FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

pola hidup islam Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

pola hidup islam Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

pola hidup islam

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

pola hidup islam Empty pola hidup islam

Post by keroncong Thu Jan 26, 2012 4:25 pm

siapapun, yang namanya manusia di dunia ini, pasti dia akan menjalani fase lahir, hidup, lalu mati. Dalam mengarungi kehidupan di dunia ini, sekalipun sesama manusia, antara individu yang satu dengan yang lain, atau antara kelompok manusia yang satu dengan kelompok manusia yang lain, bisa jadi memiliki pola hidup yang saling berbeda. Sebab kehidupan seorang manusia, sikap, ucapan, dan tindakannya dipengaruhi oleh pemahaman hidup yang dimilikinya. Orang yang punya pemahaman atau anggapan bahwa hidup ini adalah ibadah kepada Allah SWT baik dalam arti sempit atau luas, maka pola hidupnya jelas akan menggambarkan bahwa dia mengabdikan seluruh waktunya, pikirannya, tenaganya, dirinya, dan harta bendanya untuk ketundukan kepada Allah SWT. Dia akan berdisiplin dengan syariah Allah SWT.
Sebaliknya, orang yang punya pemahaman dan anggapan bahwa Tuhan telah membebaskan dirinya untuk mengatur hidupnya sendiri, dia akan cuek dengan ajaran dan aturan syariah Allah SWT. Dia merasa sudah di jalur yang benar manakala sesuai dengan aturan yang dibuatnya sendiri. Dan kalau nafsu berkuasanya yang mendominir hidupnya, maka dia cenderung membuat peraturan-peraturan yang menjaga kekuasaannya. Ibarat seorang raja dalam monarki absolut, dia akan selalu membuat peraturan: pasal 1 raja tidak pernah bersalah, lalu pasal 2 bilamana raja melakukan kesalahan, lihat pasal 1.
Sedangkan orang yang punya pemahaman atau anggapan bahwa hidup itu nggak usah macam-macam, yang penting berbuat baik pada orang lain dan menjaga keharmonisan, maka sikap, ucapan, dan tindakannya cenderung menyesuaikan diri dengan arus yang sedang berlaku di masyarakat. Kalau umumnya masyarakat sholat, dia ikut sholat. Waktu teman-temannya suka pelesir ke Paris atau Hawai, dia tidak mau ketinggalan. Waktu teman-temannya banyak yang umroh atau pergi haji, dia pun mendaftarkan diri ke travel untuk haji/umroh, hitung-hitung sambil piknik ke Makkah dan Madinah, pulang dapat gelar pak haji. Ketika teman-temannya pada pesta tahun baruan, ia pun tidak enak kalau tidak muncul. Inilah cara hidup yang aman, pikirnya.
Bagaimana pola hidup menurut ajaran agama Islam? Islam mengajarkan polah hidup 5I, yaitu : Iman, Islam, Ihsan, Ikhlas, dan Istiqamah. Bagaimana kejelasannya, tulisan ini menguraikannya.

Iman sebagai pandangan hidup
Ketika Nabi saw. di hadapan para sahabatnya ditanya Jibril yang mewujud sebagai seorang lelaki berbaju putih tentang iman, beliau saw. menjawab:
اَنْ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَ كُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَ الْيَوْمِ اْلآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ
Anda beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kita-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir dan and aberiman kepada qadar (taqdir-Nya0 yang baik maupun yang buruk (lihat An Nawawy, Riyadlus Shalihin, bab Muraaqabah).
Jawaban rasulullah saw. itu adalah rukun iman. Tentu iman sebagai suatu bentuk pembenaran yang pasti terhadap ajaran Islam bukan hanya itu. Banyak sekali cabang-cabang iman sebagaimana dijelaskan dalam hadits lain.
Juga, rukun iman di atas mesti dipahami sebagai pemikiran menyeluruh tentang kehidupan dunia, perkara sebelum dunia, dan perkara sesudahnya, serta hubungan antara kehidupan di dunia dengan perkara sebelum dan sesudah dunia. Bahwa Allah SWT yang menjadi The Creator di balik adanya manusia, kehidupan, dan alam semesta ini, dan Dia selain menciptakan juga membuat aturan untuk manusia dan alam semesta. Dia menurunkan Al Quran sebagai peraturan hidup manusia di dunia dan mengutus Rasulullah saw. untuk menjelaskan dan menerapkan peraturan-Nya. Juga Dia di hari kiamat kelak bakal meminta pertanggungjawaban manusia atas kesesuaian jalan hidup yang mereka tempuh dengan peraturan-Nya. Keimanan seperti inilah yang akan menjadi pandangan hidup seorang muslim dan akan membuat hidupnya lebih produktif. Karena pada hakikatnya hari kehari dari hidupnya adalah bersikap, berkata, dan bertindak untuk mengumpulakan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan di hari kiamat.

Islam sebagai peraturan hidup
Ketika Nabi ditanya tentang Islam, beliau saw. menjawab:
اَلإِسْلاَمُ اَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَ تُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً
Islam adalah anda mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu Rasul Allah, menegakkan sholat, membayar zakat, berpuasa Ramadhan, dan pergi haji ke baitullah jika anda mampu menempuh jalannya. (lihat An Nawawy, idem). Apa yang dijawab Rasulullah saw. adalah merupakan dasar Islam sebagaimana diterangkan dalam hadits lain. Artinya, Islam itu tidak terbatas pada perkara yang lima di atas. Yang lima di atas harus kuat tertanam dalam diri seorang muslim sebagai pondasi yang kuat dari bangunan Islam yang harus dia wujudkan dalam dirinya. Sebab, hadits-hadits lain maupun ayat-ayat Al Quran menerangkan bahwa kewajiban dan peraturan hidup Islam itu menyangkut seluruh aspek kehidupan. Mulai dari tatacara bersuci (thaharah) dan menghias diri dengan budi pekerti, makan minum, berpakaian, pergaulan pria wanita, mencari nafkah, mengelola harta, menuntut ilmu, berjual beli dan bemuamalah lainnya, yang merpukan aktivitas individu, hingga aktivitas dan tanggung jawab negara dalam menjamin kebutuhan kolektif warga negara dalam memberikan pendidikan, kesehatan, dan kemanan secara gratis, membangun industri, penerapan hukum syariah dan sanksi-sanksinya, serta menyusun angkatan bersenjata (reguler maupun cadangan) yang bertanggung jawab atas jihad fi sabilillah sebagai usaha perlindungan negara dan dakwah Islam.

Ihsan sebagai sistem kontrol diri
Ketika ditanya tentang ihsan, Rasulullah saw. menjawab:
أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Anda beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya, dan jika anda tidak dapat melihat Allah, maka sesungguhnya Allah melihat anda. (lihat An Nawawy, idem).
Kesadaran bahwa kita adalah makhluk dan hamba Allah sangat penting dalam hidup ini sehingga seorang muslim dapat mantap dalam menjalani kehidupan. Ketika seorang dengan sadar melaksanakan aktivitas apapun dalam hidup bahwa dia sedang berhadapan dengan Allah dan mempersembahkan selurh karya hidupnya untuk Allah Yang Maha Agung, dia akan berusaha mempersembahkan yang terbaik. Dan dia akan mengerahkan seluruh daya upaya yang dimilikinya, terlebih dia yakin bahwa Allah pasti menolongnya. Juga kesadaran hubungannya dengan Allah itu akan membuat dia senantiasa berjalan di jalur yang ditentukan Allah SWT. Dia tidak akan mengambil jalur lain sekalipun kelihatan akan memperlancarnya sampai ke target yang ditujunya. Kesadaran inilah yang dimiliki Rasulullah saw. dan para sahabatnya dalam menghadapi segala tantangan yang mereka jumpai dalam kehidupan yang penuh dengan perjuangan hidup dan mati. Dalam situasi dikepung musuh, seperti yang terjadi di perang Ahzab, mereka justru tambah tenang sambil berucap: Hasbunallah wanikmal wakil, Cukuplah Allah menjadi sebaik-baik pelindung kami!

Ikhlash sebagai pemurni tujuan
Setiap langkah dalam hidup ini pasti punya tujuan. Dan tujuan tertinggi dari seluruh langkah hidup seorang muslim tentunya adalah mencapai ridla Allah SWT. Tidak bakal mencapai tujuan dari segala tujuan tersebut kalau orang tidak ikhlas dalam cita-cita maupun langkahnya. Kalau seorang muslim masih memiliki motovasi selain karena Allah dalam langkah-langkah hidupnya, pasti dia akan jatuh di tengah jalan. Kalau seorang muslim masih punya keinginan-keinginan selain mendapat ridlo Allah dan apa yang dibenarkan oleh syara’, maka ia pun akan kandas di tengah jalan. Oleh karenanya, khalifah Umar senantiasa berdoa:
اَللّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلِيْ كُلِّهِ صَالِحًا، وَاجْعَلْهُ لِوَجْهِكَ خَالِصًا، وَلاَتَجْعَلْ ِلأَحَدٍ فِيْهِ شَيْئًا
Ya Allah, jadikanlah semua amalku manjadi amal shalih, dan jadikanlah amalku hanya untuk-Mu semata, dan janganlah Engkau jadikan amalku itu untuk seseorang (selain Engkau) sedikitpun!

Istiqamah dalam segala situasi dan kondisi
Tatkala diminta oleh Sufyan bin Abdullah ats Tsaqafi untuk memberikan wasiat buat dipegangnya, Nabi saw. menjawab:
قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ، ثُمَّ اسْتَقِمْ
Katakanlah : Aku beriman, lalu tetaplah istiqamah (lurus) memegangi keimanan itu.(HR. Muslim).
Imam Nawawi dalam kitab Riyadlus Shalihin menerangkan maksud kalimat Rasulullah saw. itu adalah : Perbaharuilah imanmu dengan penuh kesadaran, dengan bentuk ucapan yang disertai pengertian dan tanggung jawab atas pengakuan ucapan tersebut.
Sikap istiqomah itu itu merupakan perintah Allah kepada Rasul-Nya. Dia SWT berfirman:
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(QS. Huud 112).

Khatimah
Sikap istiqamah adalah perangkai dan pensolid dari keempat I sebelumnya. Sebab, istiqamah itu maknanya adalah menetapi keimanan yang telah diyakini dan diikrarkan itu. Istiqamah juga berarti tetap memegang hukum Islam dari a sampai z, memegang Islam secara utuh dan menyeluruh, secara kaffah, dengan dasar keimanan. Istiqamah juga berarti tetap senantiasa merasakan dan meyakini kesadaran hubungan dirinya dengan Allah SWT yang senantiasa memonitor dirinya dalam segala situasi dan kondisi. Istiqamah juga berarti dia tetap senantiasa berpegang pada satu tekad bahwa tujuan dari seluruh amalnya yang didasari keimanan, dan disesuaikan dengan aturan Islam, serta dilaksanakan dengan kesadaran hubungannya dengan Allah SWT, itu semua adalah dalam rangka murni untuk mencari keridloan Allah. Titik. Itulah pola hidup muslim yang wajib dia bawa sampai akhir hayatnya agar dia sukses di dunia maupun di akhirat. Wallahua’lam!
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik