FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

benarkah langit pernah terbelah? Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

benarkah langit pernah terbelah? Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

benarkah langit pernah terbelah?

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

benarkah langit pernah terbelah? Empty benarkah langit pernah terbelah?

Post by keroncong Mon May 07, 2012 5:27 pm

Paling tidak, ada dua peristiwa yang menyebabkan
langit hampir pecah. Pertama, dalam surat Maryam ayat
90-91 disebutkan:

"Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan
bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka
mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak"

Kedua, al-Qur'an menginformasikan kepada kita peristiwa
lain yang juga hampir saja membuat langit pecah, yaitu
dalam surat Asy-Syura ayat 5:

"Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya
(karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat
bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan
ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah,
bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang."

Dua peristiwa dengan dua sebab yang berbeda hampir
saja menghasilkan kejadian yang luar biasa, yaitu
pecahnya langit. Pada persitiwa yang pertama,
langit hampir pecah karena kemurkaan Allah SWT.
terhadap mereka yang mengatakan bahwa Allah mempunyai
anak. Ucapan atau tuduhan itu begitu dahsyat
kemungkarannya. Betapa tidak, Allah yang berbeda
dengan makhluk manapun itu --"mukhalafatu lil hawadits--
diserupakan dengan manusia (yang mempunyai anak) yang
justru diciptakan-Nya untuk beribadah kepada-Nya.
Penyerupaan ini jelas membuat Allah murka!

Peristiwa kedua terjadi justru karena kebesaran Allah.
Malaikat pun bertasbih serta memuji Allah dan
memohonkan ampunan bagi penduduk bumi. Kebesaran dan
keagungan Allah tidak terkira sehingga ketika Dia
diminta Nabi Musa menampakkan wujud-Nya, bukit tempat
Musa berdiri menjadi hancur dan Musa jatuh pingsan.
Kali ini Allah menampakkan kebesaran-Nya pada langit,
dan langit yang demikian luas itu hampir pecah karena
tak mampu menyaksikan kebesaran dan keagungan Allah.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah-kisah
di atas?

Seringkali ketika kita berkuasa, kita bertingkah laku
hendak menyerupai Allah. Kitalah pemegang nasib bawahan
kita. Hanya dengan selembar kertas yang kita tandatangani
seorang anak manusia bisa jatuh terduduk atau bisa
meloncat-loncat kegirangan. Ketika ada rakyat yang
hendak datang ke kantor, kita lempar ia dari satu
meja ke meja berikutnya.

Semua kebijakan tergantung petunjuk kita; semua pengacau
kekuasaan kita beri hadiah "azab yang pedih" dan nyawa
mereka tak ada harganya bagi kita. Senyum kita menjadi
tanda tanya; apakah sedang suka atau sedang marah.
Bawahan kita sibuk menafsirkan gerak tubuh kita hanya
untuk menyelami apakah kita sedang suka atau tengah
berduka.

Saya khawatir pada saat kita berprilaku menyerupai
kekuasaan Allah  maka langit akan pecah karena murka
Allah. Bukankah segala bentuk penyerupaan harus
ditiadakan; apakah itu berarti memiliki kekuasaan
tiada batas, memberi azab ataupun menentukan nyawa
orang lain. Segala bentuk kesombongan dan takabur
harus dilenyapkan, karena hanya Allah yang berhak
untuk takabur (Al-Mutakabbir).

Sementara itu, di sepuluh malam terakhir Ramadhan ini,
kita menunggu langit yang hampir pecah, saat Malaikat
bertasbih memuji Allah dengan suara yang bergemuruh,
mereka turun atas perintah Allah dan memohon ampun
untuk penduduk bumi. Kita sambut kehadiran malaikat
itu dengan gemuruh suara tasbih dan rintihan tangisan
memohon ampunan Allah. Puji-pujian dari penduduk langit
kepada Allah bertemu dengan puji-pujian penduduk bumi
untuk Allah. Boleh jadi langit hampir pecah pada
malam-malam akhir Ramadhan ini.

Pertanyaannya, tengoklah diri kita sekarang baik-baik.
Yang mana yang kita tunggu? apakah kita menunggu langit
hampir pecah karena murka Allah atau karena kebesaran-Nya?
 
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

benarkah langit pernah terbelah? Empty Re: benarkah langit pernah terbelah?

Post by bedah tipis Tue May 08, 2012 5:22 pm

ichreza wrote:Paling tidak, ada dua peristiwa yang menyebabkan
langit hampir pecah. Pertama, dalam surat Maryam ayat
90-91 disebutkan:

"Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan
bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka
mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak"

Kedua, al-Qur'an menginformasikan kepada kita peristiwa
lain yang juga hampir saja membuat langit pecah, yaitu
dalam surat Asy-Syura ayat 5:

"Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya
(karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat
bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan
ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah,
bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang."

Dua peristiwa dengan dua sebab yang berbeda hampir
saja menghasilkan kejadian yang luar biasa, yaitu
pecahnya langit. Pada persitiwa yang pertama,
langit hampir pecah karena kemurkaan Allah SWT.
terhadap mereka yang mengatakan bahwa Allah mempunyai
anak. Ucapan atau tuduhan itu begitu dahsyat
kemungkarannya. Betapa tidak, Allah yang berbeda
dengan makhluk manapun itu --"mukhalafatu lil hawadits--
diserupakan dengan manusia (yang mempunyai anak) yang
justru diciptakan-Nya untuk beribadah kepada-Nya.
Penyerupaan ini jelas membuat Allah murka!

Peristiwa kedua terjadi justru karena kebesaran Allah.
Malaikat pun bertasbih serta memuji Allah dan
memohonkan ampunan bagi penduduk bumi. Kebesaran dan
keagungan Allah tidak terkira sehingga ketika Dia
diminta Nabi Musa menampakkan wujud-Nya, bukit tempat
Musa berdiri menjadi hancur dan Musa jatuh pingsan.
Kali ini Allah menampakkan kebesaran-Nya pada langit,
dan langit yang demikian luas itu hampir pecah karena
tak mampu menyaksikan kebesaran dan keagungan Allah.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah-kisah
di atas?

Seringkali ketika kita berkuasa, kita bertingkah laku
hendak menyerupai Allah. Kitalah pemegang nasib bawahan
kita. Hanya dengan selembar kertas yang kita tandatangani
seorang anak manusia bisa jatuh terduduk atau bisa
meloncat-loncat kegirangan. Ketika ada rakyat yang
hendak datang ke kantor, kita lempar ia dari satu
meja ke meja berikutnya.

Semua kebijakan tergantung petunjuk kita; semua pengacau
kekuasaan kita beri hadiah "azab yang pedih" dan nyawa
mereka tak ada harganya bagi kita. Senyum kita menjadi
tanda tanya; apakah sedang suka atau sedang marah.
Bawahan kita sibuk menafsirkan gerak tubuh kita hanya
untuk menyelami apakah kita sedang suka atau tengah
berduka.

Saya khawatir pada saat kita berprilaku menyerupai
kekuasaan Allah  maka langit akan pecah karena murka
Allah. Bukankah segala bentuk penyerupaan harus
ditiadakan; apakah itu berarti memiliki kekuasaan
tiada batas, memberi azab ataupun menentukan nyawa
orang lain. Segala bentuk kesombongan dan takabur
harus dilenyapkan, karena hanya Allah yang berhak
untuk takabur (Al-Mutakabbir).

Sementara itu, di sepuluh malam terakhir Ramadhan ini,
kita menunggu langit yang hampir pecah, saat Malaikat
bertasbih memuji Allah dengan suara yang bergemuruh,
mereka turun atas perintah Allah dan memohon ampun
untuk penduduk bumi. Kita sambut kehadiran malaikat
itu dengan gemuruh suara tasbih dan rintihan tangisan
memohon ampunan Allah. Puji-pujian dari penduduk langit
kepada Allah bertemu dengan puji-pujian penduduk bumi
untuk Allah. Boleh jadi langit hampir pecah pada
malam-malam akhir Ramadhan ini.

Pertanyaannya, tengoklah diri kita sekarang baik-baik.
Yang mana yang kita tunggu? apakah kita menunggu langit
hampir pecah karena murka Allah atau karena kebesaran-Nya?
 
YANG JADI PER SOALAN DI MANA LANGIT ITU....ADA APA NGA......PERNAKAH ORANG MENEMUKAN LANGIT.........
bedah tipis
bedah tipis
SERSAN DUA
SERSAN DUA

Male
Posts : 95
Join date : 29.01.12
Reputation : 2

Kembali Ke Atas Go down

benarkah langit pernah terbelah? Empty Re: benarkah langit pernah terbelah?

Post by Orang_Pinggiran Wed May 09, 2012 3:00 am

@Atas..
itulah gunanya otak.. buat menemukan langit aja manusia belum sanggup, kok mau menilai yang punya langit
Orang_Pinggiran
Orang_Pinggiran
LETNAN SATU
LETNAN SATU

Male
Posts : 1862
Kepercayaan : Islam
Location : Jawa Tengah
Join date : 12.03.12
Reputation : 18

Kembali Ke Atas Go down

benarkah langit pernah terbelah? Empty Re: benarkah langit pernah terbelah?

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik