(Kyai Sogol) Bid’ah Maulid Nabi
Halaman 1 dari 1 • Share
(Kyai Sogol) Bid’ah Maulid Nabi
https://seword.com/motivasi/kyai-sogol-bidah-maulid-nabi/
“Lakonana klawan sabaraning kalbu, Lamun obah niniwasi, Kasusupan setan gundhul, Ambebidung nggawa kendhi, Isine rupiah kethon. Segala sesuatu itu harus dijalankan dengan sabar. Sebab ketika orientasi hidup berubah maka akan menderita kehancuran. Jiwa akan kerasukan tuyul yang datang untuk meniupkan keinginan meraih harta lebih banyak dengan cara yang tidak benar. kecintaan pada harta meskipun kita berkata itu adalah anugerah,tetap saja harta akan menggeser tujuan hidup.
Jangan kita menjadi tuyul dengan menjual agama,berbisnis atas nama agama.Karena tuyul itu bentuk lucu dan menggemaskan dari benda yang bernama uang. “
Sambil membetulkan sarung,kyai melanjutkan “ Peringatan Maulid memang tidak ada dan tidak diajarkan oleh Kanjeng Nabi dan para sahabat tetapi tidak ada kesalahan bagi mereka yang ingin bergembira karena nikmat agama yang dibawa oleh beliau. Dan kebahagiaan itu diluapkan pada hari kelahirannya. Para pendahulu agama ini pun mencoba menghadirkan suasana ketuhanan dalam setiap peringatan dari budaya yang boleh jadi sudah ada sebelum para kyai dilahirkan. Mereka memberi makna pada setiap simbol yang menjadi unsur peringatan. Sekaten adalah salah satu upaya untuk menghadirkan suasana ketuhanan dari sekedar acara hura-hura. ”
“salah satu lagu Jawa yang dibawakan saat Sekaten adalah Lompong Keli.Menurut saya pribadi,lompong ini adalah daun.Dan keli itu berarti hanyut terbawa air.Apa kamu tahu maknanya,Bathuk?” tanya kyai.
Bathuk hanya terdiam.
“Lakonana klawan sabaraning kalbu, Lamun obah niniwasi, Kasusupan setan gundhul, Ambebidung nggawa kendhi, Isine rupiah kethon. Segala sesuatu itu harus dijalankan dengan sabar. Sebab ketika orientasi hidup berubah maka akan menderita kehancuran. Jiwa akan kerasukan tuyul yang datang untuk meniupkan keinginan meraih harta lebih banyak dengan cara yang tidak benar. kecintaan pada harta meskipun kita berkata itu adalah anugerah,tetap saja harta akan menggeser tujuan hidup.
Jangan kita menjadi tuyul dengan menjual agama,berbisnis atas nama agama.Karena tuyul itu bentuk lucu dan menggemaskan dari benda yang bernama uang. “
Sambil membetulkan sarung,kyai melanjutkan “ Peringatan Maulid memang tidak ada dan tidak diajarkan oleh Kanjeng Nabi dan para sahabat tetapi tidak ada kesalahan bagi mereka yang ingin bergembira karena nikmat agama yang dibawa oleh beliau. Dan kebahagiaan itu diluapkan pada hari kelahirannya. Para pendahulu agama ini pun mencoba menghadirkan suasana ketuhanan dalam setiap peringatan dari budaya yang boleh jadi sudah ada sebelum para kyai dilahirkan. Mereka memberi makna pada setiap simbol yang menjadi unsur peringatan. Sekaten adalah salah satu upaya untuk menghadirkan suasana ketuhanan dari sekedar acara hura-hura. ”
“salah satu lagu Jawa yang dibawakan saat Sekaten adalah Lompong Keli.Menurut saya pribadi,lompong ini adalah daun.Dan keli itu berarti hanyut terbawa air.Apa kamu tahu maknanya,Bathuk?” tanya kyai.
Bathuk hanya terdiam.
risdianto- PRAJURIT
-
Age : 50
Posts : 14
Kepercayaan : Islam
Location : Boyolali
Join date : 28.11.16
Reputation : 9
Re: (Kyai Sogol) Bid’ah Maulid Nabi
ngomong2 tentang Maulid Nabi ....
daripada bikin thread baru .... saya numpang posting ya mas Risdi ... agak OOT dengan TS sih .... tapi ... ya itu tadi ... daripada bikin thread baru
daripada bikin thread baru .... saya numpang posting ya mas Risdi ... agak OOT dengan TS sih .... tapi ... ya itu tadi ... daripada bikin thread baru
Gus Mus: Jauhkan 'Allahu Akbar' dari Kesombongan!
KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) mengingatkan tentang pentingnya memaknai takbir "Allahu Akbar". Manusia amat kecil sekali di hadapan Allah karena itu tidak boleh sombong. Sebab itu, serunya, letakan takbir pada tempat yang suci dan jauh dari kesombongan.
Hal itu ia sampaikan saat memberi taushiyah dalam acara Maulid Akbar dan Istighotsah Qubro bertema "Mencintai Tanah Air Bagian dari Iman" yang diinisiasi oleh remaja Mushala ar-Ridho Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Selasa (17/1).
"Kenalilah dahulu Allah, jika ingin mengenal Allah," pesan Mustasyar PBNU ini kepada jamaah.
Gus Mus pun mengingatkan bahwa Indonesia adalah rumah, tempat mencari makan, dan tempat di mana kita dikebumikan. Sebab itu, ia mengajak kepada jamaah membangun rasa kepedulian terhadap tanah air yang tidak cukup dengan hanya meneriakkan takbir “Allahu Akbar” melainkan
dengan cara mendengarkan nasihat para ulama salafus shalih, membangun kesejahteraan sosial, memperkuat perekonomian, meningkatkan pertanian, dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya ilmu pengetahuan umum dan agama.
Peringatan Maulid Nabi ini dihadiri para tokoh setempat antara lain KH Abdul Muthi (Rais Syuriyah NU Kota Tangerang), Khoirul Huda (Ketua GP Ansor Kabupaten Tangerang), Bahruddin (Dosen STISNU Tangerang), H A. Zaini (anggota DPRD Banten), dan warga NU Kecamatan Sepatan.
A. Zaki Iskandar, Bupati Tangerang dalam sambutannya mengapresiasi antusiasme ribuan jamaah yang hadir pada kegiatan tersebut. Ia mengingatkan jamaah agar senantiasa menjalankan tradisi dan kearifan lokal yang baik di masyarakat karena hal itulah yang menjadikan Indonesia makin kuat dan tidak akan terkontaminasi oleh ideologi yang dapat merusak NKRI.
"Mulai dari tahlilan, mauludan, rajaban, dan tradisi tradisi shaleh para ulama, kita tidak boleh meninggalkannya, akan tetapi harus kita amalkan dan tradisikan sebagai syiar. Insyaallah, generasi kita (anak muda) akan terhindar dari bahaya radikalisme," ujarnya
dee-nee- LETNAN KOLONEL
-
Posts : 8645
Kepercayaan : Islam
Location : Jakarta
Join date : 02.08.12
Reputation : 182
Similar topics
» (Kyai Sogol) Burung Enggang
» bid'ahkah maulid nabi?
» khotbah maulid nabi
» hukum merayakan maulid nabi
» tinjauan terhadap maulid nabi
» bid'ahkah maulid nabi?
» khotbah maulid nabi
» hukum merayakan maulid nabi
» tinjauan terhadap maulid nabi
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik