nabi Khidir tidak diceritakan dalam bible
Halaman 1 dari 1 • Share
nabi Khidir tidak diceritakan dalam bible
Al-Khidir adalah hamba yang saleh dan disebutkan oleh Allah
Ta'ala dalam Surat Al-Kahfi, yaitu sebagai teman sayidina
Musa as. Dimana Nabi Musa as. belajar kepadanya.
Al-Khidir mensyaratkan kepadanya agar bersabar. Maka Musa
menyanggupinya. Al-Khidir berkata, "Bagaimana kamu dapat
bersabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang hal itu?" Al-Khidir tetap menyertai Musa.
Ia adalah seorang hamba yang diberi rahmat oleh Allah dan
ilmu dari sisi-Nya. Musa terus berjalan bersamanya dan
melihat Al-Khidir telah melobangi perahu. Maka Musa berkata,
"Apakah engkau melubanginya supaya penumpangnya tenggelam?"
Cerita selanjutnya telah disebutkan dalam Surat Al-Kahfi.
Musa merasa heran atas perbuatannya, hingga Al-Khidir
menerangkan kepadanya sebab-musabab dari perbuatan yang
dilakukan itu. Pada akhir pembicaraannya, Al-Khidir berkata,
"Bukanlah aku melakukan itu menurut kemauanku sendiri.
Demikian itu adalah penjelasan dari perbuatan-perbuatan yang
kamu tidak dapat bersabar atasnya." Maksudnya, semua
perbuatan itu hanyalah karena kemauan Allah Ta'ala.
Sebagian orang berkata tentang Al-Khidir:
Ia hidup sesudah Musa hingga zaman Isa, kemudian zaman Nabi
Muhammad saw, ia sekarang masih hidup, dan akan hidup hingga
Kiamat. Ditulis orang kisah-kisah, riwayat-riwayat dan
dongeng-dongeng bahwa Al-Khidir menjumpai si Fulan dan
memakaikan kirqah (pakaian) kepada si Fulan dan memberi
pesan kepada si Fulan.
Sama sekali tidak adil pendapat yang mengatakan bahwa
Al-Khidir masih hidup - sebagaimana anggapan sementara orang
- tetapi sebaliknya, ada dalil-dalil dari Al-Qur'an, Sunnah,
akal dan ijma, diantara para ulama dari ummat ini bahwa
Al-Khidir sudah tiada.
Saya anggap cukup dengan mengutip keterangan dari kitab
Al-Manaarul Muniif fil-Haditsish-Shahih wadl-Dla'if
karangan Ibnul Qayyim.
Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan dalam kitab itu
ciri-ciri dari hadis maudlu, yang tidak diterima dalam
agama. Diantara cirinya ialah "hadis-hadis yang menceritakan
tentang Al-Khidir dan kehidupannya." Semuanya adalah dusta.
Tidak satu pun hadis yang shahih.
Di antara hadis maudlu, itu ialah hadis yang berbunyi:
"Bahwa Rasulullah saw. sedang berada di masjid, ketika itu
beliau mendengar pembicaraan dari arah belakangnya. Kemudian
beliau melihat, ternyata ia adalah Al-Khidir."
Juga hadis, "Al-Khidir dan Ilyas berjumpa setiap tahun." Dan
hadis, "Jibril, Mikail dan Al-Khidir bertemu di Arafah."
Ibrahim Al-Harbi ditanya tentang umur Al-Khidir yang panjang
dan bahwa ia masih hidup. Maka beliau menjawab "Tidaklah ada
yang memasukkan paham ini kepada orang-orang, kecuali
setan."
Imam Bukhari ditanya tentang Al-Khidir dan Ilyas, apakah
keduanya masih hidup? Maka beliau menjawab, "Bagaimana hal
itu terjadi?" Nabi saw. telah bersabda, "Tidaklah akan hidup
sampai seratus tahun lagi bagi orang-orang yang berada di
muka bumi ini." (H.r. Bukhari-Muslim) .
Banyak imam lainnya yang ketika ditanya tentang hal itu,
maka mereka menjawab dengan menggunakan Al-Qur'an sebagai
dalil:
"Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun
sebelum kamu (Muhammad), maka jika kamu mati apakah mereka
akan kekal?" (Q.s. Al-Anbiyaa': 34).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ditanya tentang
hal itu, maka ia menjawab, "Andaikata Al-Khidir masih hidup,
tentulah ia wajib mendatangi Nabi saw. dan berjihad
bersamanya, serta belajar darinya." Nabi saw. telah bersabda
ketika perang Badar, "Ya Allah, jika pasukan ini binasa,
niscaya Engkau tidak disembah di bumi."
Pada waktu itu mereka berjumlah 313 orang laki-laki yang
dikenal dengan nama-nama mereka, nama-nama dari bapak-bapak
mereka dan suku-suku mereka. Maka, di manakah Al-Khidir pada
waktu itu?
Al-Qur'an dan Sunnah serta pembicaraan para peneliti ummat
menyangkal masih adanya kehidupan Al-Khidir seperti anggapan
mereka. Sebagaimana firman Allah swt. di atas.
Jika Al-Khidir itu manusia, maka ia tidak akan kekal, karena
hal itu ditolak Al-Qur'anul Karim dan Sunnah yang suci.
Seandainya ia masih hidup, tentulah ia datang kepada Nabi
saw. Nabi saw. telah bersabda, "Demi Allah, andaikata Musa
masih hidup, tentu ia akan mengikuti aku." (H.r. Ahmad, dari
Jabir bin Abdullah) .
Jika Al-Khidir seorang Nabi, maka ia tidak lebih utama
daripada Musa as, dan jika seorang wali, tidaklah ia lebih
utama daripada Abu Bakar r.a.
Apakah hikmahnya sehingga ia hidup hingga kini - sebagaimana
anggapan orang-orang - di padang luas, gurun dan
gunung-gunung? Apakah faedahnya syar'iyah maupun akliah di
balik ini? Sesungguhnya orang-orang selalu menyukai
cerita-ccrita ajaib dan dongeng-dongeng fantastis. Mereka
menggambarkannya menurut keinginan mereka, sedangkan hasil
dari imajinasinya, mereka gunakan sebagai baju keagamaan.
Cerita ini disebarkan diantara sebagian orang awam dan
mereka menganggapnya berasal dari agama mereka, padahal sama
sekali bukan dari agama. Hikayat-hikayat yang diceritakan
tentang Al-Khidir hanyalah rekayasa manusia dan tidak
diturunkan oleh Allah hujjah untuk itu.
Adapun mengenai pertanyaan: Apakah ia seorang Nabi atau
wali?
Para ulama berbeda pendapat mengenai hal itu. Tampaknya yang
lebih tepat Al-Khidir adalah seorang Nabi, sebagaimana
tercantum pada ayat yang mulia dari Surat Al-Kahfi, "... dan
bukanlah aku melakukannya menurut kemauanku sendiri ..."
(Q.s. Al-Kahfi: 82).
Perkataan itu adalah dalil bahwa ia melakukan itu
berdasarkan perintah Allah dan wahyu-Nya, bukan dari
dirinya. Lebih tepatnya dia adalah seorang Nabi bukan wali.
Ta'ala dalam Surat Al-Kahfi, yaitu sebagai teman sayidina
Musa as. Dimana Nabi Musa as. belajar kepadanya.
Al-Khidir mensyaratkan kepadanya agar bersabar. Maka Musa
menyanggupinya. Al-Khidir berkata, "Bagaimana kamu dapat
bersabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang hal itu?" Al-Khidir tetap menyertai Musa.
Ia adalah seorang hamba yang diberi rahmat oleh Allah dan
ilmu dari sisi-Nya. Musa terus berjalan bersamanya dan
melihat Al-Khidir telah melobangi perahu. Maka Musa berkata,
"Apakah engkau melubanginya supaya penumpangnya tenggelam?"
Cerita selanjutnya telah disebutkan dalam Surat Al-Kahfi.
Musa merasa heran atas perbuatannya, hingga Al-Khidir
menerangkan kepadanya sebab-musabab dari perbuatan yang
dilakukan itu. Pada akhir pembicaraannya, Al-Khidir berkata,
"Bukanlah aku melakukan itu menurut kemauanku sendiri.
Demikian itu adalah penjelasan dari perbuatan-perbuatan yang
kamu tidak dapat bersabar atasnya." Maksudnya, semua
perbuatan itu hanyalah karena kemauan Allah Ta'ala.
Sebagian orang berkata tentang Al-Khidir:
Ia hidup sesudah Musa hingga zaman Isa, kemudian zaman Nabi
Muhammad saw, ia sekarang masih hidup, dan akan hidup hingga
Kiamat. Ditulis orang kisah-kisah, riwayat-riwayat dan
dongeng-dongeng bahwa Al-Khidir menjumpai si Fulan dan
memakaikan kirqah (pakaian) kepada si Fulan dan memberi
pesan kepada si Fulan.
Sama sekali tidak adil pendapat yang mengatakan bahwa
Al-Khidir masih hidup - sebagaimana anggapan sementara orang
- tetapi sebaliknya, ada dalil-dalil dari Al-Qur'an, Sunnah,
akal dan ijma, diantara para ulama dari ummat ini bahwa
Al-Khidir sudah tiada.
Saya anggap cukup dengan mengutip keterangan dari kitab
Al-Manaarul Muniif fil-Haditsish-Shahih wadl-Dla'if
karangan Ibnul Qayyim.
Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan dalam kitab itu
ciri-ciri dari hadis maudlu, yang tidak diterima dalam
agama. Diantara cirinya ialah "hadis-hadis yang menceritakan
tentang Al-Khidir dan kehidupannya." Semuanya adalah dusta.
Tidak satu pun hadis yang shahih.
Di antara hadis maudlu, itu ialah hadis yang berbunyi:
"Bahwa Rasulullah saw. sedang berada di masjid, ketika itu
beliau mendengar pembicaraan dari arah belakangnya. Kemudian
beliau melihat, ternyata ia adalah Al-Khidir."
Juga hadis, "Al-Khidir dan Ilyas berjumpa setiap tahun." Dan
hadis, "Jibril, Mikail dan Al-Khidir bertemu di Arafah."
Ibrahim Al-Harbi ditanya tentang umur Al-Khidir yang panjang
dan bahwa ia masih hidup. Maka beliau menjawab "Tidaklah ada
yang memasukkan paham ini kepada orang-orang, kecuali
setan."
Imam Bukhari ditanya tentang Al-Khidir dan Ilyas, apakah
keduanya masih hidup? Maka beliau menjawab, "Bagaimana hal
itu terjadi?" Nabi saw. telah bersabda, "Tidaklah akan hidup
sampai seratus tahun lagi bagi orang-orang yang berada di
muka bumi ini." (H.r. Bukhari-Muslim) .
Banyak imam lainnya yang ketika ditanya tentang hal itu,
maka mereka menjawab dengan menggunakan Al-Qur'an sebagai
dalil:
"Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun
sebelum kamu (Muhammad), maka jika kamu mati apakah mereka
akan kekal?" (Q.s. Al-Anbiyaa': 34).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ditanya tentang
hal itu, maka ia menjawab, "Andaikata Al-Khidir masih hidup,
tentulah ia wajib mendatangi Nabi saw. dan berjihad
bersamanya, serta belajar darinya." Nabi saw. telah bersabda
ketika perang Badar, "Ya Allah, jika pasukan ini binasa,
niscaya Engkau tidak disembah di bumi."
Pada waktu itu mereka berjumlah 313 orang laki-laki yang
dikenal dengan nama-nama mereka, nama-nama dari bapak-bapak
mereka dan suku-suku mereka. Maka, di manakah Al-Khidir pada
waktu itu?
Al-Qur'an dan Sunnah serta pembicaraan para peneliti ummat
menyangkal masih adanya kehidupan Al-Khidir seperti anggapan
mereka. Sebagaimana firman Allah swt. di atas.
Jika Al-Khidir itu manusia, maka ia tidak akan kekal, karena
hal itu ditolak Al-Qur'anul Karim dan Sunnah yang suci.
Seandainya ia masih hidup, tentulah ia datang kepada Nabi
saw. Nabi saw. telah bersabda, "Demi Allah, andaikata Musa
masih hidup, tentu ia akan mengikuti aku." (H.r. Ahmad, dari
Jabir bin Abdullah) .
Jika Al-Khidir seorang Nabi, maka ia tidak lebih utama
daripada Musa as, dan jika seorang wali, tidaklah ia lebih
utama daripada Abu Bakar r.a.
Apakah hikmahnya sehingga ia hidup hingga kini - sebagaimana
anggapan orang-orang - di padang luas, gurun dan
gunung-gunung? Apakah faedahnya syar'iyah maupun akliah di
balik ini? Sesungguhnya orang-orang selalu menyukai
cerita-ccrita ajaib dan dongeng-dongeng fantastis. Mereka
menggambarkannya menurut keinginan mereka, sedangkan hasil
dari imajinasinya, mereka gunakan sebagai baju keagamaan.
Cerita ini disebarkan diantara sebagian orang awam dan
mereka menganggapnya berasal dari agama mereka, padahal sama
sekali bukan dari agama. Hikayat-hikayat yang diceritakan
tentang Al-Khidir hanyalah rekayasa manusia dan tidak
diturunkan oleh Allah hujjah untuk itu.
Adapun mengenai pertanyaan: Apakah ia seorang Nabi atau
wali?
Para ulama berbeda pendapat mengenai hal itu. Tampaknya yang
lebih tepat Al-Khidir adalah seorang Nabi, sebagaimana
tercantum pada ayat yang mulia dari Surat Al-Kahfi, "... dan
bukanlah aku melakukannya menurut kemauanku sendiri ..."
(Q.s. Al-Kahfi: 82).
Perkataan itu adalah dalil bahwa ia melakukan itu
berdasarkan perintah Allah dan wahyu-Nya, bukan dari
dirinya. Lebih tepatnya dia adalah seorang Nabi bukan wali.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: nabi Khidir tidak diceritakan dalam bible
siapa itu khidir? orang mana?
baru denger..
muhammad ceritanya aneh-aneh semua
baru denger..
muhammad ceritanya aneh-aneh semua
SEGOROWEDI- BRIGADIR JENDERAL
- Posts : 43894
Kepercayaan : Protestan
Join date : 12.11.11
Reputation : 124
Re: nabi Khidir tidak diceritakan dalam bible
Pada zaman dahulu, Kidir, Guru Musa, memberi peringatan
kepada manusia. Pada hari tertentu, katanya, semua air
didunia yang tidak disimpan secara khusus akan lenyap.
Sebagai gantinya akan ada air baru, yang mengubah manusia
menjadi gila.
Hanya seorang yang menangkap makna peringatan itu. Ia
mengumpulkan air dan menyimpannya di tempat yang aman.
Ditunggunya saat yang di sebut-sebut itu.
Pada hari yang dipastikan itu, sungai-sungai berhenti
mengalir, sumur-sumur mengering. Melihat kejadian itu, orang
yang menangkap makna peringatan itupun pergi ketempat
penyimpanan dan meminum airnya.
Ketika dari tempat persembunyiannya itu ia menyaksikan air
terjun kembali memuntahkan air, orang itu pun menggabungkan
dirinya kembali dengan orang-orang lain. Ternyata mereka itu
kini berpikir dan berbicara dengan cara sama sekali lain
dari sebelumnya; mereka tidak ingat lagi apa yang pernah
terjadi, juga tidak ingat sama sekali bahwa pernah mendapat
peringatan. Ketika orang itu mencoba berbicara dengan
mereka, ia menyadari bahwa ternyata mereka telah
menganggapnya gila. Terhadapnya, mereka menunjukkan rasa
benci atau kasihan, bukan pengertian.
Mula-mula orang itu tidak mau minum air yang baru; setiap
hari ia pergi ke tempat persembunyiannya, minum air
simpanannya. Tetapi, akhirnya ia memutuskan untuk meminum
saja air baru itu; ia tidak tahan lagi menderita kesunyian
hidup; tindakan dan pikirannya sama sekali berbeda dengan
orang-orang lain. Ia meminum air baru itu, dan menjadi
seperti yang lain-lain. Ia pun sama sekali melupakan air
simpanannya, dan rekan rekannya mulai menganggapnya sebagai
orang yang baru saja waras dari sakit gila.
Catatan
Orang yang dianggap menciptakan kisah ini, Dhun-Nun, seorang
Mesir (meninggal tahun 860), selalu dihubung-hubungkan
dengan suatu bentuk Perserikatan Rahasia. Ia adalah tokoh
paling awal dalam sejarah Kaum Darwis Malamati, yang oleh
para ahli Barat sering dianggap memiliki persamaan yang erat
dengan keahlian anggota Persekutuan Rahasia. Konon, Dhun-Nun
berhasil menemukan arti hieroglip Firaun.
Versi ini dikisahkan oleh Sayid Sabir Ali-Syah, seorang
ulama Kaum Chishti, yang meninggal tahun 1818.
kepada manusia. Pada hari tertentu, katanya, semua air
didunia yang tidak disimpan secara khusus akan lenyap.
Sebagai gantinya akan ada air baru, yang mengubah manusia
menjadi gila.
Hanya seorang yang menangkap makna peringatan itu. Ia
mengumpulkan air dan menyimpannya di tempat yang aman.
Ditunggunya saat yang di sebut-sebut itu.
Pada hari yang dipastikan itu, sungai-sungai berhenti
mengalir, sumur-sumur mengering. Melihat kejadian itu, orang
yang menangkap makna peringatan itupun pergi ketempat
penyimpanan dan meminum airnya.
Ketika dari tempat persembunyiannya itu ia menyaksikan air
terjun kembali memuntahkan air, orang itu pun menggabungkan
dirinya kembali dengan orang-orang lain. Ternyata mereka itu
kini berpikir dan berbicara dengan cara sama sekali lain
dari sebelumnya; mereka tidak ingat lagi apa yang pernah
terjadi, juga tidak ingat sama sekali bahwa pernah mendapat
peringatan. Ketika orang itu mencoba berbicara dengan
mereka, ia menyadari bahwa ternyata mereka telah
menganggapnya gila. Terhadapnya, mereka menunjukkan rasa
benci atau kasihan, bukan pengertian.
Mula-mula orang itu tidak mau minum air yang baru; setiap
hari ia pergi ke tempat persembunyiannya, minum air
simpanannya. Tetapi, akhirnya ia memutuskan untuk meminum
saja air baru itu; ia tidak tahan lagi menderita kesunyian
hidup; tindakan dan pikirannya sama sekali berbeda dengan
orang-orang lain. Ia meminum air baru itu, dan menjadi
seperti yang lain-lain. Ia pun sama sekali melupakan air
simpanannya, dan rekan rekannya mulai menganggapnya sebagai
orang yang baru saja waras dari sakit gila.
Catatan
Orang yang dianggap menciptakan kisah ini, Dhun-Nun, seorang
Mesir (meninggal tahun 860), selalu dihubung-hubungkan
dengan suatu bentuk Perserikatan Rahasia. Ia adalah tokoh
paling awal dalam sejarah Kaum Darwis Malamati, yang oleh
para ahli Barat sering dianggap memiliki persamaan yang erat
dengan keahlian anggota Persekutuan Rahasia. Konon, Dhun-Nun
berhasil menemukan arti hieroglip Firaun.
Versi ini dikisahkan oleh Sayid Sabir Ali-Syah, seorang
ulama Kaum Chishti, yang meninggal tahun 1818.
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Similar topics
» Isra Mi'raj Nabi Muhammad termuat dalam Bible
» Nabi Isa/Nabi Yesus dalam KEIMANAN KRISTIANI
» nabi khidir antara hidup dan mati
» Zaman nabi Muhammad kaum Nasrani memang sudah suka melakukan bid'ah-bid'ah yang tidak pernah disyariatkan nabi Isa
» Pembela Kristen:debat tentang dosa Nabi-Nabi dalam Alkitab
» Nabi Isa/Nabi Yesus dalam KEIMANAN KRISTIANI
» nabi khidir antara hidup dan mati
» Zaman nabi Muhammad kaum Nasrani memang sudah suka melakukan bid'ah-bid'ah yang tidak pernah disyariatkan nabi Isa
» Pembela Kristen:debat tentang dosa Nabi-Nabi dalam Alkitab
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik