FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

kriteria yang baik dalam memilih calon pendamping Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

kriteria yang baik dalam memilih calon pendamping Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

kriteria yang baik dalam memilih calon pendamping

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

kriteria yang baik dalam memilih calon pendamping Empty kriteria yang baik dalam memilih calon pendamping

Post by keroncong Mon Jun 04, 2012 1:05 pm

Sebenarnya hadits yang menyebutkan bahwa wanita itu dinikahi karena empat hal : kekayaannya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya, adalah hadits yang menyebutkan tentang fitrah manusia secara umum. Lalu nilai syariahnya ada pada potongan hadits selanjutnya yaitu konsentrasikanlah pada agamanya.

Selain itu hadits juga memberikan isyarat kepada kita bahwa kriteria kekayaan, kecantikan dan keturunan memang dibolehkan dalam Islam sebagai salah satu sudut penilaian dalam memilih calon pasangan hidup. Tetapi batasannya tentu diserahkan kepada nilai-nilai dan ‘urf yang ada pada suatu masyarakat.

Misalnya kecantikan, tentu Rasulullah SAW membolehkan dan memaklumi bisa seseorang juga mempertimbangkan masalah kecantikan. Tapi kalau ditanya, apakah kriteria kecantikan wjah seorang wanita dalam pandangan syariah ? Tentu tidak ada jawabnya. Sebab kecantikan wajah seorang wanita itu relatif. Mungkin kulit yang hitam legam dan rambut keriting kecil-kecil dianggap tidak cantik di sebuah peradaban, namun sebaliknya di pedalaman Afrika, justru yang seperti itulah yang cantik.

Konon Ratu Cleopatra dari Mesir yang digilai banyak raja itu justru gendut atau gembrot, tidak tinggi langsing seperti gambaran umunya selera laki-laki terhadap wanita cantik di masa kini. Sebab di masa itu memang selera dan kriteria kecantikan seorang wanita ada pada ukuran tubuhnya, atau pada gembrot tidaknya wanita. Maskin gemuk dan gembrot, ternyata menurut pandangan manusia saat itu, justru semakin cantik dan semakin menarik. Dan semakin kurus, langsing dan singset justru menandakan wanita miskin, kampungan, tak terurus dan jelek.

Padahal di masa kini, sekian juta wanita menghamburkan uangnya untuk membeli produk pengurus badan. Barangkali kalau si Cleopatra hidup lagi di zaman ini, dia akan terheran-heran melihat wanita zaman sekarang berlomba-lomba jadi orang jelek.

Maka demikian juga ukuran kebaikan keturunan ataau nasab. Secara umum, tentu bisanya adalah status sosial di tengah masyarakat. Tapi tidak semua status sosial yang tinggi itu pasti baik dalam ukuran Islam. Misalnya, disebuah masyarakat, seorang dukun itu punya status sosial yang dilebih tinggi. Maka menikahi anak dukun bisa dianggap sebuah prestasi yang menaikkan martabat sebuah keluarga.

Tentu saja dalam pandangan Islam tidak demikian. Sebab dukun itu adalah profesi haram dan umumnya melakukan praktek syirik. Dan resiko menikahi anak dukun, bisa-bisa kena santet kalau pas mertua lagi marah.

Ukuran untuk kemuliaan keturunan wanita itu adalah yang sifatnya baik secara nilai-nilai umum di masyarakat. Misalnya bapaknya bukan bandar togel, koruptor, maling, penjahat, politikus busuk atau caleg yang kerjanya memalsu ijazah. Tapi kalau sudah tobat yang konsekuen dengan tobatnya, ketahuliah bahwa Allah SWT Maha Pengampun dan Penerima Taubat hamba-Nya.

Tetapi juga tidak harus anak kiyai, ulama atau tokoh agama. Juga tidak harus keturunan ningrat, habaib atau raden. Yang penting penerapan nilai-nilai Islam di keluarganya itu memang bagus. Sehingga paling tidak, seorang calon istri itu punya latar belakang pendidikan agama yang kuat sejak kecil. Maka begitu menikah, si suami tidak perlu lagi mengajarkan shalat, doa-doa dan bentuk-bentuk ibadah lainnya. Keduanya tinggal menjalankannya saja. Karena pendidikan agama di dalam keluarga calon istri memang diperhatikan.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik