FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

ABU HURAIRAH Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

ABU HURAIRAH Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

ABU HURAIRAH

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

ABU HURAIRAH Empty ABU HURAIRAH

Post by mang odoy Sun Jan 29, 2012 2:18 am

Sumbernya dari sini..

http://downloadbukusyiah.blogspot.com/p/link-download.html

Dengan judul buku..

AbuHurairahDanPemalsuanHaditssayyidallamahSyarafuddinAl-musawi

Itung itung BEDAH BUKU sajah..

PRO dan KONTRA pasti ada..

Silahkan...

Wasalam,
avatar
mang odoy
KAPTEN
KAPTEN

Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86

Kembali Ke Atas Go down

ABU HURAIRAH Empty Re: ABU HURAIRAH

Post by mang odoy Sun Jan 29, 2012 2:26 am

Dalam buku tersebut pada halaman 27....ada penjelasan seperti ini..

12. Bilangan hadith Abu Hurairah yang keterlaluan

Ahli hadith bersepakat bahwa Abu Hurairah meriwayatkan jumlah hadith yang terbanyak yaitu sebanyak 5374 buah hadith. Dalam Sahih al-Bukhari saja, terdapat 446 buah hadith. Kalau kita mengkaji hadith-hadith yang diriwayatkan oleh kesemua empat orang khalifah, kita akan dapati jumlah hadith mereka keseluruhannya kurang 27 % dari hadith yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah secara bersendirian, karena hadith-hadith dari riway¬at Abu Bakr berjumlah 142, ‘Umar berjumlah 537, ‘Uthman sebanyak 146 dan ‘Ali (‘a.s) sebanyak 586, dengan jumlah kesemuanya 1411 buah hadith, sedangkan dari Abu Hurairah seorang saja adalah sebanyak 5374 buah hadith diriwayatkan seperti yang telah disebutkan tadi.
Malahan para pengkajinya sudah tentu merasa hairan melihat perbezaan yang sedemikian besar, terutamanya memandangkan dia agak lewat memeluk Islam, keturunan bapa dan ibunya pula tidak diketahui, yang pasti menjadikan jumlah hadithnya sedikit, sedangkan dari sudut yang lain pula, keempat-empat orang khalifah tersebut berada dalam kedudukan yang jauh lebih baik.
Ini karena mereka memeluk Islam lebih awal, keistimewaan mereka dengan penglibatan dalam bidang perundangan dan kedudukan mereka yang baik selama lebih kurang 52 tahun, yaitu 23 tahun dihabiskan bersama-sama Rasulullah (s.‘a.w) dan 29 tahun lagi selepas baginda mentadbirkan urusan umat Islam dan urusan umat-umat yang lain, penaklukan kerajaan Kisra dan Qaisar, pembangunan bandar, perluasan tanah dan kawasan baru, penyebaran dakwah Islam kepada para penduduk dan negara-negara lain, penyampaian hukum-hakam dan amalan (sunan) di kalangan mereka dan pembangunan kawasan yang luas. Bagaimana mungkin hadith-hadith riwayat Abu Hurairah boleh mencapai beberapa kali ganda melebihi jumlah riwayat keempat -empat orang khalifah tadi?
Abu Hurairah tidak langsung boleh disamakan dengan ‘A’isyah walaupun dia juga banyak meriwayatkan hadith karena dia dikahwinkan dengan Rasulullah (s.‘a.w) 10 tahun sebelum Abu Hurairah memeluk Islam. Oleh itu, dia berada di tempat penurunan wahyu dan al-Qur’an serta tempat pertemuan malaikat Jibril dan Mika’il selama 14 tahun dan hanya meninggal dunia sedikit lebih awal daripada Abu Hurai¬rah.
Kedua-dua tokoh tersebut berbeza dalam persahabatan dan persaksian dengan Rasulullah (s.‘a.w). Dalam persahabatan, perbezaannya memang jelas manakala dalam persaksian, penyaksian ‘A’isyah adalah serentak dengan pendengaran, sedangkan akalnya mengatasi pendengarannya. Pemikiran yang lebih mudah untuk menerima dan cepat menangkap (sesuatu). Pada ketika dia terdengar sesuatu, terus saja digubah menjadikannya sebuah syair.
‘Urwah pernah menceritakan bahwa dia tidak menemui seorang jua pun yang lebih mengetahui daripada ‘A’isyah dalam perkara yang berhubung dengan ilmu fiqh, perubatan dan syair. Masruq menceritakan bahwa para pemimpin dari kalangan sahabat besar biasa bertanyakannya mengenai hukum fara’id. Selanjutnya, dia mempunyai ramai pendokong dan penyokong dalam pemerintahan Islam. Dengan bantuan mereka, dia dapat memim¬pin suatu ketumbukan tentera yang kuat ke Basrah yang dikenali dalam sejarah sebagai Perang Jamal, bersempena unta yang ditung¬ganginya semasa memimpin tenteranya itu.
Di samping semua faktor tadi, jumlah hadith darinya jauh lebih kecil bahkan hanya setengah saja daripada jumlah hadith Abu Hurairah. Malahan seandainya hadith-hadith dari ‘A’isyah dicampurkan hadith-hadith dari Umm Salamah yang hidup lebih lama sehinggalah selepas peristiwa Karbala’, kemudian dicampurkan lagi dengan hadith-hadith dari semua Ummahat al-Mu’minin (ibu-ibu golongan mu’minin), juga termasuk al-Hasan dan al-Husayn, Fatimah (‘a.s) serta kesemua empat orang khalifah, jumlah keseluruhannya masih lagi kurang berbanding dengan yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Perkara ini tentunya boleh dianggap keterlaluan, khususnya kepada orang-orang yang berakal.
Sehubungan dengan itu, Abu Hurairah mendakwa bahwa Nabi (s.‘a.w) telah menyampaikan hadith-hadith kepadanya yang tidak diberitahukan olehnya kepada orang lain dan karena itu tetap berada dalam fikirannya. Justeru, Abu Hurairah berkata: “ Aku menerima dua kantung berisi hadith, salah satunya sudah aku kosongkan tetapi kalau aku kosongkan yang satu lagi, tenggorokku pasti terputus.”

Abu Hurairah berkata lagi: “ Kalaulah aku memberitahumu segala apa yang aku tahu, tentulah orang akan melontarkan batu kepadaku dan mengatakan Abu Hurairah gila.” Dia berkata: “ Kalau aku menceritakan kepadamu segala yang ter¬pendam dalam diriku, tentulah manusia akan melontariku dengan najis binatang (al-ba‘r).” Selanjutnya dia berkata: “ Orang ramai berkata: Wahai Abu Hurairah, engkau sudah melampaui batas. Demi Dia yang diriku ini di tangan-Nya, seandainya aku menceritakan semua apa yang aku dengari dari Rasulullah (s.‘a.w) kepadamu, tentulah kamu melontariku dengan tompokan najis binatang (al-qasy‘ @ al-mazabil), kemud¬ian kamu tidak lagi dapat melihatku.”

Dia berkata lagi: “ Aku menghafal banyak hadith dari Rasulullah (s.‘a.w) yang aku tidak sampaikan kepadamu, seandainya aku menyampaikannya, tentulah kamu semua akan merejamiku dengan batu.”

Menurut Abu Nu‘aim, Abu Hurairah berkata: “ Aku menghafal lima (5) karung hadith dari Rasulullah (s.‘a.w), hanya dua (2) karung saja yang aku dedahkan. Seandainya aku dedahkan karung yang ketiga, kamu akan merejamiku dengan batu.” Tidak dapat dipastikan kenapa Rasulullah (s.‘a.w) menyam¬paikan hadith-hadith baginda kepada orang yang tidak sanggup mendedahkannya kepada orang ramai, takut pula direjami dengan batu atau dilontari najis binatang dan berbagai-bagai lagi. Dari sudut lain pula, menurut Ibn Sa‘d, Abu Hurairah selalu mengatakan: “ Abu Hurairah tidak pernah menyembunyikan atau menulis sesuatu apa pun. Bagaimana mungkin kata-katanya dapat dihubungkan dengan semua omongan kosong tersebut.”
Seterusnya, kalaulah dia tidak mendedahkan sejumlah besar hadith Nabi (s.‘a.w) karena takut direjami dengan batu atau dilontari dengan najis atau kotoran, tidak mungkin dapat diterima sikap ini dengan adanya banyak hadith yang diriwayatkan olehnya. Sebagai contoh:

Bukankah dia yang menceritakan bahwa Nabi (s.‘a.w) lupa dan bersembahyang dua raka‘at dari sembahyang empat raka‘at, dan apabila baginda ditanya sama ada terlupa atau memendekkannya (qasr) dengan sengaja, baginda menaf¬ikan kedua-duanya.

Bukankah dia yang menceritakan bahwa Nabi (s.‘a.w) selalu memukul, mencaci, melaknat dan menyebat orang-orang yang tidak patut menerimanya ketika sedang marah.
Bukankah dia yang menceritakan bahwa Nabi (s.‘a.w) bersabda: “ Kami lebih wajar berada dalam keraguan berbanding dengan Ibrahim.”
Bukankah dia yang mengada-adakan cerita tentang Nabi Lut (‘a.s) yang dikatakan tidak beriman kepada Allah.
Bukankah dia yang menyifatkan Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan ‘Isa (‘a.s) dengan sifat-sifat yang sama sekali tidak layak bagi mereka.
Bukankah dia yang menuduh Nabi Musa (‘a.s) menampar malaikat maut sehingga tersembul biji matanya, dan Nabi Musa (‘a.s) berlari dalam keadaan bertelanjang melintasi kaum Bani Israil yang melihat kemaluannya itu.
Bukankah dia yang menceritakan bahwa Nabi Sulaiman (‘a.s) menukar¬kan keputusan ayahnya, serta enggan meneruskan pemerintahan menurut kehendak Allah. Oleh karena itu, dia sentiasa gagal dalam pemerintahannya.
Bukankah dia yang menceritakan tentang Allah, apa yang tidak layak sama sekali dengan-Nya sama ada berdasarkan akal yang waras atau hukum syarak seperti neraka (al-Nar) tidak akan merasa puas sehinggalah Allah memasukkan kaki-Nya ke dalam neraka. Allah memperlihatkan diri-Nya kepada manusia pada Hari Qiyamat dalam bentuk yang tidak diketahui oleh mereka, Dia (Allah) kemudian berfirman: “ Akulah Tuhan yang Maha Kuasa.” Mereka berkata: “ Kami berlindung dengan Allah darimu.” Kemudian Dia (Allah) akan datang semula dalam keadaan yang dike¬tahui oleh mereka kemudian, mereka semua berkata: “ Kamukah Tuhan kami.”
Bukankah dia yang meriwayatkan bahwa Nabi Adam (‘a.s) diciptakan dalam surah (bentuk) Allah atau Allah menciptakan Nabi Adam (‘a.s) menurut keadaan diri-Nya. Panjangnya 60 hasta (dhira‘ah) dan lebarnya 70 hasta. Abu Hurairah telah menceritakan semua hadith karut tersebut tetapi dia tidak pernah direjam dengan batu, dilontar dengan najis binatang atau kekotoran.
Menurut Sahih al-Bukhari, Abu Hurairah mendakwa, tiada seorang pun di antara para sahabat Nabi (s.‘a.w) yang paling banyak meriwayatkan hadith melebihi diri¬nya, kecuali ‘Abd-Allah bin ‘Amr (bin al-‘As) karena dia selalu menulis sedangkan Abu Hurairah tidak menulis.
Di sini dia mengatakan ‘Abd-Allah bin ‘Amr meriwayatkan hadith dari Nabi (s.‘a.w) lebih banyak berbanding dengan dirinya sendiri. Bagaimanapun, setelah diteliti kami dapati ‘Abd-Allah hanya meriwayatkan hadith tidak lebih dari 700 buah, dan jumlah ini adalah kira-kira 1/8 dari hadith riwayat Abu Hurairah.
Kedudukan ini menunjukkan bahwa Abu Hurairah mengakui ‘Abd-Allah bin ‘Amr bin al-‘As mengatasinya dalam periwayatan hadith pada masa-masa awal selepas Nabi (s.‘a.w), sedangkan kebanyakan hadith karutnya timbul semasa pemerintahan Mu‘awiyah dan bukannya pada zaman-zaman pemerintahan Abu Bakr, ‘Umar atau ‘Ali (‘a.s) yang merupakan di antara tokoh-tokoh yang ditakuti oleh Abu Hurairah.

bener gak nih...????
saya sih bukan ahli hadist..cuman seneng baca aja...



Terakhir diubah oleh mang odoy tanggal Sun Jan 29, 2012 2:31 am, total 1 kali diubah
avatar
mang odoy
KAPTEN
KAPTEN

Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86

Kembali Ke Atas Go down

ABU HURAIRAH Empty Re: ABU HURAIRAH

Post by mang odoy Sun Jan 29, 2012 2:28 am

sori kalo bahasa si buku itu adalah bahasanya si UPIN dan IPIN..
ya campur ama si JARJIT ...

ketawa guling ketawa guling
avatar
mang odoy
KAPTEN
KAPTEN

Posts : 4233
Kepercayaan : Islam
Join date : 11.10.11
Reputation : 86

Kembali Ke Atas Go down

ABU HURAIRAH Empty Re: ABU HURAIRAH

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik