buddha untuk temen temen Buddha juga semua umat Buddha
» ternyata serangan jantung yang bisa datang tiba-tiba yang bisa membawa kematian secara tiba-tiba juga, ternyata juga bisa menyerang orang muda
» Fatwa Pelarangan Kaum Buddha Menggunakan Kata GBU
» setelah Islam & Buddha, kini giliran Hindu jadi target Kristenisasi
» Situs Katolik: Lupakan reputasi non-violence, Buddha radikal juga mematikan
» ternyata serangan jantung yang bisa datang tiba-tiba yang bisa membawa kematian secara tiba-tiba juga, ternyata juga bisa menyerang orang muda
» Fatwa Pelarangan Kaum Buddha Menggunakan Kata GBU
» setelah Islam & Buddha, kini giliran Hindu jadi target Kristenisasi
» Situs Katolik: Lupakan reputasi non-violence, Buddha radikal juga mematikan
Halaman 2 dari 2
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik