SHOLAT
Halaman 1 dari 1 • Share
SHOLAT
QS.98/5 : Tidaklah mereka diperintah kecuali untuk menyembah ALLAH mengkhususkan untuk-NYA agama sesempurnanya serta mendirikan Sholat dan memberikan zakat. Itulah agama yang kukuh.
Manusia selaku makhluk berakal, berencana laba rugi, telah ditentukan Alkhaliq selalu dalam rasa kekurangan, bersifat lemah, dilahirkan ibunya tanpa tahu apa-apa, disusukan belasan bulan, diasuh beberapa tahun. Kemudian dia mulai agak kuat, kemudian lemah lagi hingga mautnya, tetapi ada juga yang kembali kepada kedunguan tanpa tahu sesuatu ilmu yang sudah dimilikinya. Hal ini dinyatakan ALLAH pada berbagai ayat, diantaranya QS.22/5.
Dia lahir dengan rasa sakit, sebab itu menangis adalah kerja pertama bagi manusia dalam menyatakan kelemahannya. Rasa sakit itu dimaksudkan agar pada waktu kemudiannya dia mawas diri dan berusaha untuk keselamatan dirinya, tetapi sayangnya, manusia itu kebanyakan menjadi pencemas dan rakus malah kikir dalam hidupnya tanpa menyadari akibat yang mungkin timbul.
Tentang ini Alquran memberikan ciri-ciri khas bahwa manusia tersebut bersifat lemah QS.4/28, tidak tegas QS.20/115, mudah putus asa QS.11/9, kafir QS.17/67, zalim QS.16/24, sombong QS.11/10, pembantah QS.16/4, penyanggah QS.18/54, terburu-buru QS.17/11, keluh kesah QS.17/100, bodoh QS.33/72, gelisah QS.70/19, kekurangan QS.90/4, penyangkal QS.100/6, kikir QS.57/24, kecewa QS.41/49, dan selalu memohonkan kebaikan atas dirinya QS.41/51.
Disamping sifat-sifat prinsipil demikian, manusia ditentukan memiliki kehendak lain dengan mana ciri-ciri khas berlangsung praktis dan harmonis, sebagai yang dimaksud pada QS.3/14.
QS.3/14 : Dihiasi pada manusia itu mencintai syahwat dari perempuan dan anak-anak dan kekayaan berpikul-pikul dari emas dan perak serta kuda (kendaraan) tersedia dan ternak dan ladang. Itulah kelengkapan hidup dunia, dan ALLAH pada-NYA tempat pulang terbaik.
Dengan segala sifat dan kehendak itu manusia selaku mekhluk berakal, berencana laba rugi, sebanding sebanding dengan kesanggupan dan tingkat peradaban yang berlaku, telah menjalani hidupnya sepanjang sejarah untuk memperoleh kesempurnaan dan kebahagiaan. Pada keadaan tertentu waktu mana pemikiran dan perencanaan tidak mampu, atau sewaktu usaha dan daya membutuhkan pertolongan, manusia itu bermohon kepada yang dianggapnya berkuasa, dia berdoa pada tenaga ghaib yang dikiranya dapat membantunya. Ketika itu berlakulah pemujaan terhadap jin, api, bintang, matahari dan sebagainya, terjadilah penyembahan terhadap benda atau wujud yang sesungguhnya adalah juga makhluk biasa. Waktu itu manusia didorong oleh sifatnya yang serba kurang, didesak oleh kebutuhan insannya, dia terpesona oleh pandangan khayal yang diharapnya, lalu tersesat dari hukum Alkhaliq yang menguasai dirinya. Dia jadi kafir terhadap ALLAH yang wajib disembahnya.
Jadi penyembahan terhadap sesuatu telah berlangsung semenjak manusia pertama, sebab itu ALLAH mengutus Rasul-NYA untuk menjelaskan kepada manusia ramai dan menyembah ALLAH sendirinya tanpa serikat. Penyembahan ini dinamakan Sholat dan mengkhususkan agama untuk-NYA.
QS.14/4 : Tidak KAMI utus seorang Rasul kecuali dengan lidah kaumnya agar dia terangkan (hukum ALLAH) bagi mereka. Lalu ALLAH menyesatkan siapa yang DIA kehendaki dan menunjuki siapa yang DIA kehendaki, dan DIA mulia bijaksana.
QS.16/36 : Sesungguhnya KAMI bangkitkan Rasul pada setiap umat "sembahlah ALLAH dan tinggalkan thagut". Maka dari mereka ada yang ALLAH tunjuki dan dari mereka ada yang logis kesesatan atasnya. Berjalanlah di Bumi lalu perhatikanlah betapa akibat orang-orang yang mendustakan.
Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa Sholat telah berlaku semenjak dulu kala, jutaan tahun yang lalu, yaitu ketika Rasul diutus ALLAH kepada umat pertama atau atau masyarakat manusia pertama di jagat raya ini.
Tambahan lagi Kalimat dan Ketentuan ALLAH tanpa ubah, agama yang diridhoi-NYA hanya Islam yaitu agama yang mengandung hukum Sholat. Itulah agama yang disampaikan setiap Rasul ALLAH, karenanya kita dilarang memisahkan atau membedakan salah seorang dari Nabi dan Rasul itu seperti tercantum pada QS.2/285, 3/84, dan ayat suci lainnya. Siapa yang membedakan atau yang memisahkan maka dia diancam dengan siksaan hina, termuat pada QS.4/150 dan QS.4/151.
Dari bukunya Nazwar syamsu
Manusia selaku makhluk berakal, berencana laba rugi, telah ditentukan Alkhaliq selalu dalam rasa kekurangan, bersifat lemah, dilahirkan ibunya tanpa tahu apa-apa, disusukan belasan bulan, diasuh beberapa tahun. Kemudian dia mulai agak kuat, kemudian lemah lagi hingga mautnya, tetapi ada juga yang kembali kepada kedunguan tanpa tahu sesuatu ilmu yang sudah dimilikinya. Hal ini dinyatakan ALLAH pada berbagai ayat, diantaranya QS.22/5.
Dia lahir dengan rasa sakit, sebab itu menangis adalah kerja pertama bagi manusia dalam menyatakan kelemahannya. Rasa sakit itu dimaksudkan agar pada waktu kemudiannya dia mawas diri dan berusaha untuk keselamatan dirinya, tetapi sayangnya, manusia itu kebanyakan menjadi pencemas dan rakus malah kikir dalam hidupnya tanpa menyadari akibat yang mungkin timbul.
Tentang ini Alquran memberikan ciri-ciri khas bahwa manusia tersebut bersifat lemah QS.4/28, tidak tegas QS.20/115, mudah putus asa QS.11/9, kafir QS.17/67, zalim QS.16/24, sombong QS.11/10, pembantah QS.16/4, penyanggah QS.18/54, terburu-buru QS.17/11, keluh kesah QS.17/100, bodoh QS.33/72, gelisah QS.70/19, kekurangan QS.90/4, penyangkal QS.100/6, kikir QS.57/24, kecewa QS.41/49, dan selalu memohonkan kebaikan atas dirinya QS.41/51.
Disamping sifat-sifat prinsipil demikian, manusia ditentukan memiliki kehendak lain dengan mana ciri-ciri khas berlangsung praktis dan harmonis, sebagai yang dimaksud pada QS.3/14.
QS.3/14 : Dihiasi pada manusia itu mencintai syahwat dari perempuan dan anak-anak dan kekayaan berpikul-pikul dari emas dan perak serta kuda (kendaraan) tersedia dan ternak dan ladang. Itulah kelengkapan hidup dunia, dan ALLAH pada-NYA tempat pulang terbaik.
Dengan segala sifat dan kehendak itu manusia selaku mekhluk berakal, berencana laba rugi, sebanding sebanding dengan kesanggupan dan tingkat peradaban yang berlaku, telah menjalani hidupnya sepanjang sejarah untuk memperoleh kesempurnaan dan kebahagiaan. Pada keadaan tertentu waktu mana pemikiran dan perencanaan tidak mampu, atau sewaktu usaha dan daya membutuhkan pertolongan, manusia itu bermohon kepada yang dianggapnya berkuasa, dia berdoa pada tenaga ghaib yang dikiranya dapat membantunya. Ketika itu berlakulah pemujaan terhadap jin, api, bintang, matahari dan sebagainya, terjadilah penyembahan terhadap benda atau wujud yang sesungguhnya adalah juga makhluk biasa. Waktu itu manusia didorong oleh sifatnya yang serba kurang, didesak oleh kebutuhan insannya, dia terpesona oleh pandangan khayal yang diharapnya, lalu tersesat dari hukum Alkhaliq yang menguasai dirinya. Dia jadi kafir terhadap ALLAH yang wajib disembahnya.
Jadi penyembahan terhadap sesuatu telah berlangsung semenjak manusia pertama, sebab itu ALLAH mengutus Rasul-NYA untuk menjelaskan kepada manusia ramai dan menyembah ALLAH sendirinya tanpa serikat. Penyembahan ini dinamakan Sholat dan mengkhususkan agama untuk-NYA.
QS.14/4 : Tidak KAMI utus seorang Rasul kecuali dengan lidah kaumnya agar dia terangkan (hukum ALLAH) bagi mereka. Lalu ALLAH menyesatkan siapa yang DIA kehendaki dan menunjuki siapa yang DIA kehendaki, dan DIA mulia bijaksana.
QS.16/36 : Sesungguhnya KAMI bangkitkan Rasul pada setiap umat "sembahlah ALLAH dan tinggalkan thagut". Maka dari mereka ada yang ALLAH tunjuki dan dari mereka ada yang logis kesesatan atasnya. Berjalanlah di Bumi lalu perhatikanlah betapa akibat orang-orang yang mendustakan.
Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa Sholat telah berlaku semenjak dulu kala, jutaan tahun yang lalu, yaitu ketika Rasul diutus ALLAH kepada umat pertama atau atau masyarakat manusia pertama di jagat raya ini.
Tambahan lagi Kalimat dan Ketentuan ALLAH tanpa ubah, agama yang diridhoi-NYA hanya Islam yaitu agama yang mengandung hukum Sholat. Itulah agama yang disampaikan setiap Rasul ALLAH, karenanya kita dilarang memisahkan atau membedakan salah seorang dari Nabi dan Rasul itu seperti tercantum pada QS.2/285, 3/84, dan ayat suci lainnya. Siapa yang membedakan atau yang memisahkan maka dia diancam dengan siksaan hina, termuat pada QS.4/150 dan QS.4/151.
Dari bukunya Nazwar syamsu
Jagona- KAPTEN
-
Age : 78
Posts : 4039
Kepercayaan : Islam
Location : Banten
Join date : 08.01.12
Reputation : 18
Re: SHOLAT
Agar lbh Teratur dan Tertib....mohon Untuk selanjutnya, untuk forum bedah buku diharapkan setiap netter yg ingin membuat Thread agar
Juga disertakan Judul buku,pengarang dan diusahakan
Link dr buku yg ingin dibedah.
Trims
:lkj:
Juga disertakan Judul buku,pengarang dan diusahakan
Link dr buku yg ingin dibedah.
Trims
:lkj:
musicman- LETNAN SATU
-
Posts : 2225
Kepercayaan : Islam
Join date : 07.10.11
Reputation : 124
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik