bible dari arab
Halaman 1 dari 1 • Share
bible dari arab
buku karya Kamal Shalibi yaitu, "Dari Jazirah Arabia, Injil Datang" (London;1985). Ia menggunakan pendekatan analisis bahasa terhadap nama-nama daerah. Buku yang ditulis oleh Profesor Protestan asal Libanon ini menyodorkan konsep menarik tentang sejarah timbulnya Israel.
Berbeda dengan para pakar Injil konvensional, ia mengakui keabsahan riwayat-riwayat historis yang terdapat pada kitab suci (Injil). Hanya saja, ia berbeda dengan mereka dalam hal daerah geografis tempat kejadian berlangsung.
Metode baru ini membawakannya pada kesimpulan bahwa lokasi sejarah klan-klan Yahudi --awal sebelum tahun 500 SM-- berada di daerah antara Thaif dan Yaman Utara (di Provinsi Asir, sekarang Arab Saudi). Ia berhasil membuktikan bahwa rangkaian huruf-huruf sukun (mati) ratusan nama-nama daerah pemukiman, sungai, dan gunung di Asir, bersesuaian dengan padanannya yang terdapat dalam Injil. Begitu juga, panjang jarak yang memisahkan antara satu tempat dan yang lain cocok, seperti yang dilukiskan dalam Perjanjian Lama. Sebaliknya, Shalibi tidak menernukan bukti kuat yang se banding dengan Palestina.
Jika benar pernyataan bahwa materi-materi berbahasa Ibrani dalam Injil diambil dari barat Jazirah Arabia, dalam hal-hal yang berkaitan dengan akidah tauhid dan bahwa Nabi Ibrahim dulu hidup di sana. Maka, riwayat-riwayat yang dibawa Islam sekitar perintisan kota Mekah oleh Siti Hajar dan pembangunan dinding Ka'bah pertama oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mendapat justifikasi (pembenaran) yang mencengangkan.
Wajar jika para pakar Israel berusaha keras membantah pendapat Shalibi ini. Mereka khawatir dasar perundangan berdirinya negara Israel akan terusik. Penting pula bagi suatu bangsa yang telah hidup di suatu daerah, lebih dari 2500 tahun, sampai ia mampu mendirikan suatu negeri yang layak dihormati.
Para pengkritik Shalibi menunjukkan bahwa hanya ada sedikit sekali nama-nama kuno yang sama di Palestina dan selatan Hijaz. Walaupun bukti ini tidaklah mematikan, karena adalah hal biasa bila para perantau selalu cenderung menamakan kota-kota baru mereka dengan nama-nama kota yang pernah mereka tinggali. Contohnya, Bismark, Dakota Utara, Athena, dan Pennsylvania.
Yang lebih penting bahwa metode Shalibi telah memungkinkan ia membuktikan kebenaran riwayat-riwayat Al-Qur'an tentang nabi-nabi Yahudi, dan berkesimpulan bahwa rekaman Al-Qur'an terhadap kejadian-kejadian dalam Injil bukan hanya menukil isi Taurat yang terserak dan disebarkan dari mulut ke mulut --sebagaimana kecenderungan sebagian ilmuwan Barat. Shalibi berpendapat bahwa Al-Qur'an mengandung teks-teks orisinal terhadap kejadian-kejadian dalam Taurat.
Upaya Shalibi bukan hanya berhasil menyingkap lokasi Orshelin I di daerah Asir (al-Sharim 35 km ke utara dari Nimas) dan 'And (sebuah Oase Janiniyah pada Telaga Wadi Bisya) semata, akan tetapi juga mampu menemukan lokasi Sodom dan Gomorah, juga aliran asli sungai Yordan (lembah gunung Sarat).
Jika analisis bahasa ini mampu membuktikan hujahnya, maka Shalibi berhasil menyingkap banyak rahasia sejarah dalam Injil dan Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat semua tradisi yang menghubungkan akidah Musa dan Islam dengan "Bapak Spiritual", Ibrahim sebagai penyatu. Apa pun yang terjadi, Shalibi berkeyakinan penuh bahwa Ibrahim a.s. pernah hidup di daerah Rijal Alama dan di selatan Thaif.
Dengan kata lain, hasil penelitiannya menambah kebenaran ritus-ritus haji (Mekah, Arafat, Muzdalifah, dan Mina).
Berbeda dengan para pakar Injil konvensional, ia mengakui keabsahan riwayat-riwayat historis yang terdapat pada kitab suci (Injil). Hanya saja, ia berbeda dengan mereka dalam hal daerah geografis tempat kejadian berlangsung.
Metode baru ini membawakannya pada kesimpulan bahwa lokasi sejarah klan-klan Yahudi --awal sebelum tahun 500 SM-- berada di daerah antara Thaif dan Yaman Utara (di Provinsi Asir, sekarang Arab Saudi). Ia berhasil membuktikan bahwa rangkaian huruf-huruf sukun (mati) ratusan nama-nama daerah pemukiman, sungai, dan gunung di Asir, bersesuaian dengan padanannya yang terdapat dalam Injil. Begitu juga, panjang jarak yang memisahkan antara satu tempat dan yang lain cocok, seperti yang dilukiskan dalam Perjanjian Lama. Sebaliknya, Shalibi tidak menernukan bukti kuat yang se banding dengan Palestina.
Jika benar pernyataan bahwa materi-materi berbahasa Ibrani dalam Injil diambil dari barat Jazirah Arabia, dalam hal-hal yang berkaitan dengan akidah tauhid dan bahwa Nabi Ibrahim dulu hidup di sana. Maka, riwayat-riwayat yang dibawa Islam sekitar perintisan kota Mekah oleh Siti Hajar dan pembangunan dinding Ka'bah pertama oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mendapat justifikasi (pembenaran) yang mencengangkan.
Wajar jika para pakar Israel berusaha keras membantah pendapat Shalibi ini. Mereka khawatir dasar perundangan berdirinya negara Israel akan terusik. Penting pula bagi suatu bangsa yang telah hidup di suatu daerah, lebih dari 2500 tahun, sampai ia mampu mendirikan suatu negeri yang layak dihormati.
Para pengkritik Shalibi menunjukkan bahwa hanya ada sedikit sekali nama-nama kuno yang sama di Palestina dan selatan Hijaz. Walaupun bukti ini tidaklah mematikan, karena adalah hal biasa bila para perantau selalu cenderung menamakan kota-kota baru mereka dengan nama-nama kota yang pernah mereka tinggali. Contohnya, Bismark, Dakota Utara, Athena, dan Pennsylvania.
Yang lebih penting bahwa metode Shalibi telah memungkinkan ia membuktikan kebenaran riwayat-riwayat Al-Qur'an tentang nabi-nabi Yahudi, dan berkesimpulan bahwa rekaman Al-Qur'an terhadap kejadian-kejadian dalam Injil bukan hanya menukil isi Taurat yang terserak dan disebarkan dari mulut ke mulut --sebagaimana kecenderungan sebagian ilmuwan Barat. Shalibi berpendapat bahwa Al-Qur'an mengandung teks-teks orisinal terhadap kejadian-kejadian dalam Taurat.
Upaya Shalibi bukan hanya berhasil menyingkap lokasi Orshelin I di daerah Asir (al-Sharim 35 km ke utara dari Nimas) dan 'And (sebuah Oase Janiniyah pada Telaga Wadi Bisya) semata, akan tetapi juga mampu menemukan lokasi Sodom dan Gomorah, juga aliran asli sungai Yordan (lembah gunung Sarat).
Jika analisis bahasa ini mampu membuktikan hujahnya, maka Shalibi berhasil menyingkap banyak rahasia sejarah dalam Injil dan Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat semua tradisi yang menghubungkan akidah Musa dan Islam dengan "Bapak Spiritual", Ibrahim sebagai penyatu. Apa pun yang terjadi, Shalibi berkeyakinan penuh bahwa Ibrahim a.s. pernah hidup di daerah Rijal Alama dan di selatan Thaif.
Dengan kata lain, hasil penelitiannya menambah kebenaran ritus-ritus haji (Mekah, Arafat, Muzdalifah, dan Mina).
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» Buya Yahya: Istilah Islam Nusantara dipakai orang jahat untuk menjauhkan muslim dari Arab dan akhirnya menjauh dari Nabi SAW
» apa jadinya jika ayat bible memakai kaligrafi huruf arab?
» Ke Arab, Siap-siap Diperkosa Jiwa dan Raga
» QS 11 : 71 bagaimana penjelasannya dari tata bahasa arab ?
» Tinjauan Kata SYUBBIHA dari Tata Bahasa Arab
» apa jadinya jika ayat bible memakai kaligrafi huruf arab?
» Ke Arab, Siap-siap Diperkosa Jiwa dan Raga
» QS 11 : 71 bagaimana penjelasannya dari tata bahasa arab ?
» Tinjauan Kata SYUBBIHA dari Tata Bahasa Arab
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik