Tafsir Al Baqarah 151
Halaman 1 dari 1 • Share
Tafsir Al Baqarah 151
Allah berfirman : "Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kalian seorang Rasul dari kalian membacakan ayat-ayat Kami dan mensucikan kalian dan mengajarkan kepada kalian Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mengajarkan kepada kalian apa yang tidak kalian ketahui." (QS. Al-Baqarah :151).
Keterangan :
Allah SWT telah mengutus Nabi-Nya sebagai rahmatan bagi alam semesta (QS. Al-Anbiya' : 107). Sehingga segala gerak-geriknya menjadi perhatian kita, karena keagungan akhlaknya (QS. Nur : 4). Dikarenakan dia dibimbing langsung Allah SWT Allah SWT (QS. Al-Imran : 159). Maka jelaslah sikapnya terhadap orang kafir dan terhadap sesama mukmin (QS. Al-Fath : 29). Dan cara yang ditempuhnya diarahkan dengan membawa kabar gembira dan peringatan (QS. Al-Ahzab : 45 - 46). Dalam kaitan topik diatas kita perlu mengkaji, mencermati dan meneladani sikap Rasulullah SAW di dalam meluruskan kesalahan seseorang. Sebab kita banyak mendapatkan perbedaan yang tajam di masyarakat dalam mengkaji kesalahan seseorang. Ada yang mengkaji kesalahan tersebut dengan kekerasan seperti menampar, memukul, dan sejenisnya, ada juga yang acuh tak acuh, tak ambil peduli, padahal sikap tersebut bisa menyebabkan kesalahan semakin fatal. Disinilah diperlukan kebijaksanaan yang intinya keadilan (Adil). Permusuhan ini tentu erat kaitannya dengan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses terus menerus dalam upaya mengembangkan kepribadian sampai ke tingkat kesempurnaan atau kematengan )lihat buku; Madkhal Ilat Tarbiyah fi Dhoil Islam, karangan Abdurrahman Al-Bani, hal. 7 - 13). Sedangkan pendidikan Islam merupakan upaya mengembangkan pemikiran, mengatur pola laku dan perasaan manusia dengan berbagai cara dan sarana berdasarkan agama Islam bertujuan mewujudkan tujuan-tujuan Islam berupa penghambaan kepada Allah dalam kehidupan pribadi dan masyarakat dalam segala aspek kehidupan (lihat buku: Ushul Tarbiyah Islamiyah, karangan Abdurrahman Amakhsi, hal. 27).
Berdasarkan ayat di atas bahwa Rasulullah SAW bertugas menyampaikan ayat-ayat Allah dan mensucikan (Tazkiyah) ummat Islam dari segala perangai busuk dan mengajarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Al-Qur'an menggunakan istilah tazkiyah (lihat juga QS. Al-Jum'ah : 12 dan Asy-Syams : 9). Yang digunakan istilah modern dengan tazkiyah. Dan hasil dari tazkiyah tersebut disebut Allah SWT Al-Qur'an, rabbaniyyin (lihat QS. Al-Imran : 79 dan 146, dan Al-Maidah : 44 dan 63).
Diantara bentuk tazkiyah (tarbiyah) itu adalah bagaimana cara Rasulullah SAW meluruskan kesalahan seseorang atau sekelompok orang sebagai upaya pendidikan untuk membentuk karakter orang muslim menjadi baik. Di bawah ini kami bawakan beberapa contoh :
Seseorang berkata kepada Rasulullah SAW : "Allah berkehendak dan engkaupun berkehendak, wahai Rasulullah! Rasulullah SAW mengingkari perkataannya : Apakah engkau jadikan aku tandingan Allah? Tetapi katakan, Allah sendiri yang berkehendak." (HR. Ahmad, Bukhari di Al-Adab Al-Mufrad, Ibnu Majah dan Baihaqi dengan sanad hasan).
Adi bin Hatim meriwayatkan ada seseorang yang berkhutbah di hadapan Rasulullah SAW seraya berkata : "Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dia telah berjalan yang benar dan barangsiapa bermaksiat kepada keduanya, maka sungguh dia telah sesat, sehingga Rasulullah SAW menegornya : Sungguh seburuk-buruk khatib adalah engkau. Katakan, barangsiapa bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya." (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasai, Baihaqi, Ahmad dan Thabrani).
Demikian pula, ketika beliau melihat seseorang yang salah dalam melaksanakan shalat karena terlalu cepat, maka beliau tegor dan diajarinya bagaimana shalat yang benar. (HR. Bukhari dan Muslim).
Keterangan :
Allah SWT telah mengutus Nabi-Nya sebagai rahmatan bagi alam semesta (QS. Al-Anbiya' : 107). Sehingga segala gerak-geriknya menjadi perhatian kita, karena keagungan akhlaknya (QS. Nur : 4). Dikarenakan dia dibimbing langsung Allah SWT Allah SWT (QS. Al-Imran : 159). Maka jelaslah sikapnya terhadap orang kafir dan terhadap sesama mukmin (QS. Al-Fath : 29). Dan cara yang ditempuhnya diarahkan dengan membawa kabar gembira dan peringatan (QS. Al-Ahzab : 45 - 46). Dalam kaitan topik diatas kita perlu mengkaji, mencermati dan meneladani sikap Rasulullah SAW di dalam meluruskan kesalahan seseorang. Sebab kita banyak mendapatkan perbedaan yang tajam di masyarakat dalam mengkaji kesalahan seseorang. Ada yang mengkaji kesalahan tersebut dengan kekerasan seperti menampar, memukul, dan sejenisnya, ada juga yang acuh tak acuh, tak ambil peduli, padahal sikap tersebut bisa menyebabkan kesalahan semakin fatal. Disinilah diperlukan kebijaksanaan yang intinya keadilan (Adil). Permusuhan ini tentu erat kaitannya dengan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses terus menerus dalam upaya mengembangkan kepribadian sampai ke tingkat kesempurnaan atau kematengan )lihat buku; Madkhal Ilat Tarbiyah fi Dhoil Islam, karangan Abdurrahman Al-Bani, hal. 7 - 13). Sedangkan pendidikan Islam merupakan upaya mengembangkan pemikiran, mengatur pola laku dan perasaan manusia dengan berbagai cara dan sarana berdasarkan agama Islam bertujuan mewujudkan tujuan-tujuan Islam berupa penghambaan kepada Allah dalam kehidupan pribadi dan masyarakat dalam segala aspek kehidupan (lihat buku: Ushul Tarbiyah Islamiyah, karangan Abdurrahman Amakhsi, hal. 27).
Berdasarkan ayat di atas bahwa Rasulullah SAW bertugas menyampaikan ayat-ayat Allah dan mensucikan (Tazkiyah) ummat Islam dari segala perangai busuk dan mengajarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Al-Qur'an menggunakan istilah tazkiyah (lihat juga QS. Al-Jum'ah : 12 dan Asy-Syams : 9). Yang digunakan istilah modern dengan tazkiyah. Dan hasil dari tazkiyah tersebut disebut Allah SWT Al-Qur'an, rabbaniyyin (lihat QS. Al-Imran : 79 dan 146, dan Al-Maidah : 44 dan 63).
Diantara bentuk tazkiyah (tarbiyah) itu adalah bagaimana cara Rasulullah SAW meluruskan kesalahan seseorang atau sekelompok orang sebagai upaya pendidikan untuk membentuk karakter orang muslim menjadi baik. Di bawah ini kami bawakan beberapa contoh :
Seseorang berkata kepada Rasulullah SAW : "Allah berkehendak dan engkaupun berkehendak, wahai Rasulullah! Rasulullah SAW mengingkari perkataannya : Apakah engkau jadikan aku tandingan Allah? Tetapi katakan, Allah sendiri yang berkehendak." (HR. Ahmad, Bukhari di Al-Adab Al-Mufrad, Ibnu Majah dan Baihaqi dengan sanad hasan).
Adi bin Hatim meriwayatkan ada seseorang yang berkhutbah di hadapan Rasulullah SAW seraya berkata : "Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dia telah berjalan yang benar dan barangsiapa bermaksiat kepada keduanya, maka sungguh dia telah sesat, sehingga Rasulullah SAW menegornya : Sungguh seburuk-buruk khatib adalah engkau. Katakan, barangsiapa bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya." (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasai, Baihaqi, Ahmad dan Thabrani).
Demikian pula, ketika beliau melihat seseorang yang salah dalam melaksanakan shalat karena terlalu cepat, maka beliau tegor dan diajarinya bagaimana shalat yang benar. (HR. Bukhari dan Muslim).
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: Tafsir Al Baqarah 151
jika memungkinkan solat itu jangan terlalu cepat juga jangan terlalu lambat, tapi jika ada diantara jamaah yang sudah uzur usia, akan lebih baik jika agak sedikit dipercepat solatnya
njlajahweb- BANNED
-
Posts : 39612
Kepercayaan : Protestan
Location : banyuwangi
Join date : 30.04.13
Reputation : 119
Similar topics
» Tafsir Al Baqarah 155
» Tafsir Al Baqarah 3
» Tafsir Al Baqarah 208
» tafsir al Baqarah 159-160
» tafsir al Baqarah 183
» Tafsir Al Baqarah 3
» Tafsir Al Baqarah 208
» tafsir al Baqarah 159-160
» tafsir al Baqarah 183
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik