FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

sikap kristen terhadap filsafat Yunani Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

sikap kristen terhadap filsafat Yunani Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

sikap kristen terhadap filsafat Yunani

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

sikap kristen terhadap filsafat Yunani Empty sikap kristen terhadap filsafat Yunani

Post by keroncong Tue Apr 03, 2012 9:09 pm

Tradisi filsafat Yunani yang hidup di Kekaisaran Byzantine memainkan peranan penting, sebagaimana yang telah dicatat terdahulu dalam rumusan ajaran Kristen di konsili-konsili ekumenikal. Kendatipun demikian, akibat dari invasi-invasi barbarian dan hancurnya kekaisaran Romawi barat, tinggal sedikit kultur intelektual saja yang masih tersisa di Eropa barat. Terjadi kebangkitan kembali kehidupan intelektual tertentu di Sevilla di bawah kaisar Isidore (meningal 636 Masehi), namun kehidupan intelektual yang sedikit ini makin menghilang setelah terjadinya invasi Arab. Bahkan abad ke sepuluh menampakkan isyarat kehidupan intelektual yang kecil di Eropa barat yang amat berbeda dengan komentar-komentar tentang sebagian kecil karya-karya logika Aristotle. Sekitar tahun 1100 Masehi, Anselm adalah orang yang menggunakan metode dialektika Aristotle untuk mempertahankan ajaran Kristen, dan dengan metode dialektika Aristotle ini dia diikuti oleh Peter Abelard dengan gaya yang lebih mantap.

Sungguhpun demikian, ada perubahan perlahan-lahan namun pasti terhadap yang terjadi, sebab setelah penaklukan Kristen di Toledo pada tahun 1085 Masehi, dan para ilmuwan Kristen dari berbagai negeri datang ke kota Toledo ini. Selama abad dua puluh ini ada sejumlah luas karya-karya filsafat yang diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin. [12] Penterjemahan karya-karya filsafat ini membawa gelombang baru kegiatan intelektual di Eropa barat, yang mempengaruhi kemajuan ilmu pengetahuan dan filsafat, begitu pula pengaruhnya di bidang biologi. Satu garis pemikiran Ibnu Rushd yang telah diambil oleh Siger dari Brabant (hidup sekitar 1235-1282 Masehi) dan lain-lain, yang dalam bahasa Latin dikenal sebagai mazhab Averroist (aliran Ibn Rusydiisme). Ibnu Rushd mempermasalahkan apabila filsafat dan kitab-kitab suci yang diturunkan adalah benar, maka tidak boleh ada perbenturan antara falsafat dan wahyu. Lalu Ibnu Rushd terus berusaha keras untuk menunjukkan secara terinci bagaimana kontradiksi-kontradiksi yang jelas nyata itu dapat didamaikan satu dengan yang lain. Para Averroist Latin ini mengakui prinsip dasar, namun kecil perhatiannya untuk mendamaikan kontradiksi-kontradiksi yang terjadi, supaya teori mereka dikenal sebagai teori "kebenaran ganda" dan diberi hukum bid'ah.

Pengaruh Ibn Rushd yang utama ini nampak pada Dominicus Albertus Magnus (1206-1280 Masehi) dan Thomas Aquinas (1226-1274 Masehi). Kedua filsuf ini secara luas mengakui Aristotelianisme sebagai dijelaskan secara rinci oleh Ibn Rushd, dan kemudian secara rinci dijelaskan pula oleh Thomas Aquinas yang menjadikannya sebagai landasan bagi semua cakupan sistem teologis dan metafisis, yang secara umum dianggap sebagai nilai yang tinggi dalam pemikiran Kristen barat di zaman pertengahan. Namun demikian, sebagian orang Kristen juga ada yang menentang teori Thomas Aquinas ini.

Lebih lanjut, karya-karya Yunani klasik yang dikenal di Eropa barat setelah pendudukan Ottoman atas Constantinople pada tahun 1453 Masehi dan mengalirnya ilmuwan-ilmuwan timur menuju ke barat. Walaupun demikian, agaknya tidak ada peniruan penuh terhadap pemikiran Yunani dari timur ini. Kesemerawutan Pembaharuan di abad enam belas, kemungkinan cenderung memfokuskan pemikiran kepada teologi; dan sejak abad tujuh belas bermunculannya gerakan-gerakan pemikiran baru yang amat mendalam.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

sikap kristen terhadap filsafat Yunani Empty Re: sikap kristen terhadap filsafat Yunani

Post by keroncong Tue Apr 03, 2012 9:26 pm

Perbedaan keagamaan antara ortodoksi dan heresi amat dekat bertalian dengan perbedaan etnik ataupun mungkin lebih bertalian dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan. Gereja Besar yang secara akrab diasosiasikan dengan kelompok-kelompok yang berkuasa di Byzantine atau Kekaisaran Roma Timur, dan yang secara esensial di Byzantine atau Kekaisaran Roma Timur, dan yang pada hakekatnya adalah berkebudayaan Yunani. Golongan Heresy-Monofisit, di pihak lain, menjadi fokus perasaan anti-Yunani di antara bangsa Mesir, pribumi dan Kopti serta di antara bangsa Yakobit Syria, yang terkadang dilukiskan sebagai bangsa Syria Barat. Golongan heresy Nestorian telah memainkan peranan yang sama bagi orang-orang yang acapkali disebut sebagai bangsa Syria Timur, dan bertentangan dengan pemikiran Yunani yang menyebabkan mereka keluar dari Kekaisaran Byzantine. Semenjak tahun 600 Masehi mereka membangun pusat kegiatannya yang utama di Iraq pada Kekaisaran Sassanian (Persia). Gereja Besar ini juga meliputi umat Kristen Eropa Barat, yang secara mendasar memiliki kebudayaan Latin dan yang pada tahun 600 Masehi mereka terpecah belah menjadi berbagai macam ajaran Prankish dan kerajaan-kerajaan kecil yang lain. Namun semenjak awal abad ke tujuh bangsa Arab tidak mempunyai kontak lagi dengan mereka.

Pada konsili ekumenikal Gereja (misalnya Konsili Nicaea pada tahun 325 Masehi dan Konsili Chalcedon pada tahun 451 Masehi) kultur uskup-uskup Gereja telah memainkan peranan yang dominan. Rumusan-rumusan Trinitas dan ajaran Kristologi secara resmi diterima oleh konsili tersebut, yang secara luas pada terma-terma khas filsafat Yunani, yang lalu belakangan pada terma-terma khas Kekaisaran Byzantine. Kultur uskup-uskup Latin pada umumnya kurang berfikir falsafi ketimbang bangsa Yunani melainkan menyetujui rumusan-rumusan Yunani. Kendatipun demikian, barangkali ada catatan penting yang bermanfaat sehingga terma-terma Latin untuk ajaran trinitas (satu substantia, tiga personae) diakui sebagai equivalen dengan bahasa filsafat Yunani (satu ousia, tiga hypostaseis), walaupun terma itu tidak identik benar, karena kata substantia secara etimologis berkorespondensi dengan kata hypostaseis. Uskup-uskup mewakili masyarakat Mesir serta masyarakat Syria Timur dan Syria Barat untuk menolak rumusan Yunani dan mengadopsi berbagai alternatif. Akibatnya mereka keluar dari Gereja Besar dan pada kasus golongan Nestorian, mereka keluar dari kekaisaran Kristen.

Sebagian bangsa manusia dewasa ini, ketika mereka memperhatikan diskusi-diskusi doktrinal secara terinci tentang Trinitas dan pribadi Kristus. Mereka mempunyai kesan berada pada labirin abstraksi-abstraksi, yang mempuyai relevansi dengan kehidupan aktual Kristen yang kelihatannya keras. Saya berpegang pada pendapat bahwa kita dapat mulai membuat sedikit pengertian tentang diskusi-diskusi tersebut apabila kita bertanya mengapa para pendukung tersebut melakukan perhelatan dan menjawab pertanyaan ini dengan melihat gambaran dari latar belakang kebudayaan masing-masing. Apakah mereka berpikir akan menjadi problema pokok kehidupan manusia, dan bagaimana mereka memahami Yesus untuk memecahkan problema yang mereka hadapi tersebut? Dengankata lain, apakah kepercayaan dasariah itu yang melandasi argumen-argumen, dan bagaimana kepercayaan-kepercayaan tersebut berkaitan dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan?
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

sikap kristen terhadap filsafat Yunani Empty Re: sikap kristen terhadap filsafat Yunani

Post by keroncong Thu Apr 12, 2012 10:26 am

Memang benar, kebudayaan Yunani jauh dari realitas homogenus, karena di bawah payung kebudayaan Yunani ini bangsa manusia berasal dari berbagai macam latar belakang dimana bahasa ibu, seperti logat Lycaonia [1], tidak mencapai status bahasa kesusasteraan sebagaimana bahasa Koptik dan bahasa Syria. Satu gambaran kebudayaan Yunani adalah kepercayaannya kepada ortodoksi. [2] Maka tak pelak lagi kalau kawasan timur Gereja Besar itu dikenal sebagai Gereja Ortodoks, yang karenanya dapat dikatakan di sini bahwa persetujuan-persetujuan paripurna kepada kepercayaan tersebut diyakini menjadi landasan bagi persatuan umat Kristen. Di pihak lain, kawasan barat lebih berpihak kepada Katolisitas gereja, yakni persatuan gereja sedunia, dan persatuan gereja sedunia ini dipertahankan oleh makna otoritas hirarki yang berasal dari Rasul-rasul yang asli. Visi ortodoks dari homoginitas komunitas pada iman dan persatuan dalam peribadatan adalah penting bagi gereja sebagai suatu keseluruhan. Namun pada praktiknya visi ini dapat diselewengkan kepada alat mayoritas yang dominan untuk berbuat tirani kepada minoritas. Ortodoksi menjadi berarti pengakuan rumusan-rumusan kredal, dan dari pengertian inilah subyek negosiasi antara berbagai macam golongan pada konsili-konsili ekumenikal yang terjadi. Dalam negosiasi ini, golongan minoritas seperti masyarakat Kristen di Mesir dan di Syria yang tidak mendapat tempat, lalu harus memilih antara meninggalkan sebagian kepercayaan mereka yang paling mendalam dan meninggalkan Gereja Besar.

KebudayaanYunani sebelum zaman Kristen mempuyai ciri khas yang membentuk konsep dualistik tentang pribadi manusia, dimana ruh dianggap sebagai esensinya dan tubuh sebagai instrumen semata. Bahkan telah menjadi tradisi dalam pemikiran Yunani yang menyebutkan bahwa tubuh (soma) adalah kuburan dari ruh (jiwa), sehingga kehidupan yang sesungguhnya hanya dimulai ketika ruh itu terbebas dari badan. Pemikir awal Kristen yang berpandangan Yunani adalah Clement dari Alexandria (meninggal pada tahun 215 Masehi?) yang jelas-jelas bukan orang Mesir sekalipun menghabiskan masa hidupnya di Mesir, dan yang bertujuan untuk mempertahankan iman Kristen pada terma filsafat belakangan ini. Menurut Clement, Ruh (jiwa) rasional adalah person yang esensial, akan tetapi manusia dalam pemikiran dan sikap menjadi irrasional. Karenanya dosa itu berada pada tunduknya akal dari tekanan hawa nafsu. Inilah yang menjadi problema utama bagi kemanusiaan, maka karya Kristus yang unik itu dilihat sebagai membawa pengetahuan yang benar dan terbebasnya akal manusia dari batasan-batasan alam irrasional. Pengetahuan yang benar dipegangi membawa tindakan yang benar, dan kehidupan manusia yang ideal adalah satu hal dimana rasionalitas itu dikembangkan seluas-luasnya.

Tingkat berikutnya pada pemikiran Yunani dapat dilihat pada karya Gregory dari Nyssa (meninggal tahun 395 Masehi) , adalah salah seorang yang paling bertanggung jawab atas ajaran Trinitas dalam Konsili Konstantinopel (tahun 381 Masehi). Dalam Konsili Konstantinopel ini dinyatakan bahwa Kristus adalah manusia seperti kita (homousios) sebagai sang Bapa, tidak sama seperti manusia biasa (homogousios). Gregory menekankan bahwa dalam diri Kristus kita lihat watak operasional yang identik dengan diri Sang Bapa, yakni memberi kehidupan dan kesehatan, yang membersihkan dosa dan memberi petunjuk. Bagi Gregory, pribadi manusia yang secara hakikiah adalah ruh atau jiwanya, diciptakan pada waktu yang sama seperti tubuh atau badan. Tubuh atau badan jasmani itu dengan sendirinya tidak sehat, akan tetapi lewat hubungannya dengan ruh, ruh jadi diwarnai dengan pengaruh nafsu syahwat dan cinta, dan karya Kristus adalah untuk membersihkan jiwa atau ruh dari pengaruh-pengaruh nafsu tersebut. Pada kebangkitan ruh itu akan memberikan tubuh baru yang tidak dilalui dan kekal abadi.

Pernyataan ringkas ini barangkali cukup memberikan ide kebudayaan Yunani tentang rumusan suci (kredal) yang didasarkan pada Gereja Besar.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

sikap kristen terhadap filsafat Yunani Empty Re: sikap kristen terhadap filsafat Yunani

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik