Wakil Ketua DPR: Dana Bantuan Parpol Jangan Dipakai Beli Atribut

Taufik Kurniawan (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)

Partai politik dapat rezeki nomplok dari pemerintah dengan ditingkatkannya dana bantuan dari APBN untuk partai politik. Tak tanggung-tanggung, kenaikan mencapai 10 kali lipat dari dana yang memang setiap tahun diterima partai.

Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan, meminta agar bantuan keuangan untuk partai politik itu tidak digunakan untuk membeli atribut-atribut partai politik. Akan tetapi digunakan untuk meng-upgrade kapasitas kader-kader sebagaimana tujuan dana bantuan parpol.

"Jangan digunakan untuk membeli atribut, untuk kaos, stiker atau spanduk, tetapi lebih digunakan dalam konteks softwarenya bagi calon pemimpin bangsa dalam hal ini partai politik sebagai pilar demokrasi," ujar Taufik di Komplek DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/8)

Salah satu yang direkomendasikan Taufik adalah dengan melakukan matrikulasi pendidikan politik terhadap calon anggota legislatif maupun eksekutif dari partai politik. Hal itu mengingat tahun 2018 sudah masuk Pilkadka di 171 daerah, lalu 2019 digelar Pileg dan Pilpres secara serentak

"Misalnya matrikulasi untuk menyatukan pemahaman calon legislatif dan calon-calon eksekutif kita perlu pendidikan politik," cetusnya.

Bantuan keuangan untuk partai politik sebelumnya memang bernilai Rp 1.000 per suara, namun di era Presiden SBY diturunkan menjadi Rp 108 untuk efisiensi anggaran negara. Mendagri Tjahjo Kumolo lalu memperjuangkan lagi agar menjadi Rp 1.000.

Akhirnya, lewat revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 2009 itu, dana bantuan naik 10 kali lipat. Kenaikan itu otomatis menjadi beban baru bagi APBN, karena semula negara hanya mengeluarkan Rp 13,42 miliar menjadi Rp 124,92 miliar.

"Itu kan surat dari Menteri Dalam Negeri berdasarkan peraturan pemerintah, berdasarkan undang-undang parpol sebelumnya. Jadi nanti kita proses saja," ucap Menkeu Sri Mulyani di Istana Negara, Jakarta, Senin (28/8).


Infografis Dana Parpol Naik (Foto: Faisal Nu'man/kumparan)

Reporter: Ferio Pristiawan

Sumber